All Chapters of SORRY MY HUSBAND : Chapter 11 - Chapter 20
59 Chapters
Bab 11 Hinaan Telak
Di sebuah kamar bernuansa putih, Rena tengah duduk di depan cermin dengan dress seksi berwarna merah nyala membalut tubuhnya yang langsing. Terdapat belahan sampai paha di kaki kirinya dan membuat kulit putih begitu kontras terlihat. Maida datang menghampiri sambil membawa sisir dan dalam diam menyisir rambut Rena yang panjang. Lewat cermin dia melihat wajah Rena yang telah dipoles dengan make up tebal dengan pakaian seksi membuat dirinya pantas disebut wanita jalang di mana dua bukit kembarnya terlihat menonjol seolah akan tumpah. Rena nampak tertegun dengan raut wajah sedih yang bisa Maida lihat dengan jelas."Apa aku ajak bicara saja, ya?" suara hati Maida ragu untuk mengajak bicara Rena sambil terus menyisir rambutnya yang berwarna coklat.Terdengar helaan nafas ya
Read more
Bab 12 Pengacau
Mata Anin membulat, begitu pula dengan semua orang yang ada di kamar tersebut. Mereka tak menyangka jika Tanaya tega memukul anaknya di depan semua orang."Tante, sudahlah. Jangan marah-marah nanti darah tinggi bisa kumat!" ucap Dilara yang mendekat pada Tanaya dan sangat tajam memandang Anin tengah memegang pipinya karena terasa panas."Anak ini sudah keterlaluan. Makin hari semakin membantah dan cari ribut saja!" sahut Tanaya kesal dan sudah lelah akan tingkah Anin yang tak terkendali. Anin tak menimpali. Matanya ikut menatap tajam pada Dilara yang tengah menjadi pahlawan kesiangan bagi dirinya."Terserah Mama bilang apa! Aku tak perduli!" ucap Anin tajam dan pergi meninggalkan kamar itu sambi
Read more
Bab 13 Mencari Informasi Lewat Sahabat
Sejam kemudian, Jeff tiba di Amara Cafe yang mana adalah milik salah satu sahabat Jeff saat SMA dan telah menikah. Terlihat seorang wanita muda berambut pendek dengan dress berwarna biru langit tengah duduk ditemani segelas kopi dan beberap cup cake di hadapannya. Matanya terlihat sedang memandangi keramaian di luar cafe dari jendela yang nampak ramai oleh kendaraan. Di saat matanya sibuk dengan segala pikiran yang ada, terdengar suara dan mengalihkan pandangannya melihat Jeff berjalan menghampiri."Maaf sudah membuatmu menunggu lama," ucap Jeff yang sudah berada di hadapan Deska. Menatap Jeff yang ada di depannya kini, senyum Deska terukir manis dan membalas sapaannya."Tidak apa-apa. Aku juga belum lama tiba," sahut Deska cepat.
Read more
Bab 14 Maafkan aku
Rena sedang duduk di kamar. Dia memandang dirinya dengan raut wajah menjijikkan. Pakaian yang dia kenakan terlihat begitu terbuka di mana bagian dadanya menyembul keluar seolah ingin tumpah dengan belahan dress yang menampakkan paha mulusnya yang selama ini hanya dia tunjukkan untuk Jeff. Senyum kecut terukir di bibirnya yang merasa jijik dengan dirinya kini, terlebih beberapa jam lalu dia harus rela disentuh dengan mesra oleh pria yang bukan suaminya, Hakan. Ya, Hakan menjadi pria yang sedikit beruntung karena mendapat kesempatan menyentuh tubuh indah Rena demi  peran yang disematkan oleh Tanaya padanya. Meskipun pada awalnya Dilara menolak perintah itu, tapi dengan terpaksa Dilara merelakan Hakan yang selaku kekasihnya untuk bermesraan dengan Rena di atas ranjang dan seharusnya dia yang melakukan hal tersebut dengan Hakan karena kekasihnya.
Read more
Bab 15 Jalan Raflesia
Sekitar jam 7 malam, Alexnaria dan Bebek akhirnya berangkat menuju alamat yang diberikan oleh Maida untuk mengantarkan beberapa potong pakaian dimintanya. Menempuh perjalanan sekitar 1 jam dengan motor, mereka tiba di sebuah perumahan mewah. Mereka menyusuri jalan dengan laju motor yang sedang dengan kepala keduanya menoleh sisi kiri kanan membaca setiap nama jalan dan nomor urut rumah. Sekitar lima menit kemudian, tibalah mereka di jalan Raflesia."Depan jalan Raflesia, tuh, Bek!" seru Alex sambil menepuk bahu Bebek tanpa mengangkatnya."Meluncurrrrr!" sahut Bebek mempercepat sedikit laju motornya.Mata keduanya kembali menghitung nomor urut rumah yang berjajar rapi di mana terdapat pos keamana
Read more
Bab 16 Negosiasi Dengan Musuh
Alex dan Bebek saling berpandangan, di mana Alex belum naik ke motor dan masih berdiri di samping. Keduanya tentu merasa aneh dengan secarik kertas yang ditinggalkan Maida dan diberikan sembunyi-sembunyi pada Alex. Keduanya menoleh bersamaan ke pintu gerbang yang tertutup rapat."Aneh," gumam Bebek memecah kesunyian antara mereka.Mata Alex beralih kembali menatap secarik kertas itu yang belum dia buka. Jujur saja, hatinya berubah gelisah dan cemas. Hatinya juga takut untuk membuka kertas itu dan membaca isinya. Melihat raut wajah Alex yang sedikit ragu membuat Bebek menepuk bahu dan menyadarkan Alex kembali dari lamunan sesaatnya."Kita cari tempat aman baru dibaca. Ada CCTV, Lex!" gumam Bebek
Read more
Bab 17 Amplop Coklat
Membelah jalan ibu kota yang nampak ramai dan tak terlalu macet, Rena melajukan mobilnya perlahan menyusuri jalan menuju rumah yang dia huni bersama Jeff setelah resmi menikah. Rumah yang dibangun khusus oleh Jeff dan dia berikan untuk Rena sebagai hadiah pernikahan. Rumah yang jauh dari hiruk pikuk keramaian dan dikelilingi taman yang ditumbuhi aneka bunga dan pepohonan di mana pada teras belakang terdapat beberapa pohon buah cangkok yang sengaja ditanam dan dirawat oleh Rena untuk mengisi waktu luangnya. Sekitar jam 10 lewat, Rena akhirnya tiba di rumah. Mobilnya perlahan masuk setelah pintu gerbang dibuka oleh Bang Subur, penjaga pos rumah tersebut."Selamat malam, Neng!" ucap Bang Subur menyapa Rena yang membuka kaca jendela."Malam, Bang," jawab Rena melempar senyum manis yang tak pernah berubah di mata Bang Subur.Setelah mobil yang dikemudikan Rena masuk, Bang Subur menutup kembali pintu gerbang dan menguncinya. Mang Imun yang sedang duduk di pos jaga tak lepas menatap kepergian
Read more
Bab 18 Tak Bisa Mengelak
Jeff menatap tajam dengan mata membulat. Saking bulatnya, bahkan tak sekali pun Rena melihat mata Jeff berkedip saat menatapnya. Tak ada cinta di matanya kini yang biasa dia tunjukkan selama ini. Rena tercekat menelan salivanya dengan kerongkongan yang teramat kering dan terasa sakit. Rasa sakit di hatinya yang telah menjalar hingga ke tenggorokan melihat pria yang dia cintai begitu benci memandangnya."K-kak!" panggil Rena lirih dan penuh rasa takut. Ya, Rena takut pada Jeff. Rena takut kehilangan cinta Jeff. Takut Jeff membenci dan meninggalkannya, meskipun dia sadar jika ulahnya tersebut memang bertujuan untuk hal itu."Begini caramu membalas semua cinta tulusku, huh?" kata Jeff geram tanpa memutus pandangannya pada Rena yang lagi-lagi tercekat dengan salivanya send
Read more
Bab 19 Tamu Tak Diundang
Terdengar suara seorang wanita dari pintu masuk dan begitu kencang. Secara bersamaan kepala Jeff dan Rena menoleh ke arah datangnya suara. Mereka mendapati sosok seorang wanita tengah melangkah menghampiri yang nampak berkerut kening. Sedangkan Jeff melempar tatapan datar pada sosok yang tak lain adalah Dilara, di mana dia berperan sebagai pendukung dalam rencana yang tengah berlangsung."Di sini rupanya kalian," ucap Dilara akhirnya tiba di ruangan itu dan mendapati Jeff yang tengah duduk di sofa serta Rena tengah duduk menatap kesal padanya terlihat begitu jelas.Mengabaikan raut wajah Rena yang memandangnya tak bersahabat, Dilara berlalu dan mendekati jeff yang bergeming serta nampak acuh tanpa mengurangi raut kesal di wajahnya kini. Matanya menelisik tajam pada Dil
Read more
Bab 20 Bincang Malam
Di sebuah warung kopi pinggir jalan yang nampak cukup ramai dan tak terlalu jauh dari rumah, Bebek menghentikan laju motornya dan menepi di sana bersama beberapa pengunjung warung itu yang terlihat sedang berbincang. Berhubung waktu sudah menunjukkan jam 9 malam, mereka memutsukan untuk santai di sana saja dan membatalkan untuk nongkrong di cafe langganan mereka di mana selalu ada live music setiap malam minggu. Alex turun dari motor dan diikuti Bebek yang mencabut kunci motor dan meenyimpannya di saku celana."Bang, kopi cucu dua kayak biasa!" teriak Bebek macam sedang di hutan."Eh, Duo Curut baru datang. Cucu peras atau cucu sachet, Bek?" tanya Bang Mancung memastikan lagi."Kalau cucu perawa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status