Jeff menatap tajam dengan mata membulat. Saking bulatnya, bahkan tak sekali pun Rena melihat mata Jeff berkedip saat menatapnya. Tak ada cinta di matanya kini yang biasa dia tunjukkan selama ini. Rena tercekat menelan salivanya dengan kerongkongan yang teramat kering dan terasa sakit. Rasa sakit di hatinya yang telah menjalar hingga ke tenggorokan melihat pria yang dia cintai begitu benci memandangnya.
"K-kak!" panggil Rena lirih dan penuh rasa takut. Ya, Rena takut pada Jeff. Rena takut kehilangan cinta Jeff. Takut Jeff membenci dan meninggalkannya, meskipun dia sadar jika ulahnya tersebut memang bertujuan untuk hal itu.
"Begini caramu membalas semua cinta tulusku, huh?" kata Jeff geram tanpa memutus pandangannya pada Rena yang lagi-lagi tercekat dengan salivanya send
Terdengar suara seorang wanita dari pintu masuk dan begitu kencang. Secara bersamaan kepala Jeff dan Rena menoleh ke arah datangnya suara. Mereka mendapati sosok seorang wanita tengah melangkah menghampiri yang nampak berkerut kening. Sedangkan Jeff melempar tatapan datar pada sosok yang tak lain adalah Dilara, di mana dia berperan sebagai pendukung dalam rencana yang tengah berlangsung."Di sini rupanya kalian," ucap Dilara akhirnya tiba di ruangan itu dan mendapati Jeff yang tengah duduk di sofa serta Rena tengah duduk menatap kesal padanya terlihat begitu jelas.Mengabaikan raut wajah Rena yang memandangnya tak bersahabat, Dilara berlalu dan mendekati jeff yang bergeming serta nampak acuh tanpa mengurangi raut kesal di wajahnya kini. Matanya menelisik tajam pada Dil
Di sebuah warung kopi pinggir jalan yang nampak cukup ramai dan tak terlalu jauh dari rumah, Bebek menghentikan laju motornya dan menepi di sana bersama beberapa pengunjung warung itu yang terlihat sedang berbincang. Berhubung waktu sudah menunjukkan jam 9 malam, mereka memutsukan untuk santai di sana saja dan membatalkan untuk nongkrong di cafe langganan mereka di mana selalu ada live music setiap malam minggu. Alex turun dari motor dan diikuti Bebek yang mencabut kunci motor dan meenyimpannya di saku celana."Bang, kopi cucu dua kayak biasa!" teriak Bebek macam sedang di hutan."Eh, Duo Curut baru datang. Cucu peras atau cucu sachet, Bek?" tanya Bang Mancung memastikan lagi."Kalau cucu perawa
Alex dan Bebek menikmati susu perawan favorit mereka dalam keadaan sudah dingin. Keterkejutan dan kebingungan membuat keduanya seketika lupa dengan minuman dan jajanan yang tersedia di meja karena mereka termenung dengan pikiran masing-masing."Akan jadi petualangan berat buat kita dalam menjalankan misi berbahaya ini, Lex!" kata Bebek yang sudah kembali dari lamunan cukup panjangnya.Alex menatap serius pada Bebek yang seketika hilang wajah menyebalkannya. Alex menghela nafas panjang dan tangan kanan meraih gelas, lalu meminumnya hingga tersisa setengah. Matanya kembali menatap Bebek yang belum merubah raut wajahnya dan menunggu tanggapan Alex."Yang jelas kita harus turuti ucapan Kak Maida aga
Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Dilara masih belum ada tanda-tanda untuk segera pergi dan justru sedang bergelayut manja di samping Jeff yang duduk dengan wajah dingin dan masih bungkam. Matanya menatap layar TV yang tengah menayangkan pertandingan sepak bola dan untuk pertama kalinya dia tak tertarik dengan olah raga kesukaannya itu."Ini gurita ganjen ngapain lendat-lendot lagi dan bukannya pulang!" gerutu Jeff dalam hati yang risih dengan tingkah Dilara dan tak ada tanda segera pergi dari hadapannya."Bicaralah, Jeff. Kau tidak usah sedih dengan istri jalang macam Rena. Kalau aku wajar saja melihat perubahannya, secara dia orang miskin dan tak ada orang tua yang mendidiknya selama ini. Jadi, tentu prilaku dia meman
Setelah kepergian Dilara, Jeff melangkahkan kakinya menuju kamar di mana dia dan Rena tidur. Bik Narsih yang sejak tadi diam-diam menyimak tengah berdiri menatap Jeff yang berjalan pelan menaiki anak tangga. Dia menghela nafas panjang dengan raut wajah prihatin."Ular itu mulai menunjukkan jati dirinya. Semoga Den Jeff dan Neng Rena bisa melewati semua. Sepertinya aku harus membantu mereka agar rencana jahat itu bisa dihentikan," gumam Bik Narsih dengan suara pelan.Di tengah pikiran yang terus berkecamuk, tiba-tiba Bik Narsih terhenyak karena ada sebuah tangan yang mendarat di bahunya dari arah belakang."Semvak! Eh, semvak!" latah Bik Narsih kaget dan justru membuat pria yang mengagetkannya te
Keesokkan paginya, Rena bangun kesiangan dan Jeff sudah berangkat ke kantor. Dia menatap suasana kamar yang tak ada tanda-tanda jika semalam Jeff tidur seranjang dengannya. Rena menghela nafas kecewa karena tersadar jika hubungan mereka sudah berakhir. Senyum kecut terukir di wajah Rena kini."Mana mungkin Kak Jeff mau tidur seranjang dengan wanita kotor sepertiku," gumam Rena pelan dengan wajah sulit diartikan. Kembali Rena terdiam. Dia mengangkat tangan kiri dan mendaratkannya pada ujung bibir yang terdapat lebam karena tamparan Anin kemarin."Akh!" rintih Rena karena luka iti masih terasa sakit dan seketika matanya melotot karena menyadari sesuatu.
Di kantor, Jeff tengah berdiri dekat jendela besar dengan tangan kanan berada di saku celana. Jas mahal yang membalut tubuhnya dia lelaskan dan berada di kursi. Jam tangan mahal melingkar di tangan kirinya dan nampak cocok juga serasi. Mata tajamnya tengah memandang suasana luar di mana jajaran gedung pencakar langit berdiri kokoh di bawah langit yang sedikit mendung dengan tiupan angin dan terasa dingin seperti akan segera turun hujan. Tak berapa lama, terdengar suara ketukan pada pintu, tapi Jeff tak berpaling dari pandangannya kini seolah tak terganggu sedikit pun. Seorang pria berjalan santai menghampiri dan berhenti tepat dua langkah di belakangnya."Aku sudah menghubungi Ibra untuk datang ke sini setelah jam makan siang dan menceritakan sedikit tentang situasi yang tengah terjadi," kata Ferry selaku wakil CEO dan sahabat baik Jeff.
Di sebuah kamar, seorang wanita tengah bergerak erotis di atas tubuh seorang pria. Suara erangan dan desahan terus terdengan di kamar itu sejak setengah jam lalu. Udara panas di luar kamar karena teriknya mentari kalah panas dari panasnya suasana kamar akibat ulah sepasang anak manusia yang tengah bermandi keringat di ranjang dan tak perduli jika melakukannya di siang hari.Desah wanita itu terdengar dengan tangan yang dia letakkan di dada bidang si pria bersamaan pinggulnya yang terus bergerak di atas daerah pangkal paha si pria. Erang pria itu pun terdengar dengan mata terpejam dan wajah yang memerah. Wanita itu mendongak merasakan nikmat yang dihasilkan oleh gerakannya dan semakin meracau bersama pinggulnya yang kian cepat. Melihat wanita itu kian mendesah, tubuhnya menegang bersama klimaks yang dia capai.&