Semua Bab Me and My Broken Pieces: Bab 31 - Bab 40
48 Bab
Marry You
Is it the look in your eyes, or is it this dancing juiceWho cares baby, I think I wanna marry you -By Bruno Mars -- Hening menarik tangan kiri Genta dengan cepat dan meletakkannya di atas dadanya. “Gue, sakit jantung! Kayaknya!” Ucap Hening dengan membeliakkan matanya menatap Genta. “Tangan gue, bisa di geser agak ke bawah dikit gak?” Hening menggeram kesal, menghempaskan tangan suaminya dengan kasar. Membuat Genta sontak tertawa pelan dengan jahil. Sesuai dengan permintaan Mama Ruby kala itu, akhirnya Genta membawa Hening ke rumahnya sore ini. Dan, sudah hampir sepuluh menit mereka berdua berada di dalam mobil, namun Hening belum sanggup untuk keluar, karena merasakan gugup yang luar biasa. “Ayok ah! Mau sampe kapan di sini, mama udah nunggu di dalam.” Genta keluar mengitari badan mobil, membukakan pintu penumpang untuk istrinya. Namun, Hening masih bergeming seraya mengatur nafas memegang erat kain pelap
Baca selengkapnya
Unexpected Past
When something goes wrong in your life, just yell "plot twist!" and MOVE ON! -Unknown -- Suara tawa disertai percikan air, terdengar sangat jelas dari dalam kamar mandi yang pintunya tidak tertutup itu. “Jadi, entar malam, Esa ikut ikut juga.” Hening mengangguk dengan senyum mengembang sembari duduk memeluk kedua kakinya di dalam bathub yang berisi air hangat. “Umi Ziah?” Genta bertanya kembali dengan tangan yang masih sibuk melepas kepangan rambut Hening yang panjang itu dengan lembut. “Gak mungkin gak ikut, kalau Umi sih,” Setelah selesai menggerai lepas rambut istrinya, Genta itu mengambil shower dan mengaliri rambut Hening dengan air hangat. Menuangkan shampo di tangannya dan membalurinya di kepala Hening, sedikit memberi pijatan di sana. “Mas Genta, gak mau nyoba buka salon?” “Salon? Lo mau gue bukain salon gitu?” “Bukan! Mas Genta kalau mijat enak, sapa tau kan kalau buka salon, pe
Baca selengkapnya
Misery
Misery is love company -Unknown -- Kepulan asap putih menggumpal di depan bibir Genta, tak lama kemudian asap itu samar menghilang terbawa angin yang berhembus ringan siang ini. Hampir tiga tahun pria itu tidak lagi menyentuh gulungan putih itu karena Giana. Namun, kali ini seolah tidak ingin tau tentang apapun, Genta kembali terikat erat dengan jeratan nikotin yang sarat dengan candu itu. Bahkan kali ini, jarinya tidak pernah lepas sekalipun dengan benda putih itu ketika sedang bersibuk ria dengan pekerjaannya atau sedang duduk terpekur seperti saat ini. Sesekali ia menghentikannya jika hendak melepas rindu dengan Giana. Di luar itu, bibir Genta tak pernah lepas menghembuskan gumpalan berbau tembakau itu di manapun. Lastra sontak menggerutu dengan kesal, saat memasuki kamar Genta yang penuh dengan bau rokok yang lengket di pelosok kamar. Wanita itu segera membuka semua tirai serta jendela lebar-lebar, agar udara segar bisa bertukar de
Baca selengkapnya
Friend
In the End, we will remember not the words of our enemies, but the silence of our friends.– Martin Luther King, Jr. -- Genta keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana pendek. Ia berdecak sinis saat melihat seorang wanita sudah duduk dengan santainya di tepi ranjangnya. Kepalanya pun menggeleng tidak habis pikir. “Kok bisa lo masuk sini?” “Aku udah ijin sama Mama, mau bicara sama Mas Genta.” “Heran gue, urat malu lo itu, disimpan di mana sih, Ra?” “Take it easy, Mas. Aku ke sini gak ada maksud apa-apa. aku cuma mau minta maaf ke kamu.” Genta berkacak pinggang dengan kesal. “Gue maafin! sekarang lo keluar dari kamar gue.” kakinya melangkah menuju walk in closet guna mengambil sebuah kemeja untuk dikenakannya. Ara segera menyusulnya masuk ke dalam walk in closet. “Cuma itu?” “Jangan berharap lebih Ra,” Genta memakai celana jeans lalu memakai kemeja yang sudah dipili
Baca selengkapnya
Drag Me Down
Don't let them drag you down by rumors just go with what you believe in. -Michael Jordan -- Hening kembali menguap seraya mengusap punggungnya. “Uwa, Hening capek!” “Kan udah Uwa bilang, tadi kaga usah ikut, di rumah aja istirahat! Lo kapan sih mau denger apa kata orang tua?” “Hega kan pengen es krim mekdih, Wa.” Sahut Hening mencebikkan bibirnya memasang wajah memelas minta di kasihani. Uwa Adil tadinya sudah mati-matian melarang Hening untuk ikut ke sebuah pusat perbelanjaan karena khawatir gadis itu akan kelelahan di jalan. Namun, pada saat taxi yang dipesan sudah ada di depan rumah, Hening dengan sigap merangsek masuk duduk di kursi penumpang di depan dan segera memasang sabuk pengaman. Gadis itu merengek, beralasan kalau anak yang ada di perutnya ingin makan es krim yang hanya di jual di dalam pusat perbelanjaan tersebut. Supir taxi yang mengantar mereka sampai lelah mendengar perdebatan antara kedua perempuan tersebut sep
Baca selengkapnya
Honesty
Truth never damages a cause that is just-Mahatma Gandhi -- Genta tidak beranjak sedikitpun dari ruang inap yang saat ini di tempati Hening. Setelah melakukan beberapa tes yang dilakukan oleh psikiater, gadis itu ternyata mengalami gangguan kecemasan di karenakan trauma atau pernah mengalami peristiwa yang membuatnya stress. Terlebih saat ini Hening sedang hamil, adanya perubahan hormon yang tidak bisa dikendalikan dapat memicu terjadinya anxiety disorder nantinya. Dan jika tidak di kontrol dan diterapi sejak dini akan ada kemungkinan menjadi Generalized anxiety disorder (GAD). Karena itu, keluarga terdekat disarankan, harus selalu mendukung dan memberi pengaruh positif pada kehamilan Hening saat ini. Dan, menjauhkan gadis itu dari segala pemicu kecemasannya. Genta meminta orang tuanya agar pulang terlebih dahulu. Dan, berjanji akan menjelaskan semua duduk permasalahannya kepada mereka. Setelah berdebat c
Baca selengkapnya
Where Are You
True love is not a hide-and-seek game; in true love, both lovers seek each other.—Michael Bassey Johnson -- Terdengar sayup-sayup suara tawa dari kamar inap yang ditempati Hening saat ini. Ada seorang pria dengan setelan jas mahal yang sedang menjenguknya. “Jadi hari ini udah mau pulang?” tanyanya dengan santai, dan Hening mengangguk. “Cepet banget, emang udah pulih bener.” “Fisik Hening tu sehat kali, Wa, cuma gak boleh stress aja, kalau kelamaan di sini kwatirnya dianya tambah stress.” Jawab Esa. “Syukur deh, kalau lo udah baikan.” Dewa melirik arlojinya, lalu berdiri. “Kalau gitu gue balik, ada meeting bentar lagi.” “Sok sibuk banget lo.” Celetuk Hening. Dewa mengendik dengan tersenyum. “Namanya juga tanggung jawab, kalau elo jadi tanggung jawab gue, pasti deh, lo gue duluin di atas segalanya.” Hening mencebik “Halaah, bibir lo, WA, dari dulu manis manis pait bawaanya, kalau ada maunya aja manii
Baca selengkapnya
All Fall Down
Death ends a life, not a relationship - Mitch Albom, Tuesdays with Morrie -- Hening duduk, terjaga dalam gelap, matanya tertutup dengan mulut tersumpal. Tak mampu bergerak karena kaki serta tangannya pun terikat erat. Hanya bisa menggeram keras tertahan di tenggorokan. Entah sudah berapa lama waktu terlewat. Hanya ada dingin serta sunyi yang tercekat. Tubuhnya awas, saat mendengar decit pintu terbuka, dengan suara wanita yang semakin mendekat berjalan ke arahnya. Ia mengenal suara itu. “Buka!” perintah wanita itu dengan ketusnya kepada seorang pria, sepertinya seorang pesuruh. Manik Hening mengerjab, menyesuaikan cahaya pagi yang menelusup dari celah dinding yang mengukungnya. Kain yang membalut mulutnya pun ikut terlepas. “Lo!” Hening menyipitkan mata, menggantung kalimatnya. Sedikit terkejut melihat wajah wanita di depannya. “Gue gak punya urusan sama elo!” “Tapi, gue punya!” Wanita itu menarik kursi dan duduk t
Baca selengkapnya
Cry Me a River
Maybe I can't stop the downpour, but I will always join you for a walk in the rain-Unknown--Esa mengumpat setelah mendapat telepon dari Riko Wajahnya merah dengan geram amarah.“Dewa! gue pinjam bodyguard lo, sama Om Abraham!” Ujar Esa tergesa menuju pintu sembari memakai jaketnya. Namun Reno menutup pintu dengan cepat.“Buat apa?” Sergah Reno. Pria itu bertanya karena dialah yang mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan gelap keluarga Lee.Detik itu juga tubuh Reno tersungkur. Esa menarik kerah baju pria itu dan menghempasnya di lantai.“Esa!” Hardik Dewa“Hening di markas preman timur, Wa.” Esa membuka pintu lalu berbalik. “Tanya Om Abraham tempatnya, gue duluan!”Esa berlari tergesa keluar di susul Genta di belakangnya.“Gue ikut, Sa!”Esa tak menjawab, pikirannya dan perasaannya sudah tidak enak, merasa kalut, pe
Baca selengkapnya
Music of My Heart
You opened my eyes, You opened the doorTo something I'd never known beforeAnd your love, Is the music of my heart By Nsync--Tiga bulan berlalu sejak kejadian penyekapan Hening. Gadis itu tertekan dan hanya termenung sendiri di kamar Genta dengan tatapan hampa di kediaman Abhiraja.Kehilangan Ayah dan bayinya dalam waktu bersamaan membuat Hening seperti kehilangan dirinya. Ada suster yang menjaga di kala siang, sesekali bergantian dengan Mama Ruby, jika Genta pergi ke showroom.Dan, setiap harinya, pagi juga malam, Genta dengan setia menyuapi istrinya itu. Terus mengajaknya berbicara tentang kegiatannya sehari-hari untuk menstimulus kinerja otaknya agar kembali kepada pikirannya.Seperti pagi ini, ia kembali menyuapi Hening sambil bercerita semua hal yang terjadi padanya, serta keluarganya."Jadi, Lastra semalam udah lahiran, bayinya cowok." Genta kembali menyuapkan sesendok bubur pada bibir istrinya.Man
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status