Me and My Broken Pieces

Me and My Broken Pieces

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-13
Oleh:  KaniethaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
14 Peringkat. 14 Ulasan-ulasan
48Bab
23.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Hening adalah gadis serampangan dan sembrono yang hanya bisa menerima nasib karena perbuatan Ayahnya sebagai preman. Pada akhirnya ia hanya akan mengikuti ke mana takdir akan membawa jalan hidupnya.Genta, pria yang sangat mencintai keluarga terutama Mamanya itu, tidak pernah menyangka akan jatuh cinta kepada gadis preman yang akan membawa kepahitan pada masa lalu keluarganya. Kalau dulu, Genta dengan ikhlas melepaskan cinta pertamanya karena ikatan darah diantara mereka. Namun bagaimana untuk kali ini? Akankah Genta melepaskan lagi cintanya karena sebuah alasan klise yang disebut keluarga? -Saat mata harus dibalas mata, begitupun nyawa harus dibalas dengan nyawa. Dan, bagian terberat ketika aku mencintaimu adalah melepasmu serta kehilangan bagian terbesar dari diriku.--Hidup ini warna warni, tidak mungkin hanya hitam putih saja. Jangan berharap selalu bahagia, jangan juga berpikir kesedihan akan selamanya-

Lihat lebih banyak

Bab 1

First Impression

You never get a second chance to make a first impression.     

-Andrew Grant

But there’s always a chance to make a better perception after all.

-Kanietha

Genta baru saja keluar dari sebuah butik khusus anak, dengan menenteng satu paper bag besar, berisi pakaian dan mainan anak perempuan tentunya. Buat siapa lagi kalau bukan untuk keponakan kesayangannya, Giana, anak Zio dan Lastra. Bibirnya selalu membentuk lengkungan sempurna saat Genta kembali mengingat tingkah lucu dari Giana yang saat ini sudah berusia 20 bulan, apalagi Giana saat ini sudah bisa memanggilnya dengan Ayah. Hati Genta menghangat seketika bila memikirkan itu semua.

Namun senyumnya tiba-tiba memudar saat ia melihat punggung seorang gadis memakai seragam putih, rok abu-abu dengan gaya rambut boyish model faux hawk berwarna kecoklatan, sedang mengendap-endap di samping  jeep wrangler rubicon-nya. Genta segera menggebrak badan mobilnya hinga membuat gadis tersebut berjengit melompat kaget dan berbalik seraya mengusap dadanya.

“Mau maling lo, bocah!” sergap Genta dengan tatapan mengintimidasi.

Bukannya takut, tapi gadis itu malah tertegun melihat sosok Genta yang terlihat dewasa namun penampilannya masih fresh layaknya ABG, dengan memakai jaket denim dan jeans warna senada. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, memandang takjub ke arah Genta.

“Woi! Lo mau gue laporin satpam!” Genta lalu berjalan berniat untuk mendatangi satpam di salah satu toko namun tubuh gadis itu dengan sigap menghalanginya.

“Om! Jangan Om, gue bukan maling, sumpah!”

“Am, Om, Am, Om, emang kapan gue nikah sama Tantel lo!”

Gadis itu nyengir lalu menoleh sekilas ke sebuah pertokoan yang memang sejak tadi ia intai. “Gue cuma lagi ngikuti Bapak gue ke sini, dia sama cewek barunya Om! Noh tadi masuk ke dalam sana, gue lagi nunggu mereka keluar!” Ujar gadis itu sambil mengarahkan telunjuknya pada salah satu ruko.

Genta memasukkan telunjuknya ke dalam lubang telinga dan menggoyangkannya sebentar. “Hah? Apa lo bilang tadi? Bokap lo sama cewek barunya?”

Gadis mengangguk tanpa ragu. Maniknya kini kembali mengawasi ruko tadi.

Genta menghela nafas, melihat arloji pada pergelangan tangannya, lalu berdecak. “Minggir lo, gue mau cabut!”

“Ehh!” Gadis itu menggaruk kepalanya, lalu merapikan rambut bagian tengahnya dengan menariknya ke atas untuk mempertegas model mowhaknya.

“Lo itu cewek apa cowok sih sebenernya?” tanya Genta yang sudah membuka pintu mobilnya dan meletakkan paper bag pada kursi penumpang di sampingnya.

“Androgini Om, kan lagi ngetrend,” jawab gadis itu asal tanpa menoleh ke Genta. “Om, gue juga mau cabut, tuh Bapak gue dah keluar.” Ia lalu berlari dengan cepat menghampiri kedua manusia yang baru saja keluar dari sebuah ruko.

Genta baru saja hendak menstarter mobilnya, saat ia melihat gadis itu menarik kasar bahu wanita yang ia katakan sebagai kekasih baru Ayahnya lalu menamparnya saat itu juga. Genta bahkan bisa mendengar teriakan minta tolong dari wanita yang kini sudah berada di bawah tubuh gadis SMA yang tadi bersamanya.

Manik Genta lalu melebar saat melihat gadis itu, di tarik paksa oleh seorang pria paruh baya dan menghempaskan tubuhnya ke sudut dinding. Lalu ia melihat sebuah tamparan berhasil didaratkan oleh pria itu pada pipi gadis tersebut.

Genta spontan keluar dari mobil, berlari mendatangi gadis berseragan SMA yang sudah dikerumuni oleh beberapa orang. Ia sudah berfikiran yang tidak-tidak, khawatir pada kondisi gadis tersebut namun ia terkesiap saat melihatnya masih berdiri dengan tegar hanya mengusap pelan pipinya yang hampir membiru dengan mulut yang tak henti mengumpat. Genta melihat sekeliling dan tidak mendapati pria paruh baya ataupun wanita yang tadi berurusan dengan gadis SMA itu.

Genta mendekat. “Lo gak papa?”

Lagi, gadis itu terkesiap dengan mata melebar lalu sedikit meringis memegang pipinya. “Eh Om, kirain udah pergi.”

“Ck, ikut gue!” Genta menarik tangan gadis itu dan menyuruhnya masuk ke dalam mobilnya. “Tadi beneran bokap lo? Sama pacar barunya? Yang nampar elo?”

“Iya Om. Bapak gue.” Masih sambil meringis memegangi pipinya, lalu memandang ke dalam paper bag yang berada di sampingnya. “Habis belanja ya Om, buat anaknya?”

Genta tidak menjawab, namun rahangnya mengetat seketika, ia langsung melajukan mobilnya untuk mencari apotik terdekat.

“Mau kemana Om?” tanya gadis itu lagi.

Genta lagi-lagi tidak menjawab, tapi menghentikan mobilnya di depan apotik, keluar sebentar lalu kembali dengan membawa salep untuk meredakan rasa sakit dan memarnya.”Pake nih, buat pipi lo, nanti sampai rumah langsung di kompres.”

Gadis itu hanya diam sambil membolak-balik salep yang di beri oleh Genta.

Genta memasang sabuk pengamannya dan kembali melajukan mobilnya. ”Seharusnya tadi lo bisa bicara baik-baik, jangan main hajar aja kayak preman, lo itu cewek!”

“Emang kenapa kalau cewek? Gak boleh gitu hajar orang, apalagi tu orang dah bikin Emak gue sakit hati!” ucap gadis itu berapi-api.

Genta menggelengkan kepalanya, ia berfikir sebaiknya tidak ikut campur dalam urusan orang lain. “Nama lo siapa?” tanya Genta mengalihkan pembicaraan.

“Nama gue Hening, nama Om siapa?”

“Hening? Hening siapa?”

“Ya Hening, Hening aja, Hening doang!” Hening memutar tubuhnya memperlihatkan badge nama yang terjahit pada dada kanannya. “Nih Om, bisa baca sendiri kan, HENING! Kalau Nama Om siapa?” Hening bertanya sekali lagi

“Genta,” jawabnya singkat, melirik sekilas pada badge nama di dada Hening, lalu kembali berkonsentrasi dengan kemudinya.

“Genta! Genta siapa Om? Genta aja? Genta doang?”

Genta menarik telinga Hening sehingga membuat tubuh gadis itu mendekat ke arahnya. “Dengerin dan inget baek-baek, jangan sampek salah, nama gue Genta Aria Abhiraja!” Lalu melepaskan telinga Hening begitu saja hingga membuat gadis itu mengaduh. Dan benar saja telinganya kini terlihat memerah saat ia mengeceknya lewat kaca di spion samping.

“Nama lo, serius Hening doang? Gak pake embel-embel apa gitu?”

“Gak ada! kalau versi emak gue, katanya waktu lahir gue gak oek-oek Om, terus lahirnya pas tengah malam pula, jadi heniiing gitu suasananya. Nah, kalau versi Bapak gue yang gesrek itu, katanya pas mereka bedua bikin gue, Emak gak ada suaranya sama sekali! diem aja kaya’ gedebog pisang. Iya kali pas emak gue dikasi obat tidur sama dia, emang gue gak tau apa kalau gue sudah tanya emak, gimana dulu waktu bikin gue. Bapak gue mabok katanya,” tutur Hening dengan polosnya.

Mulut Genta antara hendak tertawa, sekaligus mengumpat mendengarnya. Namun ia tahan karena kalau sudah menyangkut orang tua, hal itu bukanlah lelucon yang lucu baginya. “Mulut lo, kalau ngomong disaring dulu. Gitu-gitu dia juga Bokap elo. Gak ada dia lo gak jadi.”

Hening hanya mendengkus malas mendengar ocehan Genta, membuka salep yang ada di tangannya dan mengoleskannya pada pipi kirinya.

“Rumah lo di mana ini, cepetan, gue masih ada urusan!”

“Antar ke sekolah aja Om, tas gue masih di sekolah soalnya, entar gue pulangnya jalan kaki, rumah gue deket sekolah kok.”

“Ck, sekolah lo, dimana?”

“SMA Negeri Taruna 1 Om, Tau gak?”

Genta berfikir sejenak. “Iya, tau-tau, Lo bolos?”

“Eh gak ya, hari ini kan pengumuman kelulusan Om, baru tadi gue mau coret-coret ikut konvoi, ehh tau-tau lihat bapak gue lewat sama ceweknya, ya udah gue kejar naik ojek!” sungut Hening.

“Terus apa yang lo dapat? Gak dapat apa-apa kan? Malah pipi lo jadi bengeb.”

“Cuma di gampar doank, biasa kali Om, gak kaget gue sih.” Bibir hening lalu melengkung membentuk senyum licik. “Tapi gue puas, tadi udah ngegampar tuh cewek, mukanya udah gue cakar,” lanjutnya sembari terkekeh puas.

“Mau jadi preman lo?”

“Tadinya sih gitu. Tapi emak gue ngelarang! Om.” Hening mengangkat kakinya lalu bersila dengan cueknya. “Katanya, jangan sampe ikutin jejak bapak gue, emak gak bakal ridho dunia akherat.”

Manik Genta membulat mendengarnya. Ia tak mempedulikan sikap Hening yang sembrono, karena rok abu-abunya kini sudah terangkat tinggi, memperlihatkan hampir separuh dari paha putihnya. “Apa! Bokap lo, preman?!”

“Yoi Om, kenapa? Takut?” Hening tertawa mengejek.

“Ngapain takut, selama gue bener,” ucap Genta lalu menoyor kepala Hening karena gemas merasa diremehkan.

“Jangan sok akrab Om, otak gue berharga, kalau geser dikit gara-gara lo toyor, mau tanggung jawab?” kata Hening yang kini kembali sibuk merapikan rambutnya meskipun tidak terlihat berantakan sama sekali.

“Otak lo emang udah geser dari sononya, coba aja lihat penampilan lo, kayak cewek jadi-jadian!” Genta kembali melirik sekilas tubuh Hening.

Hening tertawa renyah. Sambil menahan perih dipipinya. “Casingnya boleh jadi-jadian Om, tapi gue jamin dalamnya masih ori! Masih segel”

“Segel ato gaknya, gue mana tau, kan gue belum nyoba, belum juga ngerasain,” jawab Genta asal lalu ikut tertawa bersama Hening.

“Om mau nyoba? Di gorok bapak gue baru tau rasa!” kekeh Hening.

Genta terdiam, wajahnya berubah serius. “Emang Bokap lo, masih peduli sama lo?”

“Ck, gitu-gitu dia masih peduli sama anaknya, gue gak pernah tuh kekurangan apapun. Cuma yaitu, gue gak sukanya dia maen cewek mulu, Om. Gerah gue lihatnya!” Wajah Hening terlihat kesal. Kedua tangannya mengepal sempurna. “Lah, giliran gue yang pacaran nih ya, bapak gue langsung marah-marah gak jelas, dia aja bisa seenaknya gonta ganti cewek, nah kalau gue? udah pasti kena gampar!”

“Bokap lo bener! Kalau elo gak boleh gonta ganti pacar sembarangan, tapi, lo … sering di gampar?” Entah kenapa yang tadinya Genta tidak mau tau sekarang malah penasaran.

“Di bilang sering, yaa gak juga sih, tapi Bapak gue emang gak segan main tangan kalau dia marah. Dan, gue juga dah kebal lah, sakit sih Om, tapi bentar juga sembuh. Namanya juga preman, Om,” kekehnya garing tapi maniknya tidak bisa menyembunyikan rasa sakit yang terpendam di lubuk hatinya. Dan, Ini kali pertamanya Hening menceritakan sedikit hal tentang kehidupan pribadinya kepada orang yang baru saja ditemuinya. Entah mengapa, ia juga tidak mengerti, semua tercurah begitu saja.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
herka ratri
ini novel mbak beb kanietha yang pertamakali aku baca.. cikal bakal kisahnya dewa august lee.. setelahnya jatuh cinta sama semua bovelnya mbak beb..
2025-04-05 07:00:04
0
user avatar
H n H
baru baca cerita yg rindu dan dewa. ini bagian dari crita hot Cinderella yah.. coba baca ini.. 6/3/25
2025-03-06 15:14:42
0
user avatar
Jelly_ta
ini akun lama ato beda author sih?
2025-01-01 01:39:33
0
user avatar
Jelly_ta
wuaaahhh tertinggal....
2025-01-01 01:36:25
0
user avatar
swi
syukaaaaaaaa
2023-10-26 22:10:43
1
user avatar
Nur Habibah
bagus, suka
2023-08-07 04:33:02
1
user avatar
Amalia Hayuningtyas
semua karya mu keren
2023-05-18 10:45:24
1
user avatar
Kenzien Yodha
kereeeeennn abis
2023-02-17 16:06:14
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-29 08:01:35
0
user avatar
Yunianingsih Surya
Mbak say.... aq msh bingung, Genta itu pernah pacaran sama Lastra, tapi kok disini Lastra adik kandung nya Genta, gmn bisa? atau ada Lastra yg lain hanya sama namanya?
2021-12-21 19:04:34
5
user avatar
Sunday Kim
lagi dong Kak sinar Samabintang
2021-11-25 17:31:09
1
user avatar
ar Kim
wah ..... yg lain g di up di sini kak ?
2021-11-25 07:24:30
1
user avatar
Eva Yunita
bagus kak..mmampir ke cerita ku jg kak "Pura-puea menikah" dan "CEO love me" ceritanya juga seru. makasih 🙏🙏🤗
2021-04-22 03:49:44
0
user avatar
Molay
Good read!
2020-10-16 13:54:15
0
48 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status