All Chapters of Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia): Chapter 81 - Chapter 90
169 Chapters
Bab 81 Merindukannya, tapi Sangat Membencinya
Di pesawat menuju ibukota. ‘Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Risa Abdullah! Kamu harus percaya kepada Shouhei!’ ‘Kamu salah paham! Aku tidak bermaksud menipumu! Shouhei punya alasan untukmu!’ ‘Dia benar-benar menyukaimu, Risa! Jangan dengarkan yang lain!’ Kalimat Clara terngiang berkali-kali dalam benak Risa sejak dia menaiki pesawat. Matanya mengarah keluar jendela, menatap kosong langit gelap di luar sana. Risa tertawa dingin. Lelucon macam apa itu? Entah Clara diperdaya oleh Shouhei, atau malah berbohong kepadanya, dia tidak bisa melanjutkan pembicaraan mereka kala itu, langsung pergi dari sana setelah mendengar hal tidak masuk akal darinya. “Kamu masih tidak enak badan?” tanya Adnan yang duduk di sebelah, meliriknya yang bersandar lemah di lengannya. “Um. Sedikit.” Wanita itu hanya membalasnya ogah-ogahan, menarik selimutnya lebih erat ke tubuhnya. Yang sakit adalah hatinya, bukan tubuhnya. “Oh, ya, aku lupa memberitahumu, hari Sabtu tanggal 8 nanti adalah hari per
Read more
Bab 82 Lakukan Sesukamu
Acara yang dihadiri oleh bosnya tidak jauh dari hal berbau bisnis tentu saja. Risa Abdullah melihat kumpulan orang-orang yang tengah berdiri di acara itu tengah berbincang satu sama lain sambil memegang minuman dan menikmati kudapan yang ada. Yah, dia berharap apa, sih? Sudah pasti pria kejam itu hanya akan menghadiri acara-acara berkelas seperti ini. Kebun binatang? Pfft. Itu cuma dalih darinya demi menjebak dirinya mentah-mentah. “Selamat datang ke acara ini, Tuan Shiraishi!” sapa seorang pria berjas abu-abu pucat, gendut dan pendek, sedikit botak dengan rambut tipis di sekitar kepalanya, mukanya juga sangat berminyak. Ini membuat Risa Abdullah yang berdiri tepat di belakang kedua pasangan sialan itu menjadi mual. Di depannya, terdengar Shouhei menjawab dengan ramah dan sopan, tapi terdengar nada intimidasi yang kuat di dalamnya. “Terima kasih. Senang bisa menghadiri acara besar seperti ini.” Pria gendut itu tertawa keras sekali, lalu matanya melirik antara dua wanita yang b
Read more
Bab 83 Ayo, Kita ke Kamar Itu Sekarang
Bibir pria berjas hitam mewah ini merapat kesal, mata dinginnya menyipit tajam. Dia pun memperbaiki kalimatnya: “Sekretaris Risa?!” “Ya, Pak Shiraishi. Anda butuh sesuatu?” tanyanya dingin, tidak memberikan tatapan hangat sedikit pun, kaku bagaikan kayu. “Apa kamu cemburu? Atau marah?” “Anda bicara apa, Pak? Saya tidak mengerti sama sekali,” balas Risa sambil tersenyum seadanya. Tidak berlebihan, sangat khas sekretaris kaku. Wajah Shouhei menggelap kelam, tidak enak dipandang. Nada bicaranya langsung berubah dingin dan tajam. “Apa kamu mau mengulang kejadian di ruang tamu kantor Pak Sudirman? Aku bilang duduk, ya, duduk!” Risa menatapnya gelap, tatapan matanya dingin, lalu dengan terpaksa duduk di sofa itu, tapi jaraknya hampir 1 meter. Nadi di pelipis Shouhei berdenyut kesal. “Apa yang kamu lakukan?” “Maaf, Pak. Tidak enak dilihat orang-orang. Anda adalah bos saya. Saya hanya seorang sekretaris pribadi. Jangan sampai membuat orang-orang yang melihat ke arah ini berpikiran lain,
Read more
Bab 84 Tidur dengan Wanita Lain
Hawa dingin langsung menusuk hati Risa, memilin sakit ketika melihat kancing kemeja pria itu sudah terbuka sebagian, otaknya bagaikan ditusuk ribuan jarum. Sayangnya, pingsan di tempat ini bukanlah hal yang membanggakan. Jadi, sekali lagi dia mengandalkan ketegaran hatinya menghadapi pria kejam itu. Ketenangan hebat dipaksa hadir di dalam dirinya, tersenyum kecil dan sedikit kaku, tapi kedua tangannya yang gemetar dingin mengepal erat. “Saya baru saja mendapat telepon untuk pulang lebih cepat demi pertemuan penting keluarga saya. Jadwal Anda juga sudah tidak ada yang begitu penting hari ini selain kembali ke kantor. Apakah saya boleh pulang cepat hari ini, Pak Shiraishi?” Shouhei menautkan kening mendengar kata ‘pertemuan penting keluarga’. Baru saja ingin bertanya hal itu lebih jauh, Ayana dengan gaya manja dan centil langsung menahan tubuh Shouhei yang sepertinya sudah ingin meninggalkan tempatnya dengan gerakan gelisah. Tapi, Ayana malah memeluknya erat dengan satu lengan sambil m
Read more
Bab 85 Pertemuan Dua Keluarga Besar
Sarah Sabran memasuki kamar dengan sangat bersemangat, menarik tubuh Risa keluar dari kamar dengan senyum lebar di wajahnya, sudah mirip mengantarkan anaknya ke sebuah pelaminan saja. “Ayo, Nak! Mereka sebentar lagi akan tiba! Adnan pasti akan terpana melihatmu malam ini! Ibu sangat yakin! Kalian pasti akan sangat serasi dan tidak ada bandingannya!” Dalam hati, Risa tersenyum kecut. Ini hanyalah awal siksaan untuknya seumur hidup. Bukannya hal yang membahagiakan seperti impian kecilnya memiliki pria yang dicintainya. Bagaimana bisa dia terjebak di antara dua pria seperti ini? Beberapa saat kemudian, suasana di dalam mansion itu sudah mulai ramai oleh beberapa tamu undangan, mereka adalah anggota keluarga dari kedua belah pihak yang akan segera mengadakan pernikahan bulan ini. Suara tawa dan canda terdengar di mana-mana, terlihat banyak makanan melimpah di ruangan yang sudah disulap menjadi sangat megah tersebut. Pakaian mereka pun sangat indah dan begitu menawan. Ini adalah makan m
Read more
Bab 86 Masa Lalu yang Tak Terduga 1
Adnan Budiraharja merentangkan senyum menawannya dengan pesona jahat ala seorang playboy, lalu mencubit dagu wanita itu dengan tatapan dingin yang sedikit angkuh. “Sebenarnya, saat itu apa yang terjadi denganmu?” Risa menelan saliva kuat-kuat, bibirnya merapat erat. “Aku rasa, saat itu bukan karena kamu kelelahan oleh pekerjaan barumu sebagai sekretaris pria sombong itu, kan?” Risa Abdullah tidak tahu harus berkata apa. Pada akhirnya, mereka pasti akan sampai ke titik ini, bukan? Mata Risa melirik ke arah lain, membuatnya memiliki visual cantik yang tidak berdaya. Hati Adnan seketika berdebar kuat oleh perasaan yang timbul tanpa diminta itu. Bulu mata pria ini merendah lembut. Gara-gara provokasi ayahnya, dia sampai kembali ingin melampiaskan amarahnya kepada wanita menyebalkan di depannya. Tapi, saat dia lemah seperti ini, dan begitu rapuh, membuatnya merasa tidak tega. “Kenapa kamu diam saja? Apa jangan-jangan kamu menyukai bosmu itu? Apa gosip di kantormu tidak sepenuhnya sala
Read more
Bab 87 Masa Lalu yang Tak Terduga 2
Pria berkacamata tipis dan berjas itu seolah memiliki aura lain. Dia menjadi sedikit kesulitan menebak yang mana karakter asli calon suaminya. “Aku tidak mau membahasnya. Takutnya kamu bisa semakin salah paham.” Risa hendak pergi meninggalkan ruangan, terlihat sangat gelisah dan mulai sedikit panik. “Risa!” suara Adnan menggeram dalam, kembali menahan tubuhnya di dinding. Kali ini, dia menekannya lebih kuat hingga tubuh mereka berdempet sempurna. Risa Abdullah bahkan bisa merasakan hal menonjol mengenai tubuhnya, langsung memerah dan membeku salah tingkah. “A-a-a-adnan! Kamu terlalu dekat!” desis Risa sangat gugup, panik mendapati posisi mereka yang berbahaya. Sambil berbisik di telinga Risa sambil menggoda daun telinganya. “Katakan dulu, jika tidak, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari ruangan ini.” “Ka-kamu gila? Bagaimana kalau mereka mencari kita?” Mata Risa Abdullah sudah mau berputar oleh sensasi pusing yang dialaminya. Sedikit geli dengan permainan bibir pria itu di t
Read more
Bab 88 Benar-Benar Pemaksa dan Galak!
Keesokan harinya, Risa Abdullah datang ke kantor pagi-pagi sekali. Bukan karena dia takut terlambat, atau pun karena hal lain yang terkait dengan pekerjaan barunya. Melainkan karena tidak mau dianggap rendah dan tidak tahu malu. Apalagi dicap kasihan usai kejadian di mana dia dengan mata kepalanya sendiri melihat pria yang dicintainya bergumul di atas ranjang dengan wanita lain. Dengan wajah dingin khas sekretaris Jill, Risa mempelajari beberapa laporan di depan layarnya. Dalam beberapa hari terakhir ini, ada banyak hal yang terjadi dalam hidupnya bagaikan terjangan tsunami bertubi-tubi. Semalam, acara makan malam itu berjalan cukup lancar. Bahkan kedua keluarga dengan cepat ingin menyatukan kekuatan. Itu artinya, mereka ingin segera melaksanakan pernikahan secepat mungkin. Malam tadi, Risa dan Adnan yang sedang ketahuan berduaan dan disalahpahami oleh Abdullah Sucipto, sudah mendapat banyak harapan besar di wajah pria tua itu. Tangannya yang sibuk mengklik laporan di layar komput
Read more
Bab 89 Posisi Berbahaya
Adnan mendengar dengan saksama penjelasan dari laporan orang di seberang telepon. Napasnya seolah berhenti. Tidak mungkin.... Tidak mungkin.... Tidak mungkin! Sekujur tubuh pria ini merinding dengan mata membelalak tak percaya. Jadi, benar Risa Abdullah adalah wanita yang pernah ditolongnya malam itu? “Baiklah. Terima kasih atas bantuanmu. Semuanya akan dikirim melalui rekening hari ini. Ingat. Jangan sampai hal ini diketahui oleh orang-orang.” Adnan menutup telepon, matanya sedikit terguncang. Dia duduk bersandar di kursinya, mata dipejamkan sejenak. Ketika membukanya, wajahnya sudah dalam mode tanpa ekspresi, kedua bahunya melorot lemas. Bagaimana mungkin dia bisa berakhir bersama wanita yang dulu menarik perhatiannya begitu dalam dan aneh? Keterkejutan yang menampar Adnan masih belum hilang dari dalam dirinya. Pria ini masih saja belum bisa menerima kebetulan yang sangat ajaib itu. Orang-orang bilang, pertemuan kedua atau ketiga adalah takdir. Benarkah Risa Abdullah adalah
Read more
Bab 90 Saya Bersedia Tidur dengan Anda
#Warning rate 21 + Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. …………… Dengan suara ‘TAP!’, mata Risa membelalak kaget melihat ponselnya segera ditangkap oleh tangan besar lentik di depannya. Arah layar dihadapkan ke sisi lain pintu mobil. Jantung sang pemilik ponsel deg-degan parah! Rasanya sudah seperti mau jatuh ke tanah! Dengan senyum licik yang jahat dan nakal, Shouhei mendongakkan dagu sang wanita menggunakan tangan satunya, berbisik pelan sangat licik, mata dinginnya tersenyum, “terlalu gugup?” Ledekan itu membuat Risa menelan ludah gelisah, masih gemetar takut jika sampai tertangkap basah oleh ulah sang bos sialan itu! Karena tidak bergerak oleh rasa terkejut dan syok, Shouhei mengambil kesempatan dalam kesempitan. Shouhei merendahkan perlahan wajahnya ke wajah Risa hingga kedua bola matanya membulat kaget. Bibir kecil itu mulai merasakan kelembutan kenyal seiring Shouhei memejamkan matanya penuh penghayatan. Risa Abdullah dengan panik mencoba melawan, tapi bosnya memelukn
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status