Semua Bab My Boss My Obsession: Bab 21 - Bab 30
37 Bab
Bab. 21
Evelyn tengah berada di sebuah mobil menuju ke luar kota. Ia bertekad untuk pindah ke luar kota agar Malvin tidak mudah menemukannya. Evelyn teringat di malam saat ia kerumah orang tua Malvin setelah Dena berkunjung ke apartemennya malam itu. Bukan bertemu Malvin, ayah Malvin malah mempersilahkan duduk karena ingin berbincang sebentar dengannya. "Bagaimana kabarmu? " ayah Malvin membuka percakapan mereka. "Seperti yang anda lihat tuan Gerald, saya baik - baik saja." Padahal tampak jelas dari raut wajahnya, Evelyn sedang tidak baik - baik saja. Ia sulit tidur di malam hari hingga kantung matanya tebal. Serta nafsu makannya yang telah berubah. "Aku akan langsung pada intinya Eve."Evelyn menatap lurus mantan boss dan juga ayah Malvin di depannya. "Aku tahu kau memiliki hubungan dengan anakku, aku juga tahu Malvin sangat mencintaimu, tapi aku memohon padamu, relakan Malvin untuk
Baca selengkapnya
22.
Matahari sudah menunjukkan sinarnya. Evelyn telah selesai membersihkan barang - barangnya. Kini ia hanya tinggal untuk mengepel lantainya. Evelyn bersiap untuk keluar membeli beberapa peralatan kebersihan. Ia keluar dan membuka pagar rumahnya. Tiba - tiba ada seorang pria mendekatinya dan bertanya. "Apa kau penduduk baru disini? ""Iya benar.""Perkenalkan aku Alex," Pria itu mengulurkan tangannya. Evelyn hanya sekilas milirik tangannya tanpa meraihnya. "Emb, tenanglah ... aku bukan orang jahat. Aku tinggal di rumah baris ketiga dari sini." Evelyn mengikuti arah pandang yang ditunjukkan pria di depannya. "Senang berkenalan denganmu, tapi maaf aku sedang terburu - buru."Evelyn berjalan kaki mencari toko untuk membeli beberapa perlengkapan kebersihan. Ia sedang malas untuk mengendarai mobilnya. Ia pikir, ia akan berjalan
Baca selengkapnya
Bab. 23
Malvin mencoba untuk kembali sibuk dengan pekerjaannya, ia belum mendapatkan jawaban dari orang yang dimintanya untuk membantu mencari Evelyn. Ia tengah memandang beberapa foto kebersamaan mereka. Ia tidak menyangka, hatinya akan terasa begitu hancur karena wanita. Malvin meremas bollpoint di tangannya. Kemudian melemparkannya ke sembarang arah. Tok, tok, tok. Malvin menatap pintu ruangan saat sekretrisnya membuka pintu itu tanpa menunggu jawaban darinya. "Maaf tuan Malvin, ada seseorang yang mencarimu""Siapa? "Dena menyerobot masuk ke dalam ruangan Malvin tanpa menunggu jawaban dari sekretaris barunya. "Pergilah," kata Malvin kepada sekretarisnya. Dena berjalan menuju sofa di ruangan Malvin setelah melihat sekretarisnya menutup pintu ruangan itu. "Aku hanya akan meminta jatah waktumu untu
Baca selengkapnya
Bab. 24
Malvin tidak langsung pulang setelah mengantar Dena kerumahnya. Ia mengemudikan mobilnya menuju apartemen Evelyn. Evelyn telah menjual apartemennya dan Malvin sengaja membelinya. Ya, setiap hari Malvin datang untuk sekedar melepas rindunya. Menurut Malvin, aroma Evelyn masih tertinggal di rumahnya. Dan Malvin sangat merindukannya. "Aku akan pergi beberapa saat, jadi aku tidak akan mengunjungimu untuk sementara waktu." Malvin berkata seolah Evelyn berada disana.Setelah agak lama, Malvin menghembuskan nafas, lalu bangkit menuju kamar mandi. Ia membersihkan diri dan memutuskan untuk tidur di apartemen itu malam ini. Keesokan harinya, Malvin pulang kerumahnya untuk menyiapkan pakaiannya selama pergi ke Bandung. Terdengar nada pesan di ponselnya berbunyi dan Malvin segera meraih ponselnya. "Jemput aku jam dua belas siang." pesan dari Dena. "Ya." hanya itu p
Baca selengkapnya
Bab. 25
"Evelyn? "Malvin maju satu langkah dan melepas tangannya di pinggul Dena. Malvin meraih tangan Evelyn dan reflek Evelyn pun mundur satu langkah. Dengan cepat ia mengontrol emosi dan ekspresinya. Ia mengerutkan kedua alisnya. "Maaf? " katanya dengan menarik tangannya kembali. "Ve, aku sudah mencarimu kemana-mana tapi aku tidak menemukanmu." Malvin berdiri di depan Evelyn. Dena yang kesal hanya diam. "Maaf anda salah orang." Evelyn kembali mundur. Ia menunjukkan ekspresi bingung seolah Malvin memang salah orang. "Aku tidak mungkin salah. Kau benar-benar Evelyn, seseorang yang aku cari ... mana mungkin aku melupakanmu."Tepat saat itu, Alex datang mendekat. Ia juga meraih pinggul Evelyn dan berkata, "Aku mencarimu sejak tadi, apa ada sesuatu yang terjadi? Apa kau baik-baik saja? "Evelyn mengangguk, "Aku baik-baik saja." 
Baca selengkapnya
Bab. 26
Alex merebahkan tubuh Evelyn di kamarnya. Kemudian ia pergi ke dapur, menuangkan air hangat pada gelas dan segera kembali ke kamar Evelyn untuk di berikan padanya. Alex membantunya duduk untuk meminumkan airnya. "Tidurlah, aku akan menjagamu di luar." Evelyn menggeleng, "Tidak, terima kasih Alex, sebaiknya kau pulang. Aku sudah lebih baik sekarang."Alex menatapnya dengan diam. Tatapan Alex membuat Evelyn merasa bersalah karena telah menolak kebaikannya. "Aku tidak berniat akan berbuat jahat padamu. Kau tiba-tiba sakit, dan kau tidak memiliki siapapun untuk membantumu. Kenapa kau masih bersikeras menolak kebaikanku?""Maafkan aku," pada akhirnya hanya itu yang Evelyn katakan. "Aku akan tetap disini menemanimu, jika nanti malam kau membutuhkan sesuatu, kau bisa memanggilku."Alex keluar dari dalam kamar Evelyn tanpa menunggu jawabannya. Ia pul
Baca selengkapnya
Bab. 27
"Alex? Apa kau sudah lama berdiri di sana?"Alex berjalan mendekat dan duduk di kursi, di depan Evelyn yang terhalang meja. "Belum cukup lama untuk mendengar semua ceritamu."Evelyn mengembuskan napasnya dan menunduk. "Jadi, kamu tidak jujur ketika aku bertanya saat itu?""Maafkan aku."Kini, Alex mengembuskan napasnya. "Aku tidak akan memaksa jika kau tidak ingin menceritakannya padaku.""Aku tidak–""Tidak apa-apa, jangan memaksakan dirimu." Alex memotong kata-kata Evelyn. Evelyn menyodorkan kopi susu untuk Alex yang tadi dibuatnya."Sebenarnya, aku datang ke tempat ini untuk menghindari mereka berdua." Alex mengernyitkan kedua alisnya. Evelyn menarik napas sebelum melanjutkan ceritanya. "Malvin adalah kekasihku, tapi Dena adalah tunangannya."Alex mengangguk paham. "Aku mengerti. Sepertinya ada kisah cinta yang rumit di sini."
Baca selengkapnya
Bab. 28
Evelyn menggapai sebuah kotak biru dan meletakkannya di bawah. Kemudian ia duduk bersila, perlahan ketika Evelyn membuka kotak biru tersebut, sebuah foto dengan bingkai berwarna coklat terlihat.Foto kenangan bersama Malvin yang dulu selalu berada di nakas sebelah tempat tidurnya. Kini hanya tersimpan rapi di dalam sebuah kotak.Evelyn memandang foto tersebut cukup lama, meraba gambar Malvin yang tercetak di sana dan memory tentang kejadian seolah terulang di otaknya.Evelyn meraih sebuah kotak kecil berwarna merah, membawa serta bersama foto mereka dan duduk di tempat tidur.Ia membaringkan tubuh dengan memeluk kedua barang tersebut tanpa membuka kotak merahnya. Tanpa sadar, Evelyn akhirnya tertidur.Keesokan hari Evelyn bangun ketika mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia bangkit dan segera membuka pintunya."Alex.""Selamat siang, Evelyn. Kamu baru bangun?""Jam berapa sekarang? Maaf, semalam aku tidak bisa tidur."
Baca selengkapnya
Bab. 29
"Hamil?" Terdengar suara seseorang yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.Sontak Alex dan Evelyn melihat ke asal suara. Ia sangat terkejut karena Malvin sudah berdiri di sana."Malvin?" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Evelyn karena terlalu terkejut melihat Malvin tiba-tiba berada di sana. Suatu kebetulan yang tidak pernah terpikir olehnya.Malvin berjalan mendekat dengan angkuhnya."Kau hamil? Dengan siapa? Pria Brengsek ini? Dasar Bajingan!" Malvin menghantam wajah Alex dengan keras.Reflek Evelyn menjerit histeris. "Alex!"Malvin tidak mempedulikan teriakan Evelyn, ia terus memukul Alex tanpa perlawanan dari Alex. Ia hanya bisa mengelak serangan Malvin yang kadang-kadang tetap tepat sasaran.Evelyn terus berteriak dan berusaha mengentikan Malvin. Tapi pria itu tetap tidak mau berhenti."Malvin, hentikan! Aku mohon." Evelyn mulai kembali menangis.Malvin menghentikan aksinya, Evelyn langsung berlari menghampi
Baca selengkapnya
Bab. 30
Jumat pagi, Evelyn telah bersiap-siap. Ditemani Alex, ia akan pergi ke pusat pembelanjaan bahan kue. Hal baru yang akan ia pelajari dan mulai ia minati.Sejak beberapa hari yang lalu, Evelyn jadi suka melihat tutorial membuat kue. Kesukaan itu bermula, saat Evelyn mulai suka ngemil, salah satu tanda kehamilannya yang tidak disadari oleh Evelyn.Evelyn juga sempat berpikir untuk berjualan kue, namun, ia perlu banyak belajar untuk itu. Dengan antusias ia menunjukkan kepada Alex, dan dengan senang hati Alex menawarkan diri untuk membantunya."Kamu ingin membuat kue apa?""Aku ingin brownies.""Baiklah, kita belanja bahan untuk membuat brownies.""Apa kau juga pandai membuat kue?""Sedikit."Alex dan Evelyn berjalan beriringan, memilih bahan premium untuk membuat kue."Apa kau memiliki oven?""Aku sudah membelinya secara online kemarin." Jawab Evelyn dengan tersenyum."Maaf kemarin aku terlalu sibuk." Kata Alex."Un
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status