Usai menyelesaikan sarapannya, Dara berniat kembali ke kamarnya.
"Yah, Bun, Dari balik ke kamar, ya!" Pamit Dara pada ayah dan bundanya."Ya, kok masuk kamar lagi?" Tanya Bunda"Dara ngantuk, Bun," sahut Dara"Kamu ini gimana, sih? Biasanya gak pernah begadang kok sekarang udah ngantuk aja." "Bunda kayak gak tahu aja, paling dia abis begadang telponan sama suaminya," timpal ayah.Boro-boro telponan, nomornya aja gak aktif, batin Dara."Udah ah, Dara ke kamar, ya!" Dara sudah akan berdiri dari duduknya, tetapi Bunda sudah bicara lagi."Kamu jangan di kamar terus dong, ikut bunda aja yuk ke arisan!" Dara memutar bola matanya, malas banget mesti ngumpul sama ibu-ibu teman arisan mamanya, pasti nanti ujung-ujungnya di sana dia bakal jadi bahan ghibah ibu-ibu arisan, mending dia tidur di rumah."Gak ah, Dara ngantuk, bye!" Dara langsung berjalan memasuki kamarnya dan tak menghiraukan panggilan bundanya. Mata Dara benar-benar menganWarning21+Harap bijak memilih bacaan!Mas Randy...," pekik Dara, lalu sedetik kemudian Dara menjerit histeris menangis."Huaa....""Hei, hei kenapa menangis? Ada yang sakit? Atau apa?" Tanya Randy kebingungan karena tiba-tiba istrinya menangis tanpa sebab."Huaa, mas Randy jahat...!" Teriak Dara, dan Randy semakin bertambah bingung apa salahnya, dan apa tadi, jahat?"Lho, saya salah apa?""Pokoknya mas Jahat...!" Ucap Dara, sambil mengusap air matanya, dan berjalan ke arah ranjang, dan Randy mengikuti langkah Dara."Sini, duduk dulu!" Randy menarik tangan Dara, dan menyuruh Dara agar duduk di sampingnya Dara menurut, tetapi wajahnya masih cemberut."Saya salah apa? Coba cerita!" Kata Randy, dengan nada lembut."Mas Randy jahat, kenapa nomornya mas Randy gak aktif, dan mas gak kasih kabar aku sama sekali, aku tuh khawatir sama mas," ucap Dara."Maaf! Sudah membuatmu khawatir ," Ucap Randy sambil t
Saat ini Dara dan Randy sedang menikmati makan siang mereka di sebuah Restoran. Tadinya Dara ingin delivery saja, tetapi Randy memaksanya untuk makan bersama di luar, dengan terpaksa Dara pun akhirnya menuruti keinginan suaminya itu."Randy...." sapa seorang perempuan cantik, sambil mengandeng tangan seorang anak lelaki berumur sekitar 3 tahunan.Sontak saja Dara dan Randy pun mengalihkan pandangan mereka pada perempuan yang baru saja menyapa Randy itu.Randy terkejut melihat sesorang yang baru saja menyapanya, " Sisil...." gumam Randy."Hai, kamu Randykan?" Tanpa permisi Sisil menarik salah satu kursi dan ikut bergabung dengan Dara dan Randy."Oh, iya. Hai Sil, apa kabar?" Kata Randy."Kabar baik, kamu sendiri gimana? Ini siapa?" Tanya Sisil, lalu menatap Dara."Oh, kenalkan Sil, ini Dara istri aku," ujar Randy memperkenalkan Dara."Kamu sudah nikah?" Tanya Sisil, kaget. Randy menganggukkan kepalanya."Oh, hai aku Sisil, teman SMAn
Sejak tahu Dara tengah mengandung anaknya Randy kini menyuruh Dara untuk berhenti bekerja, tetapi Dara tak mau, dan ia tetap ingin bekerja dengan alasan ia merasa bosan jika harus berdiam di rumah, dan tak punya teman, lagian kandungannya juga tak bermasalah, jadi dengan terpaksa Randy menuruti keinginan Dara, dari pada nanti istrinya itu ngambek dan berakhir ia disuruh untuk tidur di luar.Randy tetap memperbolehkan Dara bekerja, tetapi di kantor Dara tak boleh mengerjakan pekerjaan berat, dan Randy menyuruh kepala Bagian di devisi Dara untuk tak memberikan Dara pekerjaan yang berat, jadilah Dara lebih banyak nganggur, cuma duduk-duduk aja di depan meja kerjanya, ia jadi tak enak pada teman-temannya yang lain, yang sekarang banyak menatapnya tak suka.Kedua orang tua Dara sangat senang dan turut berbahagia mendengar kabar kehamilan Dara, sayang sekali saat ini mereka tidak bisa datang dan mengucapkan kata selamat secara langsung pada anak dan menantu mereka itu atas
Sudah beberapa hari ini Randy sering pulang larut malam karena banyak pekerjaan di kantor yang harus segera diselesaikan dalam waktu singkat, seperti saat ini jam sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari dan ia baru saja pulang dari kantor.Randy memasuki kamarnya dengan pelan takut mengganggu tidur istrinya. Randy mendekati Dara yang saat ini tengah tertidur pulas, Randy mengusap pelan perut Dara, lalu ia mengecup singkat kening Dara sebentar, Randy melangkah masuk ke dalam kamar mandi, tubuhnya terasa gerah dan ia butuh mandi untuk menyegarkan tubuhnya.Dara terbangun dari tidurnya saat mendengar suara gemericik air dari kamar mandi.Ceklek..Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok suaminya yang baru saja selesai mandi, saat ini Randy hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya."Mas," panggil Dara, dengan suara yang terdengar parau."Loh, sayang kok bangun, bobo lagi, gih!" Ucap Randy, ia pun mendekat ke arah ranjang."Emm,"
Sesampainya di depan rumah, Randy memarkirkan mobilnya dan segera turun dari mobil tanpa menoleh kepada Dara. Brugh....Randy menutup pintu mobil dengan kencang, Dara yang masih berada di dalam mobil pun terlonjak kaget mendengar suara pintu mobil yang ditutup kasar oleh Randy.Setelah Randy hilang dari pandangan, Dara pun perlahan membuka pintu mobil, dengan pelan ia menggerakan kakinya."Auuhh....!" Dara merintih menahan sakit kakinya.Kakinya terasa sangat sakit, tetapi ia harus segera keluar dari mobil ini dan masuk ke dalam rumah menyusul suaminya, untuk menjelaskan tentang kesalahpahaman ini.Dengan pelan dan tertatih Dara berjalan memasuki rumah sambil berpegangan pada dinding, kadang ia merintih karena sakit.Saat ia sudah berada di undakan tangga, terlihat Randy turun dengan tergesa. Sepertinya Randy ingin pergi keluar, dilihat dari penampilannya yang kini sudah berganti baju. Randy melewatinya begitu saja."Mas!" Panggil Dara, Randy
Randy terduduk lemas di depan pintu ruangan IGD, yang mana di dalam sana Dara sedang ditangani oleh tim Dokter. Tak jauh dari tempat Randy berada bik Surti duduk di sebuah kursi, ia juga sangat mengkhawatirkan keadaan istri majikannya itu.Randy sangat menyesali sikap kasarnya pada Dara tadi pagi, ia sangat marah dan merasa cemburu melihat Dara disentuh oleh lelaki lain sehingga ia tak bisa mengontrol emosinya dan membentak Dara.Randy mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah dua orang yang mendekat kearahnya."Bagaimana keadaan, Dara?" Tanya Ayah yang sudah berdiri di depan Randy."Belum tahu, yah. Masih ditangani Dokter di dalam," jawab Randy dengan pelan."Apa yang terjadi pada Dara nak Randy?" Cecar Bunda. Randy menggelengkan kepalanya lemah, ia tak sanggup mengatakan pada kedua mertuanya kalau ini terjadi karena kesalahannya.Ah, kini Randy benar-benar menyesal, seandainya tadi pagi ia tak mengabaikan Dara, dan mendengarkan p
Sudah satu minggu berlalu pasca keguguran yang dialami oleh Dara, kini Dara sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Randy membereskan beberapa pakaian kotor dan barang-barang lainnya ke dalam sebuah koper, sedangkan Bunda membantu Dara bersiap-siap. Tadinya Randy yang ingin membantu istrinya itu, tetapi Dara menolak. Selama Dara dirawat di rumah sakit, selama itu pula Randy berada di sana, untuk urusan kantor ia serahkan pada asistennya, jika ada hal yang sangat penting dan mendesak barulah Randy yang turun tangan.Selama berada di rumah sakit, Dara lebih banyak diam. Randy benar-benar merasa bersalah atas apa yang dialami oleh Dara, ia pun paham jika akhirnya Dara mendiamkannya, dan tak mau berbicara padanya.Tapi ia lebih suka jika Dara marah, mencacinya, bahkan memukulnya daripada didiamkan seperti ini. Randy berharap semoga Dara bisa memaafkannya.Randy menuntun Dara berjalan keluar dari rumah sakit, tadinya Randy ingin menggendongnya, tetapi Dar
Pagi ini Dara terbangun dari tidurnya, ia melirik jam yang ada di atas nakas samping tempat tidur, sudah jam 08.30 pagi. Lalu pandangannya mengarah pada sofa yang ada di kamar tersebut, ya sejak Dara pulang dari rumah sakit, Randy tidur di sofa, karena Dara menolak tidur berdua di atas ranjang yang sama. Di atas sofa terlihat Randy masih tertidur sambil meringkuk bergelung dengan selimutnya. Tumben sekali suaminya itu belum bangun, biasanya jam segini Randy sudah berangkat ke kantor, Apakah Randy tak pergi ke kantor hari ini?Dara turun dari ranjang, dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan mengosok gigi terlebih dahulu. Saat Dara keluar dari kamar mandi, Dara menoleh ke arah sofa tempat Randy tidur di sana Randy masih tidur dengan posisi sama dengan yang tadi."Kok, gak bangun-bangun, sih?" Gumam Dara, padahal sudah mau jam 9 pagi.Tak ingin menganggu Randy yang masih tertidur, Dara pun memilih untuk keluar dari kamar dan sarapan.