Sudah beberapa hari ini Randy sering pulang larut malam karena banyak pekerjaan di kantor yang harus segera diselesaikan dalam waktu singkat, seperti saat ini jam sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari dan ia baru saja pulang dari kantor.
Randy memasuki kamarnya dengan pelan takut mengganggu tidur istrinya. Randy mendekati Dara yang saat ini tengah tertidur pulas, Randy mengusap pelan perut Dara, lalu ia mengecup singkat kening Dara sebentar, Randy melangkah masuk ke dalam kamar mandi, tubuhnya terasa gerah dan ia butuh mandi untuk menyegarkan tubuhnya.Dara terbangun dari tidurnya saat mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Ceklek..Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok suaminya yang baru saja selesai mandi, saat ini Randy hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya."Mas," panggil Dara, dengan suara yang terdengar parau."Loh, sayang kok bangun, bobo lagi, gih!" Ucap Randy, ia pun mendekat ke arah ranjang."Emm,"Sesampainya di depan rumah, Randy memarkirkan mobilnya dan segera turun dari mobil tanpa menoleh kepada Dara. Brugh....Randy menutup pintu mobil dengan kencang, Dara yang masih berada di dalam mobil pun terlonjak kaget mendengar suara pintu mobil yang ditutup kasar oleh Randy.Setelah Randy hilang dari pandangan, Dara pun perlahan membuka pintu mobil, dengan pelan ia menggerakan kakinya."Auuhh....!" Dara merintih menahan sakit kakinya.Kakinya terasa sangat sakit, tetapi ia harus segera keluar dari mobil ini dan masuk ke dalam rumah menyusul suaminya, untuk menjelaskan tentang kesalahpahaman ini.Dengan pelan dan tertatih Dara berjalan memasuki rumah sambil berpegangan pada dinding, kadang ia merintih karena sakit.Saat ia sudah berada di undakan tangga, terlihat Randy turun dengan tergesa. Sepertinya Randy ingin pergi keluar, dilihat dari penampilannya yang kini sudah berganti baju. Randy melewatinya begitu saja."Mas!" Panggil Dara, Randy
Randy terduduk lemas di depan pintu ruangan IGD, yang mana di dalam sana Dara sedang ditangani oleh tim Dokter. Tak jauh dari tempat Randy berada bik Surti duduk di sebuah kursi, ia juga sangat mengkhawatirkan keadaan istri majikannya itu.Randy sangat menyesali sikap kasarnya pada Dara tadi pagi, ia sangat marah dan merasa cemburu melihat Dara disentuh oleh lelaki lain sehingga ia tak bisa mengontrol emosinya dan membentak Dara.Randy mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah dua orang yang mendekat kearahnya."Bagaimana keadaan, Dara?" Tanya Ayah yang sudah berdiri di depan Randy."Belum tahu, yah. Masih ditangani Dokter di dalam," jawab Randy dengan pelan."Apa yang terjadi pada Dara nak Randy?" Cecar Bunda. Randy menggelengkan kepalanya lemah, ia tak sanggup mengatakan pada kedua mertuanya kalau ini terjadi karena kesalahannya.Ah, kini Randy benar-benar menyesal, seandainya tadi pagi ia tak mengabaikan Dara, dan mendengarkan p
Sudah satu minggu berlalu pasca keguguran yang dialami oleh Dara, kini Dara sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Randy membereskan beberapa pakaian kotor dan barang-barang lainnya ke dalam sebuah koper, sedangkan Bunda membantu Dara bersiap-siap. Tadinya Randy yang ingin membantu istrinya itu, tetapi Dara menolak. Selama Dara dirawat di rumah sakit, selama itu pula Randy berada di sana, untuk urusan kantor ia serahkan pada asistennya, jika ada hal yang sangat penting dan mendesak barulah Randy yang turun tangan.Selama berada di rumah sakit, Dara lebih banyak diam. Randy benar-benar merasa bersalah atas apa yang dialami oleh Dara, ia pun paham jika akhirnya Dara mendiamkannya, dan tak mau berbicara padanya.Tapi ia lebih suka jika Dara marah, mencacinya, bahkan memukulnya daripada didiamkan seperti ini. Randy berharap semoga Dara bisa memaafkannya.Randy menuntun Dara berjalan keluar dari rumah sakit, tadinya Randy ingin menggendongnya, tetapi Dar
Pagi ini Dara terbangun dari tidurnya, ia melirik jam yang ada di atas nakas samping tempat tidur, sudah jam 08.30 pagi. Lalu pandangannya mengarah pada sofa yang ada di kamar tersebut, ya sejak Dara pulang dari rumah sakit, Randy tidur di sofa, karena Dara menolak tidur berdua di atas ranjang yang sama. Di atas sofa terlihat Randy masih tertidur sambil meringkuk bergelung dengan selimutnya. Tumben sekali suaminya itu belum bangun, biasanya jam segini Randy sudah berangkat ke kantor, Apakah Randy tak pergi ke kantor hari ini?Dara turun dari ranjang, dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan mengosok gigi terlebih dahulu. Saat Dara keluar dari kamar mandi, Dara menoleh ke arah sofa tempat Randy tidur di sana Randy masih tidur dengan posisi sama dengan yang tadi."Kok, gak bangun-bangun, sih?" Gumam Dara, padahal sudah mau jam 9 pagi.Tak ingin menganggu Randy yang masih tertidur, Dara pun memilih untuk keluar dari kamar dan sarapan.
"Mas sarapan dulu!" Dara masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan yang di atasnya ada semangkuk bubur dan juga segelas air putih."Bubur lagi?" Tanya Randy."Hmm,""Gak ah, gak mau!" Tolak Randy, Randy sangat tidak menyukai makanan bertekstur lembut tersebut. Kemaren saja dengan terpaksa Randy memakannya, karena paksaan dari Dara."Ih, makan dulu baru minum obatnya, katanya mau cepat sembuh!" Bujuk Dara."Tapi mas gak suka bubur, sayang," renggek Randy manja."Hmm, ini terakhir deh. Besok-besok gak lagi, lagiankan sayang udah dibikin juga, kan mubazir mau dibuang," ucap Dara."Aa..." Dara mendekatkan sendok yang berisi bubur ke mulut Randy, dengan terpaksa Randy pun menerima suapan dari Dara.Suapan demi suapan ia terima, saat bubur yang ada di mangkuk sisa separuh, Randy pun menolak untuk kembali disuapi oleh Dara."Udah." Ucap Randy.Dara meletakan mangkuk yang masih berisi separuh bubur tersebut ke atas meja, ia mera
Warning!!21+ Cerita ini mengandung adegan dewasa, harap bijak memilih bacaan! Yang gak suka boleh diskip, yang belum cukup umur harap jangan baca!!Sesampainya di rumah, Dara dan Randy langsung masuk ke dalam kamar mereka."Mas mandi dulu, gih!" Kata Dara, seraya memberikan sebuah handuk pada Randy."Hmm, ntar dulu, yank," ucap Randy.Randy duduk di atas sofa yang berada di kamar sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, lalu mengendurkan ikatan dasinya."Capek, ya?" Dara berjalan mendekati suaminya yang terlihat lelah, lalu melepaskan dasi serta sepatu yang di pakai Randy."Hmm, iya, yank. Tiga hari gak masuk kerja, kerjaan mas jadi numpuk," ujar Randy, sambil memejamkan matanya.Ternyata selama tiga hari tak masuk ke kantor membuat pekerjaan Randy di kantornya menumpuk. Tadinya Randy ingin lembur mengerjakan pekerjaannya, tetapi teringat janjinya yang akan menjemput istrinya itu di rumah mertuanya, membuat Randy mengurungkan niatnya
Dara keluar dari kamar mandi dengan handuk membungkus rambutnya yang basah."Mas, bangun...!" Dara membangunkan Randy yang masih tertidur pulas."Em, masih ngantuk, sayang," gumam Randy, lalu membenamkan kembali wajahnya di bawah bantal."Memangnya mas gak ke kantor hari ini?" Tanya Dara, karena melihat suaminya yang malas-malasan untuk bangun."Ke kantor, Sayang. Tapi mas agak siangan aja deh berangkatnya, ngantuk banget," sahut Randy, lalu kembali memejamkan matanya.Hmm, baiklah. Dara melepaskan handuk yang sejak tadi membungkus rambut basahnya, dan menyisir rambutnya."Ya, udah. Aku mau ke bawah dulu," kata Dara, setelah ia sudah menyisir rambut basahnya."Hmm," gumam Randy.Karena Randy meneruskan tidurnya kembali, Darapun memilih untuk ke dapur.Di dapur, Dara menemui Bik Surti yang sedang membuat sarapan untuk mereka."Bibik masak apa?" Tanya Dara."Eh, Non Dara. Ini Non, Bibik mau bikin sup ayam kesukaannya mas R
Taksi yang ditumpangi Dara berhenti di depan Kantor Randy, setelah membayar ongkos taksinya Dara turun dari taksi sambil menenteng tas yang berisi bekal makan siang untuk Randy.Dara melangkahkan kakinya memasuki kantor tersebut, saat ia sudah sampai di Lobi, Dara menghentikan langkahnya karena ada seseorang yang memanggil namanya."Dara..." panggil Sinta, sahabat sekaligus rekan kerjanya saat ia bekerja di perusahaan itu."Ya Ampun, Dara. Gue kangen, loe, udah lama banget gak lihat loe." Pekik Sinta, sambil memeluk Dara."Ish lebay, loe aja yang sibuk kerja, gak mau jengukin gue," decih Dara."Ya, maaf. Gimana sekarang loe udah lebih baik'kan. Maafin gue kemaren saat loe kena musibah gue gak bisa jengukin, loe.?" Ujar Sinta seraya melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah Dara sebentar. Sinta tak enak hati karena saat Dara mengalami keguguran Sinta belum sempat menjenguknya."Ya gak apaa-apa, gue udah baik-baik aja kok sekarang." Sahut Dara, sera