All Chapters of UNREQUITED LOVE (INDONESIA): Chapter 21 - Chapter 30
62 Chapters
PILU YANG BERULANG
 "Assalamualaikum, apa kabar ? sudah sampai di mana ?"Rania tampak tersenyum melihat pesan masuk di ponselnya.Meski hanya sekilas senyum itu nampak seperti senyum bahagia. Rania meraih ponselnya kemudian membalas pesan tersebut dengan cepat."Di rumah makan Wong Solo, di sini ada Pak Leo bersama keluarganya."Begitu penjelasan Rania melalui pesan singkat kepada seseorang yang mengirim pesan lewat ponsel nya. Orang tersebut ternyata Pak Wahyu yang tadi di temui oleh Rania dan Septia di Kantor Pengadilan Agama.
Read more
GADIS PEMIMPI
Sejak kejadian hari itu di Rumah Makan Wong Solo, Pak Wahyu memberanikan dirinya untuk datang ke rumah Rania.Rania keluar kamar dengan bahagia, menjumpai Pak Wahyu yang sedang menunggu di kursi santai di beranda, dua gelas air jahe hangat telah terhidang di sampingnya ada kue bolu yang siap untuk disantap. Rania duduk di samping Pak Wahyu dengan baju santai warna abu-abu. Pak wahyu tersenyum melihat Rania.“Darimana ?”“Dari rumah.”“Mau ke mana ?”“Mau kesini.”Kemudian Pak Wahyu menyerahkan paper bag cantik pada rania, Rania heran, menerimanya dengan tanda tanya.“Ini apa ?”“Di buka saja.”Rania membuka paper bag tersebut, dengan takjub ia melihat sebuah jam tangan cantik lengkap dengan sertifikatnya. Hadiah kah ini ? Tanya Rania hanya sebatas dalam batinnya.HADIAH ???Sudah lama sekali ia tidak menerima ini setelah ia meninggalkan
Read more
PERTANYAAN SEPTIA
Septia sudah sejak siang tadi berada di rumah Rania, meskipun Rania tidak ada di rumahnya. Gadis itu rebahan di kamar tamu rumah Rania. Rania telah menganggap Septia sebagai adik sendiri. Mereka demikian dekat seperti saudara meskipun baru beberapa bulan saling mengenal.Tadi Septia memberikan kabar pada Rania bahwa dirinya berada di rumah Rania dan Rania pun berkata, tunggu saja sebentar lagi aku pulang.Itu p
Read more
JANGAN ADA PERASAAN LAIN
 Rania baru saja usai melanjutkan tulisannya ketika ia membaca pesan di whatsappnya.“Ran,”“Iya,”“Sedang apa ?”“Menulis.”“Boleh aku ke sana sekarang ?” Rania mendongakkan kepalanya, ia tersenyum kecil sepertinya Tuhan sedang menguji ku, bisiknya perlahan.“Boleh.”Pak Wahyu pun mengakhiri perbincangan mereka. Beberapa jam kemudian mobil Pak Wahyu telah berada di rumahnya. Rania yang dari tadi telah menanti akhirnya keluar jug
Read more
RANIA DALAM LUKA
Malam gelap tanpa bintang, ada gamang yang mulai mengembang. Rania merasa rindunya mulai terusik sejak kedatangan Pak Wahyu dalam kehidupan nya. Pak Wahyu, sosok kebapakan yang berkali-kali menenangkan pikirannya, melukiskan harapan baru dalam kehidupannya. Pak Wahyu yang selalu mengajarkan Rania tentang pentingnya mendekap erat rasa syukur agar Tuhan menambah nikmatNya. Pak Wahyu yang selalu bilang bahwa dendam tidak akan menyelesaikan masalah. Rindunya berkejaran di antara belukar dan hutan rimba. Ada banyak sekali dedaunan kering juga hewan liar yang terkadang menakutinya dan memaksa Rania untuk menghentikan rindu. Andai saat ini dirinya sedang tertidur maka ia akan memilih untuk tetap tidur demi menuntaskan rindunya. 
Read more
KABAR GEMBIRA
“Assalamualaikum, Bu Rani.” Suara dari sebrang terdengar, suara lembut dari pemilik suara, seorang yang baik hati namun tegas dalam prinsip. Dan Rania pun menjawab dengan suara tak kalah lembutnya.“Waalaikumsalam, apa kabar, Pak ?. Lama tak jumpa.”“Iya, banyak tugas kampus yang harus di kerjakan terutama penyampaian materi via zoom video benar-benar sangat menyita perhatian, menyita waktu dan butuh kesabaran. Belum lagi persiapan webminar.”“Saya juga mengalami nasib yang sama, Pak.”“Sedang dimana ?” masih tanya suara itu lagi.“Sedang di rumah, Pak.”
Read more
PANGGILAN DARI KAMPUS
PANGGILAN DARI KAMPUSPagi yang indah ketika dunia menampakkan senyum indahnya. Rania sudah bangun sejak subuh tadi dan melanjutkan tulisannya di beberapa platform penulisan. Sesekali matanya menyipit lalu kadang melebar, seperti pusaran cinta yang kadang naik dan kadang turun. Rania mengikuti alur cerita yang ia buat dengan ekspresi wajahnya.Ia terkejut melihat handphonenya menyala, sebaris nama muncul disana. Nama yang selalu membuatnya tersenyum, menghadirkan inspirasi dalam tiap episode-episode novelnya. Nama itu yang menghadirkan letupan dalam hatinya. Nama itu juga yang membuatnya berpikir hal lain tentang sebuah dendam. Bahwa dirinya harus berhasil terlebih dahulu maka hal itu adalah pembalasan terbaik bagi seseorang yang ingin membalas dendam. Bahwa dendam itu bukan tentang melakukan hal buruk pada seseor
Read more
UPAYA DAMAI
"Sudah di kampus ?" Ach, lelaki ini lagi. Lelaki dengan senyum manis yang selalu menghadiahkan energinya untuk Rania. "Iya, sudah.""Alhamdulillah, tetap tenang dan baca sholawat ya.""Iya, terimakasih dukungannya"Hanya itu WhatsApp terakhir antara Rania dan Pak Wahyu pagi ini. Hingga Rania memutuskan untuk menuju ruang dekan.Rania melangkah tertatih, bukan karena tubuhnya sedang sakit atau karena lapar tetapi karena beberapa mata memandang dirinya, seolah dirinya adalah pemilik puncak kesalahan. Rania ingin menjelaskan pada mereka kronologi kejadian yang sesunggu
Read more
BERHARAP CINTA DAPATKAN LUKA
Rania menepikan mobilnya di dekat menara pandang. Suasana sedang riuh dengan banyak orang, terdapat penjual makanan di tepian sungai. Angin semilir menyapu wajah menghadirkan sensasi dingin dan indah. Rania merasakan sesuatu yang berbeda. Ia membuka pintu mobilnya. Ia melangkah menyusuri tepian sungai berharap menemukan tempat untuk duduk sejenak melepaskan kegundahan hatinya, hingga ia melihat sepasang kekasih meninggalkan bangku yang terbuat dari besi yang tadi mereka duduki.Rania duduk di tempat itu, sebotol air mineral berada dalam genggaman tangan nya di tambah dengan jagung rebus di plastik putih ia letakkan di sampingnya. Rania meminum airnya seteguk.
Read more
LUKA YANG BERTUMPUK
Rania menangis terisak ketika ia telah tiba di rumahnya, menghancurkan kebahagiaan rumah tangga wanita lain sama dengan mencabut nyawanya sendiri dan Rania tidak bisa melakukan itu. Rania tidak mungkin melakukanya, ia pasti akan terluka. Dirinya bukan penghancur rumah tangga orang lain.Tetapi, menerima kenyataan harus kehilangan seseorang yang selama ini memberikan semangat juga bukan hal yang mudah. Ia seperti kehilangan separoh dari nafas, dan itu sama saja rasa sakitnya.Memilih bahagia diatas penderitaan orang lain atau memilih mencari kebahagiaan lain ? Ini juga bukan hal yang mudah.Rania baru saja bahagia, namun ia kembali merasakan sakit. Ia bahkan telah rela menerima takdir menjadi ‘yang disembunyikan’ demi cinta dan rasa sayangnya pada Pak wahy
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status