Share

UPAYA DAMAI

"Sudah di kampus ?" Ach, lelaki ini lagi. Lelaki dengan senyum manis yang selalu menghadiahkan energinya untuk Rania.

"Iya, sudah."

"Alhamdulillah, tetap tenang dan baca sholawat ya."

"Iya, terimakasih dukungannya"

Hanya itu WhatsApp terakhir antara Rania dan Pak Wahyu pagi ini. Hingga Rania memutuskan untuk menuju ruang dekan.

Rania melangkah tertatih, bukan karena tubuhnya sedang sakit atau karena lapar tetapi karena beberapa mata memandang dirinya, seolah dirinya adalah pemilik puncak kesalahan. Rania ingin menjelaskan pada mereka kronologi kejadian yang sesunggu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status