All Chapters of Remember When : Chapter 11 - Chapter 20
45 Chapters
Bab 10 - Yusa Cemburu
“Terpaksa??!!” Nada bicara Dante tiba-tiba berubah meninggi ketika mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal dari mulut Lussi. Untung saja kedua bocah kembar mereka tidak terganggu dengan nada bicaranya barusan. “Om Dante jangan mala-mala.”
Read more
Bab 11 - Tertekan
Keputusan Olivia meninggalkan kantor ditengah-tengah jalannya rapat dan berdiam diri di kediaman Elok tampaknya bukan suatu keputusan yang tepat. Tiga jam lalu adalah saat-saat di mana dirinya merasakan yang namanya kebebasan. Bahkan sambutan dari Si Kembar ketika mobil miliknya memasuki pekarangan rumah juga penuh kegembiraan. Lussi dan Elok selaku pemilik rumah pun juga ikut merasakan kegembiraan itu selama tiga jam. Ditambah lagi karena kehadiran tamu yang sama sekali tidak Olivia sangka-sangka akan menampakkan sosoknya lagi dihadapannya.Dante berjalan menghampiri Elok guna mencium pungg
Read more
Bab 12 - Pengumuman Penting
Menjelang hari H acara opening ceremony peresmian kantor di cabang Surabaya, Olivia disibukkan dengan berbagai hal. Bersama dengan Lana, Olivia memastikan bahwa tidak akan ada hal-hal yang terlewatkan nantinya. “Ngomong-ngomong kamu lagi perang dingin ya sama Bos Ganteng?” Lana memulai obrolan siang itu dengan antusias. “Maksud, Mbak?” Olivia balas bertanya.
Read more
Bab 13 - Kamu Itu Milikku
Dante sedang mengamati dua insan tengah terlibat suatu obrolan. Mereka adalah Olivia dan Yusa. Secara kebetulan ia berdiri tidak jauh dari mereka berada. Meskipun begitu sepertinya tidak cukup dekat untuk bisa mendengar perdebatan yang terjadi di sana. Dante tidak tahu masalah seperti apa yang mereka perdebatkan namun terlihat sekali jika pujaan hatinya itu sedang diselimuti dengan amarah. Dante berdecak kesal. Bahkan disaat sedang marah pun dia terlihat begitu cantik, batin Dante.
Read more
Bab 14 - Berbaikan
Sebuah coffee shop di daerah jalan Sulawesi menjadi tempat persinggahan Olivia dan Dante malam ini. Perasaan keduanya seperti bebas tanpa beban setelah pengakuan yang mereka lakukan tadi. Rasa lapar pun tanpa terasa juga hinggap di perut keduanya. Olivia mengikat rambutnya menjadi cepolan sederhana saat makanan yang mereka pesan satu per satu tiba di meja. Suapan pertama langsung memanjakan lidah Olivia. “Dari dulu kamu nggak berubah, Via. Selalu nasi goreng yang menjadi list teratas di daftar menu makananmu,” kata Dante ketika melihat Olivia menikmati suapan keduanya.
Read more
Bab 15 - Keputusan Olivia
Lift dari parkiran basement menuju kantor lumayan sesak pagi ini. Menjelang weekend para pekerja malah semakin giat menyelesaikan pekerjaan mereka jika tidak ingin menghabiskan waktu libur dengan lebur. Olivia melenggang ringan dengan tas jinjing di tangan kanan dan beberapa map di tangan kirinya. “Eh, Bu Bos kita sudah datang,” sapaan pertama langsung menggelitik telinga Olivia. Olivia hanya bisa tertawa sebagai balasan atas candaan rekan kerjanya. Akibat pernyataan Yusa di ballroom waktu itu tentu tidak heran jika dirinya mendapat julukan baru di kantor.
Read more
Bab 16 - Kita Harus Berhenti
Pulang dari kantor Olivia menyempatkan mampir ke rumah Elok untuk menemui Si Kembar. Namun sayangnya saat Olivia tiba di sana kedua putra Lussi sudah terlelap ke alam mimpi—membuat Olivia harus menelan kekecewaan. “Via, kamu sudah makan malam?” tanya Elok saat bertemu pandang dengan Olivia di ruang tamu. “Kamu malam ini tidur di sini kan, Via? Tante sudah bersihkan kamar tamu yang biasa kamu pakai eits … Tante nggak mau dengar alasan apapun. Mumpung Si Kembar ada di sini. Sering-seringlah kemari.”
Read more
Bab 17 - Satu-Satunya Jalan
Gigitan roti panggang dengan nutella melumer di mulut Olivia. Pagi itu benar-benar menjadi pagi yang sempurna bagi Olivia. Dante duduk di depannya sembari mengedipkan mata. Laki-laki itu sepertinya belum bisa menghilangkan kelakuannya yang suka tidak pandang tempat jika ingin bermain mata. Untung saja hanya ada Elok yang menemani mereka berdua di meja makan karena Lussi dan Reihan jelas baru saja terlelap menjelang subuh setelah memergoki mereka berdua semalam. Ah … Olivia benar-benar malu sekali dibuatnya. “Apa
Read more
Bab 18 - Aku Kotor, Dante
“Tolong jangan bilang siapapun ya, Mbak.” Olivia tidak bisa mengartikan tatapan Lana di depannya. Lana terdiam mematung saat Yusa tersungkur setelah pukulan cukup keras ditengkuknya. Lana membawa Olivia ke ruangannya di mana hanya ada mereka berdua saja yang tersisa di kantor. Lana meremas tangan Olivia seerat mungkin. Olivia tahu betapa Lana juga takut hal buruk yang paling ditakutkan terjadi kalau saja ia tidak masuk ke ruangan Yusa saat itu. “Biadab itu memang pantas menerimanya,” tukasnya penuh kebencian. “Besok kamu nggak perlu datang kemari lagi, Via. Ini demi keselamatanmu, ok?” Olivia mengangguk pelan sembari merapikan pakaiannya yang berantakan. “Terus nasib Yusa, gimana? Mbak akan membiarkannya begitu saja di sana?” “Selagi dia nggak mati, itu bukan masalah besar. Lebih baik kamu pulang sekarang, Via.” Olivia pun mengangguk tanpa membantahnya lagi. *** Dante menunggunya tepat di parkiran. Tidak ada angin, tida
Read more
Bab 19 - Rahasia Terkuak
Pemandangan yang Olivia lihat pertama kalinya adalah senyuman hangat milik Ambar dengan garis-garis wajah yang terbilang sudah tidak muda lagi. Ambar mengusap kepalanya lembut dengan mata yang masih basah oleh bekas airmata. Olivia tidak mengerti kenapa Ambar bisa menangis sesunggukan saat melihatnya membuka mata. Ditambah lagi kenapa juga ia bisa berada di atas ranjang rumah sakit. Olivia tidak paham apa yang menimpanya. Tiba-tiba rasa sakit datang menyerang kepala Olivia. Olivia menoleh sejenak, dan menemukan selang infus yang menempel manis di punggung tangannya dengan balutan perban dipergelangan tangan. Ada apa ini? Batin Olivia. “Bude—" Suara Olivia terdengar parau persis seperti orang yang habis menangis. “Bude, kenapa Via bisa ada di sini?” “Harusnya Bude yang tanya sama kamu. Kenapa kamu nekat mengiris pergelangan tanganmu sendiri? Apa yang membuatmu nekat melakukan itu, Via?” Olivia mengamati perban di pergelangan ta
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status