Semua Bab The Blue Moon Mate (Werewolf Indonesia): Bab 41 - Bab 50
60 Bab
Hell Palace!
Ashlyn pergi ke dapur pack untuk melihat apakah ada makanan yang bisa ia makan, kondisinya yang sedang hamil sering sekali membuat Ashlyn merasa lapar, dan ia sangat malas meminta tolong kepada pelayan pack untuk membawahkannya makanan atau mebuatkannya cemilan mengingat bagaimana semua pelayan itu melihatnya tidak suka.Ashlyn membuka kulkas pack dan melihat beberapa bahan makanan, dan buah. Melihat itu Ashlyn berencana membuat beberapa kue kering untuk ia bawah ke kamarnya, yang akan dengan mudah ia makan jika merasa lapar.Ashlyn membuka semua lemari penyimpanan yang ada di dapur itu dan mencari semua bahan dan peralatan yang ia butuhkan. Ashlyn tahu pelayan-pelayan yang melihat merasa tidak suka dengan tindakannya dan membicarakannya.Namun Ashlyn sendiri memilih tidak memperdulikan siapapun di pack ini, Ashlyn menutup mata dan telinganya untuk semua yang ia lihat dan dengar. Ashlyn hanya akan bersikap sesuai dengan orang
Baca selengkapnya
Under Waterfall
Dokter Elon yang menyadari kedatangan Luke berdiri dan melihat Alfanya itu, Dokter Elon tidak merasakan tekanan dari scene Alfa Luke itu karena dirinya adalah seorang omega, akan sangat berbeda jika dokter Elon adalah seorang beta atau warrior, mungkin sekarang ia tidak akan bisa berdiri dengan benar akibat tekan kuat dari scene seorang Alfa.“Alfa...apa yang membawah anda ke sini?” tanya Dokter Elon sopan.“Aku ingin bicara dengan Ashlyn, berdua.” Tekan Luke dengan kalimatnya.Dokter Elon sedikit menaikan alis matanya, namun ia tidak bisa membantah apa yang di katakan oleh Alfanya itu. Ia melihat Ashlyn sebentar untuk berpamitan dan kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.Ashlyn menghela nafasnya dan kemudian mengalihkan pandangannya ke tempat lain, rasanya Ashlyn sangat malas jika harus berdebat dengan Luke sekarang. Karena di lihat dari wajahnya saja, lelaki akan memulai pertengkaran dengannya.
Baca selengkapnya
Her Life's in Danger
Suasana pondok sangat tenang, hanya terdengar suara kuali ramuan yang di aduk dan air mendidih dari ramuan yang sedang di buat Pira. Ruangan yang biasanya cukup luas untuk di tinggali itu terasa cukup sempit siang ini, karena satu ruangan yang menjadi satu  memperlihatkan semua yang dilakukan penghuninya tampa memiliki batas sedikitpun.Willian melihat punggung kecil itu dari tempatnya duduk, posisi kuali yang ada di tengah ruangan, membuat Willian tidak bisa mengalihkan pandangannya dari apa yang Pira lakukan. Mahkluk kecil itu sejak tadi yang hanya sibuk membuat ramuan, tampa mempedulikan Willian, seolah Willian tidak ada di ruangan itu.Saat keheningan masih terjadi, tiba-tiba sebuah pananh menembus atap yang terbuat dari kulit itu, membuat Pira dan Willian cukup terkejut, karena mereka tidak merasakan kehadiran siapapun, namun sekarang mereka mendapatkan serangan.Willian dan Pira saling berpandangan. Dan saling mengangguk, mengerti dengan kode mata dar
Baca selengkapnya
Who?
Sebuah bangunan nampak begitu kotor dengan lumut yang tumbuh di dinding-dindingnya, bangunan itu mengeluarkan aroma yang cukup menusuk hidung dan membuat yang mencium aromanya akan merasa mual, jika pertama kali menciumnya.Dari bangunan itu terdengar beberapa kali suara dentuman keras, suara itu di duga berasal dari benturan keras tubuh yang menabrak dinding. Nampak tubuh yang menahan rasa sakit itu mencoba bangkit kembali setelah beberapa kali menerima pukulan keras dengan ilmu sihir.Namun karena tubuhnya yang tidak kuat menahan sihir yang tepat mengenai dadanya tubuh itu kembali jatuh telungkup di lantai kotor bangunan tua itu. “Kenapa kau begitu bodoh?” Bentak sebuah suara. “Ma-afkan... saya master!” Jawab tubuh lemah itu menahan sakit.“Jika kau melakukan kesalahan lagi, aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah, meskipun kau anakku.” Ujar suara itu lagi.“Aku berjanji...akan lebih b
Baca selengkapnya
Our Baby
Willian melihat tajam penyihir yang telah berani memasuki pikirannya dan melihat semua masa lalunya tampa ijin.“Jangan berani melakukannya lagi!” Ucap Willian marah memperigatkan penyihir itu.Penyihir itu hanya mendecih mendengar peringatan dari Willian, vampire kecil itu tidak tahu dengan siapa ia berhadapan. Melihat kemampuan vampire itu sekarang pantas saja ia dapat dengan mudah terkena sihir kegelapan yang menyerap jiwa dan energinya.Pira melihat ketegangan yang terjadi di antara masternya dan penyihir itu, nampak masternya tidak senang dengan apa yang dilakukan penyihir itu kepadanya yang tidak Pira ketahui apa. Pira hanya melihat penyihir itu menatap mata masternya sebentar dan tubuh masternya langsung menjadi kaku dan kemudian nafas masternya terdengar berat dan terengah-engah.“Tuan...” Panggil Pira memastikan masternya baik-baik saja.“Dia harus bisa mengendalikan monster di dalam pikirannya, dan m
Baca selengkapnya
Fight
Pira dan Willian duduk saling berhadapan di dalam goa, Pira menyalakan api untuk menghangatkan tubuh mereka, keadaan goa berubah sangat dingin sejak penyihir itu menghilang dari hadapan mereka.Pira dan Willian tahu bahwa hawa dingin di dalam goa bukanlah hawa dingin biasa, melainkan hawa dingin yang terjadi karena sihir sang pemilik tempat itu. Sepertinya penyihir itu berniat membuat mereka mati dalam kedinginan jika terus menunggunya.Willian mengamati nyala api di depannya, suasana di antara mereka selalu sunyi, tidak ada pembicaraan dan tidak ada suara jika tidak benar-benar penting. Willian melihat ke arah Pira yang nampak kelelahan karena terus menerus menggunakan sihirnya, untuk membuat api itu menyala.Willian mengepalkan tangannya kuat, melihat Pira yang selalu berkorban untuknya, sedangkan ia sendiri tidak bisa melakukan apa-apa. Willian tahu sejak mereka meninggalkan pondok peri itu, Pira selalu menggunakan sihirnya untuk melindungi mereka.Pir
Baca selengkapnya
Soulmate
Ashlyn merasakan panas di wajahnya saat sebuah tamparan mendarat di pipinya, tamparan yang berasal dari wanita yang di anggap sebagai calon Luna di pack.Serah menatap Ashlyn tajam, tidak ada suara maupun gerakan dari pelayan-pelayan yang ada di sana. Semua terlihat diam melihat wanita yang dikenal lemah lembut itu melayangkan satu tamparan keras di wajah Ashlyn. “Jalang!!!” Hina Serah kepada Ashlyn.Nampak wanita itu begitu marah kepadanya sekarang, yang dapat Ashlyn perkirakan penyebabnya bahwa ia dan semua orang di pack sudah tahu bahwa ia menginap di kamar Alfa beberapa hari yang lalu.“Apa kau menggunakan kehamilanmu untuk mengoda kekasih orang.” Hina Serah kepada Ashlyn.Ashlyn menarik nafasnya dalam, berada di dekat wanita itu benar-benar menguras emosinya, Ashlyn harus menahan rasa sakit di pipinya dan Ashlyn juga harus menahan rasa sakit di perutnya saat Serah berada di dekatnya.&ldqu
Baca selengkapnya
Secret
Suara ketukan pintu membangunkan Luke dari tidurnya, ia melihat Ashlyn yang masih tidur di lengannya, sedikit tersenyum lalu mengalihkan kepala wanita itu ke atas bantal dengan hati-hati agar tidak membangunkannya.Luke bangkit dari ranjang lalu mengambil kaos di lemari dan bergegas membuka pintu kamarnya.“Serah...” Ucap Luke cukup terkejut dengan keberadaan wanita itu di depan kamarnya tengah malam ini.“Maafkan aku, tapi bisakah aku meminta waktumu sebentar. Aku ingin bicara” Ujar Serah terdengar sedih.Luke melihat ke dalam kamar sebentar, melihat ke arah Ashlyn yang masih tertidur, lalu mengangguk dan menutup pintu kamarnya.Luke mengikuti Serah yang membawahnya ke arah taman belakang pack, nampak taman itu sangat sepi karena penghuni pack yang sudah beristirahat di kamar masing-masing, dan hanya menyisahkan beberapa penjaga yang akan berkeliling di pack.Terlihat Serah menghentikan lan
Baca selengkapnya
Is He My Mate?
Ashlyn merasakan ada yang menatapnya tajam, merasakan hal itu perlahan Ashlyn  membuka matanya dan melihat satu sosok yang tersenyum mengerikan kearahnya di sudut ruangan di dekat jendela kamarnya.Sosok itu menggunakan tudung hitam yang menutup seluruh wajahnya dan hanya menampakan giginya yang panjang. Di tangannya nampak sebuah tongkat yang memiliki ukuran lebih tinggi dari sosok yang menyeringai kepadanya.Ashlyn mendudukan dirinya segera lalu turun dari ranjang dan berdiri di dekat nakas, Ashlyn memasang sikap waspada terhadap sosok di depannya.“Si...siapa?” Tanya Ashlyn waspada.Terdengar suara cekikikan yang sangat tajam di kamar Ashlyn, membuat bulu-bulu di tubuh Ashlyn berdiri dengan cepat.. dan gendang telinganya terasa sakit, akibat tajamnya suara tawa yang ia dengar.“Apa maumu?!...Luke?!” Panggil Ashlyn mencari keberadaan pasangannya.“Ha ha ha kau tidak akan menemukannya lagi, sayang
Baca selengkapnya
Hurt!
Ashlyn melihat mata lelaki yang mencengkram rahangnya keras itu, terlihat seringai dan pandangan menghina kepada Ashlyn yang tidak bisa mengatakan apapun. Lelaki itu, lelaki yang beberapa hari ini selalu mengucapkan kata cinta dengan tatapan lembut kepadanya dan selalu memanjakannya.“Luk...ke.” Gumam Ashlyn sedih.Nampak wajah lelaki itu berubah sangat datar saat Ashlyn menyebut namanya, tatapan dinginnya bahkan menusuk hati Ashlyn yang terdalam.“Jangan sebut namaku jalang! Aku tidak sudi namaku di sebut oleh wanita sepertimu!” Ujar Luke menghempaskan wajah Ashlyn.Ashlyn merasakan pandangannya berputar menerima tindakan kasar Luke kepadanya, air matanya semakin mengalir keluar menerima tindakan kasar Luke.“Wanita yang ku cintai dan yang boleh menyebut namaku hanya Serah.” Ujar Luke lalu meraih pinggang wanita itu di depan Ashlyn.Terlihat kedua mahkluk itu saling tersenyum lembut di depan Ashlyn, denga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status