Semua Bab Bride (Indonesia): Bab 1 - Bab 10
23 Bab
1. Mencari Jejak pujaan hati
❤Ketika sudut dunian pun tidak ada untuku, kau datang meraih tanganku dengan sebuah ketulusan yang tidak dapat aku pahami❤Arlan Turun dengan senyum merengkah sempurna, Ia tampak gagah dengan penampilan casual. Tangannya sibuk menyeret koper dan kakinya yang panjang melangkah dengan santai, setelah menuruni pesawat yang telah melintasi benua Eropa. Setiap mata indah akan melirik ke arahnya, kulit yang dulu sawo matang. Kini terlihat begitu putih, dan kemerahan, setelah sekian lama tinggal di  Norwegia untuk menepuh pendidikan tinggi.Sekilas dengan penampilan yang begitu menawan tak akan ada yang menduga bahwasanya Arlan dulu hanyalah seorang bocah pemimpi yang tinggal di sebuah desa pelosok di pulau jawa. Dengan pendidikan, dan beasiswa, ia mengubah garis tangan hidupnya. Tak ada lagi bocah ingusan yang mencari keong di sawah, ataupun pemuda lusuh yang harus jadi kuli bangunan untuk membiayai uang sekolah. Semua telah berubah baik, penampilan,
Baca selengkapnya
2. Gubuk Asa
🌹Kau adalah orang yang paling beruntung, meskipun berpalung malang🌹Pak Sholeh memapah tubuh tinggi 180 itu, melewati pematang sawah, di mana di tengah-tengahnya terdapat sebuah Gubuk tua yang sangat memprihatinkan, terlihat seperti kandang hewan ternak. Meskipun tergopoh-gopoh, Arlan dibantu Pak Sholeh mampu sampai di gubuk tua itu. Dengan tatapan mata kosong yang tak bisa diartikan, Arlan melihat gembok yang mengunci gubuk itu.Lalu, ia memegang gembok sejari matanya tak lekat dari gembok itu, "Apa Zara berada di dalam, Pak?" tanya Arlan dengan kerisauan hati.Pak Sholeh hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Arlan pun tersenyum getir, dan berkata, "Lalu kenapa dikunci?"Pak Sholeh masih terdiam, tidak menanggapi pertanyaan Arlan."Bapak punya kuncinya?" tanya Arlan dengan suara lembut bergetar."Kuncinya ada pada Tuan Radit. Pamannya Nona Zara," jawab singkat Pak Sholeh
Baca selengkapnya
3. Seorang Anak
Arlan menemukan rumah Radit yang berada di tengah desa, iya langsung mengetuk pintu.TokTokTok"Assalammualaikum!" Arlan dengan tangan terus mengetuk pintu."Walaikumsalam!" Tante Sofia bergegas memubuka pintu.Sofia, wanita separuh baya itu, merupakan istri Radit Paman Zara. Ia langsung keluar mendengar ucapan salam Arlan dengan tangan dipenuhi busa Sabun, terlihat seperti selesai mencuci piring atau baju."Siapa, ya?" Tante Sofia asing dengan wajah Arlan."Saya Arlan, temannya Zara. Saya ingin bertemu dengan Paman Radit," jawab Arlan."Radit sedang keluar, tetapi sebentar lagi dia pulang untuk makan siang bersama Anaknya." Tante Sofia mengibaskan rambut yang menutup matanya dengan punggung tangan."Anak yang dimaksud! Pasti Anaknya Zara," pikir Arlan."Silahkan masuk!""Tunggu di dalam saja." Tante S
Baca selengkapnya
4. Makna Gambar Zayn
🌹Apapun kisah dibaliknya, hubungan antara Ibu dan Anak akan selalu begitu. Menyimpan kasih sayang satu sama lain🌹Zayn setelah mencuci muka berjalan ke ruang tengah di mana Sofia dan Arlan sedang berbincang-bincang."Tidak masuk akal, kamu ingin menikahi Zara dengan kondisi Zara saat ini," ucap Tante Sofia, mendengar tujuan Arlan menemui Pamannya Zara, Radit."Lebih tak masuk akal membiarkan Zara terpasung seperti itu." Arlan merapatkan giginya menahan emosi."Kami tidak punya pilihan lain," sesal Tante Sofia dengan keadaan Zara.Dilihat dari kondisi ekonomi keluarga Pamannya Zara, bisa dikatakan mereka keluarga berada, malahan lebih. Radit memiliki usaha sendiri dan Pabrik tahu di desanya. Ia juga termasuk orang terpandang di desa, dan tak mungkin mereka kurang uang atau kesulitan hanya untuk melakukan pengobatan pada Zara."Tidak punya pilihan!" seru Arlan dengan nada suara kesa
Baca selengkapnya
5. Perjuangan Cinta
Tante Sofia sedang menyiapkan makan siang di meja makan, sedangkan Paman Radit menemui Arlan yang sedari tadi telah menunggunya."Perkenalkan paman, saya Arlan sujibto teman masa kecil Zara." Arlan mengulurkan tangan, memperkenalkan dirinya pada Paman Radit yang memang untuk pertama kalinya ia jumpai."Sujibto?" Paman Radit tidak asing dengan nama belakang Arlan."Iya, saya anaknya Burhan sujibto dari kampung hilir.""Ah, iya yang punya toko klontong yang cukup besar dikampung hilir itu, ya!" Paman Radit menyadari ia mengenal Bapaknya Arlan."Iya, Paman!""Kamu Anak Burhan yang kuliah di luar negeri itu, ya. Kapan sampainya di Indonesia?""Iya Paman! Saya sampai baru tadi subuh dan langsung ke desa ini."Setelah bersalaman, Radit mempesihlakan kembali Arlan duduk."Silahkan duduk!"Mereka pun duduk bersamaan. Sekila
Baca selengkapnya
6. Pembebasan
Setelah sekian lama terkungkung kejamnya dunia Zara Adhira bisa merasakan hembusan angin di kulit lusuhnya. Setelah Arlan medapatkan kunci pasungan dari Paman Radit, ia  Iangsung menemui Zara."Nak Arlan, berhasil mendapatkan kuncinya?" tanya Pak Sholeh yang sedang mendaping Zara."Alhamdulilah pak, meskipun harus bersetegang sedikit dengan Orang itu," jawab Arlan kesal mengingat Paman Radit."Radit bukanlah orang biasa, Nak!" gumam Pak Sholeh mengingat bagaimana Radit dulu mengacam keluarga Pak Soleh ketika ia mencoba melindungi Zara, ditambah lagi Pak Sholeh mengetahui tentang kebenaran Zayn. Hidup keluarga Pak Sholeh selalu dihantui oleh lelaki picik itu."Saya bisa merasakan itu, Pak!" jawab Arlan."Berhati-hatilah dengannya!" tambah Pak Sholeh Lagi."Iya, Pak. Saya akan menjauhkan Zara dari srigala berbulu domba itu." Arlan Geram mengingat nama Paman Radit.
Baca selengkapnya
7. Maaf!
"Apa ada tontonan yang sangat bagus di sini!" Senyum sinis Arlan melihat warga masih berkerumun di halaman Rumah Pak Sholeh."Iya, ini tontonan yang sangat bagus.  Kisah cinta wanita gila yang malang," cemooh dari wanita separuh baya."Bisanya anda sebagai sesama wanita menghina Zara seperti itu," ucap Arlan."Itu bukan sebuah hinaan, tetapi pujian. Dia sungguh luar biasa membuatmu seperti ini Anak muda!" gumam wanita separuh baya, membuat Arlan geram."Hal yang terjadi pada Zara bisa terjadi pada siapa pun, jadi jangan menjadikanya sebagai objek kalian. Anda sendiri perempuan dan apa anda tidak memiliki anak perempuan di rumah. Apakah anda akan selalu bisa mengawasi Anak perempuan anda. Janganlah tertawa di atas duka Zara, belum tentu duka akan selalu untuk Zara. Dia juga berhak bahagia," jawab Arlan panjang lebar."Apa maksudmu, kurang ajar!" sungut wanita separuh baya meninggalkan Arlan.
Baca selengkapnya
8. Bride
Arlan bersiap-siap untuk pernikahan yang telah ditunggu sedari lama,  dengan gugupnya ia memasang dasi kupu-kupu dan baju setelan yang membuatnya terlihat semakin tampan, sembari kedua bola mata Arlan melirik Zara yang terlihat begitu cantik mengenakan gaun putih dengan ornamen abu-abu."Kamu cantik!" Arlan mendekati Zara yang menatap mata Arlan dengan tatapan kosong."Insyallah aku bakalan jadi suami yang baik untukmu, Zara!" Arlan berlutut memegang tangan Zara yang duduk di sebuah kursi.Tanpa expresi Zara menarik tanganya dari Arlan."Setelah aku menggengam tangan ini, aku tidak akan pernah melepaskannya hingga hayat memisahkan!" Arlan meraih tangan Zara kembali.Zara yang tadinya membuang muka menoleh ke arah Arlan dan menatap Arlan dalam-dalam, tangan yang tadi ia lepaskan sekarng ia genggam erat-erat."Terimakasih!" Arlan tersenyum.Akad nikah Arlan dan Z
Baca selengkapnya
9. First Night
Setelah ruang tengah hancur oleh amukan Zara yang kambuh, Arlan terus berusaha menenangkanya. Beberapa lama histeris hilang kendali karena delusi yang ia alami. Akhirnya Zara tertidur begitu saja dipelukan Arlan kemudian Arlan membaringkan Zara  diranjang miliknya.  Ketika ia menyadari Zara telah tertidur, nanar mata Arlan menatap mata Zara yang sembab, ia mengelusnya lalu menciumi kedua mata itu."Papa, Mama, Oma, Kakak!" Zara menceracau tentang semua anggota keluarganya.Arlan yang duduk di tepian ranjang lalu meraih tangan Zara ketika mendengar igauan Zara."Iya sayang tidak apa-apa, aku di sini," bisik Arlan, mendekatkan mulutnya ke telinga Zara, sembari menggenggam tangan Zara dengan kedua tanganya."Tolang!" rintih Zara dalam tidurnya.Arlan mendekatkan wajahnya pada wajah Zara yang gelisah di dalam tidurnya, terlihat kening Zara berkerut, meneteskan keringat. Arlan mecium kerutan ke
Baca selengkapnya
10. Drama di pagi hari
Setelah mengepel lantai, kemudian menyiapkan pakaiannya dan Zara. Arlan melangkah untuk menghampiri Zara untuk memandikannya."Zara, bangun!" ucap Arlan duduk di tepian ranjang."Mmmmm," Zara menepis tangan Arlan yang mencoba membangunkanya."Zara, aku harus pergi kerja!" bisik Arlan.Zara masih saja menutup matanya dan membelakangi Arlan."Zara, ayo mandi dulu!" seru Arlan.Zara langsung bangun dan menjauh dari Arlan sembari tangannya melempar tangan Arlan yang berada di bahunya."Pergi!" teriak Zara menepi ke ujung ranjang."Huuuuft!" Arlan menarik napas dalam-dalam.Arlan mendekati Zara berusaha memberi pengertian terhadap istrinya yang tampak gelisah itu."Kamu bisa mandi sendiri 'kan sayang!" seru Arlan.Lalu Arlan menggendong Zara ke kamar mandi dan mendudukanya di closet."Ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status