All Chapters of Red Room: Chapter 31 - Chapter 40
48 Chapters
Orland Side 2
Pamela sudah dalam kendaliku. Kucing nakal ini ternyata gadis yang pandai menyembunyikan masalah dari teman- temannya. Padahal dia sedang terancam tidur di jalanan. Jika gadis lain yang berada di posisinya, aku yakin dia akan kebingungan setengah mati. Lalu menerima semua negosiasi yang aku tawarkan. Nyatanya, butuh ancaman untuk menaklukannya. Jika dia adalah pembisnis, pasti aku akan menghadapi kesulitan karena harus menjadi saingannya. Dia gigih dan mengatakan penawaran - penawaran konyol dengan penuh keyakinan."Jadi pilihlah Pammy. Berakhir denganku atau pria lain yang nantinya akan dipilih ibumu." Lalu aku mengancam dengan transaksi yang sudah di sepakati Monica."Kau harus mengembalikan uang yang diambil Monica padaku. Jika tidak maka aku akan menelpon polisi untuk memenjarakan ibumu." Matanya yang teduh meredup. Aku tidak perduli selama dia menjadi milikku. Aku hanya ingin dia berada di antara dua kakiku secepatnya.
Read more
Orland Side 3
Perlawanan Pamela begitu keras dan nyata. Dia menghancurkan egoku dengan berdansa dengan pria pendatang baru di dunia musik. Namanya Blom, pirang dan nampak kekanakan. Ciri khas idola remaja masa kini. Jelas aku tidak ingin pria itu mendekati Pamela- ku. Dia milikku sekarang dan selamanya. Dengan penampilan Pamela yang seperti malaikat dia dengan mudah menarik pria seperti Blom yang naif.'Aku akan memberikan hukuman padamu Pamela. Tunggu saja.'Tidak butuh waktu lama bagiku untuk membuat Blom meninggalkan Pamela sebelum mereka berbuat lebih jauh. Dan sekarang saatnya memukul bokong Pamela sebelum aku menghukumnya."Jadi dia pilihanmu?"Tanpa kuduga Pamela menjawab dengan sengit. Sangat jelas dia sangat marah padaku. Tidak ada yang mengherankan sebab akulah yang menyebabkan dia seperti ini. "Pergilah tuan Manex, aku ingin hidup tanpa mu. "Perkataan yang membuatku sangat marah. Tanpa ragu aku menyuruh anak
Read more
Begining
Orland Pov. Ternyata kehadiran Blom justru meredam keraguan Pamela. Aku terus menerus menjelaslan masalah kehamilan Vanesa, kesepakatanku dengan John dan chip yang berisi pembunuhan kakakku. Dia akhirnya kembali percaya padaku. Dan duniaku sekarang kembali indah. Aku menjadi pria yang jatuh cinta, bahagia dan kasmaran. Buthan menjadi saksi aku memulai kembali hubungan dengan Pamela. Menguatkan ikatan yang rapuh agar kuat menghadapi masalah. Akan tetapi serangan sudah dilakukan oleh Karl. Kini dia harus menerima akibat pemberitaan yang dilakukan oleh anak buahnya."Tuan Karl ingin bertemu anda, Sir."Aku tidak asing dengan kalimat yang Sean ucapkan. Dia selalu mengulang kalimat yang sama setiap kali aku menyerang perusahan. Rupanya dia bergerak cepat sebelum perusahaannya benar- benar runtuh. "Tuan Karl sudah si sini." Pria bersurai klimis gelap dan tipis masuk melalui pintu yang si buka Sean. K
Read more
Finding Daddy
Pamela Pov. Ini hari kedua aku mengalami pagi dengan perasaan bahagia. Sesuatu yang aku anggap berkah setelah pagi-pagi kelam ketika berpisah dengan Orland dan menabung genderang perlawanan padanya. Itu adalah pagi terburuk dan penuh tekanan. Berbeda dengan sekarang. Aku bahkan tidak bisa menunggu melalui hari bersama Orland dan pantat saksinya. Percayalah, tanganku gatal ingin mendaratkan tanganku ke kedua benda bulat milik Orland itu. "Hei, Sweety, " sapa Orland ketika aku menyeret kakiku dengan terseok-seok menuju tepi kolam. Rasa kantuk masih hinggap di mata tapi aku tidak ingin melewatkan pemandangan berupa Orland di pagi hari. Ia hanya memakai celana pendek membiarkan Matahari di fasifik height ini mencoklatkan kulitnya. Hanya kaca mata sunglass yang menutupi wajahnya dan dia terlentang di sun chair. Bayangan agar aku duduk di perutnya adalah godaan nyata kali ini. 'Sampai kapan aku harus terpe
Read more
Ian Elderberg
"Kau Pamela, ta ampun. Honey! Pamela di sini!" Pekik Janet kegirangan menyambutku. Dia memeluk dan bahkan membuat Orland mundur.Tak lama kemudian seorang gadis kecil membawa boneka datang dengan boneka bunny- nya. "Oh My God. Pamela benar- benar di sini. Mom, aku tidak bermimpi kan?" Dia melompat- lompat sebelum memelukku. Aku pun tertawa senang dan balas memeluknya. Jika aku amati gadis ini mirip dengan Orland. Matanya biru gelap seperti safir, tapi memiliki surai yang hitam seperti Orland. Gen Manex menurun dengan baik padanya. "Hei, kalian sangat jahat karena melupakanku. " Orland datang mengangkat gadis yang dijuluki Bunny ini. "Handsome uncle sudah sering ke sini. Tapi Pammy belum pernah jadi jangan marah ya?"Aku tertawa melihat betapa imut Bunny saat menasehati Orland. "Paman ayo ke pantai. Aku ingin membuat istana pasir."Orland menoleh padaku. "Ya, pergilah." "Ayo masuk, Pammy. Orland
Read more
New Enemie?
Crist mengatur jadwal pengambilan gambar esok hari agar aku bisa menemui ayah di rumahnya. Limo sudah terparkir di depan hotel, ada mobil body guard di belakang limo dan ada Crist yang kuapit lengannya. Aku yakin performaku sudah sempurna. Tinggal menuju rumah Marques Elderberg.  "Apa dia akan mengusirku Crist?" Tanyaku. "Dia tidak akan berani, " jawab Crist sambil melirik mobil bodyguard yang mengawal kami. "Apa aku sudah cantik?" Kecerewetan ku menjadi saat aku tegang. Ini bukan yang pertama. Kurasa Crist sudah paham dengan tabiatku karena sering kulakukan. "Aku di sini Pammy. Setiap masalah yang datang padamu akan kutangani dengan senang hati."Inilah yang membuatku merasa beruntung karena memiliki Crist. Dia anugerah tersendiri bagiku selain Orland, dan berharap ayahku akan menjadi salah satunya. Sepuluh menit perjalanan, kami tiba di sebuah bangunan kuno. Sangat kuno, be
Read more
Two Danger Man
Oh yeah... Oh No... Shit... Menyebalkan, apa yang terjadi pada otakku. Mengapa mataku tidak bisa aku alihkan dari pria yang tiba-tiba meloncat ke kolam renang hanya dengan celana renangnya. Itu mengganggu seluruh indra penglihatnku lalu gangguan itu menyebar ke indra lain sehingga sulit untuk berfungsi normal. "Ck... sampai kapan aku harus di sini?" Gerutu ku. Meski pemandangan di atas sun chair itu menakjubkan tapi membuatku tidak betah. Aku bangkit dari sun chair yang menemaniku sedari tadi bersama majalah fasion. Memang segala sesuatu di sini tidak sebaik di Pasifik height tempat tinggal karena perbedaan budaya kami juga karena ini hanyalah bangunan di pinggiran yang jauh dari kota, tapi aku menikmati pagi ini. Apa lagi yang bisa dilakukan gadis yang diculik dan tetap mendapat kenyamanan meski dalam kondisi diculik selain bersyukur. Pria bernama George itu
Read more
Never Change
Deg.Deg.Deg. Entah kenapa Pamela merasakan bulu kuduknya merinding saat sosok yang ia harapkan tertangkap matanya. Padahal di depan sana, Orland menunggunya. Gerakannya anggun dan mantap, menghadirkan tuntutan rasa hormat bagi mata yang memandangnya. Jelas Pamela merasakan perbedaan besar atmosfer antara ada atau tidaknya kehadiran Orland.  "Kemarilah Pammy, " satu suara dari Orland menenggelamkan Pamela ke dalam lautan kebahagiaan. Intonasinya jelas memerintah tapi nada bicara Orland yang seperti ini tidak pernah menimbulkan perasaan marah atau hal sepele lainnya pada Pamela. Begitulah besarnya efek Orland pada Pamela. Dia pria yang sanggup mengombang- ambingkan Pamela begitu mudah bahkan dengan satu suara."Orland..." bisik Pamela pada dirinya sendiri. Pamela melangkah seperti hendak terbang ke arah Orland. Dia tidak sabar menenggelamkan dirinya di dada Orland. Menghirup aroma lezatnya yang
Read more
Face to Face.
Crist menerobos masuk ke kamarku, dengan kecepatan badai mendatangi ranjang dan memelukku erat. Pria ini sangat emosional seperti induk ayam yang kehilangan anaknya. "Baik Crisy, aku juga mencintaimu. Jadi tolong lepaskan pelukanmu kerena aku merasa sesak nafas. Kau akan membunuhku..." Crist dengan cepat menarik tubuhnya. Dia mengamati tubuhku sambil bertanya akibat rasa khawatirnya.  "Kau baik- baik saja, Kan...? Tidak ada yang terluka, Kan?" Tanyanya. Kekhawatirannya terpancar merembes dari bajunya sehingga membuatku mampu merasakan betapa pria ini menyayangiku. Aku tersenyum karena memang tidak ada yang salah denganku kecuali kelelahan akibat Orland."Aku sangat baik- baik saja. Penculikku yaitu George adalah pria baik. Dia menculikku agar Orland muncul di depannya."Crist mengangkat alis tak percaya pada apa yang ia dengar. "Kurasa dia memilih cara terburuk untuk membuat Orland muncul, " tebak Cris
Read more
You.
Sepeda milik Orland melesat meninggalkan George yang terbengong. Orland yang dalam fase egois tidak ingin Pamela berdekatan dengan siapapun selain dirinya. Inilah Orland yang romantis sekaligus posesif. Dua sifat yang dikombinasikan akan menjadi tingkah yang bisa membuat orang tersenyum sekaligus geleng- geleng kepala.  "Orland, apa kau tidak terlalu cepat mengayuhnya?" Tanya Pamela.Bukannya dia meragukan Orland tapi Pamela tidak mau Orland kelelahan. Pria ini memiliki banyak pekerjaan dan tidak diijinkan untuk lelah. Adakalanya Pamela kasihan dendam beban yang harus ditanggung oleh Orland. Andai saja Pamela bisa membantu, dia tidak akan ragu sedikit pun untuk melakukannya.  Tekanan bisnis.Olah raga.Percintaan.Ancaman.Semua itu penyebab Pamela tidak pernah menolak permintaan Orland untuk kegiatan ranjang. Dia ingin Orland tidak stress dengan segala macam rutinitas tiada henti meski kekayaan d
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status