Oh yeah...
Oh No...
Shit...
Menyebalkan, apa yang terjadi pada otakku. Mengapa mataku tidak bisa aku alihkan dari pria yang tiba-tiba meloncat ke kolam renang hanya dengan celana renangnya. Itu mengganggu seluruh indra penglihatnku lalu gangguan itu menyebar ke indra lain sehingga sulit untuk berfungsi normal.
"Ck... sampai kapan aku harus di sini?" Gerutu ku. Meski pemandangan di atas sun chair itu menakjubkan tapi membuatku tidak betah.
Aku bangkit dari sun chair yang menemaniku sedari tadi bersama majalah fasion. Memang segala sesuatu di sini tidak sebaik di Pasifik height tempat tinggal karena perbedaan budaya kami juga karena ini hanyalah bangunan di pinggiran yang jauh dari kota, tapi aku menikmati pagi ini. Apa lagi yang bisa dilakukan gadis yang diculik dan tetap mendapat kenyamanan meski dalam kondisi diculik selain bersyukur.
Pria bernama George itu
Deg.Deg.Deg.Entah kenapa Pamela merasakan bulu kuduknya merinding saat sosok yang ia harapkan tertangkap matanya. Padahal di depan sana, Orland menunggunya. Gerakannya anggun dan mantap, menghadirkan tuntutan rasa hormat bagi mata yang memandangnya. Jelas Pamela merasakan perbedaan besar atmosfer antara ada atau tidaknya kehadiran Orland."Kemarilah Pammy, " satu suara dari Orland menenggelamkan Pamela ke dalam lautan kebahagiaan. Intonasinya jelas memerintah tapi nada bicara Orland yang seperti ini tidak pernah menimbulkan perasaan marah atau hal sepele lainnya pada Pamela. Begitulah besarnya efek Orland pada Pamela. Dia pria yang sanggup mengombang- ambingkan Pamela begitu mudah bahkan dengan satu suara."Orland..." bisik Pamela pada dirinya sendiri.Pamela melangkah seperti hendak terbang ke arah Orland. Dia tidak sabar menenggelamkan dirinya di dada Orland. Menghirup aroma lezatnya yang
Crist menerobos masuk ke kamarku, dengan kecepatan badai mendatangi ranjang dan memelukku erat. Pria ini sangat emosional seperti induk ayam yang kehilangan anaknya."Baik Crisy, aku juga mencintaimu. Jadi tolong lepaskan pelukanmu kerena aku merasa sesak nafas. Kau akan membunuhku..."Crist dengan cepat menarik tubuhnya. Dia mengamati tubuhku sambil bertanya akibat rasa khawatirnya."Kau baik- baik saja, Kan...? Tidak ada yang terluka, Kan?" Tanyanya. Kekhawatirannya terpancar merembes dari bajunya sehingga membuatku mampu merasakan betapa pria ini menyayangiku. Aku tersenyum karena memang tidak ada yang salah denganku kecuali kelelahan akibat Orland."Aku sangat baik- baik saja. Penculikku yaitu George adalah pria baik. Dia menculikku agar Orland muncul di depannya."Crist mengangkat alis tak percaya pada apa yang ia dengar. "Kurasa dia memilih cara terburuk untuk membuat Orland muncul, " tebak Cris
Sepeda milik Orland melesat meninggalkan George yang terbengong. Orland yang dalam fase egois tidak ingin Pamela berdekatan dengan siapapun selain dirinya. Inilah Orland yang romantis sekaligus posesif. Dua sifat yang dikombinasikan akan menjadi tingkah yang bisa membuat orang tersenyum sekaligus geleng- geleng kepala."Orland, apa kau tidak terlalu cepat mengayuhnya?" Tanya Pamela.Bukannya dia meragukan Orland tapi Pamela tidak mau Orland kelelahan. Pria ini memiliki banyak pekerjaan dan tidak diijinkan untuk lelah. Adakalanya Pamela kasihan dendam beban yang harus ditanggung oleh Orland. Andai saja Pamela bisa membantu, dia tidak akan ragu sedikit pun untuk melakukannya.Tekanan bisnis.Olah raga.Percintaan.Ancaman.Semua itu penyebab Pamela tidak pernah menolak permintaan Orland untuk kegiatan ranjang. Dia ingin Orland tidak stress dengan segala macam rutinitas tiada henti meski kekayaan d
Pamela Pov.Mendapat informasi akurat adalah keahlian Crist. Dia berbakat dalam hal itu, personal yang tidak dilahirkan dalam jumlah yang banyak. Dan aku memiliki keberuntungan memiliki pria ini sebagai seseorang yang seperti saudara bagiku."Coba tebak, Max memang sedang tidak dalam kondisi yang seperti biasanya. Dia sudah membeli bunga dan coklat selama berbulan- bulan, dan itu untuk satu gadis. Kau pasti tau siapa gadis itu, " jelas Crist mengenai penyelidikannya.Di tangannya memegang smartphone dan bolpoint. Dia bersandar di sofa kulit gelap yang senada dengan bajunya. Mungkin banyak gadis di sana yang melihat betapa seksi Crist saat bicara dengan logat Prancis- nya yang menawan. Tapi aku menemukan dia menawan saat kepandaian otaknya mendominasi tingkah Crist."Ini bearti Vivian menjadi gadis pertama yang mendapatkan keistimewaan itu. " Aku mengangguk- angguk paham. "Bukankah ini aneh? Yang aku tau
Max Pov.Dia cantikDia bersinar seperti angel.Dia seksi.Semua terlihat sempurna. Hormonku mengamuk tanpa terkendali karena gadis yang yang melenggak - lenggok di depanku dengan penuh percaya diri. Aku tidak kuasa melawan dorongan untuk menidurinya dengan keras dan dalam. Rasanya pasti sangat menyenangkan."Mr Max, salam kenal. Aku ingin chasting untuk model video.""Ya, silakan ikut denganku."Inilah keuntungan untukku, memilih siapapun yang aku mau meski tidak memiliki bakat. Dan gadis ini ternyata tidak memiliki bakat yang terlalu istimewa selain fisiknya yang mampu membuat tiap kejantanan pria mengeras karena dadanya yang montok dan asli."Kemampuan apa yang bisa kau tunjukkan padaku?" Tanyaku."Aku, aku bisa berpose dan membawakan baju dengan baik. Aku bisa menari dan---""Bagaimana dengan menjadi kekasihku?" Aku selalu to the point. Bagiku dia sama seperti pirang lai
Aku tertegun saat kakiku menapak di puncak pengunungan Alpen yang berselimut salju putih. Kemegahan alam yang menampilkan kemewahan putih alam sungguh mencengangkan . Sesuatu yang mengingatkanku pada pria yang dingin, indah dan perkasa. Nampak santun tapi berbahaya. Dia menarik hasrat siapapun untuk menaklukkannya. Sayangnya akulah sang penakluk pria dingin dan megah itu. Pria Alfa yang digilai para gadis justru menyerahkan dirinya padaku tanpa ia sadari. Itu membuatku menjadi pemenang dari semua hadiah yang bisa aku dapatkan di dunia ini.Di gunung eksotis yang menjadi kebanggaan warga Wina, aku mulai melanjutkan pekerjaan yang tertunda karena masalah George dan ayahku. Kamera, lampu dan segala macam peralatan untuk mendapatkan gambar sudah berada di posisi masing- masing."Tunjukkan perasaanmu yang sedang jatuh cinta, babe! " teriak Cordis. Dia justru bergerak- gerak lebih atraktif dari sang model. Itulah salah satu caranya untuk mendapatkan gamba
Vivian jelas bukan orang yang berbahagia saat ini. Dia kehilangan cinta, bayi dan harapan dalam satu hari. Semua karena seorang pria yang menjadi sandaran hatinya. Hidupnya tidak lagi sama sejak saat itu, senyumnya menghilang karena rasa terkhianati yang begitu dalam.Pria yang menyebabkan dia mengalami hal mengerikan itu sekarang justru duduk di sampingnya dengan tatapan penuh tekad. Menjebaknya tanpa pilihan untuk bisa menghindar. Vivian tau butuh usaha keras agar Max pergi dan menyerah dalam hidupnya. Jadi ia memilih menghadapinya secara langsung untuk mengatakan dengan tegas tentang hubungan mereka yang berakhir. Sudah cukup dia lari dari Max karena ingin menghukumnya."Jika kau membahas masalah hubungan atau permintaan maaf maka aku akan pergi. "Sebuah undangan yang berisi tawaran untuk mendesain kostum berhasil membawa Vivian ke restoran paling berkesan selama dia dan Max berhubungan. Vivian merasa bodoh karena tertipu pa
Dengan begini usai sudah kisah cinta antara Vivian dan Max. Vivian ternyata sudah menutup hatinya rapat- rapat terhadap pria itu. Kehilangan bayinya merupakan stimulan yang berfungsi seperti racun yang membunuh cinta Vivian terhadap Max. Aku pamit dan membawa rasa iba pada kedua orang itu. Vivian jelas tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia korban yang terluka dan mati rasa.Sedangkan Max, tidak mungkin ada yang tega menghakiminya sekarang. Pria itu tiap hari berjuang mendapatkan kembali hati Vivian. Mengerahkan apa yang ia punya untuk membuat Vivian kembali."Max, kau di sini?" Sapaku ketika hendak masuk ke apartemen Orland. Sopir sudah membawa pergi mobil dan aku tidak memiliki pilihan selain mengajak dia minum di cafe terdekat."Kita ke sana, kopi di sana enak. Aku yakin kau juga akan menyukai cemilannya. Melihat bagaimana kurusnya dirimu, aku yakin kau membutuhkan asupan makanan. ""Ya, aku memang ingin bicara denganmu."S