All Chapters of Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]: Chapter 51 - Chapter 60
123 Chapters
51 - The Wedding With Frist Suprised
Sebuah pulau yang kerap kali menjadi tempat impian beberapa orang untuk dapat melangsungkan pernikahan. Pemandangan laut yang indah dengan segala kemegahan langit. Mengikat perjanjian suci di bawah matahari yang hampir menyentuh tempatnya. Bukankah terdengar begitu romantis? Dimana lagi tempat itu kalau bukan Bali. Tempat beberapa pesohor dan orang-orang berduit menyelenggarakan pernikahan. Dalam sebuah tempat sakral tak jauh dari tepian pantai, seorang pria telah menunggu di atas altar. Tuxedo berwarna putih tampak begitu elegan membalut tubuh atletisnya. Ada tiga orang pria bersetelan jas hitam mereka merupakan anak buah yang hari ini menjadi kerabat dari mempelai pria. Dan salah satu dari mereka memegang sebuah kotak berwarna merah tempat dua benda yang akan menjadi simbol suci pernikahan. Seorang pria pertengahan lima puluh, tampil dengan setelan jas formal berwarna hitam. Berdiri berdampingan bersama sang mempelai pria. Dialah yang nantinya akan mengikat
Read more
52 - Perfect Time for a Surprise
[–FLASHBACK–]_____________Madison Vila, Denpasar – Bali.11.32 AM***“Mr. Kent ….”Nama itu mengalun pelan dengan lirihan yang tertahan. Mata Ilona terasa perih. Ada sesuatu yang membuat dadanya terasa ngilu ketika menatap sepasang iris berwarna hijau di depannya. Dalam jarak yang sangat dekat.“Aku merindukanmu.”Dengan suara baritone berat yang terus mengalun di depan telinganya. Ilona tak bisa berbuat apa-apa. Air matanya mengalir begitu saja membasahi wajahnya. Suara tangisannya mulai terdengar. Ia menunduk.Entah harus bersyukur atau malah merasa makin takut. Entahlah. Tak ada yang jelas dari perasaannya ini. Ilona ingin berharap jika semua ini hanya mimpi namun sentuhannya begitu nyata.Angin mendorong tubuh itu menjauh membuat Ilona merasakan kekecewaan yang besar jauh di lubuk hatinya yang terdalam.“Mr. Kent,” Kembali ses
Read more
53 - Neat Plan
NGURAH RAI, International Airport11.58 AM_________ Sebuah mobil van berwarna hitam melesat dengan cepat memasuki landasan pesawat. Tak perlu pemeriksaan khusus lagi karena mobil tersebut telah mendapatkan label pada plat hingga sang supir hanya perlu mengangkat tanda pengenalnya saat melewati penjagaan menuju landasan.Di sudut landasan, terparkir pesawat jet bertuliskan Kenedict Archer’s. Jelaslah siapa pemilik pesawat super cepat itu.Mobil yang membawa Kenedict dua orang lainnya langsung terparkir di depan tangga yang telah siap menunggu mereka. Tanpa menuggu Massimo, Kent langsung mendorong pintu belakang. Pria itu tak pernah sekalipun melonggarkan genggaman tangannya pada pergelangan tangan Ilona.“Mr. Kent,” panggil Ilona. Ia sedikit menarik pergelangan tangan Kenedict dengan satu tangannya yang bebas. Kent menoleh, mendapati wajah gelisah dari gadis itu.“A
Read more
54 - Camouflage
“Lalu siapa gadis itu, Mr. Kent?” tanya Ilona. Beberapa pemikiran kembali berkelebat di dalam kepalanya.Kent menyeringai. Menurunkan tangan kanannya dari atas sandaran kepala bersamaan dengan melepas pangkuan kaki. Bunyi gesekan dari kain baju Kent menggema, membuat Ilona bergeming. Sekilas menatap ke arah dua paha yang barusan menjauh itu. Entah kenapa, menatapnya membuat Ilona bergidik.Tubuh Kenedict bagai magnet yang memanggil nyawanya untuk menatap pria itu. Sampai sejauh ini, Ilona masih tidak mengerti mengapa manusia bernama Kenedict Archer itu selalu sanggup melucuti pandangannya.“Gadis itu … dia salah satu gadisku,” ucap Kent begitu enteng.Pria itu tidak menyadari jika jawabannya barusan begitu berpengaruh pada Ilona. Selapis bening cairan kembali terbentuk pada manik berwarna cokelat milik Ilona. Gadis itu mencoba membohongi perasaannya. Ia memalingkan wajah ke samping.‘Gadisku.’Ilona
Read more
55 - Thank You
CALIFORNIA, USA__________________Tak ada pertanyaan lagi yang keluar dari bibir Ilona. Ia telah mendapatkan jawaban atas semua pertanyaannya. Kecuali, satu hal. Sejak turun dari pesawat ia telah begitu gelisah namun masih saja ia mencari waktu yang tepat untuk kembali bertanya. Mereka dalam perjalan yang entah kemana Ilona tak ingin tahu lagi. Baginya, yang terpenting sekarang ia telah terlepas dari kekangan Chris."Mr. Kent," panggil Ilona.Yang di panggil hanya menoleh dengan tatapan datar. Seketika membuat Ilona mengurungkan niatnya untuk meneruskan pertanyaan. Gadis itu kembali membawa tatapannya keluar jendela. Satu tangan menopang wajah, ia membawa punggung jari telunjuk ke bibir sebagai bentuk pelampiasan.Segala pertanyaan yang telah ia timang dalam hati, nyatanya tak sanggup ia ucapkan. Hanya satu. Ilona hanya ingin tahu keberadaan keluarganya. Hanya itu."Mr. Kent," panggil Ilona s
Read more
56 - Just A Doll
Sepatu boots milik Ilona terdengar mengetuk lantai marmer memecah di sepanjang koridor. Langkahnya pelan, tak sebanding dengan degup jantung yang tiba-tiba meningkat. Ilona meremas bibirnya kuat-kuat.Dari kejauhan tampak sebuah pintu kayu terbuka lebar seakan-akan telah menunggu dirinya. Ilona memindahkan kegugupan yang sekarang menyeruak kedalam kepalanya dengan meremas jemarinya.Gadis itu menghela napas. Langkahnya terhenti tepat di bawah tiang pintu. Tatapan Ilona terarah pada seorang pria yang sedang memejamkan mata di atas kursi goyang berwarna hitam. Sepatu fantovel berwarna hitam yang melekat di kakinya bergoyang-goyang di atas meja.Ilona menelan ludah lalu mengambil langkah mendekati pria yang telah mengambilnya lagi.Sekarang Ilona merasa hidupnya malah di lempar dari satu sisi kelam ke sisi lain yang entah akan berakhir pada bagian apa nantinya."Tutup pintunya."Ilona
Read more
57 - Fight for Love or Fight for Obsession?
Suara dentuman musik EDM menggema di antara lautan manusia yang sedang berjingkrak dengan gerakkan tanpa arah di atas lantai dansa sebuah klub kenamaan di San Diego, Pub The Lion.Satu-satunya club tempat dimana Kenedict Arhcer bisa menemukan sebuah ketenangan. Sepanjang hari ia tak bisa berpikiran jernih. Sejak terakhir kali perbincangannya dengan Ilona, pikiran pria itu menjadi kacau.Dalam hati ia masih begitu heran mengapa sampai saat ini ia tidak bisa menunjukan otoritas tak terbatasnya pada seorang gadis bernama Ilona. Hanya dia. Hanya gadis Indonesia itu yang tak bisa ia taklukan dan sialannya, gadis itu tak mau pergi dari pikirannya. Bahkan menuntut sebuah kejelasan dari hubungan mereka."Cih!" Tanpa sadar decihan halus itu samar keluar dari mulutnya. "Jack!" panggil Kent dengan nada menyentak.Seorang bartender pria menghampiri sang miliarder."Berikan martini-nya," ucap Kent. Sang bartende
Read more
58 - I Like Me Better When I'm With You
"Massimo ...," gumam Kent.Efek samping alkohol yang dikonsumsi Kenedict semakin mengambil alih kesadarannya. Ia benar-benar tampak kacau. Lebam di sekujur wajah ditambah darah yang terus keluar dari bibir, membuat Massimo begitu khawatir.Massimo hanya mampu mendesah panjang. Dalam sejarah hidupnya yang telah mengabdikan diri sebagai pelayan pribadi seorang Kenedict Archer, ini kali pertamanya Massimo melihat Kent mabuk tak berdaya."Matanya bertanya padaku, Massimo." Kent tertawa sebelum selesai mengucapkan maksudnya. Tubuh pria itu terkulai di kursi belakang sambil satu tangannya melayang-layang membayangkan Ilona tepat berada di depannya."Mr. Kent, kau bisa minta apa pun kecuali hal itu," ucap Kent dengan suara yang di mirip-miripkan dengan suara Ilona.Massimo tertawa kecil. Ini kali pertamanya ia melihat Kenedict bertingkah konyol. Mobil masih terus berjalan menuju sebuah distrik kecil di pin
Read more
59 - Don't Go
Bila terlalu menyakitkan, aku akan lebih memilih untuk tetap bertahan. Cukup dengan genggaman tanganmu saja, aku yakin jika aku bisa melalui semua ini. Ilona Audrey~ _________________ Terdengar erangan rendah dari pemilik suara barriton berat. Kelopak matanya menekan dengan kuat kedalam saat pening yang hebat menghantam kepalanya. Ia meringis. Di sisi lain, sayup terdengar suara desisan. Saat kesadaran mulai terkumpul, rasa sakit yang dirasakan semakin menyiksa. Memaksa sang pemilik membuka mata. Dua pasang kelopak mata mulai terbuka, keduanya terlihat bingung. Yang satu menatap ke langit-langit ruangan dan yang satunya menatap sesuatu yang gelap. 'Apa ini?' Batinnya bertanya. Refleks, ia pun menarik wajah tepat saat sepasang iris hijau menoleh ke arahnya. "Astaga!" pekik keduanya bersamaan. Mereka refleks menjauhkan
Read more
60 - Call Me Baby
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Kent.Ilona hanya mampu menelan ludah. Ia masih berusaha membetulkan napasnya. Manik berwarna coklat miliknya bergerak ragu, mencari celah menghindari sergapan mata Kent. Ilona menggelengkan kepalanya, pelan. Ia tak tahu harus menjawab apa."Mau merasakannya lagi?" tanya Kent.Sekali lagi Ilona menelan ludah setengah mati. Demi apa pun, jarak mereka sangat dekat hingga Ilona bisa merasakan napas Kenedict dalam tenggorokannya. Ilona bagai daun kering yang jika di sentuh sedikit saja, akan langsung jatuh. Luluh, tak berdaya."Hem?" Suara berat Kent menggema, disertai tatapan menuntut.Ilona makin tak berdaya hingga ia hanya mampu menganggukkan kepala. Kent tertawa berat, ia kembali mendapat penyerahan dari sang gadis. Pemuda Archer itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Ia bergerak cepat menerjang bibir Ilona. Ilona tersentak. Ia menghela napas menikmati keliaran mulut Kent.TOK TOKBola mata Ilona membes
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status