"Bagaimana perasaanmu?" tanya Kent.Ilona hanya mampu menelan ludah. Ia masih berusaha membetulkan napasnya. Manik berwarna coklat miliknya bergerak ragu, mencari celah menghindari sergapan mata Kent. Ilona menggelengkan kepalanya, pelan. Ia tak tahu harus menjawab apa."Mau merasakannya lagi?" tanya Kent.Sekali lagi Ilona menelan ludah setengah mati. Demi apa pun, jarak mereka sangat dekat hingga Ilona bisa merasakan napas Kenedict dalam tenggorokannya. Ilona bagai daun kering yang jika di sentuh sedikit saja, akan langsung jatuh. Luluh, tak berdaya."Hem?" Suara berat Kent menggema, disertai tatapan menuntut.Ilona makin tak berdaya hingga ia hanya mampu menganggukkan kepala. Kent tertawa berat, ia kembali mendapat penyerahan dari sang gadis. Pemuda Archer itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Ia bergerak cepat menerjang bibir Ilona. Ilona tersentak. Ia menghela napas menikmati keliaran mulut Kent.TOK TOKBola mata Ilona membes
Read more