Semua Bab Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]: Bab 71 - Bab 80
123 Bab
71 - Intense
  Kenedict tersenyum. Matanya memaku menatap Ilona tanpa berkedip. Keduanya hanya berpandangan dalam diam dengan irama jantung yang sama kerasnya. Saling memuja. Sebagian lagi begitu penasaran dengan apa yang akan terjadi pada perpindahan detik selanjutnya. Kent menelan ludah. Manik hijau zamrud itu semakin menggelap menahan gairah menuntut pemuasan. Namun, semuanya harus dilakukan perlahan. Dengan perasaan. Kenedict bergerak, memindahkan wajahnya sedikit ke samping. Satu tangannya membentuk siku, terparkir di samping wajah Ilona. Kenedict menyeret satu tangannya dari bawah, membelai tubuh polos Ilona. Berjalan di antara perut memberikan efek samping yang membuat Ilona mendesah lantas menutup kedua matanya. “Keep your eyes open,” bisik Kent. Ilona dipaksa untuk kembali membuka matanya. Hembusan napas berat dari sang gadis menjadi pertanda jika tubuhnya telah menerima efek samping luar biasa dari sentuhan tangan sensual itu. “You r
Baca selengkapnya
72 - Little Tiger
Desahan napas panjang kembali terdengar. Kenedict merebahkan tubuhnya di samping Ilona. Alunan napas kasar, tersendat dan kaku membuat Kenedict tertawa berat. Ia membalikkan tubuh lalu mengangkat kepala Ilona untuk menyelipkan tangannya ke belakang tengkuk sang gadis. Kent menjadikan lengannya sebagai bantal Ilona. Sebuah kecupan mesra mendarat di dahi Ilona yang telah dibanjiri peluh. Dalam hal ini, Kenedict merasa telah memiliki Ilona sepenuhnya. Membuatnya semakin yakin pada keputusan yang telah ia ambil di sela-sela ia merasakan tubuh sang gadis. “Kau hanya miliku, ingat itu.” Kent berucap sambil menatap Ilona dari samping, sedang gadis itu masih terlalu sibuk bermonolog dengan pikirannya sambil terus memperbaiki napas. “Katakan sesuatu,” bisik Kent lagi. Ilona berusaha keras mencapai kesadaran penuh. Sesuatu di antara kedua pangkal pahanya masih berdenyut menikmati sisa-sisa sensasi nikmat yang membuat bagian lembab dan sensitif itu terasa perih.
Baca selengkapnya
73 - The Bastard Kenedict
Ilona mendengus. Ia mengangkat pandangannya memberikan tatapan sinis pada Kenedict. Pria itu menyengir. Ia membawa tangannya meraih dagu Ilona yang langsung ditepis oleh gadis itu. Kent menyeringai lalu memajukan wajahnya.“Kalau tidak buru-buru aku ingin menggaulimu sekarang,” bisik Kent.KREK“Awh!” Kent meringis saat Ilona menarik kedua sisi dasinya. Otomatis benda itu mengencang lantas mencekik lehernya.“Rasakan itu,” gerutu Ilona. Ia berbalik.Kent tertawa berat. “Kau semakin berani, Tiger.”Ilona membalikkan tubuh saat ia tepat berada di depan lemari. “Tiger?” tanya gadis itu sambil mendelik menatap Kenedict.Kent mendekat. Ia langsung merangkul tubuh Ilona dari belakang. Wanita muda itu terdiam. Lebih-lebih ketika Kenedict menaruh dagunya di atas bahu seraya mengencangkan pelukannya, ia memblokir semua pergerakkan Ilona dan memaksa gadis itu untuk diam di tempat.“Yah, Tiger. Tingkahmu seperti tiger.”Ilona menol
Baca selengkapnya
74 - Goodbye, Bitch!
“Mr. Kent,” panggil Layla. “Nikmati koktailnya, Tuan-tuan,” ucap Kent. Ia bergegas menghampiri Layla. Wanita muda nan seksi itu menghampiri Kenedict sambil memoles senyum menggoda di wajah. Ia membawa dua gelas sampanye di tangannya. Layla menyerahkan salah satu gelas kepada Kenedict dan pria itu menerimanya begitu saja. Kent menoleh ke sekeliling. Sesekali ia tersenyum ketika bola matanya tak sengaja berpapasan dengan beberapa orang yang berada di dalam bar. Pria itu mengangkat gelas kristal di tangannya sekedar untuk menyapa orang-orang penting tersebut. Layla menatap Kenedict dengan mata menggoda. Ia tak sungkan untuk meletakkan satu tangannya di atas pundak Kenedict. “Apa-apaan kau ini!” hardik Kenedict. Ia menghempaskan tangan Layla dengan kasar. Kent mendekat dengan cepat. Seketika tatapannya berubah nyalang. Rahang pria itu tampak mengencang saat hendak berbicara dengan gadis itu, “Jaga sikapmu!” Layla memutar bola mata sambil m
Baca selengkapnya
75 - My Lovely Tiger
“Apa yang akan kau lakukan?”“Membuang benalu dalam hidupku,” kata Kent dengan santai. Ia menutup ucapannya dengan seringaian. “Selamat tinggal jalang!”BYUR“Hah!”“Ya Tuhan ….”Semua orang terkejut saat melihat tindakan Kenedict.“Kenedict, kau!” Dante berteriak sambil memberi tatapan keras pada Kenedict.Kent menyeringai. Ia mengedikkan kepalanya membuat Dante menoleh ke bawah.“Sial!” umpat Dante. Pria itu langsung menceburkan tubuhnya ke laut.Kent tak peduli dengan semua orang-orang yang tengah menilainya jahat. Baginya, hukuman itu pantas didapatkan oleh Layla.“Apa?!” bentak Kent. “Wanita gila itu atlit renang.”“Oh astaga ….” Beberapa orang tampak mengusap dadanya saat mendengar perkataan Kenedict.“Massimo!” teriak Kent.Secepat kilat Massimo menghampiri Kenedict. “Ya, tuan.”“Persiapkan penjemputan untuk para tamu,” titah Kent. Massimo mengangguk.Kenedict mendengkus.
Baca selengkapnya
76 - Touch You Feel You
“Awh!” Kent menggeram saat Ilona mengusap lehernya dengan kasar. “Diam!” bentak Ilona. Ia memberikan tatapan keras pada Kent. Kent tergelak. Pria itu mendongakkan wajahnya. Untuk pertama kali dalam hidup Kenedict Archer dimarahi oleh seorang gadis layaknya seorang ibu sedang menghukum anaknya yang nakal. Kent jadi tidak bisa menahan tawanya. “Kau pikir semua ini lelucon, hah?” gumam Ilona. Ia terus menggosok leher Kenedict dengan sponge mandi. Wanita muda itu benar-benar ingin menghilangkan kiss mark di leher Kenedict. Melihat wajah masam Ilona malah membuat Kenedict bergairah. Terlebih, ia tengah berdiri tanpa busana sedang gadisnya tampak sangat seksi dengan pakian yang basah. Kent menurunkan tatapan. Ia menatap Ilona dalam diam. Memerhatikan ekpresi wajah kesal milik gadisnya. Pemuda Archer itu langsung meraih kedua tangan Ilona yang tengah mengusap dadanya. Ilona mendongak. “Lepas!” bentaknya dalam volume suara kecil. Kent
Baca selengkapnya
77 - Big Baby Blonde
Kent menggenggam tangan Ilona. Mereka berjalan menuju geladak utama. Ilona dibuat terkejut saat melihat dekorasi geladak utama. Ia memalingkan wajah. Memandag Kenedict dengan senyum sumringah. “Siapa yang mendekor semua ini?” tanya Ilona. “Massimo,” jawab Kent. Ilona terkekeh mendengar jawaban Kenedcit. “Kenapa?” Kali ini giliran Kent yang bertanya. Ilona menggelengkan kepalanya. “Aku hanya tidak percaya jika pria seperti Massimo bisa mendekor tempat secantik ini.” “Hemm … dia bahkan bisa mendandanimu jika kau mau.” Ilona makin terkikik. Ia mencubit perut Kenedict dengan gemas. “Awh!” Kent meringis. Ia melotot sambil memegang perutnya. “Aku serius,” ucapnya. “Memangnya siapa yang bilang kau bohong?” tanya Ilona sambil mengangkat dagu lantas memanyunkan bibir. Kent menepis bibir. “Sudahlah. Aku malas berdebar,” ujar pria itu. Ia menarik Ilona dari samping lalu merangkul tubuh gadis itu. Sedang Ilona mendongak menatapnya.
Baca selengkapnya
78 - Code Blue
“Jangan jatuh cinta padaku, Ilona!” teriak Kent. Ilona terkekeh. Ia menggoyangkan kepala. “Siapa juga yang mau jatuh cinta pada pria seperti dirimu,” gumamnya. “Ohya?” Ilona tersentak saat mendengar suara barusan. Ia langsung menoleh ke samping lantas melebarkan matanya. “Kau?!” pekik Ilona. Pria di sampingnya menyengir membuat Ilona mendesis pelan. “Kupikir kau tidak bisa berbicara selain bahasa formal, Massimo.” Pria di samping Ilona terkekeh. “Yah. Aku harus menjaga batasanku,” ucap Massimo. Pria itu bertengger pada besi, sementara Ilona bersedekap seraya memandang laut. Ilona mengecilkan mata saat melihat Kenedict mulai turun dari speed boat. Wanita muda itu memutar tatapannya kepada Massimo. “Ap-apa … apa yang akan dia lakukan?” tanya Ilona. Ia menggagap. Massimo tersenyum. “Wakeboarding,” kata Massimo. “Apa itu?” Ilona bertanya makin penasaran. “Lihat saja sendiri,” ucap Massimo. Ilona kemb
Baca selengkapnya
79 - Vibrate
Kenedict melebarkan senyum yang malah terlihat menggoda bagi seorang Ilona Audrey. “Kent,” lirih Ilona. Tanpa sadar ia memejamkan mata lalu mengigit bibir bawahnya. Ilona melingkarkan tangannya pada lengan sebelah kiri milik Kent lalu menyandarkan wajahnya di sana. “Kau suka?” tanya Kent. Tangan pria itu masih asik meremas puncak dada Ilona dari balik pelampung yang masih melekat di tubuh Ilona. Kent mendorong punggung Ilona dengan lembut. “Buka dulu pelampungnya,” ucap Kent. Ilona pasrah. Tak bisa munafik, sesuatu dalam dirinya mulai menuntut sentuhan lebih sekedar untuk memuaskan hasrat. Pria itu kembali menarik tubuh Ilona hingga punggungnya mendarat lembut di dada bidangnya. Deru napas Kenedict yang terdengar memberat membuat Ilona bergidik geli. Wanita itu kembali membiarkan harga dirinya. Saat bersama Kenedict, semuanya seolah melebur begitu saja. Seperti sekarang ini. “Lautnya indah, bukan?” tanya Kent.
Baca selengkapnya
80 - Would You be My Wife?
Kent mengecup punggung Ilona yang terbuka. Wanita muda itu menutup matanya, membiarkan lelakinya melakukan apa pun yang ia inginkan. Beberapa menit yang lalu benar-benar begitu mendebarkan. Ilona masih merasakan getaran yang tersisa dari sensasi luar biasa. Suara ketukan pintu terdengar membuat keduanya kompak menoleh. Kent kembali memutar pandangan. Mereka bertatapan lewat pantulan cermin. “Akan kubuka pintunya,” ucap Kent. Pria itu kembali menarik bath robes hingga menutupi tubuh polos Ilona. Kent memutar lutut. Ia melangkah menghampiri pintu lantas menarik gagangnya. Tampak dua orang wanita tengah menunggu di depan kamar. Kent menoleh, memeriksa keadaan Ilona lalu kembali menatap dua orang di depannya. Kenedict mengedikkan kepala mengajak dua orang wanita itu untuk masuk. “Sayang,” panggil Kent. Ilona langsung memutar tubuhnya. Wanita muda itu sedikit terkejut saat melihat dua orang wanita masuk ke kamar mereka. Ilona melem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status