Semua Bab Amagl's Bride: Bab 21 - Bab 30
55 Bab
21. Kemunculan Xavion 1
Gilbret tampak berlutut di barisan paling depan, di dalam kuil suci. Benar, kini Kaisar dan orang-orang yang memiliki kedudukan di kekaisaran Bonaro tengah melakukan doa di kuil suci dengan dipimpin oleh Pendeta Agung. Semua hal yang bisa mereka lakukan untuk mencegah penyebaran wabah yang semakin menggila saja. Rasanya, masalah seakan-akan terjadi beruntun. Belum selesai masalah penyebaran wabah mematikan, menyusul masalah penyerangan siluman pada desa-desa di perbatasan daerah kekuasaan Gilbert. Tentu saja hal itu sangat mengkhawatirkan. Gilbert sudah menyusun banyak rencana dan sebisa mungkin untuk menyelesaikannya dengan secepat mungkin. Namun, semuanya seakan-akan hanya bertemu dengan jalan buntu.Situasi semakin mencekam, saat Gilbret mendapatkan kabar, bahwa kerajaan Barat yang memang tidak berada di bawah kuasanya, sudah diserang oleh naga hitam. Dibilang mencekam, karena naga hitam selama ini hanya dikenal sebagai makhluk mistis yang legendaris. Legendanya sama seper
Baca selengkapnya
22. Kemunculan Xavior 2
Xavion terlihat duduk dengan santai di dalam ruangan yang disediakan secara khusus di dalam istana kekaisaran Bonaro. Kini, Xavion sebagai sosok Amagl Agung memilih untuk menetap sementara di kekaisaran, hingga masalah yang tengah muncul terselesaikan. Tentu saja, Blax, Sisil, Whein, dan Megan juga ikut muncul sebagai pengikut setia dari Xavion. Keempatnya tentunya harus bersandiwara sebagai sosok pengikut Amagl Agung yang membela kebenaran. Karena sudah terbiasa, keempatnya tidak menemui kesulitan apa pun. Kini, Megan dan Whein mendapatkan tugas untuk membantu pengobatan dan pemusnahan wabah yang tengah menyebar. Sementara Blax dan Sisil mendapatkan tugas khusus untuk membantu Kaisar dalam menyusun strategi penangkapan Amora dan Xavier.Lalu tersisa Xavion yang bertugas untuk mempertahankan barrier pelindung daerah kekuasaan Bonaro. Setidaknya itulah yang orang-orang lihat. Padahal, kini Xavion tengah berusaha untuk kembali melacak keberadaan Amora dan Xavier. Ia tidak bisa
Baca selengkapnya
23. Kecemburuan 1
Amora membuka matanya dan disambut dengan langit-langit kayu yang tak lain adalah rumah yang ia tinggali dengan Xavier. Ia pun mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk, lalu mengedarkan pandangannya. Amora tidak melihat siapa pun di sana, artinya Xavier pun tidak ada di sana untuk menemaninya. Dengan mudah, Amora pun mengingat kejadian yang terjadi tadi malam. Di mana Xavier memenangkan seorang gadis cantik yang dilelang dalam pelelangan. Lalu Xavier membuatnya tak sadarkan diri, dan Amora baru terbangun ketika hari berganti. Hati Amora terasa tidak nyaman. Hal tersebut terjadi karena Amora berpikiran macam-macam. Amora meremas selimut yang menggulung dan jatuh di atas pangkuannya. Kini, benak Amora dipenuhi oleh pertanyaan mengapa Xavier membuatnya tidak sadarkan diri?Apakah mungkin, apa yang dipikirkan Amora memang benar adanya? Xavier jatuh hati pada gadis itu hingga mengeluarkan nominal uang sebesar itu untuk mendapatkan gadis yang dilelang tersebut? Amora menghela nap
Baca selengkapnya
24. Kecemburuan 2
Beberapa saat kemudian, sudut bibir Xavier terangkat. Ia menatap netra hijau milik Amora dan berkata, “Rupanya istriku tengah cemburu.”  “Apa? Kau gila, mana mungkin aku cemburu padamu?!” tanya Amora terlihat sangat tidak terima ketika Xavier menyebut kemarahannya sebagai sebuah kecemburuan. Tentu saja bagi Amora itu terasa sangat tidak masuk akal. Ia bahkan berdiri saking ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Xavier sebelumnya.“Kenapa tidak mungkin?” tanya balik Xavier sembari berdiri di hadapan istrinya.“Tentu saja tidak mungkin, mengingat kita yang tidak memiliki perasaan satu sama lain. Maksudku, aku tidak memiliki perasaan apa pun padamu,” ucap Amora lalu melangkah menuju kamar. Menghindar dari Xavier yang memberikan tatatapan menyelidik, seakan-akan tidak percaya dengan apa yang Amora katakan sebelumnya.Xavier mengikuti langka
Baca selengkapnya
25. Suamiku 1
“Apa ada hal yang mengganggu pikiran Anda, Tuan?” tanya Penyihir Putih saat menemani Xavier mengawasi orang-orang berlatih.Kali ini, Xavier tidak meninggalkan desa, dan secara khusus melatih para siluman. Xavier yang memang terlihat larut dalam dunianya sendiri, segera menjawab, “Aku merasa jika ada hal yang aneh dengan istriku.”Mendengar Xavier yang memanggil Amora dengan sebutan istri dengan lembut, membuat Penyihir Putih diam-diam mengulum senyum. Ia sudah mengenal Xavier sejak ribuan tahun yang lalu. Tentu saja, ia mengenal baik bagaimana karakter Xavier. Tuannya itu adalah sosok dingin yang tidak pernah memiliki seorang wanita dalam hidupnya. Secara alami, Xavier memang tidak tahu cara bagaimana dirinya menunjukkan rasa kasih sayang. Namun, orang-orang yang sudah mengenalnya sejak lama tentu saja mengerti, bahwa di balik sikap dinginnya, Xavier adalah orang yang akan mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan pengikut setianya. Bagi
Baca selengkapnya
26. Suamiku 2
Suasana hati Amora membaik, ia bahkan bersenandung saking senangnya. Hal itu tidak terlepas dari penjelasan Xavier padanya. Sepertinya karena melihat Amora berada dalam suasana hati buruk, Xavier pun menjelaskan alasan mengapa dirinya tidak kembali ke kamar semalam. Itu terjadi karena Hoia yang ia tugaskan untuk mengawasi kota tersebut, melaporkan sesuatu yang mencurigakan. Karena itulah, Xavier harus ke luar dari penginapan dan memeriksa hingga fajar menyingsing. Karena itulah, Amora sendiri secara alami meminta maaf karena sikap tidak sopannya yang mungkin saja menyinggung perasaan Xavier. Ternyata Xavier tidak memikirkan apa yang dikatakan oleh Amora. Karena bagi Xavier, keberadaan Amora di sisinya sudah cukup. Xavier hanya perlu membiarkan waktu memberikan jawaban atas keraguan yang dirasakan oleh Amora.Setelah mengikuti permintaan Amora yang jelas di luar kebiasaan, contohnya meminta untuk disuapi, Xavier pun membawa Amora ke luar dari penginapan untuk menikmati keindah
Baca selengkapnya
27. Penyelamatan 1
Kini penginapan sudah kembali tenang. Para tamu sebagian besar memilih untuk meninggalkan penginapan karena melihat jika kondisi pemilik penginapan sedang tidak baik. Hanya tersisa Amora dan Xavier di sana. Amora terlihat berusaha untuk menenangkan sang nenek yang memang terus saja menangis, hingga belum menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjai. Sebenarnya, Amora tidak ingin ikut campur mengenai masalah yang tengah dihadapi oleh sang nenek. Masalah yang tengah Amora hadapi juga sudah terlalu rumit dan sulit untuk ia hadapi. Namun, Amora tahu jika dirinya tidak boleh bertindak jahat. Setidaknya, Amora harus tetap berada di sana untuk menenangkan sang nenek dan menunggu cucunya kembali.“Nenek istirahat saja. Kita akan tetap di sini dan terjaga hingga cucu Nenek kembali,” ucap Amora pada nenek yang sudah terlihat tenang.Xavier sendiri duduk di kursi yang terdapat di kamar pemilik penginapan dengan tenang. Ia hanya mengamati apa yang tengah dilakukan oleh
Baca selengkapnya
28. Penyelamatan 2
“Apa yang terjadi?” tanya Amora.“Ini lebih berbahaya dari apa yang aku bayangkan. Kau harus kembali ke penginapan,” ucap Xavier menggandeng tangan Amora.Namun Amora menahan tangan Xavier. “Tidak bisa, kalau kita kembali, waktu akan terbuang. Itu akan semakin berbahaya bagi para gadis yang dikurung di sana.”Xavier menghela napas. Apa yang dikatakan oleh Amora memang benar adanya. Jika benar siluman terlibat dalam hal ini, sudah dipastikan jika situasi akan lebih berbahaya daripada yang sudah ia perkirakan sebelumnya. Ia pun menunduk dan mencium leher Amora, untuk memunculkan pola indah pada leher jenjang istrinya itu. Xavier memang sengaja mengaktifkan tanda itu untuk melindungi Amora. Gerakan tiba-tiba Xavier tersebut membuat Amora terkejut. Saat Xavier menjauhkan wajahnya dari leher Amora, ia pun mengecup kening Amora sembari bergumam, “Semoga keselamatan senantiasa menyertaimu.”Benar, Xavier memberikan
Baca selengkapnya
29. Kembali 1
“Tuan, kini beberapa dari siluman yang kita jadikan sebagai pengawas di desa-desa dan kota-kota, tiba-tiba mati diserang sosok misterius. Tidak ada jejak atau petunjuk yang mengarah pada penyebab hal itu, Tuan,” ucap Blax memberikan laporan pada Xavion yang baru selesai memberikan berkat pada air yang akan menjadi obat bagi rakyat kekaisaran Bonaro.“Tidak perlu mencarinya. Itu adalah ulah Xavier,” ucap Xavion membuat Blax membeku.Sorot mata Blax berubah dalam sekian detik, sebelum kembali normal. Mungkin bagi siluman atau manusia biasa, hal itu pasti akan luput dari pandangan mereka. Namun, hal itu berbeda dari Xavion. Ia memiliki kekuatan yang begitu besar. Entah itu kekuatan yang memang sudah diketahui oleh para bawahannya dan para pengikut setia di kekaisaran Bonaro ini, atau kekuatan yang masih tersembunyi dengan apik. Xavion mendengkus pelan. Dalam sekejap, ia sudah mencekik Blax dengan penuh amarah. “Kau sudah melepaskan kesempatan
Baca selengkapnya
30. Kembali 2
Xavion terlihat bersantai di kursi singgasana Kaisar. Sementara Gilbert sendiri berdiri di samping singgasananya dengan netra yang terlihat menyorot kosong. Tidak hanya Gilbert saja yang terlihat memiliki pandangan kosong, semua orang yang memiliki kedudukan tinggi di kekaisaran Bonaro, tampak memiliki pandangan serupa. Seakan-akan, ada orang yang memang memiliki kendali terhadap apa yang mereka pikirkan. Xavion pun menatap Blax, Whein, Salsa, dan Megan yang memang sudah melakukan perintah yang ia berikan dengan baik. “Kalian berhasil melaksanakan perintahku dengan benar,” ucap Xavion.“Terima kasih, Tuan,” ucap keempatnya sembari menundukkan kepala mereka, tanda jika mereka memberikan hormat pada Xavion. Dalam hal kesetiaan, menunjukkan hormat adalah hal terpenting. Karena itulah, keempatnya selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa mereka selalu menghormati Xavion sebagai pemimpin mereka. Setidaknya, itu yang terlihat. Karena siapa pun tentu saja tidak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status