Semua Bab Cinta Sang Bodyguard: Bab 11 - Bab 20
56 Bab
11. Bloody After Party
 *** "Bagaimana kondisi sejauh ini?" Marco sedang mengadakan rapat dengan anak buah keesokan paginya. "Tenang saja, bos. Latar belakang para tamu yang akan hadir sudah clear." Jett menjelaskan laporannya, "Sekitar seratusan tamu akan menghadiri pemberkatan khususnya pihak keluarga dan sahabat kedua mempelai saja. Tamu yang hadir pada acara resepsi mungkin akan lebih banyak tapi tidak signifikan. Sedangkan, kondisi tamu pada acara after party sudah pasti jauh lebih berkurang." "Tetap harus diperhatikan, Jett!" "Baik, bos." "Bagaimana dengan hasil rekaman kamera pengawas ketika penyerangan terhadap pengawal sebelumnya? Sudah dapat diverifikasi kelompok mana yang melakukannya?" 
Baca selengkapnya
12. Her Pain is Mine
 *** Melihat Isa melepaskan diri dari dekapannya untuk melindungi sahabatnya merupakan peristiwa sepersekian detik yang sangat membekas bagi Marco. Isa seolah terbang untuk menyelamatkan sahabatnya, Astaga Isa! Kenapa Isa harus mengorbankan dirinya sendiri? Marco tidak tahu perasaan apa yang menyesakinya.Ia tidak pernah merasakannya.Interaksinya dengan beberapa perempuan yang pernah singgah di hidupnya tidak sebanding dengan apa yang sedang dirasakannya saat ini.Panik. Marah. Bingung.Seakan ujung dunia ada berada di ujung peluru dari senjata yang baru dia arahkan ke langit. Intensitas yang dirasakannya, koneksi yang
Baca selengkapnya
13. We Can't Be Together
 *** Keesokan paginya mereka sudah dalam perjalanan pulang menuju Dallas. Meski sebelumnya, Marco harus menghadapi kekacauan sedikit di rumah sakit. Isa masih harus melalui proses observasi dan pemulihan sehingga tidak diperbolehkan pulang dulu. Sedangkan menurutnya, selama Isa masih berada di ruang publik maka keselamatan jiwanya justru dipertaruhkan. Namun, kekacauan itu dapat diselesaikan setelah ia membuat surat pernyataan pulang atas permintaan keluarga pasien, pihak Rumah Sakit akhirnya mengijinkan Isa meninggalkan rumah sakit. .. "Silakan, Miss Reyes." Marco mempersilakannya masuk ke mobil menuju bandara. Gadisnya tidak banyak bertanya. Mengikuti perintahnya. Ini harus diakhiri. Ga
Baca selengkapnya
14. You're back
*** Seminggu berlalu setelah kejadian penembakan terhadap Isa. Marco kembali menapaki area lorong makan kediaman keluarga Rivera. Berusaha mencuri pandang sosok yang dirindukannya selama dua minggu terakhir. Dalam malam-malamnya yang panjang, seringkali Marco menyesali kepergiannya. Setelah percakapan mereka terakhir di kamar mandi, Marco memutuskan pergi sementara dari Isa. Gadis itu berada dibawah pengawasan Zayden meski setiap waktu ia selalu memantau dari jauh. Ia harus menyelidiki sendiri siapa dalang dibalik penembakan Isa di San Lucas. Toh, bukan hanya Isa, Marco pun merasakan kepedihan yang sa
Baca selengkapnya
15. Busted
*** "Bagaimana kondisi bahumu, Princess?" Marco masih mengelus sisi pahanya. "Aku pikir kau tidak akan bertanya." Marco mengecup salah satu bahunya. "Bukan itu yang tertembak." "Iya, aku tahu." "Memarnya tinggal sedikit." 
Baca selengkapnya
16. How dare you!
 *** Marco sedang duduk dan sarapan di meja makan ketika Isa masuk dengan setelan pilatesnya setelah berlatih di teras halaman belakang. "Aha. Bagaimana tidurmu semalam, Marco?" Isa menyapanya dengan semangat. [Menyenangkan. Pemandangan indah. Andai gadisnya tahu.] "Cukup nyenyak," jawabnya. Isa tahu lelaki itu berbohong karena ia sendiri tidak bisa tidur.
Baca selengkapnya
17. I'll take the Bullet
***💚💚💚 Tok! Tok! Marco mengetuk daun pintu dihadapannya. Menarik nafas panjang dan bersiap menuju arena pertarungan. "Masuk." Ia pun masuk dan tatapan Isa sudah siap membelahnya menjadi partikel kubik yang bisa lenyap karena hembusan angin. "Marco. Duduk." Isa sedang duduk di kursi kebesaran Teresa. Menghadapnya. Ia lalu duduk dan menegakkan tubuhnya. Situasi ini cukup menegangkan. Tidak pernah tersirat dalam ba
Baca selengkapnya
18. Wrong road
*** Dua hari kemudian, mereka sudah bersiap menuju lokasi pemotretan yang dituju Isa. Marco sengaja hanya menggunakan dua mobil yang beriringan. Tim miliknya sudah disebar di sepanjang festival bunga. Ia dan Isa berada dalam satu mobil Jeep bersama. Sedangkan, Jett dan Ash berada di depan mobil mereka. "Apa yang kau katakan pada Miss Fletcher tentang pemindahan lokasi dan hari pemotretan? Perempuan itu termasuk Kepala Sekolah yang cerewet dengan jadwal dan lokasi pemotretan. Aku tidak percaya, ia dapat setuju begitu saja dengan idemu, Marco." Marco mengulum senyu
Baca selengkapnya
19. Hello, Rage!
 *** "Isa!" Marco berteriak lantang ketika tubuhnya ikut ditarik keluar menjauh dari mobil. Senjata dalam genggamannya terjatuh ketika ia terseret dengan paksa. Gadisnya meronta dalam cengkeraman pria berbadan tinggi besar dan kekar. Ia melihat pria lain menghampiri Isa untuk menangkis tangannya yang kini sedang melemparkan tinju pada pria berbadan kekar. Marco sendiri sudah dikepung tiga lelaki. Ia berhasil menjatuhkan salah satunya ketika pria itu mencoba mencekik Marco. Pria nomor satu tersungkur karena Marco langsung memelintir lehernya dengan kuncian kaki.
Baca selengkapnya
20. The Deadly Waterfalls
Spoiler:Bab cukup panjang (2,000 kata) karena mengandung adegan aksi yang sayang kalau dipotong menjadi dua bab. Selamat membaca. Ciao! ***Marco POV “Tidak! Tidak! Isa! Jangan!” Marco menggeleng dan meneriakkan namanya. Berusaha begitu keras untuk bangkit tapi tidak bisa. Salah satu betisnya yang terluka diinjak dengan sengaja oleh Rage. “Bangs*at!” Marco mengumpat.  Setengah lututnya mulai mati rasa. Marco berusaha mencari sepasang mata milik gadisnya yang masih menolak memandangnya. Isa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status