All Chapters of Cinta Sang Bodyguard: Chapter 41 - Chapter 50
56 Chapters
41. Do you trust me?
*** "Kak!" Adiknya menerobos masuk ruang kerja Marco tanpa mengetuk. "Zayden." "Isa memintaku untuk melihat kondisimu.” Zayden memperhatikan kakaknya yang kini duduk di kursi kerjanya. “Kalian bertengkar layaknya ibu dan ayah." "Shuthefu*ckup, Zay." Marco membentak kasar.  Zayden mendengus sambil berjalan mendekati meja Marco. "Selama setengah hari ini, Isa mengumpulkan aku, Willow dan Rage. Ia juga sudah menceritakan sedikit rencananya pada kami.”  Marco tidak merespon pernyataan adiknya. “Aku pikir semua yang disampaikannya sudah disetujui olehmu, Marco.” Zayden berkata
Read more
42. Give it to me
***Kini semua orang sudah berkumpul di ruang rapat Marco. Mischa mendadak dihubungi Vargas yang masih menculik anak perempuannya. Semua orang terlihat tegang tidak terkecuali Marco dan Isa.[Percakapan telepon Mischa dan Vargas dalam mode pengeras suara]Mischa: "Perempuan itu sudah memakan umpanku, Vargas."Vargas: "Aku tidak akan percaya sampai kau berhasil menggiringnya ke hadapanku, Nona."Mischa: "Bagaimana kondisi putriku?"Vargas: "Sibuk sendiri dengan bacaan perangnya tentang Sun Tzu."Mischa: "Jangan sentuh seujung rambutnya, Vargas."Vargas: "Aku tidak janji. Mungkin jika anak ke
Read more
43. Hear my heartbeat
***Hampir tengah malam Marco masih di ruang kerjanya bersama Isa, ketika Mischa serta Jett menerobos masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu.Telepon genggam Mischa kembali berdering. Marco memberi isyarat pada Ash dan Zayden yang kebetulan juga berada di ruangan yang sama. Ash mengangguk tanda siap menyadap isi pembicaraan Mischa.Klik! Mischa menekan tombol jawab dan menyalakan mode pengeras suara.[Sambungan telepon antara Mischa dan Vargas]Vargas: "Nona, besok malam. Jam setengah satu pagi. Gudang di peternakan Woodlands. Anak buahku akan mengirim lokasi tepatnya besok. Pastikan tidak ada yang mengikuti kalian."Mischa: "..."
Read more
44. Ruined plan
*** Isa terbangun dan mengelus wajahnya pelan. Marco berbaring di samping dan memandangnya tanpa berkedip. "Kau mengerikan. Memandangku seperti penguntit rahasia." Isa terkikik dengan setengah wajah yang masih menempel di dasar bantal. Marco meraihnya. Tangannya diselipkan ke balik gaun tidur gadisnya. Ia terus membelai hingga tiba di balik punggungnya yang polos. Isa mencondongkan tubuhnya ke atas dada telanjang Marco. Mengecup bibirnya. Marco mendorong lidahnya dan menyerangnya dengan panas. Protes Isa tertelan di balik mulutnya dan membuatnya semakin mendesak lebih dalam. Jarinya dengan lembut menyurai rambut Marco di belakang lehernya. "Selamat pagi, manis." Marco mengakhiri ciuman paginya. Meniup ujung hidungnya. Is
Read more
45. Sayonara Juan!
***Isa terbangun dan berada di ruang gelap. Satu hal yang ia ingat hanya riuh gemuruh suara helikopter dengan putaran angin kencang saat alat transportasi udara itu bahkan tidak menjejak di rumput. Sepasang tangan kekar menariknya dari jangkauan Marco. Andai ada sesuatu yang bisa dilakukannya untuk menghentikan waktu. Berlari menggapai dan memeluk Marco saat itu juga. Menuntaskan janjinya semalam bahwa ia akan baik-baik saja dan rencana mereka berhasil dengan gemilang!Sepasang matanya memastikan ruang gelap yang melingkupinya. Sebuah gudang. Lagi. Andai saja si-bodoh-Rage yang akan keluar dari balik pintu itu. Sial!Posisi duduknya juga tidak menguntungkan. Kedua tangan dan kakinya terikat temali. Semua pen
Read more
***Karakter***
Karakter Utama:1. Isa Reyes Rivera/24 tahunSeorang yatim piatu yang berprofesi sebagai kindergarten photographer atau fotografer anak-anak. Saat ini dalam proses merintis bisnis fotografinya. Bekerja dengan anak-anak dan memotret mereka dalam satu frame adalah passionnya. Situasi ini cukup menarik karena sebetulnya Isa adalah pewaris tunggal Kartel Rivera yang terkenal dan berbahaya di pesisir barat Amerika dan Amerika Selatan. Ancaman penculikan dan pembunuhan pada Isa membuatnya terjebak dalam pengawasan Marco Fox, seorang pengawal handal yang diutus tante sekaligus ibu asuhnya.2. Marco Fox/32 tahunSeorang mantan tentara yang memutuskan bergabung dalam perusahaan keamanan milih ayahnya. Terkenal karena keahliannya menyusun strategi juga jitu dalam melumpuhkan musuh dengan mematikan. Marco menguasa beberapa teknik bela diri, selain teknik yang dikuasainya di militer, ia sangat han
Read more
46. Her dirty hands
***"Ini sudah lebih dari sepuluh jam, Ash. Kau sudah bisa pastikan dimana Vargas menyembunyikan Isa?" Marco bertanya dengan tidak sabar pada salah satu anak buahnya."Marco." Ash menampilkan titik area perbukitan. Memperbesarnya. Terlihat compound house yang berada di tengah area perbukitan dengan satu rumah induk yang menjadi pusatnya. Ash kembali memperbesar gambar di layar. Klik! Klik! Bunyi mouse yang mencari petunjuk keberadaan Isa menjadi titik terang bagi Marco."Berapa lama kita kesana?""Highlands? Tiga puluh menit.""Bagaim
Read more
47. Their choice, not yours
***Dengan segera, Isa selesai diperiksa oleh Doc dan diberi sedikit obat penahan nyeri untuk beberapa memar di leher sebagai akibat cekikan Vargas. Marco tidak memiliki pilihan selain membawa pujaan hatinya pulang ke rumah peristirahatannya di Pantai Timur. ‘‘Entah mengapa, Isa menolak pulang ke kediamannya sendiri.’Marco bersyukur bahwa Isa hanya mengalami cedera ringan pasca perang terbuka dengan Vargas. Tapi persoalannya, meski hanya luka ringan Isa menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik. Pandangan kosong yang membayang di kedua mata indah itu menjadi alasan utama mengapa Marco tidak berminat bergeming sedikit pun dari sisi Isa.Ketika mereka sampai di rumah Marco pada penghujung sore, Isa bahkan tidak mengeluarkan suara. Gadis muda itu
Read more
48. Love-sick puppy
***Tirai tipis di jendela kamar Marco yang berhadapan langsung dengan laut berkibar mengikuti angin sepoi. Isa masih memejamkan mata dan dengkurnya perlahan menjadi melodi pagi hari untuk Marco.Sinar matahari mulai memasuki dan menghangatkan suasana kamarnya yang minimalis. Dengan nuansa cat dinding dan furniture yang didominasi warna putih dengan kesan minimalis dan modern.Marco merasa hidupnya sudah lebih dari cukup. Ujung bibir gadisnya tidak lagi merenggut seperti dua malam terakhir. Kelegaan menjalar di hatinya.Luka hati dan rasa bersalah akan selalu mengikuti gadisnya. Peristiwa penculikannya kemarin pasti sangat membekas di sanubari Isa. Inilah adalah konsekuensi berat dari nama belakang keluarga yang harus disandang seseorang. Takdir yang tidak bisa dipilih s
Read more
49. Hope for the best
***Setelah kepulangan Zayden, mereka kembali berdua. Keduanya sedang menikmati sisa petang di balik sofa di ruang tengah."Kau masih belum ingin pulang, Princess?" Marco mengelus paha Isa yang sedang ditumpangkan di pahanya.Isa menggeleng."Kau tidak nyaman tinggal di rumah besar itu atau kau belum siap bertemu Tesh untuk sementara waktu ini?" Marco membidik pertanyaannya langsung."Tesh." Isa menjatuhkan jawaban dengan tegas."Kau sudah sempat menghubunginya sejak kemarin?"Isa menggeleng. "Tesh menghubungiku tadi siang ketika aku sedang menyusuri
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status