Semua Bab Don't Leave Me: Bab 11 - Bab 20
43 Bab
Pertama
Amel terbangun dengan bagian bawahnya yang sakit dan ketika menatap sekitar di mana sudah tampak gelap membuat Amel masih belum paham apa yang terjadi pada dirinya, ketika sudah benar sadar Amel teringat bahwa dirinya sudah tidak suci lagi. Amel mencoba untuk menerima semuanya karena dirinya yang menyerahkan diri pada Barry calon suaminya.“Sudah bangun,” Barry masuk dengan membawa nampan berisi makanan “apakah sakit?.”Amel mengangguk malu “sepertinya sudah malam dan aku harus pulang mas.”Barry tersenyum “aku sudah hubungi orang tuamu kalau akan menginap karena kembar ingin bersamamu,” Amel melotot mendengarnya “mau membersihkan diri?,” Amel mengangguk.Amel masih menunduk malu tidak berani menatap Barry, tanpa Amel duga Barry mengangkat dirinya menuju kamar mandi dengan keadaan masih tanpa busana. Barry meletakkan di bathtube yang sudah terisi air panas. Amel menatap mata Barry yang hanya tersenyum melihatnya dan
Baca selengkapnya
Sidang
Pagi harinya keadaan Vina sudah menjadi lebih baik membuat Amel bersyukur karena tidak larut dalam kesedihan. Besok adalah waktu Amel dan Willy untuk sidang sedangkan Vina besoknya dan karena malamnya Amel menikah sudah pasti tidak akan datang ke sidang Vina.“Aku balik dan terima kasih untuk waktunya,” Amel mengangguk dan memeluk Vina sebelum pulang dengan diantar Satria.Amel masuk ke dalam kamar untuk mempelajari materi sidang besok, keadaan rumah yang sepi karena semua sudah mulai dengan aktivitasnya membuat Amel sedikit tenang untuk belajar. Sebelum belajar Amel mengabari Barry karena dari tadi mengirim pesan dan belum sempat Amel jawab.“Sayang,” suara ketukan di pintu Amel membuatnya terkejut.Amel tertidur karena terlalu asyik membaca bahan materi untuk sidang besok dan menatap sekitar yang sudah mulai gelap membuat Amel yakin jika dirinya melewatkan makan siang. Amel bangun dan membersihkan diri lalu keluar
Baca selengkapnya
Malam Pertama
Pertemuan dengan kedua sahabatnya membuat Amel sedikit lega karena bisa jujur pada mereka, meskipun tidak bisa datang setidaknya beban Amel sedikit berkurang. Malam ini adalah malam di mana statusnya akan berubah menjadi seorang istri, sampai rumah Amel langsung dirias oleh penata rias yang sudah disiapkan. Amel tidak tahu bagaimana kedua keluarga ini bisa mempersiapkan pernikahan dalam waktu dekat dengan semua serba minimalis tapi mewah.Amel menunggu cemas kedatangan keluarga Barry dalam yang masih dalam perjalanan, Amel takut jika Barry hanya bermain dengannya. Pintu kamar dibuka Ranti istri Muda dengan wajah tersenyum dan mengatakan jika Barry keluarga telah sampai, tidak lama kemudian di belakang Rani ada Hana yang menatapku sambil tersenyum.“Kakak ipar senang aku karena mbak yang jadi kakak ipar.”Amel hanya tersenyum mendengar perkataan Hana, Ranti langsung mengajak keluar dengan mereka yang berada di samping Amel dan juga L
Baca selengkapnya
Bulan Madu
Amel tidak tahu ke mana Barry akan membawanya kali ini yang pasti menurut Barry akan membuat Amel tidak bisa berjalan kembali dan Amel menjadi tidak sabar atas apa yang akan Barry lakukan, sepanjang perjalanan mereka Barry tidak melepaskan tangan Amel sama sekali seolah takut kehilangan dan Barry seperti anak muda kembali.Amel menatap tempat yang menjadi tujuan mereka yaitu Lombok membuat dirinya memandang Barry tidak percaya karena selama ini dirinya menginginkan pergi ke Lombok, Barry tetap menggandeng tangan Amel sampai mereka ke tempat penginapan yang langsung menghubungkan dengan pantai. Barry menyewa villa untuk liburan bersama Amel, sebenarnya tempat ini yang biasa dirinya gunakan bersama Siska tapi kali ini akan dirinya gunakan untuk bulan madu bersama istri kecilnya dan tidak akan membuat Amel keluar dari kamar. Barry ingin tahu sekuat apa Amel dalam menghadapi nafsunya ibarat kata ingin membandingkan kekuatan Amel dengan Siska, Barry tahu dirinya salah ta
Baca selengkapnya
Ditinggal Barry
Setelah pulang bulan madu pekerjaan Barry semakin banyak meninggalkan Amel di rumah bersama kembar, Amel sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut karena Barry tetap menyentuh dirinya setiap pulang dan Amel selalu melayani meski itu dini hari sekali pun. Hari ini Barry berpamitan pada Amel akan melakukan perjalanan dinas selama beberapa minggu, sebenarnya Amel ingin ikut tapi melihat kembar membuat Amel menghentikan niat tersebut dan membiarkan Barry berangkat bersama Siska.Amel menyiapkan semua keperluan Barry selama di sana dan setelahnya mereka melakukan kewajiban, Amel merasa jika Barry puas dengan semua yang dilakukannya hal itu membuat Amel tersenyum senang. Amel menatap Barry yang masih tidur nyenyak setelah apa yang mereka lakukan, Amel sendiri sudah diterima di perusahaan kecil yang tidak jauh rumah dan untungnya tidak mengganggu kegiatan dirinya sebagai ibu rumah tangga.“Kamu kerja hari ini?,” tanya Barry ketika mereka sarapan.Amel mengangguk “aku ak
Baca selengkapnya
Ditinggal Luar Kota
Amel terkejut dengan keberadaan Arta di kubikelnya sepagi ini membuat Amel melangkahkan kaki mau tidak mau ke tempat di mana Arta berada, hampir 3 hari Barry tanpa kabar membuat Amel sedikit tidak enak bahkan beberapa kali pekerjaannya berantakan. Arta memandang Amel dari atas ke bawah lalu berdiri membuat Amel hanya bisa diam memandang Arta yang tingginya melebihi dirinya.“Ikut saya ke Bandung hari ini,” ucap Arta tegas membuat Amel terkejut dan memandang Arta dengan mengangkat kepalanya “saya tunggu di parkiran.”Amel masih mencerna perkataan Arta tanpa bergerak sama sekali, dirinya hampir jatuh ketika tepukan pelan di pundak yang Arta berikan. Melalui tatapannya meminta Amel untuk bergegas ikut dirinya, Amel langsung melakukan gerakan cepat dengan membawa beberapa hal yang penting ketika akan mengikuti Arta. Bosnya ini tidak memberitahukan bahwa akan ada perjalanan dinas dan dirinya tidak menyiapkan bekal sama sekali untuk berada di sana, selama perjalanan tidak ada
Baca selengkapnya
Perjalanan Dinas
Perkataan Pandu membuat Amel berpikir keras dan beberapa kali menatap Arsen di mana terdapat beberapa persamaan dengan Barry dibandingkan Pandu sebagai ayahnya, tidak sampai di situ terkadang Amel terkejut dengan panggilan Arsen pada Barry yaitu baba. Amel tidak bisa curiga karena kedua putri Siska juga melakukan hal yang sama sedangkan kembar memanggil Siska dan Pandu dengan sebutan normal yaitu om dan tante.Sekali lagi Barry tidak menghubungi Amel, bahkan pesan Amel kirim tidak berubah sama sekali seketika membuat dirinya cemas. Pikiran negatif menghampiri dirinya tapi mencoba untuk menghilangkan pikiran tersebut karena pernikahan adalah kepercayaan, tanpa ada kabar dari Barry membuat Amel menghabiskan waktu bersama kembar di rumah setelah kepulangan dari tempat Tina. Pekerjaan Amel juga tidak terlalu berat semenjak kepulangan dari Bandung, bahkan Arta tidak memberikan pekerjaan berat sehingga membuat Amel bisa pulang dengan cepat menghabiskan waktu bersama kembar.
Baca selengkapnya
Kepulangan Barry dan Rencana Siska
Amel terbangun dengan dirinya berada di pelukan Barry membuat sedikit perasaannya menghangat, Amel merasakan milik Barry yang berada di dalamnya membuat dirinya secara perlahan menggerakkan bagian bawah secara pelan agar tidak membangunkan Barry. Ada rasa berbeda ketika milik Barry tegang dan saat ini, saat ini di dalam Amel terasa gatal dan memiliki sensasi tersendiri.“Kamu nakal,” ucap Barry dengan suara seraknya “serangan fajar?.”Amel mengangguk yang tentu tidak disiakan Barry dengan mengangkat Amel agar berada di atas, Amel langsung menggerakkan miliknya membuat Barry hanya bisa mendesah dan meremas kedua bukit kembar dan memainkan puting milik Amel. Barry merasakan perbedaan milik Amel dan Siska di mana jika dirinya disuruh memilih maka milik Amel lah yang dirinya sukai dibanding Siska, suara desahan memenuhi ruangan dan sekali lagi kedua pasangan ini seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar hingga tidak lama kemudian mereka mencapai kl
Baca selengkapnya
Liburan Siska dan Arsen
Amel menatap Barry dengan bingung pasalnya dari kepulangan mereka menjemput kembar di rumah mertua atau orang tua Barry selalu diam dan hanya menjawab jika diperlukan, Amel ingin bertanya tapi tidak tahu harus menanyakan apa pada Barry. Kembar melihat perubahan Barry tidak berani bertanya malah lebih banyak mendekati Amel dibandingkan Barry sebagai papanya dan lumayan lama tidak bertemu.Barry sendiri tahu jika istrinya Amel bingung dengan pada dirinya karena Barry sendiri tidak tahu berbuat apa atas perkataan Siska tadi, ingin rasanya Barry berhenti tapi bingung harus mulai bagaimana. Barry ingin memecat Siska tapi rasanya tidak mungkin karena Barry sangat bergantung dan sudah nyaman bersama Siska, Siska bisa mengimbangi dirinya dalam banyak hal tapi Amel di mana Barry merasakan perasaan berbeda ketika bersamanya. Barry mengingat bagaimana Siska melayani Mr. Wang yang dikenal dalam bisnis harus ada wanita di dalamnya dan Mr. Wang sangat puas dengan wanita yang Siska berikan.
Baca selengkapnya
Ajakan Pandu
Amel terkejut dengan kedatangan Pandu tidak lama setelah mobil Barry menghilang, dengan berbagai macam alasan akhirnya Amel mengikuti Pandu dengan menitipkan kembar pada orang tuanya sedangkan putri Pandu sudah berada di rumah orang tua Pandu. Amel tidak tahu akan dibawa ke mana oleh Pandu tapi tadi perkataan Pandu meyakinkan Amel bahwa ini demi masa depannya sendiri. Perjalanan yang entah ke mana membuat Amel hanya bisa diam ditambah ekspresi wajah Pandu yang serius semakin membuat Amel tidak tahu bersikap bagaimana.Pandu memberhentikan mobilnya di salah satu area istirahat di sana tampak mobil Barry membuat Amel bertanya tentang keberadaan mobil Barry tapi pemikiran negatif dihilangkan begitu saja oleh Amel, ponsel Amel berbunyi di mana Barry mengirim pesan yang langsung Amel jawab. Tubuh Amel membeku ketika melihat pemandangan di mana Arsen berjalan bersama Siska melangkah ke mobil Barry, tapi sekali lagi Amel berpikir positif dan Amel teringat akan keberadaan Pandu seketi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status