Setelah pulang bulan madu pekerjaan Barry semakin banyak meninggalkan Amel di rumah bersama kembar, Amel sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut karena Barry tetap menyentuh dirinya setiap pulang dan Amel selalu melayani meski itu dini hari sekali pun. Hari ini Barry berpamitan pada Amel akan melakukan perjalanan dinas selama beberapa minggu, sebenarnya Amel ingin ikut tapi melihat kembar membuat Amel menghentikan niat tersebut dan membiarkan Barry berangkat bersama Siska.
Amel menyiapkan semua keperluan Barry selama di sana dan setelahnya mereka melakukan kewajiban, Amel merasa jika Barry puas dengan semua yang dilakukannya hal itu membuat Amel tersenyum senang. Amel menatap Barry yang masih tidur nyenyak setelah apa yang mereka lakukan, Amel sendiri sudah diterima di perusahaan kecil yang tidak jauh rumah dan untungnya tidak mengganggu kegiatan dirinya sebagai ibu rumah tangga.
“Kamu kerja hari ini?,” tanya Barry ketika mereka sarapan.
Amel mengangguk “aku ak
Amel terkejut dengan keberadaan Arta di kubikelnya sepagi ini membuat Amel melangkahkan kaki mau tidak mau ke tempat di mana Arta berada, hampir 3 hari Barry tanpa kabar membuat Amel sedikit tidak enak bahkan beberapa kali pekerjaannya berantakan. Arta memandang Amel dari atas ke bawah lalu berdiri membuat Amel hanya bisa diam memandang Arta yang tingginya melebihi dirinya.“Ikut saya ke Bandung hari ini,” ucap Arta tegas membuat Amel terkejut dan memandang Arta dengan mengangkat kepalanya “saya tunggu di parkiran.”Amel masih mencerna perkataan Arta tanpa bergerak sama sekali, dirinya hampir jatuh ketika tepukan pelan di pundak yang Arta berikan. Melalui tatapannya meminta Amel untuk bergegas ikut dirinya, Amel langsung melakukan gerakan cepat dengan membawa beberapa hal yang penting ketika akan mengikuti Arta. Bosnya ini tidak memberitahukan bahwa akan ada perjalanan dinas dan dirinya tidak menyiapkan bekal sama sekali untuk berada di sana, selama perjalanan tidak ada
Perkataan Pandu membuat Amel berpikir keras dan beberapa kali menatap Arsen di mana terdapat beberapa persamaan dengan Barry dibandingkan Pandu sebagai ayahnya, tidak sampai di situ terkadang Amel terkejut dengan panggilan Arsen pada Barry yaitu baba. Amel tidak bisa curiga karena kedua putri Siska juga melakukan hal yang sama sedangkan kembar memanggil Siska dan Pandu dengan sebutan normal yaitu om dan tante.Sekali lagi Barry tidak menghubungi Amel, bahkan pesan Amel kirim tidak berubah sama sekali seketika membuat dirinya cemas. Pikiran negatif menghampiri dirinya tapi mencoba untuk menghilangkan pikiran tersebut karena pernikahan adalah kepercayaan, tanpa ada kabar dari Barry membuat Amel menghabiskan waktu bersama kembar di rumah setelah kepulangan dari tempat Tina. Pekerjaan Amel juga tidak terlalu berat semenjak kepulangan dari Bandung, bahkan Arta tidak memberikan pekerjaan berat sehingga membuat Amel bisa pulang dengan cepat menghabiskan waktu bersama kembar.
Amel terbangun dengan dirinya berada di pelukan Barry membuat sedikit perasaannya menghangat, Amel merasakan milik Barry yang berada di dalamnya membuat dirinya secara perlahan menggerakkan bagian bawah secara pelan agar tidak membangunkan Barry. Ada rasa berbeda ketika milik Barry tegang dan saat ini, saat ini di dalam Amel terasa gatal dan memiliki sensasi tersendiri.“Kamu nakal,” ucap Barry dengan suara seraknya “serangan fajar?.”Amel mengangguk yang tentu tidak disiakan Barry dengan mengangkat Amel agar berada di atas, Amel langsung menggerakkan miliknya membuat Barry hanya bisa mendesah dan meremas kedua bukit kembar dan memainkan puting milik Amel. Barry merasakan perbedaan milik Amel dan Siska di mana jika dirinya disuruh memilih maka milik Amel lah yang dirinya sukai dibanding Siska, suara desahan memenuhi ruangan dan sekali lagi kedua pasangan ini seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar hingga tidak lama kemudian mereka mencapai kl
Amel menatap Barry dengan bingung pasalnya dari kepulangan mereka menjemput kembar di rumah mertua atau orang tua Barry selalu diam dan hanya menjawab jika diperlukan, Amel ingin bertanya tapi tidak tahu harus menanyakan apa pada Barry. Kembar melihat perubahan Barry tidak berani bertanya malah lebih banyak mendekati Amel dibandingkan Barry sebagai papanya dan lumayan lama tidak bertemu.Barry sendiri tahu jika istrinya Amel bingung dengan pada dirinya karena Barry sendiri tidak tahu berbuat apa atas perkataan Siska tadi, ingin rasanya Barry berhenti tapi bingung harus mulai bagaimana. Barry ingin memecat Siska tapi rasanya tidak mungkin karena Barry sangat bergantung dan sudah nyaman bersama Siska, Siska bisa mengimbangi dirinya dalam banyak hal tapi Amel di mana Barry merasakan perasaan berbeda ketika bersamanya. Barry mengingat bagaimana Siska melayani Mr. Wang yang dikenal dalam bisnis harus ada wanita di dalamnya dan Mr. Wang sangat puas dengan wanita yang Siska berikan.
Amel terkejut dengan kedatangan Pandu tidak lama setelah mobil Barry menghilang, dengan berbagai macam alasan akhirnya Amel mengikuti Pandu dengan menitipkan kembar pada orang tuanya sedangkan putri Pandu sudah berada di rumah orang tua Pandu. Amel tidak tahu akan dibawa ke mana oleh Pandu tapi tadi perkataan Pandu meyakinkan Amel bahwa ini demi masa depannya sendiri. Perjalanan yang entah ke mana membuat Amel hanya bisa diam ditambah ekspresi wajah Pandu yang serius semakin membuat Amel tidak tahu bersikap bagaimana.Pandu memberhentikan mobilnya di salah satu area istirahat di sana tampak mobil Barry membuat Amel bertanya tentang keberadaan mobil Barry tapi pemikiran negatif dihilangkan begitu saja oleh Amel, ponsel Amel berbunyi di mana Barry mengirim pesan yang langsung Amel jawab. Tubuh Amel membeku ketika melihat pemandangan di mana Arsen berjalan bersama Siska melangkah ke mobil Barry, tapi sekali lagi Amel berpikir positif dan Amel teringat akan keberadaan Pandu seketi
Amel masih melayani kembar dengan sangat baik, setelah pulang ke rumah orang tuanya di mana paginya Amel memutuskan pulang ke rumah menggunakan kendaraan online. Amel bahkan belum menceritakan semuanya pada orang tua karena tidak ingin mereka terbebani dengan permasalahan dirinya. Barry bahkan tidak menghubungi dirinya sama sekali seharian karena Amel tahu jika Barry sedang bersama dengan Siska juga Arsen, Amel sendiri tidak ada niat untuk menghubungi terlebih dahulu.Matahari berganti dengan bulan membuat mereka bertiga tidur bersama di kamar kembar, entah kenapa Amel tidak ingin lagi tidur di ranjang mereka berdua. Amel terbangun ketika sudah menunjukkan waktu pagi dengan segera dirinya menyiapkan semua keperluan kembar untuk sekolah, menurut informasi Tina akan datang untuk mengantar mereka sekolah. Amel menyiapkan bekal bukan hanya untuk kembar tapi juga dirinya serta Tina dan Raffi. Setelah siap Amel melihat kesiapan kembar, beruntung kembar anak mandiri sehingga Amel tid
Amel meminta Arta untuk mengantarkan dirinya ke kantor Barry, entah kenapa dirinya ingin ke sana untuk pertama kali. Kedatangan Amel membuat resepsionis terkejut dan memintanya untuk tidak mengatakan pada Barry bahwa Amel datang ke sini, awalnya resepsionis takut dipecat namun Arta mengatakan akan menerima dirinya jika dipecat dengan mencari Amel. Amel menuju ruangan Barry dengan Arta tetap berada di tempat semula, Amel menaiki lift dengan berbagai macam kemungkinan. Amel tidak terlalu terkejut dengan kekosongan meja seketaris Siska secara perlahan dirinya melangkah ke ruangan Barry dan ternyata suara desahan terdengar hingga luar membuat Amel langsung gemetar di sisa keberaniannya Amel membuka pintu membuat kedua orang yang sedang mencari kenikmatan mematung.“Kalian bisa lanjutkan” ucap Amel sambil melangkah masuk dengan duduk di kursi kebesaran Barry “silakan dilanjutkan saya sabar menanti.”“Baiklah sayang ayo kita lanjutkan secara ist
Barry berdiri kaku setelah perkataan Amel, memilih salah satu diantara mereka bukan pilihan yang mudah. Perkataan Barry di ruangan seolah menantang Amel sangat diluar kendali, entah karena apa dirinya melakukan hal itu karena kesenangannya diganggu atau ada hal lain Barry belum bisa mengetahuinya. Keinginan Siska agar mereka bersama membuat Barry hilang akal, kebersamaan beberapa hari bersama Arsen membuat hidupnya berubah padahal selama ini kembar selalu ada bersama dirinya. Sentuhan pada bahu Barry membuatnya tersadar jika Siska duduk dipangkuannya, Barry menarik Siska agar lebih dekat dengan dirinya tapi perasaan nyaman tidak dirinya temukan seperti ketika bersama Amel.“Sudahlah berarti kita bisa menikah karena Amel sudah mengetahuinya,” ucap Siska menepuk punggung Barry pelan dengan tangan yang lain memainkan miliknya “lihat dia selalu bereaksi denganku.”Barry melepaskan pelukan dari Amel “aku akan menjemput kembar.”Siska menatap Barry tidak percaya “kembar