Perkataan Pandu membuat Amel berpikir keras dan beberapa kali menatap Arsen di mana terdapat beberapa persamaan dengan Barry dibandingkan Pandu sebagai ayahnya, tidak sampai di situ terkadang Amel terkejut dengan panggilan Arsen pada Barry yaitu baba. Amel tidak bisa curiga karena kedua putri Siska juga melakukan hal yang sama sedangkan kembar memanggil Siska dan Pandu dengan sebutan normal yaitu om dan tante.
Sekali lagi Barry tidak menghubungi Amel, bahkan pesan Amel kirim tidak berubah sama sekali seketika membuat dirinya cemas. Pikiran negatif menghampiri dirinya tapi mencoba untuk menghilangkan pikiran tersebut karena pernikahan adalah kepercayaan, tanpa ada kabar dari Barry membuat Amel menghabiskan waktu bersama kembar di rumah setelah kepulangan dari tempat Tina. Pekerjaan Amel juga tidak terlalu berat semenjak kepulangan dari Bandung, bahkan Arta tidak memberikan pekerjaan berat sehingga membuat Amel bisa pulang dengan cepat menghabiskan waktu bersama kembar.
Amel terbangun dengan dirinya berada di pelukan Barry membuat sedikit perasaannya menghangat, Amel merasakan milik Barry yang berada di dalamnya membuat dirinya secara perlahan menggerakkan bagian bawah secara pelan agar tidak membangunkan Barry. Ada rasa berbeda ketika milik Barry tegang dan saat ini, saat ini di dalam Amel terasa gatal dan memiliki sensasi tersendiri.“Kamu nakal,” ucap Barry dengan suara seraknya “serangan fajar?.”Amel mengangguk yang tentu tidak disiakan Barry dengan mengangkat Amel agar berada di atas, Amel langsung menggerakkan miliknya membuat Barry hanya bisa mendesah dan meremas kedua bukit kembar dan memainkan puting milik Amel. Barry merasakan perbedaan milik Amel dan Siska di mana jika dirinya disuruh memilih maka milik Amel lah yang dirinya sukai dibanding Siska, suara desahan memenuhi ruangan dan sekali lagi kedua pasangan ini seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar hingga tidak lama kemudian mereka mencapai kl
Amel menatap Barry dengan bingung pasalnya dari kepulangan mereka menjemput kembar di rumah mertua atau orang tua Barry selalu diam dan hanya menjawab jika diperlukan, Amel ingin bertanya tapi tidak tahu harus menanyakan apa pada Barry. Kembar melihat perubahan Barry tidak berani bertanya malah lebih banyak mendekati Amel dibandingkan Barry sebagai papanya dan lumayan lama tidak bertemu.Barry sendiri tahu jika istrinya Amel bingung dengan pada dirinya karena Barry sendiri tidak tahu berbuat apa atas perkataan Siska tadi, ingin rasanya Barry berhenti tapi bingung harus mulai bagaimana. Barry ingin memecat Siska tapi rasanya tidak mungkin karena Barry sangat bergantung dan sudah nyaman bersama Siska, Siska bisa mengimbangi dirinya dalam banyak hal tapi Amel di mana Barry merasakan perasaan berbeda ketika bersamanya. Barry mengingat bagaimana Siska melayani Mr. Wang yang dikenal dalam bisnis harus ada wanita di dalamnya dan Mr. Wang sangat puas dengan wanita yang Siska berikan.
Amel terkejut dengan kedatangan Pandu tidak lama setelah mobil Barry menghilang, dengan berbagai macam alasan akhirnya Amel mengikuti Pandu dengan menitipkan kembar pada orang tuanya sedangkan putri Pandu sudah berada di rumah orang tua Pandu. Amel tidak tahu akan dibawa ke mana oleh Pandu tapi tadi perkataan Pandu meyakinkan Amel bahwa ini demi masa depannya sendiri. Perjalanan yang entah ke mana membuat Amel hanya bisa diam ditambah ekspresi wajah Pandu yang serius semakin membuat Amel tidak tahu bersikap bagaimana.Pandu memberhentikan mobilnya di salah satu area istirahat di sana tampak mobil Barry membuat Amel bertanya tentang keberadaan mobil Barry tapi pemikiran negatif dihilangkan begitu saja oleh Amel, ponsel Amel berbunyi di mana Barry mengirim pesan yang langsung Amel jawab. Tubuh Amel membeku ketika melihat pemandangan di mana Arsen berjalan bersama Siska melangkah ke mobil Barry, tapi sekali lagi Amel berpikir positif dan Amel teringat akan keberadaan Pandu seketi
Amel masih melayani kembar dengan sangat baik, setelah pulang ke rumah orang tuanya di mana paginya Amel memutuskan pulang ke rumah menggunakan kendaraan online. Amel bahkan belum menceritakan semuanya pada orang tua karena tidak ingin mereka terbebani dengan permasalahan dirinya. Barry bahkan tidak menghubungi dirinya sama sekali seharian karena Amel tahu jika Barry sedang bersama dengan Siska juga Arsen, Amel sendiri tidak ada niat untuk menghubungi terlebih dahulu.Matahari berganti dengan bulan membuat mereka bertiga tidur bersama di kamar kembar, entah kenapa Amel tidak ingin lagi tidur di ranjang mereka berdua. Amel terbangun ketika sudah menunjukkan waktu pagi dengan segera dirinya menyiapkan semua keperluan kembar untuk sekolah, menurut informasi Tina akan datang untuk mengantar mereka sekolah. Amel menyiapkan bekal bukan hanya untuk kembar tapi juga dirinya serta Tina dan Raffi. Setelah siap Amel melihat kesiapan kembar, beruntung kembar anak mandiri sehingga Amel tid
Amel meminta Arta untuk mengantarkan dirinya ke kantor Barry, entah kenapa dirinya ingin ke sana untuk pertama kali. Kedatangan Amel membuat resepsionis terkejut dan memintanya untuk tidak mengatakan pada Barry bahwa Amel datang ke sini, awalnya resepsionis takut dipecat namun Arta mengatakan akan menerima dirinya jika dipecat dengan mencari Amel. Amel menuju ruangan Barry dengan Arta tetap berada di tempat semula, Amel menaiki lift dengan berbagai macam kemungkinan. Amel tidak terlalu terkejut dengan kekosongan meja seketaris Siska secara perlahan dirinya melangkah ke ruangan Barry dan ternyata suara desahan terdengar hingga luar membuat Amel langsung gemetar di sisa keberaniannya Amel membuka pintu membuat kedua orang yang sedang mencari kenikmatan mematung.“Kalian bisa lanjutkan” ucap Amel sambil melangkah masuk dengan duduk di kursi kebesaran Barry “silakan dilanjutkan saya sabar menanti.”“Baiklah sayang ayo kita lanjutkan secara ist
Barry berdiri kaku setelah perkataan Amel, memilih salah satu diantara mereka bukan pilihan yang mudah. Perkataan Barry di ruangan seolah menantang Amel sangat diluar kendali, entah karena apa dirinya melakukan hal itu karena kesenangannya diganggu atau ada hal lain Barry belum bisa mengetahuinya. Keinginan Siska agar mereka bersama membuat Barry hilang akal, kebersamaan beberapa hari bersama Arsen membuat hidupnya berubah padahal selama ini kembar selalu ada bersama dirinya. Sentuhan pada bahu Barry membuatnya tersadar jika Siska duduk dipangkuannya, Barry menarik Siska agar lebih dekat dengan dirinya tapi perasaan nyaman tidak dirinya temukan seperti ketika bersama Amel.“Sudahlah berarti kita bisa menikah karena Amel sudah mengetahuinya,” ucap Siska menepuk punggung Barry pelan dengan tangan yang lain memainkan miliknya “lihat dia selalu bereaksi denganku.”Barry melepaskan pelukan dari Amel “aku akan menjemput kembar.”Siska menatap Barry tidak percaya “kembar
Amel berada di tempat Arta setelah perjanjian tersebut dan mengenai pakaian ternyata Arta memiliki pakaian yang dulu digunakan mantan istrinya namun belum sempat dibuang, sesuai perjanjian adalah Amel memasakkan Arta selama berada di tempat tinggalnya. Selama memasak bayangan Amel pada kembar tentang bagaimana mereka makan dan semuanya tapi segera dihilangkan pemikiran itu karena masih ada Barry selaku ayahnya yang mendidik kembar.“Masak jangan sambil melamun bisa kebakar tempatku,” sindir Arta membuat Amel menatap malas “mengenai pindahanmu apa yakin?.”“Apa bisa?,” tanya Amel langsung.Arta menghembuskan nafas panjang “bisa saja tapi alangkah baiknya kalian bicarakan terlebih dahulu.”Amel meletakkan hasil masakannya di meja dengan bantuan Arta, perbedaan besar antara mereka berdua adalah Arta mau membantu semua yang Amel lakukan tidak seperti Barry yang cenderung tidak peduli padahal dulu Barry sangat peduli bahkan hal terkecil sekali pun. Arta dan Amel m
Amel hanya membaca pesan dari Barry tanpa berniat untuk membalasnya sama sekali, membiarkannya begitu saja. Amel memutuskan untuk melanjutkan memasak yang lain dan akan mengirim makanan ke rumah sambil berharap tidak bertemu Barry, setelah selesai semua Amel bersiap untuk mengantarkan semuanya. Bertemu Pandu di kantornya sedikit membuat Amel ragu tapi Pandu meyakinkan bahwa semuanya akan baik – baik saja yang berarti Amel mempercayai perkataan Pandu. Amel mengirimkan hasil masakannya ke rumah agar bisa dimakan anak – anak, meski tanpa dirinya di sana Amel sangat yakin kembar bisa mandiri dan Pandu mengakuinya ketika mereka pergi bersama dulu.Amel sudah berada di ruangan Pandu untuk membicarakan apa yang dirinya lihat kemarin dan reaksi Pandu hanya diam sambil sesekali mengangguk, Amel tidak kuasa mengeluarkan air matanya membuat Pandu merasa kasihan dengan Amel. Amel memandang Pandu yang masih hanya diam, Amel sangat tahu jika Pandu sama terlukanya seperti dirinya jadi keputu