Jantung Ririn berpacu saat sudah melihat tempat yang di datangi sama pria bernama Roy ini. Sepertinya tempat yang mahal.
Di lihat dari desain cafe saja sudah terlihat jelas, kalau cafe ini sangat mahal. Ririn bahkan tak bisa komen kepada pria itu.
"Masuklah, jangan menatap pintu saja." Roy kepada Ririn.
Ririn masuk ke dalam cafe tersebut dan sepertinya dugaanya benar, kalau tempat ini mahal. Orang-orang yang datang saja mengenakan pakain mewah.
"Kenapa?" tanya Roy yang melihat raut wajah Ririn yang sepertinya shok sekali.
"Tidak apa-apa. Cepatlah, karena gue ada urusan lain."
Ririn hanya mengikuti pria itu saja, yang memilih tempat duduk di paling pojok. Saat Ririn melihat menu, matanya membulat sempurna karena melihat harganya.
Otak matematikanya mulai berkerja dan mulai melihat menghitung. Ririn merasa takut, jika pria itu memesan
Pukul 1 siang hari waktu Hawai. Ririn sedang berada di sebuah restaurant sederhana, yang tak jauh dari tempat hotel yang dirinya tempati.Ririn harus mengisi perutnya terlebih dahulu, sebelum ia kemabli jalan-jalan. Kali ini makanan yang dirinya makan, sesuai dengan selera dirinya."Kenyang," kata Ririn.Ririn merebahkan tubuhnya di kursi, seraya melihat pemandangan orang yang berlalu-lalang didepan dirinya ini.Hari ini sepertinya sangat menyenangkan, walaupun tadi pagi dirinya diganggu sama pria yang baru dirinya ketahui bernama Roy.Ririn merasa sangat lega karena pria bernama Roy tersebut, tidak jadi mengikuti dirinya akibat ada urusan mendadak.Membuat Ririn menjadi bahagia, karena tidak diganggu sama pria menyebalkan tersebut. Jika dipikir-pikir, kenapa dirinya bertemu dengan pria-pria aneh terus.Saat dirinya sedang melamun memikir
Rasa penasaran Ririn semakin jadi dan dirinya ingin sekali menaiki wahana itu. Ririn matanya melihat sekeliling.Ririn menemukan sebuah toko dan dirinya menghampiri toko itu. Ririn masuk dan melihat banyak pakaian khusus renang.Ririn mencari pakaian yang sopan. Tapi tak ada satupun, hanya pakaian seksi saja. Bahkan seperti tak berpakaian.Tapi Ririn ingin naik wahana Flyboard dan tak mungkin Ririn mengenakan pakaian yang dirinya kenakan sekarang ini.Ririn terdiam merenung, seraya memikirkan apa yang harus dirinya kenakan. Ririn sangat tak biasa mengenakan pakaian terbuka ini."Apa harus naik atau tidak? tapi cuaca sangat bagus sekali, dengan angin yang menyejukan."Selama Ririn tinggal di Hawai ini, dirinya belum juga menyentuih pantai Wakiki. Pandangan matanya kembali mleihat ke arah pantai.Untung memastikan apa dirinya ingin naik ata
"Kau akan ku tikam dengan pisau, jika macam-macam," ancam Ririn.Ririn berusaha agar dirinya tak menampilkan wajah takut-takut kepada pria itu. Walaupun sejujurnya Ririn takut mendengar apa yang dikatakan sama Ares."Minggir!!! atau gue akan berteriak dengan kencang dan membuat elu jadi tersangka pelecehan," kata Ririn.Ares terkekeh pelan, Pelan mendengar ancaman yang dilontarkan sama Ririn. "Silahkan berteriak sesukamu Nona," timpal Ares.Ririn memincingkan matanya mendengar ucapan Ares, yang sepertinya sama sekali tidak takut akan ancaman dirinya."Minggirlah Ares," kesal Ririn."Berteriaklah, agar orang diluar sana menganggap kau sedang mendesah," tutur ARes."Dasar gila!! orang teriak malah dikira mendesah," sinis Ririn."Apa kau tak mendengar suara aneh di ruang ganti ini?" tanya Ares sambil terus menahan Ririn,
Ririn melihat penampilan dirinya sendiri di pantulan kaca yang ada didepan dirinya ini. Ia suka dengan baju renang yang diberikan sama Ares, kepada dirinya.Pakaian renang ini tertutup dengan lengan panjang, walaupun dibagian bawah pendek sekali dan menampilkan kaki jenjangnya yang mulus.Tapi pakaian renang ini jauh lebih bagus dari pada pakaian renang dengan jenis Moniki yang dibilang sama Ares.Ririn keluar dari ruang ganti dan senyuman puas karena pakaian renangnya ini tak terlalu terbuka sama sekali."Suka?"Ririn hampir saja terjatuh, karena Ares yang mengejutkan dirinya. Rupanya pria bajiangan itu menunggu dirinya."Apa?" jutek Ririn."Mesum!!!" teriak Ririn.Mata Ares bajingan itu, lagi-lagi menatap tubuhnya dari atas hingga kebawah tubuhnya. Ririn rasanya ingin mengeluarkan mata yang kurang ajar itu.&
Ririn sedang berada diruang ganti, untuk menganti pakaian seksi dengan pakaian yang dirinya kenakan tadi.Sejujurnya Ririn masih ingin bermain, tapi karena semua permainan harus mengunakan uang. Jadilah Ririn menyelesaikan kesenangannya.Alasan lain dirinya menyelesaikan kegiatan yang menyenangkan ini, karena Ares yang terus saja menganggu dirinya.Menginggat nama Ares saja sudah membuat dirinya merasa kesal. Pria itu tak henti-hentinya menganggu dirinya.Ares memberikan banyak pertanyaan kepada dirinya, setelah mulut Ririn ini kelepasan dan bicara tentang Miko tadi.Padahal tadi niatnya hanya ingin melampiaskan rasa kesal, marah dan kecewa dengan cara berteriak dengan kencang.Tapi malah mulutnya ini mengucapkan sebuah nama kata yang sangat menjijikan sekali. Ririn memukul mulutnya dengan pelan, akibat kebodohan.Ririn berdiam diri
Ares bukannya keluar dari kamarnya, malah membuat tubuh Ririn terpojokan dan membentur dinding kamar hotel."Mau apa lagi? saya sudah mengatakan, untuk anda keluar dari kamar hotel saya!!" Ririn yang berusaha tegas.Sejujurnya jantung Ririn berdetak kencang sekali, melihat dan merasakan aura yang keluar dari pria bernama Ares ini.Ririn sungguh ketakutan, aura dominan dari Ares sangat kental dan pekat sekali. Tapi Ririn berusaha agar dirinya tak merasakan ketakutan."Lepaskan saya!!" maki Ririn. saat Ares malah mencengkram ke dua pipinya dengan sangat kuat.Ares dengan raut wajah yang dingin dan rahang yang mengeras. Pandangan mata Ares hanya berfokus kepada Ririn.Ares mencengkram pipi Ririn, membuat wanita itu merintih kesakitan. Ririn sudah memukul tangan Ares.Tapi pria kekuatan Ares jauh lebih kuat, hingga cengkraman di kedua pipi Ri
Ririn keluar dari kamar hotel hanya untuk menghilangkan rasa lapar yang melanda perutnya ini. Saat dirinya sudah keluar dari kamar.Mata Ririn melihat sekeliling dan sangat waspada, karena dirinya harus waspada akan kemunculan dari AresPria bernama Ares itu selalu datang disaat yang tak terduga sama sekali. Ares hanya berharap kalau dirinya tak melihat wajah Ares.Akhirnya sampailah Ririn di tempat dimana berbagai macam makanan dann minuman berada. Ririn tersenyum senang, saat dirinya melihat makanan.Ririn mengambil makanan secukupnya saja dan tak lupa minuman. Ririn terdiam dengan mata yang sedang melihat sekeliling.Mata Ririn sedang mencari tempat yang bagus, saat Rirrin melihat tempat duduk dengan pandangan langsung ke arah pantai.Ririn dengan cepat melangkah mendekati untuk duduk dan menghabiskan sarapan paginya ini.Ririn makan d
Ririn yang tadi matanya hanya menatap pemandangan pantai. Dengan sangat cepat menatap Roy, saat mendengar nominal uang.Ririn menelan ludahnya, saat nominal disebutkan sama Roy. Jiwa Ririn bergejolak dengan sangat tergiur dengan harganya."Tidak," cicit Ririn yang masih jual mahal sama pria yang ada didepannya ini."Oke, 1 jam 1000 dollar. Deal tidak?" Roy menggulurkan tangannya kepada wanita bernama Ririn.Glek."Oke deal." Ririn yang mambalas jabat tangan Roy, sebagai tanda dirinya setuju dengan perjanjian ini.Roy terkekeh saat melihat raut wajah wanita itu senang sekali. "Tadi saja menolak," sindir Roy."Rezeki banyak ga boleh di tolak," timpal Ririn seraya tersenyum."Hanya menemani jalan-jalankan?" Ririn yang memastikannya."Iya, elu harus menemani gue jalan-jalan selama 5 jam. Elu harus ber