All Chapters of My Husband or My Teacher: Chapter 11 - Chapter 20
33 Chapters
Gut Nite
“Tidak ada ucapan teromantis, selain ucapan selamat malam sebelum tidur. Maka kau akan bermimpi indah setelah mendengarnya.”~♥~♥~♥~Beni's POVMataku sebenarnya masih enggan untuk dibuka. Rasanya berat banget, seperti ada lem yang bikin kelopak mataku benar-benar nempel. Tetapi sesuatu yang berat yang menimpa lengan kiriku membuatku terpaksa membuka mata, karena enggak nyaman. Saat membuka mata, pemandangan yang aku dapati adalah Adel yang tengah terduduk di lantai sambil memejamkan matanya. Ia bersandar pada sofa tempatku berbaring kini, seraya menumpukkan kepalanya di lengan kiriku menghadapku. Adel ketiduran. Wajahnya yang benar-benar lesu dalam tidurnya kuyakin hasil ulahku karena membiarkannya pulang sendirian  pada malam hari begini. Adel manis sekali. Istriku ini sangat manis bahkan dalam tampilan wajah lesunya yang polos.Aku beranjak bangkit dari posisi tidurku dan beralih memindahkan Adel yang tidur dengan posisi enggak n
Read more
Kebimbangan Part 2
Tidak ada hal yang lebih  membimbangkan selain harus memilih satu di antara dua pilihan.”~♥~♥~♥~“Adel, kamu cari buku untuk tugasnya, jangan lupa diketik, habis itu setorin di grup kelompok.”Adel mengangguk kecil merespon ucapan teman sekelasnya. Ia bergegas menuju perpustakaan bersama Reina. Kalau enggak karena dipaksa Adel, Reina enggak akan mau menemani gadis itu ke perpustakaan. Mereka berjalan sambil bersenda gurau menuju perpustakaan. "Iya, enggak masuk akal banget coba, masa Sungjae dikabarin pacaran sama Soyeon!" gerutu Reina. Ia cemberut menatap Adel dari samping."Ih, gue nggak suka noh sama si Soyeon  itu. Mereka mah nggak cocok!" Adel ikut menyetujui. Ia menggamit lengan Reina sambil ikut melirik artikel yang tengah dibaca gadis itu di ponselnya.Perpustakaan hari ini ramai. Adel dan Reina mendesah panjang kala melihat j
Read more
Pengakuan
“Airmata merupakan satu-satunya cara bagaimana mata berbicara, ketika bibir tak mampu menjelaskan bahwa kita sedang terluka.”~♥~♥~♥~Adel menatap Beni yang tengah mengoreksi soal-soal kelas X di ruang keluarga. Gadis itu tersenyum melihat Beni yang sejak tadi bergonta-ganti ekspresi wajah. Kadang Beni mengerutkan kening serius, kadang mendesah kesal, dan kadang terkekeh sendiri memperhatikan jawaban soal kuis dari muridnya. Tangannya juga tidak tinggal diam, Beni sesekali menghitung dengan tangan, lalu menghitung dengan kalkulator. Ia mencoret kemudian membenarkan jawaban yang benar menurutnya. Segala hal kecil yang Beni lakukan tak luput dari pengamatan Adel, dan lagi-lagi membuat Adel tak bosan menyunggingkan senyum.“Serius amat, Ben.”Beni menoleh ke arahnya, lalu melepas kacamatanya. “Kalau enggak serius, aku sudah jadi pelawak, Del.”Jawaban Beni membuatnya mengerutkan dahi. Apa maksudnya?“Iya, kan kalau pelawak bercanda mulu, e
Read more
Jangan Goyah!
“Pada akhirnya, hanya tiga hal yang berarti: Seberapa banyak kau mencintai,Seberapa lembut kau menjalani hidup, dan seberapa ikhlas kau melepaskan sesuatu yang tidak dimaksudkan untukmu.”~♥~♥~♥~Adel menatap layar ponselnya dengan gusar. Sedari tadi layarnya menyala menampilkan nama Nata di sana. Cowok itu sudah berkali-kali meneleponnya, ia abaikan. Mengembuskan napas keras, akhirnya Adel menulis pesan untuk Nata. Menyuruhnya agar tidak mencoba menghubunginya lagi. Jahat. Adel tahu ia sangat jahat. Ia sudah menyakiti dua orang, tidak, bahkan tiga orang.Bohong jika ia sendiri tidak sakit. Bohong jika Adel mengaku tidak sedih. Namun, sesuatu yang akhirnya menyakitkan akan lebih baik daripada kebohongan yang dipendamnya terus menerus. Sepertinya cowok itu menyerah. Ia tidak menghubungi Adel lagi setelah menerima pesan. Dan entah Adel merasa bersalah sekarang.
Read more
Cinta Pertama yang Sempat Hilang
Kamu semua adalah cinta pertama seseorang.”~♥~♥~♥~“Kamu semua adalah cinta pertama seseorang. Selama masa itu, kita semua, baik pria maupun wanita, sedang jatuh cinta. Dan kita mungkin telah menjadi cinta pertama seseorang.”Adel mendengarkan guru bahasa Indonesianya membacakan kutipan dari sebuah film di depan kelas. Gadis itu menatap papan tulis, sesekali mencatat, kemudian mencoret tulisannya yang salah. Kemudian matanya menerawang kejadian beberapa hari yang lalu. Hari dimana Nata benar-benar membuatnya goyah, hingga Adel ingin memeluk cowok itu. Nata sudah tidak pernah menghubunginya lagi sejak itu. mungkin cowok itu lelah untuk kembali menggoyahkan perasaan Adel.Cinta pertama, ya? Omong-omong, Adel sudah mendapat pengakuan dari Beni tentang kejadian sepuluh tahun yang lalu. Beni mengatakan padanya bahwa ia sudah menyukai Adel sejak kecil bahkan sering mencari kabar tentangnya dari dulu. Dan ia juga berkata bahwa Adel adalah cinta pertamany
Read more
Bully
 “Pecundang itu yang hanya berani bicara di belakang, tetapi tidak berani bicara di depan orangnya persis.”~♥~♥~♥
Read more
Misi Penyelamatan
  “Nyatanya, berada di dekatmu adalah hal yang paling kusyukuri pada Tuhan.”~♥~♥~♥~
Read more
Mencengangkan
  “Egois itu ketika berada di sampingku bisa membahayakanmu, tetapi aku tetap memintamu jangan pergi.”~♥~
Read more
Dalang Dibalik Segalanya
  “Ketika kau tahu akulah dalang dibalik segala rasa takutmu. Kumohon, bencilah aku.”~♥~♥~♥~
Read more
Anak Kecil
  “Rasanya aku ingin kembali lagi ke masa kecilku, di mana aku hanya takut dimarahi oleh Mama karena ketahuan mengompol, daripada harus terlibat di percintaan orang dewasa yang rumit.”~♥~♥~
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status