All Chapters of PACAR TARUHAN: Chapter 31 - Chapter 40
64 Chapters
Part 30
Vanka dan Lintang sedang berada di sebuah cafe. Tadi, Lintang datang ke rumahnya tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Vanka terkejut saat Lintang datang ke rumahnya dan mengajaknya ke cafe. Vanka sangat tahu bagaimana sifat Lintang padanya. Cowok itu biasanya tidak akan mungkin mau mengajaknya ke cafe tiba-tiba seperti ini. Biasanya, Vanka yang mengajaknya terlebih dahulu, itu pun harus dipaksa baru Lintang mau.Vanka meneguk cappucino miliknya sembari menatap Lintang yang sedang memainkan ponselnya. Merasa diperhatikan, cowok itu pun menatap Vanka."Kenapa liatin gue?" tanya Lintang."Lo ganteng.""Udah tahu.""Gue mau tanya kenapa lo tiba-tiba ajak gue ke cafe? Padahal, biasanya lo gak mau pergi sama gue. Kalau mau pun itu mesti gue yang ajak dulu.""Gue cuma mau ajak lo keluar aja. Biar kelihatannya kita itu pasangan yang serasi," ucap Lintang membuat Vanka mencibir."Lo itu pacaran sama gue cuma buat orang-orang ngomongin kita do
Read more
Part 31
Vanka segera keluar dari rumahnya setelah mendapat pesan dari Lintang kalau cowok itu sudah berada di depan rumahnya."Pagi Lintang," sapa Vanka. Cewek itu masih mengunyah roti tawar yang sedang dipegangnya."Lo mau?" tawar Vanka hendak memberikan roti tersebut pada Lintang. Namun, cowok itu langsung menolaknya."Itu kan bekas lo, ngapain ngasih ke gue?""Dih, bekas gue itu enak tahu.""Itu menurut lo aja."Lintang melempar helm ke arah Lintang membuat Vanka dengan sigap menangkap helm tersebut."Bisa kan kasihnya itu baik-baik. Gak usah dilempar gitu," cibir Vanka.Lintang tidak membalas ucapan Vanka. Cowok itu naik ke motornya.Ia menatap Vanka yang masih diam dengan wajah cemberut. "Buruan naik. Mau gue tinggal?"Vanka mendengus. Setelah memakai helmnya, ia naik ke motor Lintang.*****Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Vanka tidak henti-hentinya mengoceh. Tidak peduli
Read more
Part 32
Lintang menatap malas ke arah ponselnya yang sedari tadi terus bergetar. Begitu banyak pesan yang masuk, tapi ia sama sekali tidak berniat untuk membaca pesan-pesan tersebut. Karena pesan-pesan itu dikirim oleh Vanka. Mungkin ada sekitar dua ratus pesan yang dikirim gadis itu, tapi Lintang sama sekali tidak berniat untuk membalas atau membaca pesan dari Vanka."Ini orang ganggu banget," dumelnya.Lintang pun memilih mematikan ponselnya. Lintang berjalan turun ke lantai bawah. Namun, ia dibuat terkejut saat melihat Vanka yang sedang mengobrol dengan mamanya.Lintang mempertajam penglihatannya. Apa ia tidak salah lihat? Apa itu benar-benar Vanka?Lintang pun berjalan mendekati mereka."Nah, ini Lintang nya. Kalau gitu Tante ke belakang dulu, ya," pamit Sarah."Iya Tan."Lintang duduk di hadapan Vanka. Ia menatap Vanka tajam."Liatnya biasa aja dong," ucap Vanka."Lo ngapain ke sini?" tanya Lintang."Gue mau minta
Read more
Part 33
Setelah pulang dari sekolah, Vanka terlihat sangat sibuk. Tadi, waktu pulang sekolah, ia tidak langsung pulang ke rumah, melainkan ia pergi ke mall bersama Sela dan Lia. Vanka pergi ke mall karena ia ingin membeli gaun yang akan dikenakannya malam ini. Karena hari ini adalah hari jadi satu bulan dirinya dengan Lintang, Vanka tampak bahagia.Malam ini, ia akan pergi ke sebuah restauran yang telah dibooking olehnya.Vanka dan Lintang akan pergi ke restauran untuk merayakan hari jadian mereka.Ya, walaupun Lintang terlihat cuek dan tidak peduli, tapi Vanka juga tidak boleh cuek seperti cowok itu. Biarlah ia yang akan mempersiapkan semuanya. Vanka ingin hari ini berkesan."Tumben kamu maskeran. Biasanya juga malas," ucap Erin menatap Vanka yang sedang menggunakan masker wajah."Iya. Soalnya kan hari ini hari spesial. Jadi, aku harus keliatan cantik di depan Lintang."Erin hanya geleng-geleng kepala. Putrinya itu sepertinya sudah ter
Read more
Part 34
Lintang segera berjalan menuju kelas Vanka. Lintang ingin menemui cewek itu untuk meminta maaf padanya karena kemarin tidak bisa datang ke restauran."Sela," panggil Lintang.Sela menatap malas ke arah Lintang. Ia melipat tangannya di depan dada."Kenapa?" "Vanka di mana?" tanya Lintang."Sebenarnya lo itu pacarnya Vanka atau bukan sih? Kenapa lo gak datang ke restauran, hah? Lo sadar gak, Vanka itu udah nunggu lo berjam-jam di restauran cuma buat rayain hari jadian lo berdua. Bahkan, Vanka udah siapin semuanya, tapi lo malah gak datang. Udah gitu gak ada kabar. Lo sadar gak, lo itu salah, hah?" cerocos Lia yang baru saja datang.Awalnya Lia tadi pergi ke kelas Lintang untuk mencari cowok itu ingin mengomelinya. Namun, karena Lintang tidak ada di kelas, ia langsung ke kelasnya. Dan, kebetulan cowok itu sedang berada di depan kelasnya. Jadi, ia langsung saja meluapkan amarahnya pada cowok itu.Biar Lintang tahu, betapa kecewanya
Read more
Part 35
Hari ini Vanka sudah masuk ke sekolah. Sebenarnya, Erin masih tidak mengizinkan Vanka untuk ke sekolah, tapi karena Vanka terus memohon pada Erin, mau tidak mau Erin akhirnya mengizinkan. Sekarang Vanka sudah sampai di sekolah. Vanka sedang berada di dalam kelas. Cewek itu sedang menyalin catatan milik Sela."Nanti kan bisa lo catat di rumah, Van," ujar Lia."Kalau ada waktu luang kenapa harus nanti?"Lia hanya diam. Vanka memang tidak bisa dilawan."Van, tuh di depan ada Lintang," ucap Sela yang baru saja kembali dari toilet.Vanka melirik sekilas ke arah pintu kelas. Lintang sedang berdiri di depan sembari tersenyum ke arahnya.Vanka segera beralih menatap buku tulisnya. Membuat Lintang sedikit kecewa."Van, mendingan lo samperin dia deh. Terserah lo mau usir dia atau gimana, intinya lo temuin dia dulu biar dia pergi. Gue malas liat mukanya," ucap Lia.Lia memang masih kesal dengan Lintang. Padahal, ia sudah capek-capek memba
Read more
Part 36
Vanka pikir setelah Lintang meminta maaf padanya, cowok itu akan lebih perhatian padanya, namun dugaannya salah. Setelah dimaafkan oleh Vanka, cowok itu kembali cuek bahkan sering marah-marah padanya. Lintang juga masih dekat dengan Lisa. Bahkan, mereka tampak mesra di depannya. Lintang sama sekali tidak memedulikan perasaan Vanka.Meskipun kesal, Vanka tidak bisa melakukan apapun. Kalau ia marah pada Lintang, cowok itu pasti akan lebih memarahinya dan berujung mereka akan bertengkar. Lalu, Vanka akan mengalah karena ancaman Lintang."Tang," panggil Vanka."Apa?""Beliin gue roti dong. Gue lapar." Lintang dan Vanka sedang berada di depan kelas Lintang. Berhubung jam kosong, Vanka menggunakan waktu itu untuk pergi ke kelas Lintang agar bisa mengobrol dengan cowok itu."Lo punya kaki yang masih berfungsi dengan baik, tapi kenapa malah nyuruh gue?""Ih, cuma minta tolong doang. Ayolah. Kemarin aja lo mau beliin gue roti tanpa gue m
Read more
Part 37
Lintang menatap Vanka yang sedang melahap mi instan. Cewek itu sangat lahap memakan mi instan seolah baru pernah memakannya.Lintang kini sedang berada di rumah Vanka. Tadi, Vanka meneleponnya. Cewek itu meminta Lintang untuk membelikannya mi instan karena stok mi instan di rumahnya sudah habis."Makan mi instan itu jangan setiap hari. Mi instan itu gak sehat."Vanka melirik Lintang kemudian tersenyum. "Cie, perhatian banget sama pacarnya."Lintang berdecak. "Kalau dinasehatin itu didengar.""Iya Sayang.""Karena malam ini udah makan mi, besok jangan makan mi dulu.""Ih, kok gitu?" Vanka tidak terima."Ya emang gitu. Lo gak boleh makan mi instan setiap hari. Gak bagus buat kesehatan lo. Lo mau mati cepat karena makan mi terus-terusan?""Mana ada orang mati karena makan mi. Ngaco lo.""Terserah lo kalau gak mau percaya."Vanka tidak peduli. Ia kembali melahap mi instannya hingga habis. Lalu meneguk air yang
Read more
Part 38
Lintang mengetuk pintu rumah Vanka. Pagi, ini ia datang ke rumah Vanka untuk menjemput Vanka agar bisa pergi ke sekolah bersama.Pintu terbuka menampakkan Erin yang tersenyum ke arah Lintang."Eh, Lintang.""Pagi Tante." Lintang mendekat pada Erin lalu mencium tangan Erin."Pagi Lintang.""Vanka nya udah selesai siap-siap belum, Tan?" tanya Lintang."Vanka udah berangkat ke sekolah.""Udah berangkat, Tan?" Wajah Lintang tampak heran.Erin mengangguk. "Iya. Vanka berangkat sama Revan. Emangnya Vanka gak ngasih tahu kamu?" tanya Erin."Enggak Tan. Vanka gak ngasih tahu aku.""Katanya sih Vanka buru-buru ke sekolah karena hari ini jadwal piketnya.""Oh iya. Kalau gitu aku pamit dulu, Tan." Lintang kembali mencium tangan Erin."Hati-hati, ya, Tang."Lintang berjalan mendekati motornya. Ia membuka ponselnya mencari nomor Vanka lalu meneleponnya. Namun, Vanka tidak menjawab teleponnya."Ck! V
Read more
Part 39
Sela dan Lia menatap bingung ke arah Vanka yang baru saja kembali ke kelas. Wajah Vanka terlihat memerah seperti kepiting rebus."Kenapa lo, Van? Kok muka lo merah gitu?" tanya Lia.Vanka menggeleng. "Gue gak papa kok."Vanka duduk di bangkunya. Ia masih berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak kencang. Ini semua karena Lintang. Karena cowok itu yang tiba-tiba memeluknya membuat jantung Vanka berdetak kencang seperti sedang habis maraton."Lo kenapa, Van? Jantung lo bermasalah?" tanya Lia melihat Vanka yang memegang dadanya."Enggak. Gue gak papa."Vanka memilih menyibukkan diri dengan membaca buku. Perlahan detak jantungnya kembali normal."Van, lo berantem lagi sama Lintang, ya?" tanya Sela."Hah? Enggak.""Oh. Gue kira lo lagi berantem sama dia.""Ya emang tadi pagi sih sempat berantem, tapi udah baikan kok."Sela manggut-manggut."Masa baikannya cepat banget. Harusnya tuh lo diamin dia
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status