Semua Bab Another Eye: Bab 11 - Bab 20
64 Bab
Chap 10: The Secret
Gemerincing lonceng kecil disela pita yang menjadi hiasan pohon-pohon tertiup angin. Menambah kegembiraan suasana di sekitar Feraldino de Castel yang penuh dengan kumpulan undangan yang datang. Kereta kuda Zein yang berhenti di halaman istana dijamu dengan sambutan hangat dari para penghuni castil besar itu. Bangsawan-bangsawan lain juga nampak mendapatkan keramahan yang sama. Sebuah suasana yang meriah untuk membayar lelah setelah perjalanan mereka.Dipandu menuju peristirahatan yang telah dipersiapkan, sang tuan rumah merangkul bahu Zein dan membawanya ke dalam sebuah ruangan. Menemaninya bersama dengan obrolan."Mohon maaf bila aku membawa seseorang bersamaku, tuan Roland. Aku bertanggung jawab dalam menjaganya hingga harus membawanya kemanapun aku pergi." Ucap Zein, meminta izin akan hadirnya Vinz di antara mereka.Roland menggeleng pelan, "sebuah kegemb
Baca selengkapnya
Chap 11: Girl in Red Dress
"Semua ini hanya tipu muslihat, tuan."Sosok lelaki itu berbicara. Menyampaikan sebuah fakta kepada manusia-manusia yang tengah berdiri bersama dirinya disana, "Roland tidaklah sebaik yang anda kira.."Setelah Derl memberikan sebuah kesaksian atas temuan mengejutkan yang membuat Vinz ketakutan hingga ia harus mengambil alih tubuhnya, Zein menuntut lebih banyak penjelasan kepada sosok hantu dihadapannya. Membuatnya menggenggam begitu banyak kenyataan yang luput oleh pandangan mata."Perayaan besar yang mengundang begitu banyak orang ini adalah salah satu cara Roland menjebak rakyat agar mau bekerja di bawah kakinya.""Ia akan memancing kami - para rakyat miskin, untuk bergabung di dalam bisnisnya dengan iming-iming bayaran dan kemakmuran. Menghadiahi keluarga kami dengan segepok emas, lalu memeras tenaga kami untuk beker
Baca selengkapnya
Chap 12: The Bloody Festival
Zein melangkah menuju kerumunan. Ikut berbaur bersama para bangsawan dan melihat Roland berbincang diantara yang lainnya. Nampaknya Alexan memainkan perannya dengan sangat baik."Tuan Roland terlihat lebih bugar dari sebelumnya, ya.."Sebuah suara terdengar di dekat Zein, dan kemudian di susul dengan kehadiran seorang pemuda yang berdiri di sampingnya. Zein tersenyum ke arah pemuda tersebut, memperhatikan bahwa lelaki itu sepertinya bukan dari golongan bangsawan.Tangannya terlihat menggenggam gelas kecil berisi anggur merah, rambutnya yang diikat kecil serta setelan denim sederhana yang ia kenakan menunjukkan ia mungkin hanya perwakilan dari negara bagian Terrant."Perkenalkan, tuan. Namaku Edrich Frankrov. Senang bisa bertemu anda disini, tuan Zein Elmardillo." Ucapnya, sembari mengulurkan tangan.
Baca selengkapnya
Chap 13: New Concern
Perkumpulan itu dibubarkan dengan kisah mengerikan yang mereka bawa. Festival yang seharusnya diiringi kebahagiaan itu menjadi malam bagi pemakaman puluhan mayat tak berdosa. Kemudian pengurusan lainnya dilakukan oleh kerabat dari Roland. Rakyat sendiri meminta bantuan para bangsawan yang hadir agar membebaskan keluarga mereka yang tertahan. Perlahan keadaanpun mulai bisa distabilkan, Zein memilih untuk undur diri."Tuan Zein!" Panggilan seseorang membuat Zein berhenti berjalan. Didapatinya pemuda yang kemarin berbincang dengannya di balairung castil Feraldine."Ada apa, tuan Edrich?""Ah, maaf tuan. Aku hanya bingung ingin membicarakan ini dengan siapa, tidak ada yang bisa ku ajak untuk berdiskusi.." Jelas pria berkuncir itu, Zein menanggapinya dengan penasaran."Tentang kejadian ini," Edrich memulai, "apakah anda mera
Baca selengkapnya
Chap 14: Pieces of Story
"Ahhhh, bosan sekali!"Sebuah kerikil terlempar begitu saja dari pemuda yang menendangnya kasar. Jenuh, pria itu hanya bisa mendesah lelah sembari mengitari jalanan. Mencari sesuatu yang bisa ia kerjakan. Ia kemudian menghampiri batu dan menaikinya, berdiri menghadap sungai yang lebar."Hoooooi! Siapapun tolong pekerjakan aku!!" Lalu berteriak pada angin yang hanya menjawabnya dengan hembusan sepi."Apa yang kau lakukan disana, Edrich?"Sebuah suara membuat pemuda itu seketika berjingkat. Dan ketika ia melirik, berdiri seorang wanita yang sama sekali tak asing di matanya tengah tersenyum begitu manis. Sangat manis hingga membuatnya bergidik."A-ah, nona Airin." Ia menggosok tengkuknya yang tidak gatal. Menyapa wanita itu dengan kikuk."Mau kemana, hm?" in
Baca selengkapnya
Chap 15: Commonality
"Hoooaaaaahm!"Uap kecil terlihat mengepul-ngepul dari mulut Edrich yang terbuka lebar, ia menggeliat lalu berjalan keluar dari pintu sembari menggaruk perut. Matanya yang sedikit buram masih kesulitan menangkap pemandangan di depan rumah. Dan setelah mengusak dua iris coklat itu, barulah penglihatannya mulai terfokus perlahan-lahan. Mendapati Gerald yang tengah berkutat bersama para domba."Apa yang sedang kau lakukan?" Gerald tak bergeming saat ia mendekat, tak menjawab apapun dan membiarkannya terkejut dengan tebakannya sendiri."J-jangan bilang," Edrich terpekik, "kau juga menyewa kambing-kambing ini?!"Gerald lagi-lagi tak bersuara, ia terlihat tengah sibuk mengencangkan tali di leher domba betina di depannya. Sesaat kemudian ia bangkit dan mengambil sebuah ember, melemparkannya pada Edrich hingga pria itu berjingk
Baca selengkapnya
Chap 16: Hipotesis One
Perlahan, roda kereta Gerald memasuki daerah padat. Riuh suara manusia terdengar semakin ramai seiring dengan kereta mereka yang mulai menginjak jalanan kota. Barisan bangunan tinggi berarsitektur sederhana kentara akan warna coklat muda yang berasal dari tembok tanah. Khas dengan eurofia klasik yang semakin terasa hangat karena hamburan sinar mentari.Edrich menyapa para warga di sepanjang jalan, menemani Gerald menjajaki toko untuk membeli keperluan sekaligus memperkenalkan ia ke lingkungan masyarakat. Sesaat kemudian mereka berhenti pada sebuah kedai sederhana. Sembari menunggu Gerald selesai dengan penjualan roti dan susu, Edrich duduk di bangku kedai. Tatkala keributan kecil yang berasal dari rumah di sebrang jalan menyita perhatian."Kejadian itu lagi?" Ujar salah satu warga yang lewat di depan kedai kepada temannya.
Baca selengkapnya
Chap 17: Hipotesis Two
Kehebohan seketika terjadi pada hari itu juga. Tiga orang anak yang ditemukan keracunan dan lemas setelah berenang di sungai dangkal membuat para warga segera berkumpul di sekitar. Beberapa aparatpun mengerubungi area, termasuk mengelilingi Edrich dan Gerald yang berperan sebagai saksi pertama. "Baiklah," seorang petugas menutup buku kecil ditangannya setelah selesai mencatat penjelasan dari Gerald, "kurasa hanya itu yang kami tanyakan. Untuk selanjutnya, kalian harus bersiap datang ke kantor kami untuk pengintrogasian informasi yang lebih rinci." "Tunggu." Panggilan Edrich menghentikan langkah si petugas, "ada apa tuan? Apa ada yang ingin anda tanyakan?" "Jadi, kalian benar-benar sudah menetapkan pelaku pada kasus ini?" Edrich kembali memastikan.  "Ya, benar. Pencem
Baca selengkapnya
Chap 18: The Dead Man
"Bagaimana tuan Paul? Tuan Harss?" Tanya pemuda berkuncir itu pada dua orang petugas polisi. Salah satunya terlihat begitu jengah sembari menggaruk-garuk alis. Edrich datang lagi bersama rekannya, tuan Harss yang jelas-jelas tidak ingin tugasnya dicampuri itu kini malah dimintai tolong untuk ikut bersama mereka berdua ke Routell. Menemani mereka dalam penyelidikan tidak berdasar dengan segudang alasan yang menurutnya tidak masuk akal. "Lihatlah," Ucap Edrich sembari mengangkat plastik kecil berwarna merah di sela telunjuk dan ibu jarinya pada mereka, "botol kecil ini adalah hasil percobaanku dari air yang kuambil di sungai kemarin. Kalian tau apa isinya?" Seorang petugas bernama Paul yang menemani tuan Harss menyipitkan mata karena penasaran, "Ya. Ini berisi darah." Ucap Edrich tepat di depan wajahnya. Tuan Harss menggeleng sembari memijat keningnya, m
Baca selengkapnya
Chap 19: Between Reality
Hari itu, area hutan ramai dengan satuan kepolisian. Garis pembatas menyelimuti titik dimana mayat ditemukan. Beberapa warga yang memang tinggal tidak jauh dari sana ikut melihat tanpa berani mendekat. Memperhatikan sosok yang tergeletak itu dengan mata miris, namun tak menunjukkan bela sungkawa barang seiris."Astaga, aku tidak menyangka tuan Wod akan berakhir seperti ini," Bisik salah satu warga. Gerald yang berdiri diantara mereka secara tidak sengaja ikut mendengar."Hartanya yang melimpah itu sepertinya tidak bisa membuat dia bahagia, ya?" tambah yang lain, "atau malah dia mati karena tersedak berliannya sendiri?""Ehemm.." Dua wanita yang sedang asyik bergunjing itu terkejut saat Gerald berdeham, "maaf menganggu, tapi apakah kalian mau memberitahu saya informasi mengenai tuan Wod selama masa hidupnya?"Ibu-ibu itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status