All Chapters of The Escaped Wife (Indonesia) : Chapter 31 - Chapter 40
48 Chapters
Chapter 31 ( Kenapa Kau Marah? )
   Tidak mungkin bagi mereka untuk melanjutkan pesta pada tengah malam. Mark Jung mengantar Fallin Ma kembali ke Apartemen. "Terima kasih telah mengantarku. Maafkan aku karena menghancurkan pesta. Kau sudah berusaha untuk menyiapkannya untukku, tetapi aku justru-" "Tidak apa. Kita bisa merayakannya di hari ulangtahunmu yang lain. " "Lain kali aku tidak akan melupakannya. Aku berjanji,atau perlukah kita membuat surat kontrak?" Fallin Ma mengucapkan dengan nada serius. Mark Jung tertawa kecil mendengarnya. Bagaimana bisa wanita ini berpikir membuat kontrak untuk hal seperti ini. Tagan Mark Jung terulur dan mengusap rambutnya dengan lembut. "Tidak perlu melakukan hal seperti itu. Aku percaya padamu." Perasaan aneh bergejolak di dalam hatinya. Mungkinkah ini perasaan yang dinamakan 'hatinya telah tersentuh' karena kepercayaan tulus yang diberikan padanya. Ia tidak akan mengkhianti kepercayaannya itu. 
Read more
Chapter 32 (Apa Kau Benar-Benar Mencintai Fallin Ma?)
   Jarak antara Mark Jung dan Elisa Fu semakin merenggang.  Mark Jung mulai menjaga jarak untuk menghindari kecurigaan, dia hanya berbicara dengan Elisa Fu saat membahas hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan . Bagi Mark Jung misinya saat ini lebih penting dari apapun. Mark Jung mulai semakin dekat dengan Fallin Ma.  Elisa Fu juga berencana menjaga jarak dengan Mark Jung, serta berusaha untuk menerima kedekatan Mark Jung dan Fallin Ma sesuai dengan rencana awal. Hanya saja hatinya tetap terasa nyeri dan marah. Bagaimanapun ini adalah pilihan yang telah dibuat olehnya dan pengorbanan yang harus dia lakukan.  Elisa Fu berusaha untuk tetap menunjukkan sikap profesionalisme nya saat bekerja. Fallin Ma menyadari kerenggangan antara Mark Jung dan Elisa Fu. Meskipun Fallin Ma telah menanyakan kepada keduanya, tetapi keduanya mengelak . Mungkin, lebih baik baginya untuk tidak ikut campur. Siapa tahu, bahwa semua itu hanya pesangkanya.&nb
Read more
Chapter 33 (Aku Memilih Fallin Ma)
1 bulan berlalu sejak hari perayaan. Setelah gaun rancangannya dikenakan oleh Nyonya Smirth, ada banyak pesanan yang membanjiri perusahaan mereka. Bagaimanapun, Nyonya Smirt adalah seorang ratu fashion, sang nyonya mengatakan di sebuah wawancara tentang siapa yang telah merancang gaunnya. Ada banyak nona muda yang menginginkan agar Fallin Ma yang merancang gaun mereka.    Karir Fallin Ma sebagai seorang Desainer Fasion bersinar dalam waktu singkat.  Hal ini tentu saja, diam-diam membuat seseorang merasa iri melihat keberhasilannya itu. Meskipun dia masih bersikap ramah padanya. Diam-diam dia merasa kesal karena dialah yang mengajarinya dan menbawanya. Namun, Fallin Ma justru merebut segala yang telah dia miliki. Saat ini, perusahaan sedang mengadakan rapat untuk memilih perwakilan untuk bertanggung jawab dalam acara Fashion bulan ini. Biasanya, Elisa Fu yang bertanggung jawab sebagai desainer utama. Kali ini,  keputusannya telah berbeda. S
Read more
Chapter 34 (Pengawasan)
Mark Jung mengambil kain  ditangan Fallin Ma. Tatapannya menatap lurus ke arahnya. Tubuh Elisa Fu gemetar merasakan kemarahan dari pria itu. "Mark Jung, aku-" Mark Jung berjalan menuju gaun-gaun yang digantung. Ia memeriksa setiap gaun dan menemukan gaun berwarna kuning yang sama dengan warna kain ini. Direktur Jung mengambilnya. Tangannya menelusuri gaun itu. "Apa kau mencoba berbuat cara licik untuk menjatuhkan Fallin Ma?" "Tidak. Apa maksudmu?" Elisa Fu berusaha bersikap tenang. Mark Jung berbalik ke arah Elisa Fu. " Kau sengaja menghancurkan gaun yang asli dan justru menggantinya dengan gaun berkualitas rendah bukan?" "Tidak, aku justru yang memperbaikinya. Fallin Ma tidak bisa membedakan kain berkualitas-" "Jangan berbohong!"Elisa Fu hanya diam, tidak menjawab. Ia tidak ingin dibenci dengan mengungkapkan rencana liciknya ini. Namun, tanpa mengucapkannya, Mark Jung telah mencurigainya.&nbs
Read more
Chapter 35 (Tinggalah Bersamaku) 18+
Para model mulai berjalan di atas  catwalk. Semua orang memandang ke arah para model. Setelah semua model keuar memamerkan gaun-gaun rancangannya. Kini Disainer utama keluar dan tersenyum ke arah orang-orang yang melihatnya. Fallin Ma memandang ke arah sekitar mencari keberadaan Mark Jung. Ia sedikit kecewa karena Mark Jung tidak melihat pertunjukkannya.  Meskipun begitu Fallin Ma melakukan yang terbaik untuk menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan padanya. Diantara para penonton, ada seorang Desainer ternama yang mengawasinya. Senyum terukir saat dia melihat Fallin Ma yang berbicara dengan tenang dan penuh percaya diri.  Hal itulah yang menarik bagi Disainer Hong.  Awalnya, dia mengagumi gaun rancangannya yang dibuat untuk Nyonya Smirth. Tidak pernah disangka olehnya bahwa gaun indah yang digunakan oleh ratu fashion ternyata dibuat oleh seorang Desainer baru. Meskipun baru, tetapi Fallin Ma telah menunjukkan bakatnya. *** "Aku h
Read more
Chapter 36 (Aku Benar-Benar Bodoh)
Fallin Ma berulang kali menekan bel, tetapi pintu masih belum juga terbuka. Ia mengambil ponselnya dan kembali menghubungi Elisa Fu. Namun hanya operator yang membalas panggilannya. Fallin Ma kemudian memutuskan untuk menunggunya di dalam. Ia menekan kata sandi yang masih dia ingat dengan baik. Saat itu dia melihat sepatu seorang pria disana. Fallin Ma merasa familiar dengan sepatu itu. Ini mirip dengan milik Mark Jung. Apakah Mark Jung juga ada disini? Mungkin terjadi sesuatu pada Elisa Fu hingga membuat Mark Jung lebih memilih bersamanya dibandingkan untuk menghadiri fashion show pertamanya. Ada rasa nyeri di dadanya saat ini. "Tidak, tidak seharusnya aku merasa tidak senang karena hal seperti ini." Fallin Ma melangkah masuk dan memanggil saudaranya . Namun, tidak ada jawaban. Di sekitar ruang tamu juga tidak ada seorangpun. Ia terus berjalan hingga tanpa sadar kakinya melangkah ke kamarnya. Suara aneh terdengar dari kamar. Fallin Ma, awalnya berpikir u
Read more
Chapter 37 (Kenapa Kau Ingin Pergi?)
"Apa yang kau katakan?" "Aku ingin mengundurkan diri dari perusahaan."  "Fallin Ma, kau pasti bercandakan?"  "Aku serius."  "Fallin Ma, jika kau meninggalkan psrusahaan ini, kemana kau akan pergi? Selain aku dan Elisa, sulit bagimu untuk mendapatkan bantuan bertahan di kota ini."  "Sepertinya, kau begitu berbangga diri karena hal itu" Diam-diam Falin Ma mencibirnya dalam hati "Kau tidak perlu khawatir. Aku telah  mendapatkan pekerjaan di Perusahaan milik Desainer Hong." "Apa?"  "Aku juga akan mengganti semua uang yang telah kau keluarkan untukku. Aku pergi! Permisi!"  
Read more
Chapter 38 (Mama, Bawa Aku Bersamamu)
3 Bulan Kemudian "Waktunya telah tiba!" Senyuman terukir dibibir Tuan kecil ini.  Tok tok tok "Tuan Muda Halbert, apakah anda butuh bantuan saya untuk bersiap?" "Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri. Kau tunggu saja bersama papa. Aku akan segera keluar." Halbert Gao menanggapi dengan dingin.  "Baiklah, Tuan Muda." Ye Meyleen meninggalkan rumangan.  Sudah 1 tahun berlalu, tetapi Halbert Gao masih saja bersikap dingin pada Ye Meyleen. Hal ini membuat wanita itu merasa kecewa. Selama ini, dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membangun hubungan kembali dengan anak asuhnya itu. Namun, semua sia-sia.  Halbert Gao masih saja mempertahankan tembok yang
Read more
Chapter 39 (Direktur, Seorang Anak Ingin Bertemu denganmu)
 Sudah lama sejak dia tidak bertemu dengan mantan suaminya. Tatapan mata yang dingin masihlah sama seperti di masa lalu. Seorang gadis cantik berada di belakang Edzar Gao.   Wanita cantik dan berbudi luhur berusaha menenangkan pria yang diselimuti awan gelap. "Fallin Ma, apa kau mencoba untuk memanfaatkan putraku? Kau telah membuangnya di masa lalu, bagaimana bisa kau tidak tahu malu untuk mendekatinya lagi demi mendapat dukungan keluarga Gao?"  "Papa, jangan bicara kasar seperti itu pada mama! Akulah yang mendekati mama!"  "Tuan Besar Gao, saya tidak ada niatan seperti itu. Jika anda tidak menyukainya maka saya akan pergi." "Mama,"panggil Halbert Gao, tangannya kembali menggenggam tangannya.  Fallin Ma melepaskan tangannya dengan
Read more
Chapter 40 (Tidak Ada Anak yang Akan Membenci Ibunya)
Fallin Ma memandang anak laki-laki yang tertidur di sofa. Dia menghela nafas berat, ada apa dengan anak ini? Kenapa dia masih datang meskipun diabaikan. Anak ini begitu keras kepala sama seperti papanya. Fallin Ma memanggilnya dan menggoyangkan tubuhnya, untuk membangunkannya. Halbert Gao terbangun, tatapannya masih kosong. “Kembalilah pulang dan jangan datang la—““Mama, apa aku masih bermimpi?” Halbert Gao tiba-tiba memeluknya. Fallin Ma terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba itu.“Akhirnya mama menemuiku aku sangat bahagia. Ini adalah mimpi terindah dalam hidupku.”Fallin Ma justru mendorong tubuh kecilnya untuk melepaskan pelukannya. Dia tidak ingin menerima ketulusan dari putranya ini. Lebih tepatnya, dia tidak dapat mempercayai sebuah ketulusan.“Buka matamu, Tuan Muda Gao. Kembalilah ke rumah. Jangan datang lagi untuk menemuiku. Tolong, jangan buat aku berada dalam ma
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status