All Chapters of KUKU BU SAPTO: Chapter 11 - Chapter 20
300 Chapters
TEROR MELANDA DESA
Mereka semakin kebingungan. Raisa pun sudah tak bisa berpikir lagi. Kemudian, Momoy yang kelelahan terbatuk-batuk.“Mbak, berhenti dulu. Perutku sakit!”“Iya, Moy.”Napas ke-duanya sampai terdengar ngos-ngosan. Lalu spontan mereka menoleh ke belakang. Seseorang yang tadi seolah mengikuti, sudah tak terlihat.“Haaahhh!”Terdengar napas lega pada keduanya. Mereka pun membalikkan badan, untuk melanjutkan jalan pulang.Tapi ….Seorang wanita sudah berdiri tepat di hadapan Raisa, dan Momoy. Hanya berjarak sejengkal. Sesaat mereka hanya bisa terbelalak. Dengan mulut yang terperangah.“Raisaaa … mana kuku-ku?”“Haaaaarghhh!”Sontak keduanya berbalik arah, dan berlari kencang.“Lari, Moy!”Mereka terus berlari. Hingga tubuh mereka membentur seorang laki-laki yang berdiri di tengah jalan. Sampai Momoy jatuh terguling, dan me
Read more
DELON MULAI DIHANTUI
Raisa semakin menekuk wajahnya. Dia tak sanggup untuk berkata-kata lagi.“Sebaiknya besok, kita ke rumah keluarga Bu Sapto. Bagaimana?”“I-iya, Bu. Tolong temani saya! Saya takut, apalagi kalau Bapak pulang, dan tau cerita ini.”“Bapak kamu luar kota lagi?”Raisa hanya mengangguk.“Ya sudah. Ibu tinggal pulang dulu. Kalau ada apa-apa, kamu kan bisa telpon Ibu?”“Tapi HP Raisa masih rusak Bu.”“Pake telpon rumah. Masih nyalakan?”“Masih.”“Aku pulang dulu! Besok kita temui keluarganya.”Gadis itu mengangguk berulang-ulang. Lalu mengantar Bu Marto sampai pagar.“Jangan lupa ditutup pagarnya.”“Iya, Bu!”Setelah Bu Marto meninggalkan dirinya. Raisa bergegas mengunci pagar, dan masuk rumah.Dia masih bergidik mendengar cerita tetangganya itu.“Haaahhh!”
Read more
LEPASKAN IKATANKU
Kedua mata Delon membulat lebar. Dengan ternganga. Pandangan matanya nanar. Dengan seluruh tubuh yang tak bisa bergerak sama sekali.Raut wajah itu begitu mengerikan. Kedua telapak tangannya menempel. Dengan jari-jari yang mengeruk kaca jendela. Bibirnya menempel hingga lipstiknya yang merah, membekas di jendela.Membuat Delon semakin tak bisa bernapas. Tarikan napasnya bagai tertahan.Kedua manik matanya serasa terus menatapnya tanpa jeda. Seperti sednag dikendalikan oleh sosok wanita itu.“Mana kuku-ku … mana?”Suaranya terdengar jelas di telinga Delon. Dengan gerak cepat dia menutup korden jendela. Lalu berlari ke atas kasur.“Gilaaa! Kenapa wanita itu minta kukunya ke aku?”Delon pun menutup wajahnya dengan bantal. Dia masih belum bisa melupakan sorot matanya yang menghitam. Di sekeliling mata sosok itu, terdapat lingkaran keputihan. Yang ternyata nanah. Bercampur dengan darah yang terus menetes.
Read more
DERING TELEPON
Suara Pak Karjo semakin kencang terdengar.“Haaaarghhh!  Haaarghhh … haaaarghhh!”Membuat Delon hanya bisa terperanjat. Menyaksikan tubuh Pak Karjo menegang, dan bergetar hebat.“Apa yang sedang terjadi?” Terlihat Delon mulai kebingungan.Dia hanya bisa terpaku, dan duduk merapat ke dinding rumah. Dengan tatapan yang semakin nanar meliihat ke arah Pak Karjo. Tak berapa lama, tubuh lelaki paruh baya itu terlihat lemas. Hingga tersungkur ke tanah. Seketika itu, Delon berlari ke arahnya.Berusaha untuk memberikan bantuan.“Pak Karjo … bangun, Pak!”Wisnu terus mengguncang tubuhnya. Tapi, tak ada pergerakan sama sekali. Sesaat Delon pun terdiam. Dia memandang wajah Pak Karjo yang terlihat letih. Dengan mata yang tertutup rapat.“Aku harus bisa membuatnya terbangun.”Kemudian, dia membasahi tangan dengan air kolam. Memercikkan pada wajah
Read more
KRIIIING!
“Raisaaa …!”Suara itu, seperti tepat di lubang telinga. Bahkan, hembusan napas terasa di sekitar wajahnya. Sontak Raisa membuka kedua mata. Namun, dia tak berani untuk bangun.Dari balik selimut. Gadis itu mengamati kamar. Dengan seksama.“Apa aku salah dengar?” bisik Raisa.Tubuhnya semakin meringkuk. Dia berusaha untuk memejamkan mata, dan tidur. Tapi, bulu kuduknya semakin merinding.Detak jantungnya pun mulai berdegup kencang. Hingga membuat tarikan napasnya tak leluasa. Sedikit sesak.“Jangan ya Allah! Aku takut kalau melihat sosok wanita itu lagi.”Bibirnya mulai bergerak-gerak. Namun, setiap doa atau surat Alquran  yang dia baca. Semua lupa mendadak. Tiba-tiba, ingatannya kosong.“Kok aku jadi ngeblank gini? Semua yang aku hapal mendadak lupa.”Teng teng teng!“Raisaaa ….”“Hoooohhh!”Matanya terbelalak
Read more
MENUJU RUMAH BU SAPTO
 Terdengar suara balasan yang aneh. Suara seorang wanita, yang seakan menggema. Membuat Momoy langsung tercekat, seolah tak bisa bicara.“Manaaa … kuku-ku?”“Haaaaa …?” Momoy terperangah, dengan kedua mata yang membulat lebar. Dia tak tahu harus menjawab apa. Yang ada tangannya bergetar sangat hebat.“Manaaaaa … kuku?”“Mbaaaak!” teriak Momoy.Raisa terus menggeleng. Dengan tatapan yang nanar. Memandang ke arah pintu. “Matikan telpon itu, Moy!” ucapnya lirih, tak terdengar.“Mbak!”Tiba-tiba, Momoy sudah berdiri di ambang pintu. Tangannya menunjuk pada meja telepon.“Mbak, ada yang cari kuku.”Seketika itu, Raisa langsung bersembunyi di balik bantal.“Momoy, kamu masuk! Dan, tutup pintunya, kunci!!!” Setengah berteriak Raisa bicara.Namun, Momoy mas
Read more
RUMAH ANGKER BU SAPTO
Mereka berdua langsung ke luar rumah. Tampak sebuah mobil berwarna putih, keluaran Jepang.  Dari dalam mobil, terlihat bayangan Delon yang masih menerima telepon.Lelaki tampan itu, menurunkan kaca jendela. Serta memberi aba-aba pada Raisa untuk segera masuk.“Ayo, Bu Marto.”“Ya udah, kamu duduk di depan aja.” “Baik, Bu.”Mereka pun menunggu Delon selesai bicara di ponselnya. Etelah menunggu beberapa detik. Dia menoleh pada Raisa dan Bu Marto.“Maaf, tadi ada telpon urtusan pekerjaan.”“Enggak apa-apa, Mas Delon.”“Sekarang kita lewat mana?”“Putar balik aja, Mas,” sahut Bu Marto.“Oh, baik Bu. Makasih.”Mobil mereka segera menuju ke desa sebelah. Jarak yang tak terlalu jauh. Membuat hanya dalam hitungan menit, mobil sudah berhenti di depan sebuah rumah yang sangat besar. Terlihat halaman
Read more
PENJAGA RUMAH BU SAPTO
Mereka bertiga saling berpandangan saat mendengar cerita wanita tua itu. “Kok bisa begitu Bu?” Hampir serempak mereka bertiga bertanya."Dan kenapa enggak ikhlas?" tanya Raisa. Wanita tua itu menoleh kiri kanan. Seakan takut oleh seseorang atau sesuatu.Wajah tuanya mengernyit. Seperti mengetahui sesuatu hal yang menjadi rahasia pada Bu Sapto.“Bu Sapto, semasa hidupnya melakukan pesugihan,” ujar Wanita tua itu berbisik.Jawaban wanita itu semakin membuat Raisa, Delon dan Bu Marto tercengang."Pe-pesugihan ..." ulang Bu Marto terhenyak. “Pesugihan apa?” tanya Raisa penasaran. “Pesugihan yang membutuhkan tumbal. Dan yang sering menjadi korban--"Dia menghentikan kalimatnya. Lalu bola matanya melirik ke segala arah. Sedangkan Raisa, Delon dan Bu Marto terus menatap tajam ke arahnya."Siapa Bu korbannya?""Orang-orang yang lewat di depan rumah in
Read more
KETAKUTAN BU MARTO
Wanita itu memandang satu persatu ke arah mereka. Seolah tak percaya. Dengan apa yang mereka katakan."Jadi tujuan kalian kemari untuk mencari tau?""Iya, Bu. Saya selalu dihantui sosok Bu Sapto. Hampir setiap hari, Bu. Terus Mas Delon ini juga.""Ka-kalian berdua?""Iya," jawab Raisa dan Delon bersamaan.“Eeeehhh ….”Wanita tua itu terus menatap ke arah mereka. Dengan pandangan yang berbeda."Sebenarnya apa yang telah terjadi?"Raisa terlihat ragu untuk bercerita. Dia melihat pada Bu Marto dan Delon, yang mengangguk padanya.“Sa-saya pemandi jenazahnya, Bu.”“Jenazah bu Sapto?”“Iya, Bu. Saat saya mandikan, kuku Bu Sapto terlepas. Ternyata tersangkut di renda kerudung saya.”"Sampai tersangkut?"Raisa mengangguk pelan."Hemmm, aneh," gumam Bu Sapto."Aneh gimana Bu?" Raisa heran melihat reaksi wanita itu.
Read more
TUMBAL KECELAKAAN
Rumah Bu Sapto benar-benar luas. Terkesan megah dan kokoh. Dipadu dengan gaya klasik khas Jawa. Yang berbentuk joglo, menambah kesan misteri rumah ini semakin kuat.“Aku enggak bisa bayangin kalau malam hari. Pasti semakin seram," bisik wanita itu. Bu Marto semakin kebingungan. Dia merasa ditinggal oleh Raisa dan Delon. Mereka seperti menghilang di dalam rumah ini.“Perasaan aku jadi enggak enak. Apa mataku yang sudah tua atau—“ Bu Marto menghentikan kalimatnya. Pikiran dia benar-benar kacau saat ini. Sekelebat bayangan hitam kembali terlihat olehnya. Seperti sedang melintas masuk rumah."Haaahhh! Apa itu tadi?"Dia berjalan sedikit menjauh. Dari jendela dan pintu rumah yang terbuat dari kayu jati penuh ukiran. belum sampai pikirannya jernih.Tiba-tiba ....Dia melihat seraut wjah wanita mengintip dari kaca jendela bagian dalam. Tatap matanya terus mengarah pada Bu Marto. Membuat dia terhenya
Read more
PREV
123456
...
30
DMCA.com Protection Status