All Chapters of Imperfect Love: Chapter 51 - Chapter 60
126 Chapters
Jangan Sampai
“Aku di bawah. Turunlah sebentar.” Kedua mata Yasmen membola lebar ketika membaca pop up notifikasi chat dari Endy. Sepuluh menit lagi jam makan siang akan tiba, dan Yasmen sudah membuat janji makan siang bersama Byakta. Namun, kenapa Endy justru berada di Casteel High dan ingin menemuinya. Tidak ingin membuat masalah karena hubungannya dengan Byakta mulai membaik, akhirnya Yasmen memutuskan untuk menemui Endy lebih dulu. Meminta pria itu pergi, lalu Yasmen kembali ke atas untuk pergi makan siang dengan Byakta. Kemudian, Yasmen beralasan pada Ratna ingin pergi ke kamar kecil karena sakit perut. Dengan tergesa, Yasmen pergi ke bawah dan langsung menghampiri Endy yang tengah duduk santai pada sofa lobi. Tatapan Yasmen terhenti pada kotak berwarna merah, yang pagi tadi sudah ia kembalikan ke kantor pria itu. “Mas! Kok, dibawa ke sini lagi?” Yasmen segera duduk di sofa yang bersebelahan dengan Endy. “Kan, udah aku balikin.” “Kenapa di balikin?” Endy menyodorkan hadiah yang memang sen
Read more
Berhenti Berhubungan
“Aku mau pulang.” Yasmen mengembalikan ponselnya ke dalam tas, setelah membaca sebuah pesan dari Byakta. Beranjak cepat menghampiri boks bayi, lalu mengusap pipi Rara yang semakin terlihat gembul dengan perlahan. “Hm, pulanglah,” usir Mai sudah terlihat sangat mengantuk. “Aku mau tidur.” Sebelum membalik tubuhnya, Yasmen menatap Mai yang baru duduk di tepi ranjang dengan perlahan. Tubuh wanita itu semakin berisi, tapi paras cantik dengan guratan wajah tegas nan galak masih saja terpancar di sana. Belum lagi, ketika Yasmen mengingat betapa banyak kelebihan yang ada pada diri Mai. Dari otaknya yang pintar, keahlian Mai dalam memasak, karir yang cukup cemerlang, dan masih ada beberapa hal lain yang semakin menunjang kesempurnaan wanita itu sebagai Permaisuri. Pras benar-benar tidak salah memilih nama, karena kakak sepupunya memang sangat pantas untuk menyandangnya. “Mbak, kamu sama mas Raj itu … kemarin sempat pacaran nggak sih? Kalau nggak salah, awalnya dari blind date, kan?” Mai
Read more
Hal Urgent
Yasmen tidak meneruskan langkahnya, saat mendengar suara pagar yang baru saja terbuka. Ia menoleh sebentar, dan melihat mobil Byakta memasuki pekarangan rumah dengan perlahan. Untuk itu, Yasmen hanya berdiam diri di teras rumah, dan menunggu Byakta keluar dari mobil lalu menghampirinya.“Baru sampai juga?” tanya Byakta yang baru saja menginjakkan kaki di teras rumah. Ia menghampiri Yasmen, lalu berhenti di depan Yasmen yang tidak bergerak sedikit pun.“Aku sudah telpon mas Nando,” ujar Yasmen lalu meraih lengan Byakta dan memeluknya. Sambil berjalan memasuki rumah, Yasmen kembali berceloteh dengan perasaan bahagia. “Masalah hotel aman.”“Cepat banget.”“Takutnya penuh orang staycation kalau weekend.”Byakta tidak melanjutkan langkahnya ketika berada di ujung tangga. “Kamu sudah makan?”Yasmen mengangguk-angguk dan semakin mengeratkan pelukannya pada lengan Byakta. “Mas By, sudah makan apa belum?”“Cuma minum kopi,” jawab Byakta menatap lekat pada wajah cantik yang sudah kembali terli
Read more
Di Dalam Kamar
“Kamu sadar, kan, kalau statusku di Casteel High cuma karyawan?”Begitu Byakta melangkahkan kaki memasuki sebuah pusat perbelanjaan, rasa rendah diri yang selama ini tersimpan dalam hati mencuat kembali. Bagi orang-orang seperti Byakta, gaji yang diterimanya sebagai seorang direktur di perusahaan ternama, nominalnya sudah lebih dari kata cukup. Namun, ketika Byakta menoleh pada Yasmen yang berada di sebelahnya, jumlah yang didapatnya setiap bulan mungkin tidak seberapa bagi gadis itu.Yasmen mengangguk, tapi belum mengerti ke mana arah pembicaraan Byakta. “Kenapa memangnya?”“Aku bukan pemegang saham, apalagi yang punya perusahaan.”Yasmen yang tetap setia bergelayut pada lengan Byakta akhirnya mendongak. “Mas By mau ngomong apa, sih?”“Aku nggak akan beliin kamu tas, atau barang apapun dengan harga ratusan juga.” Akhirnya Byakta mengutarakan isi kepalanya. “Lebih baik, uangnya dipake untuk kebutuhan rumah, ditabung, atau investasi buat masa depan.”Yasmen kembali mengingat nasihat Bi
Read more
Main Petak Umpet
Setelah selesai menghabiskan makan malamnya, Yasmen langsung menyandarkan tubuh pada Byakta yang berada di sebelahnya. Pria itu sudah selesai lebih dulu, dan tengah sibuk sendiri dengan ponselnya.“Ngapain?” tanya Yasmen melihat layar ponsel Byakta yang ada di depannya. Tadinya, Yasmen mengira Byakta tengah bermain game online seperti pria kebanyakan. Namun, dugaan Yasmen ternyata salah. Suaminya itu, tengah melihat berbagai macam denah rumah di layar ponselnya. “Mau renov rumah?”Byakta merentangkan tangannya agar Yasmen bisa lebih nyaman bersandar di tubuhnya. Karena tempat yang mereka pesan merupakan private room, jadi keduanya bisa dengan bebas melakukan hal yang lumayan intim.“Bukan.”“Terus?”“Aku punya rencana bangun kos-kosan,” jawab Byakta yang pelan-pelan mulai terbuka pada Yasmen.“Kos-kosan?” ulang Yasmen kemudian memikirkan beberapa hal. “Kosan cewek apa cowok?”“Cewek aja.” Tatapan Byakta beralih pada Yasmen. Bibir gadis itu langsung mengerucut, dan memicing pada Byakta
Read more
Olahraga Dulu
Sudut bibir Byakta tertarik tipis, ketika melihat Yasmen masih terlelap di tempat tidur. Istrinya itu, pasti masih kelelahan karena aktivitas panas yang telah mereka lakukan tadi malam. Untuk itu, Byakta tidak ingin membangunkan Yasmen, dan membiarkan istrinya tidur untuk menikmati istirahatnya.Tidak ingin mengganggu tidur Yasmen yang bertelungkup di sebelahnya, Byakta menyingkap selimutnya dengan perlahan. Pun ketika bangkit, pria itu melakukannya dengan sangat hati-hati agar Yasmen tidak bangun dari tidurnya.Kemudian, Byakta bergegas pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah semuanya selesai, Byakta mendapati Yasmen sudah bangun dari tidurnya.“Kok udah mandi?” Yasmen yang baru duduk itu, melihat Byakta keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil. “Aku nggak dibangunin,” protesnya sambil memegangi selimut yang berada di depan dada.“Nanti kamu ngomel-ngomel kalau aku banguni.” Byakta menghampiri koper kecil yang dibawanya.
Read more
Aku Suka!
Mata Yasmen terbelalak ketika baru memasuki ruangan divisinya. Di meja kerjanya, sudah ada satu buket mawar merah yang terlampau indah untuk dilewatkan. Yasmen mempercepat langkahnya, lalu mengambil amplop kecil yang terselip dalam tumpukan bunga dan membukanya. “To Princess Yasmen.” Yasmen seketika menghela, dan tidak perlu lagi membaca siapa pengirimnya. Beruntung baru Yasmen seorang yang berada di ruangannya pagi itu, sehingga para staf lain tidak akan bertanya-tanya. Seperti halnya kado yang dikirimkan Endy sebelumnya. “Bunga dari siapa?” Napas Yasmen tertahan seketika. Ia lupa jika ada Byakta yang mampir sejenak ke kamar kecil, dan saat ini sudah kembali berada di ruangan mereka. “Dari—” “Endy lagi?” putus Byakta segera menghampiri meja Yasmen lalu mengambil kasar buket bunga tersebut. Tanpa ingin mendengar jawaban dari Yasmen, Byakta langsung memasukkan buket bunga yang masih segar itu ke tong sampah. “Kan, sayang, Mas.” Byakta melirik Yasmen sebentar, lalu berbalik dan m
Read more
Tiga Bulan
Pras menatap datar, pada sang istri yang tahu-tahu datang dan langsung duduk di kursi ratu yang berseberangan jauh dengannya. Di antara mereka berdua, ada sebuah sofa panjang yang membentang dan telah diduduki oleh sepasang suami istri yang terlihat baik-baik saja.“Ngapain?” tanya Pras pada Sinar yang duduk tegak dan terlihat anggun di singgasananya.“Duduk,” jawab Sinar dengan senyum manisnya yang begitu menggoda. Senyuman itu, segera ia tujukan pada Yasmen yang sudah lebih dulu menelepon siang tadi untuk mendapatkan dukungan. “Jadi, mau ngapain ke sini? Mukanya sampe tegang begitu.”Pras menarik napas, kemudian membuangnya dengan gelengan. Istrinya itu pasti mau ikut campur dan ingin tahu dengan pembicaraan mereka.“Siapa yang mau bicara duluan,” sahut Pras tidak sabar dan ingin segera mengakhiri pertemuan tersebut.“A—”Byakta mencekal tangang Yasmen yang baru saja membuka mulut. “Saya mau Yasmen berhenti dari Casteel High,” ujarnya menyampaikan dengan perasaan tegang.Wajah tanpa
Read more
Lebay
Yasmen yang tengah rebahan itu, memaksakan diri bangkit dari sofa, ketika Byakka sudah mengulurkan tangan padanya. Rasa malas untuk pergi ke kantor semakin menyergap, setelah berbicara dengan Pras. Tidak ada yang bisa dilakukan, kecuali menjalani hari-hari ke depan sampai masa tiga bulan itu selesai.“Ayo, Yas,” bujuk Byakta menarik tangan Yasmen dengan perlahan. Mereka akan kembali berangkat ke Casteel High bersama-sama, untuk menjalin chemistry agar hubungan keduanya semakin akrab.“Tapi ini masih pagi banget, Maaas.” Yasmen yang baru saja duduk, langsung melarikan matanya untuk melihat jam dinding. Masih pukul enam lewat lima menit, tapi Byakta sudah tidak sabaran mengajaknya keluar.Sejak bangun tidur subuh tadi, Byakta memang sudah meminta Yasmen untuk mandi dan langsung mengenakan pakaian kerja setelahnya. Byakta mengatakan, pagi ini akan mengajak Yasmen sarapan di luar sembari melihat sesuatu.“Kita mau sarapan di luar, sekalian—”“Iya taauuu.” Yasmen merasa genggaman Byakta di
Read more
Hunny
“Ini, kan, sudah separuh jadi?”Yasmen mendongak, melihat bangunan dua lantai yang masih belum selesai dibangun. Banyak bata, pasir, semen dan berbagai material bangunan yang masih berserakan di luar, dan di dalamnya.“Tapi kemaren, kok, masih lihat-lihat desain di hape?” tambah Yasmen merasa sedikit bingung. “Kalau sudah ada dua lantai begini, kan, nggak perlu desain lagi.”“Desain kemarin, buat tanah yang satu lagi,” papar Byakta mulai membiasakan terbuka pada Yasmen. “Kalau fix, bulan depan aku mulai juga pembangunannya. Makanya, aku nggak bisa cepat lunasin utang bulan madu kita, sama … aku nggak bisa manjain kamu dengan barang-barang branded.”“Jadi mau bangun dua kosan, gitu?”Byakta mengangguk. “Buat passive income, biar kita punya pemasukan lain, selain dari Casteel High.”Tadinya, semua yang dilakukan Byakta saat ini adalah untuk bisa menyamakan pendapatannya dengan Mai. Namun, semakin berjalannya waktu ternyata nominal yang dihasilkan wanita pujaannya terus saja menanjak jau
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status