Semua Bab Wanita Malam: Bab 21 - Bab 30
60 Bab
Kedatangan Santi
Hampir dua jam Santi menunggu di stasiun. Wanita separuh baya ini merasa kesal karena putrinya tak muncul juga ia sudah kepanasan karenanya menunggu terlalu lama. Beberapa saat kemudian Amaya pun datang mengunakan mobil mewah sampai Santi pun tak mengenali putrinya sendiri. "Ayo, masuk," ajaknya setelah ia membuka kaca mobilnya. Seketika Santi pun masuk ke dalamnya. Ini pertama kalinya masuk ke dalam mobil mewah. Santi sangat kampungan sekali sampai membuat putrinya merasa malu dengan kelakukan ibunya. "Wah, Kamu hebat sekali bisa memiliki mobil mewah seperti ini," puji Santi merasa sangat bangga dengan pencapaian putrinya. Amaya masih fokus menyetir dan merasa bingung harus mulai dari mana. Selama ini ia belum memberitahu ibunya tentang dirinya yang sudah menikah dengan pengusaha kaya yang memiliki satu anak perempuan. Santi masih mengangumi kemewahan mobil yang dimiliki Amaya. Wanita matre itu pun malaha
Baca selengkapnya
Pertemuan Glen dan Santi
Santi dan Amaya pun sampai di rumahnya begitu terkejutnya Santi saat melihat rumah yang ditempati anaknya begitu besar dan mewah. Wanita separuh baya itu tak pernah membayangkan kalau Amaya akan tinggal di sini.Begitu Amaya datang seorang anak perempuan pun langsung menyambut kedatangannya. "Ibu," panggil Mecca. Seketika Amaya pun merangkul anak perempuan dan mencium keningnya. Santi melihat anak perempuan itu yang dikatakan oleh putrinya. Dia sangat cantik membuat Santi pun berpikir setampan apa suami dari putrinya. Amaya sudah mengatakan semuanya pada Santi untuk mengikuti apa yang ia katakan. Santi pun menurut saja yang penting ia tak tau tinggal di desa lagi. Suara mobil pun berhenti di depan rumah mewah itu seketika Amaya dan Santi pun menoleh. Seorang laki-laki berparas tampan dan rupawan pun turun dari mobil itu. Dia begitu dingin dan cuek saat melihat Amaya ia langsu
Baca selengkapnya
Kembali Pada Azalea
Glen pergi begitu saja sudah benar-benar muak berada di rumah. Rasanya ia tak ingin kembali ke rumah dan meninggalkan semuanya tapi, jika dipikir lagi ia masih punya Mecca. Laki-laki itu pun berpikir untuk mempertemukan Mecca dan Azalea akan tetapi, bagaimana membujuk putrinya agar mau jalan-jalan tanpa ada Amaya. Lama ia berpikir sampai Glen pun sampai di rumah Momy El. Glen pun memarkirkan mobilnya dan tanpa sadar ia bertabrakan dengan Anggara. Keduanya saling mengerutkan keningnya dan Anggara terlihat cuek karena ia sedang mengandeng Keyra. Glen memperhatikan rivalnya itu dan masuk ke dalam rumah. "Wah, Tuan Glen selamat datang," sambut Momy El begitu Glen datang. Glen pun tersenyum. "Tunggu sebentar, Aku akan panggil Jeny ke sini!" hardiknya. Laki-laki itu pun mengangguk dan duduk di ruang tengah tempat para orang biasa menunggu. Wanita gendut itu mencari sekitar tak ada Azale
Baca selengkapnya
Muak
Kalau bukan karena Mecca yang menelponnya Glen tak akan pulang ke rumah. Pagi-pagi sekali Glen sudah pulang, pada pagi itu juga Mecca langsung menyambutnya. "Ayah," panggilnya. Glen pun langsung mengendong anak perempuan yang berusia lima tahun itu dan mencium keningnya. "Ayah, hari ini Aku ingin mandi sama Ayah !" hardiknya. "Tumben?" Glen mengerutkan keningnya. "Karena sekarang hari pertama Aku masuk sekolah," ucapnya bersemangat. "Benarkah! Ayo Kita mandi," ajak Glen langsung melepaskan baju tidur yang Mecca kenakan. Saat bersama putrinya Glen seorang yang lembut dan penyayang dan selalu memanjakannya. Dari balik pintu Amaya tersenyum melihat Glen dan Mecca. "Ibu, Ayo mandikan Aku juga," pintanya sambil tersenyum. Glen pun menoleh dan bersikap dingin saat Amaya datang. Glen memang tak pernah menunjukan sikap bencinya di depan Mecca. Glen selalu ramah setiap kali ad
Baca selengkapnya
Tak Terduga
Seorang membukakan pintu ruangan Glen yang terlihat sedang membuka beberapa berkas. "Maaf Pak, ada yang ingin bertemu dengan Bapak," ucap Sekretaris Sindi. "Siapa?" tanya Glen sembari melihat ke arah Sindi. Sindi pun mempersilahkan seseorang untuk masuk ke ruangannya. "Anggara," panggilnya mengerutkan keningnya. 'mu -laki itu pun masuk dan terus saja menoleh pada Sindi yang berpamitan keluar untuk kembali ke tempatnya. Anggara pun duduk di hadapan Glen. "Ada apa?" tanya Glen sinis. "Aku hanya ingin berkunjung saja ke sini apa tak boleh," jawabnya santai. "Sudah tak perlu basa-basi ada apa?" balik tanyanya. "Ngomong-ngomong sekertaris mu cantik juga," gumannya tak menghiraukan pertanyaan dari rivalnya ini. Glen pun menghembuskan napas panjang. Ia tau benar sifat Anggara seperti apa? Seorang badboy yang kurang ajar karena tak hanya satu wanita saja yang per
Baca selengkapnya
Kematian Alvi
Tak ada yang sadar kalau Alvi sudah tak pulang sampai tiga hari. Tak ada yang menanyakan ke mana Alvi. Semenjak ia pergi dengan pria pincang itu setelah itu tak ada kabar lagi. Tiba beberapa polisi pun datang dan mengejutkan wanita yang biasa di panggil Momy El. Kedatangan beberapa polisi ini benar-benar di luar dugaan sampai mengejutkan pemilik rumah. "Selamat siang, bisa bertemu dengan pemilik rumah?" tanya salah satu polisi yang datang ke rumah Momy El. "Yah, Saya sendiri. Ada apa?" balik tanya wanita gendut itu. "Tadi pagi di perbatasan jalan tol kami menemukan seorang mayat wanita berusia sekitar 20-22 tahun. Keadaannya penuh luka di sekujur tubuhnya itu yang menyebabkan korban tewas sekitar sehari yang lalu," ucap Polisi yang bernama Rian. Wanita gendut itu pun mengerutkan keningnya dan bingung dengan ucapan polisi itu. Polisi itu pun membawa mayat itu ke rumah Momy El. Polisi itu juga mengatakan kalau mayat itu
Baca selengkapnya
Pulang Ke Rumah
Tepat pada malam hari dengan jalan terpincang-pincang Adiko pun pulang ke rumahnya setelah seminggu pergi entah ke mana? Pria ini sudah tak mengurus perusahaannya namun, ia masih memegang kendali penuh atas perusahaan yang ia miliki. Putra semata wayangnya Glen tak bisa berbuat apa-apa karena ia hanya mengolah saja tak memegang kendali penuh. Tetap saja semuanya atas izin darinya. Adiko masih belum memberikan kewenangan 100 persen pada putranya karena pria ini masih belum mempercayai Glen. Putranya itu tak pernah sepaham dengannya maka dari itu ia masih belum mempercayainya. Adiko melangkah pelan dengan penuh cairan merah entah apa itu? Mungkin darah karena berbau amis. Di lantai rumahnya banyak ceceran cairan merah yang membekas di sepatu yang ia pakai. Tiba-tiba saja lampu yang tadinya gelap pun kini menyala. Seketika Adiko pun tekejut dan menoleh ke belakang. "Dari mana Ayah sampai pulang mengendap-endap?" tanya Gle
Baca selengkapnya
Kedatangan Amaya
Samar-samar Glen membuka matanya saat sekertaris nya membangunkannya. "Pak... Pak,..." panggil Sindi mencoba membangunkan Glen sedari tadi sampai 15 menit Sindi memcoba sampai akhirnya Glen pun beranjak bangun. "Maaf, Pak! Saya lancang membangunkan Bapak akan tetapi, Bapak sudah ditunggu untuk rapat direksi pada pagi ini," ucap Sindi sambil menunduk takut Bos-nya ini marah. Glen mengangguk dengan setengah sadar dan beranjak bangun. Ia pun ke kamar mandi di ruangannya untuk membersihkan wajahnya agar terlihat fress kembali. Glen menatap cermin yang ada di kamar mandi sekarang ia sudah terlihat segar. Semalaman ia tak bisa tidur karena ayahnya dan juga Amaya. Dua orang itu terus saja menggangu hidupnya sampai membuat hidupnya sangat muak sekali. Beberapa kali ia menghembuskan napas panjang dan setelah itu ia keluar kamar mandi. Terlihat Sindi masih berada di ruangannya. Setelah itu Glen dan Sindi pun keluar dari r
Baca selengkapnya
Menemui Azalea
Dalam sebulan ini Glen tak berkunjung ke rumah Momy El. Sebenarnya ia merindukan Azalea tapi, kesibukan yang menyita waktunya membuatnya tak bisa ke mana-mana. Miliki saham yang sama rata dengan ayahnya membuat Glen memiliki keuntungan yang begitu besar. Sekarang ia bisa mengendalikan semuanya dan Adiko tak bisa berkuasa lagi. Apa yang dilakukan Amaya benar-benar menguntungkannya? Namun, sekarang ia akan lebih waspada setelah ini. Amaya bisa melakukan apa pun dan Glen harus lebih cerdik dari Amaya. Seperti biasa setiap Glen datang semua wanita selalu menyambutnya berharap salah satu dari mereka bisa dipilihnya. Walaupun hanya satu malam saja itu yang menguntungkannya. Semua penghuni rumah Momy El tau kalau kedatangan Glen ke sini untuk mencari Jeny. Semua menyebut Azalea itu Jeny karena Momy El yang menamainya seperti itu. Bahkan tak ada yang tau siapa nama sebenarnya kecuali Momy El dan Azalea sendiri. Azalea langsung cemb
Baca selengkapnya
Memikirkan Amaya
Pada malam itu Glen tak pulang ke rumahnya. Memang sudah seminggu ini Glen tak ada pulang ke rumah sampai setiap hari Mecca terus saja menelponnya untuk mengetahui keadaan ayahnya. Sebenarnya Mecca sangat merindukan Glen tapi, ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Gadis kecil itu sangat pintar dan mengerti kalau ayahnya kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Walaupun Amaya selalu mengajarkan hal baik pada Mecca dan tak pernah memperlihatkan keburukannya selalu menunjukan hal baik. Sehingga Mecca selalu patuh padanya. Amaya juga tak pernah menjelek-jelekkan ayahnya yang jarang pulang. Amaya tak ingin Glen membalasnya tak membuatnya kehilangan segalanya. Hari ini Amaya tak ingin ke manapun ia sangat lelah dua hari ini Adiko terus saja mengempur nya tanpa henti. Bayaran yang Adiko berikan padanya sebanding dengan apa yang diberikan oleh Adiko padanya. Saham sebesar sepuluh persen itu sangat besar untuknya karena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status