Lahat ng Kabanata ng Wanita Malam: Kabanata 41 - Kabanata 50
60 Kabanata
Dia Juan
"Nak, Ibu senang karena sekarang Kamu mau berusaha untuk sembuh," ungkap Santi berkaca-kaca karena melihat perubahannya sekarang. Amaya tersenyum. "Aku sadar Aku tak bisa seperti ini terus-menerus...." Amaya menghentikan ucapannya. "Apakah karena Dokter Juan?" tanya Santi memperhatikan wajah Amaya. Amaya hanya menoleh dan tak menjawab  pertanyaan Ibunya. Santi hanya bisa menerka-nerka saja karena semenjak Amaya dirawat Dokter Juan perkembangan Amaya mulai meningkat. "Aku ingin jalan-jalan," pinta Amaya. Santi pun menganggukan kepalanya dan keluar dari ruang inap Amaya ia meminta perawat untuk menyiapkan kursi roda untuk putrinya. Beberapa saat kemudian perawat pun datang membawa kursi roda yang diberikan pada Santi. Setelah itu Santi pun masuk kembali dan membantu Amaya naik kursi roda untuk keluar jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Begitu keluar ruangan Amaya merasakan udara yang baru m
Magbasa pa
Hidup Damai
Azalea menyiapkan sarapan untuk suaminya beberapa bulan ini hidupnya benar-benar damai tak ada yang mengusik oleh siapapun?"Mecca," panggil Azalea. Dengan langkah cepat gadis kecil itu mendatangi Azalea. "Ada apa Momy?" tanyanya setelah berada dihadapannya. Azalea tersenyum melihat gadis kecil itu. "Ayo kita makan," ajaknya. "Aku tak mau makan!" Azalea mengerutkan keningnya. "Kenapa?" "Tadi aku sudah makan kudapan. Aku masih kenyang," jawabnya sambil menundukkan kepalanya. Azalea tersenyum lagi. "Oh, pantas saja kenapa kue Momy, tinggal separuh yah? Jadi Kamu pelakunya!" seru Azalea menggoda Mecca. "Iya, Momy. Kue buahnya enak sekali. Aku tak bisa berhenti memakan kue buahnya." "Kalau gitu Kita pesan kue buah lagi gimana?" tanya Azalea sembari melihat wajah Mecca. Mecca tak menjawab tawaran Azalea akan tetapi, terlihat jelas kalau wajah Mecca itu
Magbasa pa
Tentang Amaya!
"Aku tak tau apa yang aku rasakan pada putri Ibu? Yang jelas aku meinginkan hubungan lebih dari sekedar pasien dan dokternya," ungkap Juan tulus dari lubuk hatinya.  Tanpa sadar mendengar ucapan dokter muda ini pelupuk mata Santi pun mengeluarkan air matanya. Wanita ini benar-benar terharu dengan ucapannya.  Dokter Juan masih memperhatikan raut wajah dari Santi yang meneteskan air matanya dan menghapusnya kembali. Melihat reaksi Santi seperti ini, Juan semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada Amaya?  Santi pun menghapus air matanya dan tersenyum pada dokter muda itu.  "Apa yang ingin dokter tau tentang Amaya?" tanya Santi serius.  "Semuanya Bu. Aku ingin mengetahui semuanya yang berkaitan dengan Amaya dari masa lalunya sampai kehidupannya yang sekarang," jawab Juan tak kalah serius.  Santi tersenyum. "Mana ponsel dokter?" t
Magbasa pa
Tentang Amaya Bagian 2
Tiba-tiba saja Juan terbangun tengah malam. Ia sekaligus bangun sampai membuat kepalanya pusing. Buru-buru ia melihat ponselnya. Ada satu pesan yang belum ia baca.  Juan pun membuka chat masuk yang belum dibaca. "Sebenarnya Amaya tak seperti dulu! Satu kejadian merubah hidupnya menjadi seperti ini," balas chat Santi sekitar jam 20.00 malam.  Dokter Juan pun melihat jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukkan jam 00.30.  "Ya ampun tak mungkin aku membalas chat Ibu Santi jam segini," gumamnya.  Juan membaca berulang-ulang chat  dikirim oleh  Santi beberapa jam yang lalu.  "Sebenarnya apa yang terjadi padanya?" tanyanya dalam hati.  "Aku ingin mengenalmu lebih dekat Amaya," ucapnya sendiri.  Hampir semalaman Juan tak bisa tidur. Dalam hatinya terus-menerus bertanya-tanya apa ya
Magbasa pa
Semakin Penasaran
"Ada apa?" tanya Juan lagi.  "Bapak yakin menyukai Mba Amaya?" balik tanya Desi serius.  "Ada apa dengan Amaya?"  "Tak ada apa-apa? Hanya saja aku merasa ada sesuatu yang ia sembunyikan dari Bapak. Maaf sebelumnya jika saya ikut campur. Saya hanya ingin memberikan saran sebelum Bapak mengenal lebih jauh mending Bapak selidik dahulu masa lalu dari Mba Amaya karena sudah banyak gosip tidak sedap yang saya dengar tentangnya. Aku sendiri tak tau gosip itu benar atau tidak. Aku tak melihat sendiri akan tetapi, lebih baik Bapak cari tau sendiri. Aku minta maaf kalau aku ikut campur terlalu jauh. Aku seperti ini karena benar-benar menganggap Bapak sebagai teman yang sudah mengenal lama dengan Bapak," tutur Desi menjelaskan semuanya.  Juan tersenyum. "Terima kasih atas sarannya. Aku yakin dengan pilihanku kalau Amaya seorang gadis yang baik. Semua itu kan gosip belum tentu itu benar," uca
Magbasa pa
Memikirkan
Seseorang laki-laki terdiam sesaat saat ia melihat wanita yang ia cari? Ia harus memastikan kalau wanita itu benar-benar wanita yang ia cari.  Hampir setiap malam ia memikirkannya, apa pun yang terjadi ia akan mendapatkannya.  *** Pagi-pagi sekali Juan sudah berada di rumah sakit. Ia sudah membeli beberapa makanan sehat dan tentunya bergizi untuk Amaya.  Tok-tok Suara ketukan pintu membuyarkan Amaya dan Santi pada pagi itu.  "Dokter Juan," sapa Santi sambil tersenyum.  Juan pun masuk ke dalam ruangan. "Selamat pagi," sapa Juan pada Santi dan Amaya.  Lagi-lagi ekspresi wajah Amaya masih saja datar.  "Kalian sudah sarapan?" tanya Juan sembari mengeluarkan beberapa makanan dalam kantong plastik yang ia bawa.  "Sebentar lagi Pak Dokter," jawab Santi.
Magbasa pa
Hal Yang Tidak Diinginkan
Seorang pria menatap Azalea dari jauh. Sekali lagi ia melihat Azalea kembali bersama laki-laki dan satu anak kecil. Pria tersebut tak bisa melihat dengan jelas siapa pria yang bersama Azalea.  "Jeny," gumamnya merasa sangat yakin sekali dengan apa yang ia lihat.  Secara diam-diam pria itu mengikuti ke mana Azalea pergi. Bahkan ia lupa tujuannya berada di sini saat melihat wanita yang selalu ada di pikiran.  Hasratnya benar-benar bergejolak dengan fantasi kotornya memikirkan Azalea pada saat ini? Karena memikirkan hal kotor celana pun basah tanpa ia sadari.  Langkahnya cepat ingin mengetahui di mana wanita pujaannya berada di kota yang sama dengannya. Ia penasaran di mana Jeny tinggal?  Suara telpon membuyarkan lamunannya. Seketika pria itu kesal saat melihat sebuah nama yang tertera di layar ponselnya. Rasanya ia ingin membanting ponselnya tapi, mau tidak
Magbasa pa
Di Mana Azalea?
Glen pun datang ke tempat di mana Pak Omi dipukul di kepala sampai membuatnya masuk rumah sakit. Tak ada apa pun di sini selain bercak darah yang tertinggal di sana.  Glen terus saja memegang kepalanya merasa takut sekali sesuatu terjadi pada Azalea. Ia pun teringat dengan Mecca.  Karena takut terjadi sesuatu padanya. Glen pun menelpon sahabat Holy untuk menjemput Mecca saat ia pulang sekolah nanti. Tak ada yang bisa Glen percaya selain Holy pada saat ini.   Glen melihat sekitar ia mencari cctv untuk mencari keberadaan Azalea pada saat ini. Glen pun melihat cctv yang tersembunyi di balik pohon.  Glen pun mencari pos sucurity di tempat ini. Ternyata tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri. Laki-laki itu pun berjalan menuju pos jaga.  "Selamat pagi Pak," sapa Glen saat melihat seorang laki-laki yang baru saja datang dan sedang membuka jaketnya. 
Magbasa pa
Keadaan Azalea
Setelah menunggu hampir 45 menit seorang dokter pun keluar dari ruang UGD. Glen pun beranjak bangun dan segera menghampirinya.  "Bagaimana dengan istri saya dok?" tanya Glen cemas.  "Keadaannya kritis karena kekerasan yang terjadi padanya sehingga beberapa luka memar di wajahnya membuatnya terluka lumayan parah," jawab dokter.  "Bagaimana dengan kandungan istri saya?"  "Untunglah Bapak segera membawa pasien tepat waktu sehingga janin dalam kandungan bisa diselamatkan ...."  Mendengar ucapan dokter, Glen meresa sangat lega sekali.  "Dok, bolehkah saya menemui istri saya?"  Dokter pun menganggukan kepalanya dan segera pergi dari sana. Secara perlahan Glen pun masuk ke ruang UGD.  Hatinya benar-benar terkoyak melihat wanita yang ia cintai dalam keadaan seperti itu. Hampir seluruh w
Magbasa pa
Ke Rumah Sang Ibu
Setelah berbincang-bincang sebentar Anggra pun beranjak bangun karena ayahnya sudah meneleponnya. Pembicaraan mereka berdua pun terhenti sampai di sini.  Setelah selesai urusan di rumah sakit. Anggara memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya karena sudah dari satu minggu yang lalu ia berjanji tapi, belum juga ditempatinya.  Anggara pun sampai di rumah ibunya. Rumah mewah dengan semua isinya yang mewah. Penjaga pun langsung membukakan pintu gerbang rumah itu begitu Anggra datang.  Ia pun langsung memarkir mobilnya di halaman rumahnya. Laki-laki itu keluar dan masuk ke dalam rumah.  Melihat putranya sudah berada di depannya. Yesi pun langsung menyambutnya dengan merangkulnya.  "Sayang, bagaimana kabarmu? Kenapa baru datang?" tanya Yesi melepaskan rangkulannya.  Anggara hanya tersenyum saja. Ia memiringkan wajahnya melihat kondisi ay
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status