All Chapters of Salah Ranjang: Chapter 21 - Chapter 30
164 Chapters
Gara-Gara Methamphetamine
"Emmm," guman Keen ketika bibir Shassy menyentuh benda pribadinya.Shassy pun langsung melahap benda tersebut, ia memperlakukannya dengan manja seolah sedang menikmati benda manis kesukaannya. Perlakuan yang terasa begitu intens dan terkesan liar itu, membuatkan napas Keen mulai naik turun, keringatnya mengucur menggambarkan betapa sulitnya ia berkonsentrasi memandangi jalanan di depannya. "Shass, kamu benar-benar menguji diriku," ucap Keen sambil mempercepat laju mobilnya.Tubuh Keen benar-benar sedang di uji, ia berkali-kali menyeka keringatnya ketika Shassy semakin panas mempermainkan bagian tubuhnya tersebut.Sesekali nafas Keen terdengar memburu, ketika Shassy mempercepat ritmenya. Hingga 15 menit kemudian …
Read more
Takut Jarum
             Semua orang yang ada di luar ruangan IGD pun terkejut, Keen dan juga Arnold pun segera masuk ke dalam ruang IGD.'Apa yang wanita ini lakukan?' batin Keen yang saat ini menatap Shassy dengan wajah heran dan tak bisa berkata-kata.Di ruangan itu, Shassy sedang berteriak-teriak dengan wajah pucat dan seolah ketakutan ketika melihat infus yang ada di dekatnya."Tenang Nona, tenang!" ucap Arnold yang mencoba menenangkan Shassy dan dengan hati-hati mendekati Shassy.Shassy pun langsung menatap ke Arnold, menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia memperhatikan pakaian Arnold yang khas pakaian kerja seorang dokter. "Kamu dokter?" ucap Shassy yang terus menatapi Arnold."Iya, tentu aku dokter," sahut Arnold dengan cepat, mencoba tid
Read more
Salah Paham
"I-itu …." ucap Keen yang masih ragu. Baru kali ini Keen kebingungan untuk  menjawab seseorang, apa lagi jika itu pertanyaan dari seorang wanita, yang biasanya akan ia jawab dengan dingin dan cuek.Shassy yang bisa menangkap jawaban dari raut wajah Keen, langsung saja melorot ke lantai. Ia langsung memeluk kaki Keen yang saat ini ada di sampingnya. "Pak, aku mohon … tolong jangan katakan hal ini pada Mas Raka," ucap Shassy memelas di kaki Keen,Keen yang mendengar kalimat itu langsung tersentak kaget, apa lagi dengan tingkah Shassy yang sampai merendahkan dirinya sendiri seperti itu. Hal itu membuat Keen geram bukan kepalang, ia langsung menarik kakinya dengan kasar. "Lepaskan! Ternyata Kamu saja dengan wanita lainnya, yang mampu melakukan apa pun demi uang," cemooh Keen dengan pandangan sinisnya.Shassy mengepalkan tangannya, lalu menatap wajah Keen y
Read more
Undangan Pertunangan
            Suasana di ruangan itu pun menjadi sunyi, ada hawa mencekam di antara dua laki-laki yang saling berhadapan itu. Terry yang ada di ruangan itu, merasa seakan dirinya terjebak di tengah perang yang ganas. 'Oh tuhan, apa yang harus aku lakukan saat ini,' batin Terry yang terasa sangat berat bahkan untuk sekedar menggeser kakinya. "Apa Kamu sudah tau, jika wanita itu ingin menikah dengan kamu karena wasiat dari ibunya," beber Keen. Sebenarnya bukan  maksudnya untuk menjelekkan nama Shassy, hanya saja dia tak bisa menyadari perasaannya sendiri, kalau saat ini dia tak rela mendengar Shassy yang akan bertunangan. 'Ah, apa yang aku katakan, kenapa aku harus mengatakan hal seperti ini? Apa  sebenarnya yang terjadi padaku?' batin Keen yang sedang meraba hati dan pikirannya sendiri, tapi ia tak kunjung mendapatkan penjelasan pasti tentang tindakan konyolnya sa
Read more
Gunung Semeru
"Pisau ini …." ujar Keen sambil menggenggam erat pisau lipat yang ada di tangannya. 'Apa dia gadis itu?' batin Keen sambil memasukkan pisau tersebut ke dalam sakunya. "Ada apa dengan pisau itu Kak?" tanya Dira penasaran dengan ekspresi Keen yang terlihat gelisah. Keen tak menjawab Dira yang tengah menatapnya penuh tanda tanya. Ia dengan cepat berbalik dan keluar dari rumah itu lagi. Dira dan Mamanya segera berjalan cepat mengikuti Keen dari belakang, "Keen kamu mau ke mana?" tanya tante Tiara sambil terus berusaha mengejar Keen yang kini berlari ke arah garasi dan mengambil salah satu mobil yang ada di sana. "Kak!" panggil Dira. Tapi Keen tak memperdulikan semua panggilan dan pertanyaan dari mereka berdua. Ia terus saja berlari dan membawa mobil itu keluar dari halaman rumah dengan cepat.             &
Read more
Gunung Semeru 2
"Isssh," desis Keen ketika dirinya terpeleset saat menolong gadis itu, yang akan terjatuh. "Ah, Om!" pekik gadis itu, ia terlihat panik. "Ah, tidak apa-apa … kamu pegang senternya, ayo kita segera ke sana." Keen. Ia pun memberikan senter yang ada di tangannya pada gadis tersebut.  Gadis itu segera menerima senter tersebut dan mengulurkan tangannya ke arah Keen. "Ayo Om, cepat!" ucap gadis itu sambil terus mengarahkan senter tersebut ke segala arah.  Keen tersenyum kecil, melihat gadis tersebut sedang ketakutan tapi tetap berusaha sok berani. Keen lalu menerima uluran tangan gadis itu, mereka berjalan ke gua yang tak jauh dari tempat mereka sekarang. "Om, gimana kaki kamu?" tanya gadis itu sambil menatap ke arah kaki Keen.
Read more
Kegilaan di Trotoar
           Shassy terus berlari meninggalkan rumah besar tersebut, sambil memegangi pipinya yang memerah. Ia terus berjalan di trotoar, yang ada di jalanan dekat rumahnya. Langkahnya gontai, mengigat semua yang terjadi. Bekas tamparan itu masih sakit dan ngilu, menggambarkan seberapa kuat Papa yang dulu sangat menyayanginya, hari ini akhirnya menamparnya demi seorang wanita yang telah merebut posisi mamanya—setidaknya itulah yang ada di dalam pikirannya saat ini. "Selalu saja begini!" teriak Shassy dengan rasa perih yang menyelimuti hatinya saat ini. Ia terus berjalan, hingga melihat sebuah tong sampah yang ada di pinggir trotoar itu. Shassy berhenti di dekat tong sampah tersebut, ia berdiri di sana dan terdiam menatap tong sampah tersebut. 
Read more
2 Malam yang Rumit
 "I-itu … tidak ada, tidak apa-apa Pak Polisi," sahut Shassy dengan senyum yang dipaksakan. "Kalau begitu, tolong surat-suratnya," ujar polisi tersebut beralih pada Keen. Keen pun dengan tenang memberikan surat-surat yang diminta oleh polisi tersebut.      Dan setelah beberapa saat, akhirnya polisi itu mengembalikan surat-surat tersebut pada Keen. "Kalau begitu, silahkan melanjutkan perjalanan kalian. Disarankan untuk menghindari tempat sepi seperti ini, karena rawan dengan kejahatan," ucap polisi tersebut. "Baik Pak," sahut Keen dengan santai. Akhirnya polisi itu pun  meninggalkan tempat tersebut bersama yang lainnya. "Kamu itu apa-apaan," geram Keen, yang menunjukkan perasaan asl
Read more
Kenyataan Pahit
Di parkiran sebuah hotel …                    Raka yang sudah sampai di parkiran tersebut, segera keluar dari mobilnya. Ia pun menutup pintu mobil tersebut dengan kasar dan berjalan dengan cepat masuk ke dalam hotel tersebut.Langkahnya begitu tak tenang dengan wajah kaku dan rahang yang mengeras saat itu.Ia pun berhenti di depan meja setengah lingkaran yang ada di ruang pertama setelah memasuki pintu hotel bintang 5 itu."Apa ada yang bisa saya bantu Tuan?" sapa seorang wanita dengan senyum lembutnya.Beberapa karyawan hotel tersebut segera berkerumun dan mengintip Raka yang terlihat mencolok di antara pengunjung yang lain."Aku ingin tahu kamar ini," ucap Raka sambil menyerahkan ponselnya
Read more
Aku Menolak
            Mata tajam Keen membuat wanita dan 10 orang yang masuk ke dalam ruangan itu pun terkejut."Cepat ambil gambar!" ujar wanita itu dengan tubuh yang bergetar karen ketakutan."Keluar!" teriak Keen.Semua orang yang notabennya adalah wartawan itu, langsung keluar dari ruangan tersebut"Bukankah itu adik kamu?" tanya Keen."Iya,"-Shassy tersenyum tipis-"Dia adik tiriku, aku tahu ini pasti ulahnya.""Tenanglah, pakai bajumu. Kita bicarakan semuanya nanti, tapi sebelum itu kita harus menghadapi para wartawan itu terlebih dahulu."Shassy mengangguk pelan ketika mendengar ucapan Keen.           Keen dan
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status