All Chapters of Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian): Chapter 111 - Chapter 120
126 Chapters
Bab 111
Nikki sudah tampak senang begitu mendapati bahwa seluruh tubuhnya mulai berhasil beradaptasi dengan dasar-dasar dalam pertarungan--hasil dari buah kerja kerasnya selama hampir dua minggu. Tidak seperti sewaktu awal-awal ia memulai sesi pembelajaran kilat martial arts dari Isabella dengan penuh kesulitan akibat sulitnya beradaptasi untuk bergerak cepat menggunakan kaki prostetik miliknya tersebut. "Yes! That way, Miss Darren! Your movement becomes better and better than the first time! Keep going!" Hatinya dipenuhi kebanggaan saat mendengar kalimat pujian tulus dari Isabella setelah ia berhasil memukul mundur Isabella menggunakan tongkat kayu yang menjadi senjata mereka untuk berlatih. "Perhatikan celah yang ada, baca serangan musuh!" Isabella kembali menyerangnya, kali ini tidak seperti awal ia mulai berlatih dengan wanita itu, wanita itu kini melakukannya tanpa merasa ragu sedikit pun. Ada sedikit gurat rasa senang yang terlihat di wajah wanita itu begitu mengetahui bahwa ia berha
Read more
Bab 112
Baik ia maupun Isabella menoleh ke arah sumber suara, mendapati keberadaan Karl bersama dengan Stephen yang menuruni anak tangga dengan langkah kaki yang tergesa-gesa menghampiri mereka berdua. Ia mencoba untuk berdiri, namun mengurungkan niatnya begitu mengetahui bahwa ia tidak membawa kruknya bersamanya saat sesi latihan pagi ini yang berhasil menghancurkan satu-satunya benda yang memudahkan hidupnya sejak ia kehilangan kedua kakinya tersebut. Membuatnya tidak memiliki pilihan lain selain tetap pada posisinya seraya melemparkan senyum canggung pada kedua pria tersebut. "Selamat siang, Tuan Smith, Tuan Laurent," Isabella berlutut di hadapan kedua pria itu, memberi hormat. "Sudah kukatakan berulang kali padamu untuk tidak bersikap formal padaku, Isa," komentar Karl dengan nada malas. "Kamu tahu betapa bencinya aku dengan birokrasi dan formalitas, bukankah begitu?" "Anda mungkin tidak akan mempermasalahkannya, tapi status saya--" "Ah! Ini sebabnya aku membenci aturan. Terlalu merep
Read more
Bab 113
"Apa kubilang? Sejak awal gagasan itu sudah konyol." Ia kembali mendengus kesal mendengar perkataan Stephen paska mereka kembali dari rumah sakit dan mendapatkan kaki prostetik barunya. Dibandingkan dengan kaki prostetiknya yang lama, kaki prostetiknya yang baru ini jauh lebih stabil dan nyaman digunakan. Kesampingkan soal harga dari kaki prostetiknya yang benar-benar di luar jangkauannya karena jumlah angka nolnya lebih dari dua digit--harga bagi ia yang hanya seorang mahasiswa tahun kedua akhir yang harus menghemat satu sen dari seluruh uang saku bulanan pemberian kakak perempuannya sudah sangat mahal--harus ia akui bahwa ini jauh lebih nyaman. Ia bisa berlari dengan nyaman tanpa merasakan gesekan di kulitnya yang akan membuatnya nyeri. Bahkan kaki prostetiknya ini mengingat semua gerakan tubuhnya saat ia berjalan, membuatnya merasa senang karena untuk kali pertama dalam hidupnya ia bisa merasakan kembali arti dari berjalan normal dengan kaki biasa. "Aku nggak mau mendengar pendapa
Read more
Bab 114
"Apa kamu pikir aku tipe wanita yang butuh perlindunganmu?" Ia sengaja menaikkan nada bicaranya saat mengajukan pertanyaan tersebut sebagai caranya agar Stephen memahami maksud perkataannya. Pria itu justru salah menafsirkan pertanyaannya barusan dengan mengunci satu-satunya akses menuju ruang bawah tanah di mansion pria itu, otomatis memblokir aksesnya untuk melanjutkan sesi latihannya walaupun Isabella sudah pergi meninggalkan kediaman Laurent karena urusan mendadak. Tangan Stephen memainkan kunci ruangan tersebut dan memasukkannya segera ke dalam saku celana jinsnya yang membungkus kedua kaki panjang Stephen sebelum ia sempat merebut kunci itu dari tangan pria itu. "Aku tahu. Tapi fakta tetap fakta, dan aku tidak bisa mengabaikan fakta tersebut," pria itu mendekat padanya dengan tatapan sendu. Tangan kanan pria itu menyentuh pipi kirinya, mengusapnya dengan gerakan lembut dan penuh perhatian. "Tapi aku nggak mau kehilanganmu. Ini urusan berbahaya--" "Berbahaya atau tidak, aku ya
Read more
Bab 115
Kepalan tangannya mengendur dan ia menarik napas panjang, mengontrol amarahnya yang bergejolak akibat pemandangan yang baru saja ia lihat. Pandangannya masih tertuju pada foto pernikahan tersebut dalam diam, memberanikan diri untuk mendekati foto berukuran besar yang mendominasi ruang kamar tersebut. Cahaya matahari masuk melalui sela-sela korden jendela ruang kamar tersebut yang kelihatannya selalu tertutup sejak pemilik ruangan kamar tersebut meninggalkan ruangan itu selama ... Selama, mungkin satu dekade lebih. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruang kamar tersebut, mencoba mencari tahu keberadaan dari foto lain yang mungkin akan membantunya mengetahui siapa pria yang ada di dalam foto tersebut saat matanya akhirnya tertuju pada satu foto berukuran 5R yang dipajang di atas meja kerja dengan bingkai berwarna cokelat tua yang sudah diselimuti oleh debu. Perlahan, ia melangkah, berjalan mendekati meja kerja tersebut dengan napas tercekat. Bayangan akan mimpi buruk yang terkadan
Read more
Bab 116
Stephen menelan ludah begitu mendengar pertanyaan yang baru saja diajukan oleh wanita manusia bernama Veronica Darren. Matanya berulang kali mencoba menghindari tatapan mata Nikki namun usahanya gagal akibat wanita itu terus menerus memaksanya untuk kembali menatap kedua mata wanita manusia itu. Inilah alasan kenapa ia masih takut menjalin hubungan dengan Nikki walaupun takdir seolah berupaya memberikannya kesempatan berkali-kali padanya untuk bisa berada di samping wanita manusia itu. Masa lalu masih terus mengejarnya, berulang kali mengingatkannya bahwa ia tidak layak berada di samping Nikki. Bahwa ia tidak pantas mendapatkan cinta Nikki, walaupun jauh dalam hatinya yang terdalam, ia menginginkannya. Lidahnya terasa kelu sekarang. Jika bisa, ia tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Jika bisa, ia ingin takdir tidak menuntun wanita itu menginjakkan kakinya di ruangan yang sengaja ia biarkan setelah pemilik dari kamar ini mati--atau setidaknya itu yang ia percaya setelah ia gagal men
Read more
Bab 117
Theo mengeluarkan semua isi di dalam laci tersebut, memandang penuh tidak percaya pada apa yang ada di atas meja kerja tersebut. Berbagai kartu ucapan selamat dengan tulisan tangan Indri yang sangat ia kenal karena sudah terbiasa melihatnya sejak ia masih kecil. Ada kartu ucapan selamat ulang tahun--yang saat ini tengah ia pegang. Ada juga kartu ucapan selamat atas kelulusannya sekolah dan juga setelah ia berhasil menamatkan bangku perkuliahannya (ia mengambil jurusan Law with Business). Tangan kanannya menyingkap semua kertas kartu ucapan tersebut, membaca cepat isi dari kartu-kartu tersebut penuh tidak percaya. Apa yang sedang terjadi? Kenapa ia melihat semua hal ini di kamar yang kelihatannya selalu dikunjungi oleh ibu tirinya saat sedang berkunjung ke Spanyol semasa hidupnya itu? Semuanya terasa janggal. Seperti mimpi. "Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu, Dasar Kotor!" Ucapan wanita itu semasa hidupnya mengiang di dalam pikirannya, terasa begitu nyata hingga ia meras
Read more
Bab 118
Erick memandangi sosok Theo yang kini duduk meringkuk di sudut ruangan dengan bibir gemetar, menggumamkan kalimat yang tidak bisa tertangkap jelas oleh telinganya saking kecilnya suara pria itu. Ia mengulum bibir bawahnya. Ia paham. Bagi Theo, ini pasti adalah fakta yang memukul telak pria yang selama ini hidup dengan membenci ibu tirinya tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya. Memang, ia tidak akan bisa memahami apa yang dirasakan oleh pacar laki-lakinya saat ini, karena semua hal itu tidak terjadi padanya. Dibandingkan dengannya yang hidup di keluarga latin yang selalu menjunjung tinggi keluarga dan mementingkan satu sama lain, keluarga besar Pedrosa di Waterford city jauh lebih rumit. "Tetap kondisikan dia agar tetap tenang saat menerima kenyataan yang sebenarnya. Aku tahu ini tugas yang sulit, tapi kurasa ini saat yang tepat untuk memberitahunya. Aku tidak mau semua usaha yang dilakukan Indri untuk melindungi anak-anaknya lenyap begitu saja." Kemarin, saat mereka tiba di kedia
Read more
Bab 119
Tidak ada yang bisa dilakukan olehnya saat ini selain membiarkan Stephen berada di dalam pelukannya sampai perasaan pria itu membaik. Tiba-tiba ia merasa menyesal karena sudah memaksa pria werewolf itu untuk menjawab pertanyaan yang pasti bagi pria itu membuka luka lama yang tertanam di dalam hati pria itu. "I am sorry, Nikki ..." Again, Nikki menemukan Stephen kembali menggumamkan kata-kata yang membuat perasaan bersalah di dalam dirinya semakin bertambah. Tangannya bergerak mengusap puncak kepala Stephen, berharap bahwa apa yang ia lakukan barusan berhasil membuat Stephen merasa lebih baik. "It's not your fault--" "No, Nikki. It's my fault," Stephen menyela perkataannya sebelum ia sempat menyelesaikan perkataannya, melepaskan pelukannya sambil menyeka air matanya yang sedikit keluar membasahi pipi pria itu. Kedua mata pria itu menatap sayu ke arahnya, membuatnya sedikit lega karena akhirnya pria itu tidak lagi menghindar bertatapan mata dengannya. "Half of them was my fault," u
Read more
Bab 120
Erna menyilangkan tangan di depan dadanya, menyembunyikan kekesalannya. Sudah hampir tiga jam sejak mereka dipaksa untuk kembali ke kediaman keluarga Zhang, diam-diam di ruang tamu ditemani oleh para pelayan keluarga Zhang – keluarga besar kakak Bianca, Erick Zhang – yang berdiri di sekitar mereka, menemani oleh aneka jajanan lokal dan teh hangat yang dari baunya saja ia langsung tahu bahwa itu adalah teh Biluochun, tanpa mendengarkan penjelasan apapun dari Bianca yang mondar-mandir di ruang tamu. Yang menahannya untuk tidak melampiaskan kekesalannya adalah ekspresi Bianca yang tampak gelisah, tidak seperti Bianca yang selalu bisa menghadapi situasi apapun dengan santai sebesar apapun masalahnya. Misalnya saat mereka duduk di bangku kelas tiga SMA dan pusing karena harus memikirkan ujian akhir dan juga persiapan masuk universitas dengan seleksi nilai yang sangat ketat. Alih-alih memfokuskan perhatiannya untuk belajar dan merencanakan masa depan seperti yang dia dan Vero lakukan, wanit
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status