All Chapters of Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian): Chapter 81 - Chapter 90
126 Chapters
Bab 81
Matahari siang Waterford city tidak seterik biasanya karena sudah memasuki musim dingin, namun suhu yang mulai berubah drastis itu membuat Karl merapatkan mantel yang ia kenakan sebelum ia keluar dari mobil milik Stephen, menutup pintu mobil tersebut diikuti oleh Stephen yang kini berdiri di samping Karl setelah mematikan mesin mobilnya.  “See? It’s even more horrible than I thought,” Stephen memberi isyarat padanya untuk mengikuti pria itu masuk ke dalam bangunan teater yang sudah hancur. Rata dengan tanah, hingga tidak terlihat lagi kemegahan yang selalu ia lihat setiap kali ia menyempatkan diri untuk mendatangi teater ini di waktu senggangnya.  Padahal dulu, gedung teater ini merupakan salah satu gedung yang diwariskan secara turun temurun oleh keluarga Laurent hingga kini berada di bawah pengelolaan St
Read more
Bab 82
Rupanya, kedatangannya sudah diprediksi oleh wanita bertubuh anak SD yang memiliki obsesi aneh dengan warna ungu itu, karena wanita itu sudah menunggu di lobi apartemen tempat wanita warlock itu tinggal. Awalnya merengut kesal begitu mendapati kehadirannya. Melompat dari kursi yang diduduki oleh wanita mungil itu barusan dan berlari ke arahnya.    Wajah memberengut wanita bertubuh mungil itu berubah seketika menjadi cerah begitu ia menunjukkan sedikit pedang yang tersimpan menggunakan sihirnya. Jauh lebih praktis dibandingkan membawa pedang ke mana pun di abad ke-21. Gagasan yang pasti akan cepat menciptakan kecurigaan dari manusia-manusia modern yang sudah tidak lagi membawa pedang sebagai senjata perlindungan diri.   “Kamu benar-benar memenuhi janjimu,” wanita mungil itu memintanya untuk menyimpan kembali pedang warisan kakekn
Read more
Bab 83
“Tidak ada alasan khusus, if I have to tell you the truth,” ia merapalkan mantra untuk mengeluarkan pedang warisan mendiang kakeknya yang ia simpan ke dalam dimensi barang yang ia buat, memberikannya pada Nora yang menyambut penuh antusias pedang itu seolah pedang itu adalah makanan favorit wanita bertubuh mungil tersebut.   “Really?”   “Yeah,” ia menaikkan sebelah alisnya penuh keheranan begitu melihat ekspresi keterkejutan menghiasi wajah wanita mungil itu. Mempertanyakan reaksi wanita itu yang menurutnya sedikit ganjil. Sambil mempersilakan dirinya untuk duduk––disusul juga oleh Stephen yang kini menguap lebar––ia memangku tangannya yang membentuk piramida di atas lututnya, mencodongkan tubuhnya ke arah Nora. “Itu awalnya. Tapi aku nggak menampik kalau aku memiliki urusan lain denganmu.”  
Read more
Bab 84
Erick mendorong dua koper berukuran besar––satu miliknya dan satu lagi milik Theo, menyusul pacar laki-lakinya yang tampak antusias mengedarkan pandangan ke sekeliling bandara internasional Adolfo Suarez Madrid-Barajas (atau lebih dikenal dengan Madrid-Barajaz Airport) yang terkenal sebagai salah satu bandara internasional yang tersibuk di dunia dengan langkah yang sesekali melompat. Mengingat bahwa selama ini pria itu tidak pernah menginjakkan kakinya di luar area Waterford city, ia bisa memahami perasaan antusias pria itu yang tidak memiliki kenangan baik dengan gedung bandara selain selalu mengantarkan kepergian Indri Pedrosa saat masih hidup jika ibu tiri pacar laki-lakinya itu hendak bepergian ke luar negeri. Ditambah lagi dengan peristiwa mengerikan yang merenggut nyawa wanita berhati lembut namun keras kepala itu karena serangan Schneider beberapa bulan yang lalu saat wanita itu baru saja tiba di bandara sekembalinya dari Italia.
Read more
Bab 85
Bianca mengaduh kesakitan, mengelus pergelangan tangannya yang memerah karena cengkeraman kuat kakak laki-lakinya yang menyeret ia dan Erna keluar menuju pintu keluar utara begitu kakak laki-lakinya melepaskan cengkeramannya, menyuruhnya untuk masuk ke dalam satu-satunya mobil limusin berwarna hitam mengkilat yang sudah terparkir rapi di dekat pintu keluar utara bandara bandara internasional Adolfo Suarez Madrid-Barajas. Membiarkan sopir mobil yang disewa oleh keluarga Zhang untuk membawa masuk semua barang-barangnya masuk ke dalam bagasi mobil, meninggalkan ia bersama Erna yang masih marah dengannya.   Memangnya apa yang salah dengan apa yang ia lakukan tadi? Ia jelas-jelas hanya menyapa sekelompok pramugari itu menggunakan bahasa Italia (dan ia cukup terkejut saat mendapati bahwa mereka masih bisa memahami apa yang ia katakan despite the fact that she was talking to them in Italian), menany
Read more
Bab 86
Sudah beberapa jam berlalu sejak mereka meninggalkan bandara dan tiba di hotel yang penuh dengan sentuhan interior abad pertengahan di Spanyol yang banyak dipengaruhi oleh peninggalan dari kebudayaan Arab. Seorang pelayan wanita baru saja memasuki kamar mereka, memberikan kudapan ringan karena sudah memasuki jam makan siang.   "Terima kasih," ujarnya pada pelayan wanita tersebut. Seorang wanita tua dengan raut kesedihan yang tampak jelas di wajahnya untuk alasan yang tidak ia mengerti. Wajah kesedihan itu jelas masih tampak baru, namun berhasil membuat wanita itu tampak jauh lebih tua dibandingkan usia wanita itu seharusnya, yang ia rasa baru pertengahan lima puluhan. Fakta bahwa vampir itu makhluk abadi itu memang hanya mitos yang dibuat oleh para manusia, namun kepercayaan bahwa vampir sulit untuk menua karena sel tubuh mereka bergerak lambat dibandingkan manusia itu jelas merupakan fakta y
Read more
Bab 87
Veronica memandangi jendela kamar tidurnya (yah, secara teknis, adalah kamar kosong di mansion Stephen yang disiapkan oleh Stephen untuknya sebagai tempat tinggalnya untuk sementara waktu) seraya menikmati suara dari tetesan air hujan yang membasahi Waterford city. Suara hujan yang turun di awal musim dingin kali ini entah kenapa berhasil menenangkan pikirannya yang kalut karena memikirkan banyak hal yang terjadi belakangan ini, sehingga ia kini memahami alasan di balik perusahaan startup yang bergerak di bidang pengembangan diri seperti Forest––aplikasi manajemen waktu dengan teknik Pomodoro favoritnya––mau menginvestasikan waktu mereka untuk menciptakan suara air hujan sebagai bagian dari fitur khusus untuk pelanggan premium. Salah satu dari aplikasi pertama yang langsung ia unduh begitu ia mendapatkan smartphone sebagai hadiah kelulusan SMA-nya dari kakak perempuannya dua tahun lalu.   Ben
Read more
Bab 88
“Hadiah untukku?” “Ya. Katakan saja.” “Nggak perlu, aku nggak ingin merepotkan—” “Kamu nggak merepotkanku, Vero. Kamu kan adik perempuan kesayanganku. Satu-satunya keluarga yang kupunya. Nggak perlu sungkan. Kebetulan minggu depan aku gajian.” “Ka—kalau begitu, akan kupikirkan nanti. Aku masih belum tahu sekarang.” “Jangan terlalu lama mikirinnya,” kakak perempuannya menjawabnya santai. “Ah, aku sampai lupa. Apa kamu akhir-akhir ini menonton berita?” “Berita? Berita apa yang kamu maksud?”
Read more
Bab 89
Febrina mengakhiri panggilannya, menjejalkan smartphonenya ke dalam saku straight jeans-nya, kembali memusatkan perhatiannya pada Gavin yang masih sabar menunggunya sedari tadi. "Sudah selesai? Bagaimana kabar adikmu?" "At least she is fine. She still did not know the news until I mentioned it, though," dia tertawa kecil menanggapi pertanyaan Gavin seraya mengendikkan bahu. "Aku kadang ragu kalau adikku itu benar-benar ingin menjadi pengacara di lembaga sosial atau tidak. Berita seperti ini saja dia nggak tahu. Kerjaannya nonton Netflix terus. Benar-benar mengkhawatirkan." "Wajar, lah. Anak-anak seumuran Vero memang sering seperti itu. Biarkan saja dia." "Ya. Memang, sih. Jauh lebih baik adikku yang seperti itu diba
Read more
Bab 90
Proses pemulihan tubuhnya berjalan lancar sesuai yang diperkirakan oleh seorang warlock wanita kenalan kakeknya yang bernama Nora Lavender, sehingga ia tidak lagi harus terus berada di dalam kamarnya dan berdiam diri tanpa bergerak terlalu banyak seperti sebelumnya.    Seperti sekarang. Ia tengah melatih tubuhnya yang sudah lama tidak ia gunakan untuk bertarung bersama kakak laki-lakinya, Klauss Berthold, yang mengurangi kecepatan frekuensi dari serangannya untuk memberikan waktu pada tubuhnya yang baru saja pulih agar bisa beradaptasi. Pertarungan jarak dekat tidak memungkinkan baginya untuk sementara, sehingga kakak laki-lakinya itu memusatkan jadwal latihan bertarung baru untuknya dengan pertarungan jarak jauh.    “Kita sudahi dulu. Gerakanmu sudah jauh lebih baik,” Klauss menyeka keringat di keningnya, menawarkan diri u
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status