Semua Bab Handsome, But Dangerous! : Bab 21 - Bab 30
68 Bab
020
**** Semua orang berkumpul diruang tamu apartment milik Kenan. Mereka semua tengah berpikir mengapa semua ini terjadi pada Oceana.  Zanna dan Adera keluar dari kamar Oceana kemudian duduk disofa. Kenan menatap mereka berdua, ia telah menyuruh mereka untuk menggantikan pakaian Oceana dan mengecek keadaan Oceana.  Zanna menghela napas dan tersenyum. "Oceana udah bangun tadi tapi dia masih shock jadi kita suruh dia buat istirahat lagi," kata Zanna. Kenan mengangguk. Tatapan mereka semua tertuju pada satu titik dimana Bryan datang dengan napas ngos-ngosan dan keringat yang bercucuran.  Adnan mengepalkan tangannya. Dia bingung sekaligus marah dengan Bryan. Jangan kalian pikir Adnan tidak melihat Bryan yang tengah berbincang dengan Romeo, dia melihatnya dengan sangat jelas. Dan dimana Bryan saat lampu gantung itu hampir mengenai Oceana?. Adnan bangkit dia berdiri didepan Bryan dan menatap nya dengan tajam. "Dari mana a
Baca selengkapnya
021
**** "Rencana kita gagal!" Romeo mendesah kecewa karena rencananya yang gagal. Dia menatap lelaki yang duduk dihadapannya, saat ini mereka tengah berada di restoran dan memesan ruangan vip.  Lelaki itu tersenyum miring, lalu menggeleng. "Tidak, kita tidak gagal namun kita sudah berhasil maju satu langkah didepan Kenan," ucap lelaki itu membuat Romeo bingung. Romeo tersenyum meremehkan lelaki itu. "Berhasil? Lo gila!" hardik Romeo dengan kesal. "Santai," ujar lelaki itu sambil meminum kopi yang dia pesan. Romeo menghela napas, dia menyenderkan tubuhnta pada sandaran kursi dan menatap lelaki itu malas. "Lo nyuruh gue santai? Seperti nya lo emang udah hilang akal." Romeo memainkan handphonenya. "Lo yang udah hilang akal, dan lo juga yang bodoh. Lo terlalu teledor hingga tidak sadar kalau Bryan berniat ngorek informasi dari lo," kata lelaki itu membuat Romeo mendongak. "Hah? Enggak ... Itu enggak mungkin," sangka Romeo
Baca selengkapnya
022
**** Sudah dua hari Oceana dikawal oleh bodyguard, bukan hanya mengawal nya dan menjaganya namun bodyguard itu juga menjadi pelayan Oceana.  Walaupun sudah ada bodyguard, Kenan dengan Bryan dan teman-temannya yang lain tetap berada didekat nya dan menjaganya. Mereka juga terkadang menyuruh bodyguard untuk melayani mereka. Oceana menyandarkan tubuhnya pada bahu Kenan, dia sibuk memandangi daun yang berada dipohon yang sedang ditiup oleh angin.  Oceana tengah menunggu salah satu bodyguard nya membawakan jus apel untuknya. Kenan merangkul tubuh Oceana dan mencium pucuk kepala Oceana, ditaman ini hanya ada mereka berdua.  Saat ini guru sedang mengadakan rapat maka dari itu mereka tidak belajar. Oceana ingin ketenangan dan Kenan membawanya ke taman sekolah dan tidak membiarkan orang lain berada disini selain mereka.  Bodyguard yang ditunggu-tunggu akhirnya datang dengan membawa secangkir jus apel dengan beberapa cemilan.
Baca selengkapnya
023
**** Bryan bingung dengan Kenan. Bisa-bisanya Kenan membiarkan Oceana pulang bersama dengan Romeo dan mereka hanya bisa melihat Romeo membawa Oceana.  "Gue bener-bener enggak habis pikir sama lo Ken, lo tahu kalau Romeo yang berniat untuk mencelakakan Oceana tapi lo malah biarin dia pergi sama Romeo. Lo bener-bener gila," ucap Bryan.  Kenan menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Kenan terkekeh dan berkata, "Biarkan saja. Romeo tidak akan pernah bisa mendapatkan Oceana." Bryan berdecak sebal. "Seyakin apa lo?" tanya Bryan meremehkan. Kenan terkekeh dan menatap Bryan. "Lo enggak percaya sama gue?" tanya Kenan tak percaya. Bryan memutar bola matanya malas. Bryan kembali menatap kearah jalan dan terkejut saat melihat Romeo kembali melintasi jalanan sekolah.  "Kenapa Romeo balik ke jalan sekolah? Bukannya dia habis nganterin Oceana? Seharusnya dia langsung pulang kan, itu kan satu arah kerumah dia," tanya Bryan berun
Baca selengkapnya
024
**** Kenan bersandar didinding menatap Oceana yang duduk disofa, saat ini mereka telah berada diapartment Kenan setelah pemakaman Romeo. Oceana terus menangis dan tidak ingin berbicara dengan Kenan dan Bryan.  Bryan menatap Kenan lalu menghela napas saat melihat Kenan dan Oceana hanya berdiam diri tanpa memulai pembicaraan. Bryan bangkit dan menatap Oceana yang masih menangis.  "Na ... Lo masih berfikir kalau Kenan yang udah bunuh Romeo?" tanya Bryan yang sudah muak dengan situasi ini. Oceana mendongak menatap Bryan kemudian mendecih jijik dan membuang mukanya kearah lain. Bryan menggeram melihat pertanyaannya diabaikan.  Bryan berjalan mendekati Oceana dan mengguncang tubuh Oceana dengan kuat. "Sadar Na sadar! Lo udah masuk jebakan. Lo tahu kalau lo terus menyalahkan Kenan atas semua ini maka lo akan kehilangan Kenan untuk selamanya! Kenan bisa mati kalau lo terus kayak gini!" teriak Bryan tepat diwajah Oceana. Adera be
Baca selengkapnya
025
**** Semua orang bingung dengan Oceana dan Kenan dari semalam mereka belum juga keluar dari kamar. Ini sudah pagi dan mereka tidak kunjung keluar bahkan hanya untuk sarapan.  Adera meremas paha Bryan karena khawatir dengan kondisi Oceana. Bryan yang diperlakukan seperti itu berdecak sebal dan membanting sendok yang dia gunakan untuk menyuapi Adera membuat Adera terkejut dan menatap nya bingung begitupun juga dengan yang lain.  "Bryan kenapa?" tanya Adera polos tanpa rasa bersalah. "Tau lo kenapa sih?" tanya Galan yang kesal karena terkejut dan membuat sesi sarapan nya terganggu. Bryan menyingkirkan tangan Adera yang berada dipahanya dan menaruhnya diatas meja. Bryan menahan tangan Adera agar tidak bergerak.  "Kalau sarapan itu sarapan aja enggak usah remas-remas paha orang juga!" kesal Bryan dan kembali menyuapi Adera dengan tampang kesal nya. Adera menyengir dan meminta maaf, sedangkan Adnan, Zanna dan Galan ter
Baca selengkapnya
026
**** "Makasih ya pak." Kenan memberikan beberapa lembar uang kepada penjual marbatak kemudian mengambil kantong plastik yang berisikan martabak manis dan martabak telur.  Oceana terus merengek ingin makan martabak dan dengan terpaksa Kenan harus keluar dan membelikan martabak pesanan kekasihnya itu.  Kenan berjalan kearah motornya, sebelum pulang ke apartment Kenan berniat untuk membelikan cemilan untuk Oceana. Kenan menjalankan motornya menuju minimarket terdekat dengan kecepatan sedang.  Udara malam ini sangat dingin, langit juga terlihat mendung sepertinya hujan akan turun sebentar lagi. Kenan mempercepat laju motornya agar cepat pulang sebalum hujan turun.  Kenan turun dari motornya saat sudah tiba diminimarket. Dia masuk kedalam dan mengambil keranjang belanjaan, kemudian dia menelusuri setiap rak cemilan dan mengambil cemilan kesukaan Oceana dan dirinya. Setelah semuanya selesai Kenan berjalan kearah kasir unt
Baca selengkapnya
027
**** Sengaja Kenan bangun lebih dulu daripada Oceana, dia sudah menyiapkan sarapan kesukaan Oceana. Dia hanya tinggal menunggu Oceana keluar dari kamarnya.  Kenan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.35. Kenan menghela napas, mengapa Oceana belum juga keluar? Baru saja Kenan berniat untuk memanggil Oceana tapi Oceana sudah keluar dan menatap Kenan dengan datar sedangkan Kenan menatap Oceana dengan berbinar.  "Honey, ayo sarapan aku udah buat in makanan kesukaan kamu." Kenan menuntun Oceana menuju meja makan dan menyuruhnya untuk duduk. Oceana duduk dikursi meja makan. Dia menatap meja makan yang dipenuhi oleh makanan kesukaannya.  Kenan tersenyum dan mengambil piring dan menyediakan makanan untuk Oceana. Oceana bangkit dari duduk nya berniat untuk pergi. Kenan menahan tangan Oceana dan menatap nya dengan bingung. "Kamu mau kemana? Kita sarapan dulu honey," ucap Kenan dengan bingung. Oceana meng
Baca selengkapnya
028
**** Kenan keluar dari tempat gym saat hari sudah mulai sore. Saat dia berniat untuk menaiki motornya seseorang memanggilnya membuatnya dengan terpaksa menoleh.  "KENAN!!" Kenan mengerutkan dahinya bingung saat melihat Vanetta berlari kearahnya. Napas Vanetta naik turun saat tiba dihadapannya. "Ada apa?" tanya Kenan sambil turun dari motor. Vanetta tersenyum. "Kok kita ketemu terus ya ... Kayaknya kita emang jodoh deh," ucap Vanetta dengan genit. Kenan menatap Vanetta sambil menaikkan stau alis nya. "Seyakin apa lo kalau kita jodoh?" tanya Kenan. Vanetta yang mendengar itu tertawa. "Aku cuma bercanda emang kamu nganggep aku serius?" tanya Vanetta saat tawanya sudah mulai mereda. Kenan menggeleng. "Gue enggak serius," jawab Kenan.  Vanetta mengangguk, namun seketika di teringat sesuatu. "Oh iya kemarin kamu kan udah menyelamatkan aku jadi sekarang aku mau ngajak kamu untuk makan bareng di apartment aku,
Baca selengkapnya
029
**** Dering telepon terus tanpa henti dari dalam tas olahraga Kenan. Kenan sedang sibuk dengan Vanetta di dapur, entah apa yang sedang mereka lakukan. Kenan berjalan keluar dari dapur menuju sofa dimana tasnya berada. Dia mengambil tasnya dan merogoh nya. Wajahnya mendadak pucat saat melihat siapa yang terus menelepon nya.  Kenan melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya, kemudian dia menepuk jidat nya dan memaki dirinya sendiri.  "Sial! Lo bener-bener bego Ken!" maki Kenan pada dirinya sendiri.  "Ada apa Ken?"  Kenan menoleh ke samping dan tersenyum saat melihat Vanetta. Vanetta mengerutkan dahinya bingung saat melihat Kenan menyembunyikan tangannya dibelakang tubuhnya sendiri.  Vanetta memukul lengan berotot Kenan dengan pelan. "Jawab pertanyaan aku. Ada apa?" tanya Vanetta kembali.  Kenan menggeleng dengan cepat. "Enggak kok enggak ada apa-apa," sahutnya cepat sambil ters
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status