All Chapters of Handsome, But Dangerous! : Chapter 51 - Chapter 60
68 Chapters
050
****Lima hari berlalu, hidup Kenan terasa sepi tanpa canda tawa dan sikap manja Oceana. Bukan hanya Kenan, tapi semua orang juga merasa kesepian tanpa hadirnya Oceana. Seperti hari-hari biasanya Kenan kembali datang ke ruangan Oceana untuk mengganti bunga tulip yang ada di ruangan Oceana, bunga tulip adalah bunga kesukaan Oceana, maka dari itu Kenan selalu membawakan bunga tulip baru dan segar. Kenan mengganti bunga tulip yang kemarin dnegna bunga tulip yang dia bawa. Kenan terdiam saat mendengar sesuatu, dia menanamkan pendengaran nya. "Lio ...."Kenan menoleh kearah Oceana, dia tersenyum dengan senang saat melihat Oceana membuka matanya. Kenan menangkup wajah Oceana, dia tidak sanggup menahan air matanya. 
Read more
051
****Bryan memutar knop pintu kamar inap Oceana, dia masuk dan melihat Oceana yang tertidur. Kenan juga tertidur dengan posisi duduk dikursi yang berada di samping brankar Oceana.Bryan menghela napas, dia mengerti dengan kondisi ini. Kenan pasti lelah menjaga Oceana, tadi malam Kenan juga tidak tertidur karena memikirkan Oceana dan sekarang dia juga selalu ada di samping Oceana. Bryan sedikit senang karena Kenan mau membayar kesalahannya dengan menjaga Oceana. Bryan menutup pintu dengan pelan agar Kenan maupun Oceana tidak terbangun. Dia berjalan menuju nakas dan menaruh bekal yang di titipan oleh mama Kenan. Bryan baru saja ingin keluar, namun dering telepon menghentikan rencananya. Bryan menoleh dan melihat sebuah handphone yang berada diatas nakas. Bryan mengerutkan dahinya, dia sangat hapal handphone siapa itu, itu adalah handphone Kenan. Karena penasaran melihat nama kontak seorang perempuan dilayar handphone Kenan, Bryan mengang
Read more
052
****Kenan mencuci wajah Oceana dengan Oceana yang masih berada di atas brankar nya. Oceana membuka matanya saat Kenan telah selesai membasuh wajahnya. "Bagaimana? Sudah merasa segar?" tanya Kenan dengan begitu lembut. Oceana mengangguk dengan semangat.Kenan tersenyum, dia mengelap wajah Oceana dnegna handuk. Kenan mengusap nya dengan begitu lembut membuka Oceana menguap. "Kamu lembut banget, aku jadi ngantuk!" gerutu Oceana sambil mengucek matanya.Kenan terkekeh dan mencubit pelan hidung Oceana. "Kan kamu yang minta tadi, jadi kenapa malah menyalahkan aku?" tanya Kenan sambil menggeleng kan kepalanya tak mengerti.Oceana memanyunkan bibirnya. "Pokoknya kamu salah! Ini aku lo yang ngomong," ucap Oceana. Kenan kembali terkekeh dan mengangguk. "Iya ... Iya, aku salah. Kalau udah Oceana yang bilang itu berarti benar," kata Kenan mengalah. Oceana mengangguk dengan senang. "Bagus ... Bagus, kamu makin pintar," ujar
Read more
053
****Pagi yang indah dengan hawa yang begitu sejuk. Rumah sakit tempat Oceana di rawat memiliki taman yang di penuhi dengan pohon yang rimbun, itu lah yang menyebabkan hawa rumah sakit ini begitu sejuk. Kenan keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Dia sudah memakai pakaiannya di dalam. Kenan berjalan menuju jendela sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk yang berada di pundaknya. Sinar matahari masuk ke dalam ruangan Oceana saat Kenan membuka jendela tersebut. Dia menatap keluar dan tersenyum menikmati angin yang menerpa wajahnya. Kenan membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah pintu. Seorang suster masuk dengan membawa jatah sarapan Oceana. Kenan berjalan ke arah nya dan mengambil sarapan Oceana. "Terima kasih," ucap Kenan kepada suster itu. Suster itu tersenyum dan pamit untuk pergi. Kenan berjalan kearah nakas dan menaruh nampan itu diatas nakas. Ia menatap Oceana yang masih setia memejamkan mata. Ken
Read more
054
****Kepala pelayan Nancy menaikkan selimut hingga ke dada Oceana. Dia menghela napas saat teringat Oceana meminum obat tidur untuk bisa tidur dengan nyenyak. Dia tidak menyangka kalau Oceana akan berakhir seperti ini. Kepala pelayan Nancy berjalan keluar. Dia menutup pintu saat sudah tiba di luar ruangan Oceana. Dia terdiam dan menatap seluruh teman dan keluarga Kenan. "Apa Oceana sudah tidur?" tanya Kenan. Kenapa pelayan Nancy diam tidak menjawab."Kepala pelayan Nancy, jawab!" Erlan kesal sendiri karena kepala pelayan Nancy memilih untuk tetap diam.Kenan menghela napas. "Saya tahu kalau Oceana tidak mengizinkan anda berbicara dengan kami. Saya hanya ingin mengetahui keadaan Oceana," kata Kenan dengan sedih. Kepala pelayan Nancy menggeleng. "Tidak tuan. Nona memang tidak mengizinkan saya berbicara dengan kalian semua, tapi saya akan berbicara dengan kalian dan memberitahu keadaan Nona. Saya akan berusaha untuk membuat Nona men
Read more
055
****Hari ini adalah hari ujian kelulusan. Semua murid kelas dua belas tengah sibuk mempersiapkan ujian yang akan menentukan masa depan mereka. Oceana turun dari taksi, dia belum menemukan supir untuk bekerja di rumah nya. Oceana menatap gerbang sekolah, dia menghela napas dan berjalan masuk ke dalam sekolah. Di parkiran Oceana dapat melihat semua teman-temannya tengah berkumpul. Dia menunduk saat melewati mereka semua. Hati Oceana seperti di remas saat teman-temannya tidak ada yang melihatnya ataupun memperdulikan nya, mereka sibuk dengan pembicaraan mereka sendiri. Oceana mempercepat langkahnya saat matanya tidak bisa diajak kompromi. Oceana tiba di taman, dia duduk di bangku taman dan menangis saat mengingat teman-temannya yang tidak memperdulikan nya lagi. "Kenapa nangis?" Oceana menoleh ke samping dan melihat Kenan duduk di sebelah nya. Oceana menghapus air matanya dan berniat untuk pergi, namun Kenan menahan tan
Read more
056
****Hari kedua ujian kembali datang, Oceana merasa semua mulai menjauhi nya. Hidupnya sekarang terasa sunyi, tidak ada pelukan dan ciuman hangat dari Kenan, tidak ada candaan dari Adnan dan Bryan begitu pula dengan Zanna dan Adera. Oceana duduk di bangku taman, ujian telah selesai dan memilih untuk duduk di taman terlebih dahulu sebelum pulang. Dia hanya ingin menikmati udara segar.Oceana menyentuh perutnya saat terasa begitu perih. Dia teringat kalau tadi pagi belum sempat sarapan dan saat istirahat dia juga malas untuk makan bekal yang di sediakan oleh kepala pelayan Nancy. Oceana menghela napas dan mengeluarkan kotak bekal yang dibawakan oleh kepala pelayan Nancy. Dia membuka tutup nya dan melihat isinya, ternyata itu adalah sebuah sandwich. Oceana terdiam menatap sandwich itu. Tiba-tiba air matanya jatuh tanpa di minta. Sandwich mengingatkan dia tentang Kenan, Kenan sangat menyukai sandwich apalagi jika Oceana yang membuatnya.&nb
Read more
057
****Mami Galan menatap bangunan tinggi di hadapan nya. Dia menunduk untuk melihat pesan yang tadi di kirimkan oleh yang tidak di kenal. Dia mengangguk sendiri dan kembali menatap bangunan itu. "Iya benar ini apartemen nya," gumam nya.Dia menghela napas dan menyentuh dadanya. "Kenapa perasaan aku enggak enak banget." Dia kembali bergumam.Mami Galan menggeleng. "Enggak, kalau aku pergi sebelum masuk aku akan mati penasaran, tapi kalau aku masuk itu sama aja aku enggak percaya sama anak aku sendiri."Mami memejamkan matanya, dia kembali membukanya dan menatap bangunan apartemen itu dengan tajam. "Aku akan masuk dan cari tahu kebenarannya," ucapnya dan melangkah pergi memasuki bangunan apartemen.Dia kembali melihat isi pesan itu. Setelahnya dia langsung melangkah kearah lift untuk menuju lantai yang sudah diberitahu oleh orang yang mengirim pesan itu. Saat tiba di lantau yang dia tuju, mami Galan langsung menuju ke pintu k
Read more
058
****Hari ini ujian kelulusan berakhir. Saat ini Oceana sedang berada diatas rooftop melihat semua orang tengah berbahagia setelah berhasil melewati ujian ini.Semua orang bahagia, namun tidak dengannya. Hati nya malah sakit saat melihat semua teman-temannya bahagia atas penderitaan nya.Oceana tidak tahu harus apa setelah kelulusan ini. Dia ingin kuliah, namun dia sudah tidak memiliki siapa-siapa di Indonesia. Oceana sudah menelepon orang tuanya dan menyuruh mereka untuk datang ke Indonesia.Oceana terus menatap semua murid kelas dua belas. Mereka terlalu asik bermain warna dan merayakan hari ini. Dulu Kenan berjanji pada nya. Saat hari kelulusan nanti Kenan akan membawanya berjalan-jalan menikmati waktu berdua, namun sekarang janji itu hanya akan tetap menjadi janji tidak akan pernah menjadi kenyataan. Handphone Oceana bergetar membuat Oceana tersadar. Dia buru-buru mengambil handphonenya dan melihat siapa yang menelepon nya. O
Read more
059
****"Oceana salah. Seharusnya —" "TUNGGU!!"Semua orang terkejut saat ada seseorang yang menghentikan ucapan Oceana. Mereka melihat kearah pintu, disana terdapat papi Galan yang berdiri di barisan depan bersama dengan istri dan putranya, namun yang membuat bingung dibelakang mereka juga terdapat Vanetta. Papa Kenan maju mendekati sang adik dengan bingung. "Gilbert, ada apa ini?" tanya papa Kenan kepada papi Galan."Kakak, aku mau Kenan bertanggung jawab," ucap papi Galan membuat semua orang terkejut.Oceana memilih untuk menjauh dan mendekati kedua orang tuanya. "Kamu tenang sayang, semua pasti akan baik-baik aja," ucap mama Oceana menenangkan Oceana. Oceana hanya tersenyum dan kembali menatap ke depan. "Bertanggung jawab untuk apa?" tanya papa Kenan tidak mengerti. "Vanetta," panggil papi Galan. Vanetta berjalan maju dengan kepala yang tertunduk. "Jangan takut sayang, papi ada disini
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status