All Chapters of Handsome, But Dangerous! : Chapter 31 - Chapter 40
68 Chapters
030
**** Ruangan yang sangat gelap, tidak ada cahaya. Sang pemilik kamar enggan untuk membuka horden sehingga cahaya matahari tidak bisa masuk walaupun dipaksa.  Seorang gadis meringkuk dengan tubuh bergetar diatas tempat tidur nya. Wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya hingga sulit untuk melihat kondisi wajahnya.  Diruangan ini bukan suara musik yang menggema, namun isakan tangis dan rintihan dari gadis itu. Isakan dan rintihannya terdengar sangat pilu, siapapun yang mendengarnya pasti akan merasakan sakit yang dirasakan oleh gadis itu.  Gadis yang menyedihkan itu adalah Oceana, dengan masih menggunakan seragam sekolah yang berantakan dia meringkuk diatas ranjang. Tangis nya tidak berhenti sejak tadi pagi.  Oceana merasa kepala sangat berat untuk diangkat. Air matanya yang tidak pernah ingin berhenti membuatnya sesak dan sulit untuk bernapas. Dia merasa suhu diruangan ini sangatlah dingin sehingga membuatnya menggigil. 
Read more
031
**** Pagi yang cerah menyapa Kenan hari ini. Dia keluar dari kamar mandi dengan celana ponggol berwarna hitam tanpa atasan. Tetesan air jatuh dari rambutnya menambah kesan sexy. Kenan berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar Oceana. Hari ini dia berniat untuk tidak masuk sekolah demi merawat Oceana dan menghabiskan waktu bersama Oceana.  Kenan memutar knop pintu dan masuk kedalam kamar Oceana. Diatas ranjang dia melihat Oceana yang masih tidur dengan berbalutkan selimut tebal.  Kenan tersenyum, dia berjalan kearah jendela dan membuka horden yang meniti pi jendela. Kali ini cahaya matahari masuk setelah mendapatkan izin. Kenan membuka jendela agar angin dari luar masuk dan memenuhi kamar Oceana.  Setelah beres dengan jendela, kenan berjalan menuju kamar mandi dan menyiapkan air panas untuk Oceana mandi. Bukankah kenan sangat romantis hari ini.  Air panas untuk mandi sudah siap, kini giliran untuk membangunkan Ocean
Read more
032
**** "Honey, udah siap belum?" Kenan mengetuk pintu kamar Oceana. Oceana sudah membaik sejak dua hari yang lalu, dan pagi ini Kenan mengajak Oceana untuk jogging di lapangan olahraga yang tak jauh dari apartment mereka.  Maksud Kenan mengajak Oceana pergi jogging adalah agar Oceana menjadi segar dan sedikit berkeringat. Pintu kamar Oceana terbuka dan menampilkan Oceana yang memekai training berwarna putih, tanktop hitam yang dibalut jaket boomber berwarna hitam juga. Rambut panjang Oceana diikat seperti ekor kuda.  Kenan menggeleng tak percaya disaat seperti ini pun Oceana–nya sangat cantik. "Jangan cantik-cantik disana nanti banyak buaya," ucap Kenan tidak rela.  "Buaya nya kamu?" tanya Oceana tersenyum geli. Kenan mendengus sebal. "Di bilangin juga malah bercanda!" kesal Kenan.  Oceana tersenyum dan menggenggam tangan Kenan. "Iya udah jangan marah. Yuk pergi nanti kesiangan!" ajak Oceana penuh semangat.&nb
Read more
033
****Kenan menarik Oceana dengan kasar. Saat ini hatinya tengah diterjang amarah yang begitu besar. Dia mencengkram tangan Oceana dengan sangat kuat dan dapat diyakini kalah itu akan menjadi merah. Sedangkan Oceana terus menangis hingga membuat beberapa orang melihat kebingungan kearah mereka berdua. Oceana benar-benar merasa bersalah karena sudah berbicara dengan lelaki asing padahal dia sangat tahu kalau Kenan tidak suka dia berdekatan dengan lelaki lain. Kenan mendudukan Oceana disebuah bangku yang berada dilapangan ini. Dia ingin pulang namun, jika dia pulang dia sangat yakin kalau dia akan menyakiti Oceana nantinya. Kenan memijit pangkal hidung nya, dia pusing karena harus menahan amarah nya. Sedangkan Oceana terus menangis tanpa henti. Kenan menatap Oceana tajam. "Diam!" tegas Kenan membuat Oceana langsung menghapus air matanya. "Maaf ...." Oceana memohon dengan suara serak karena terlalu banyak menangis.&
Read more
034
****Oceana berjalan maju mundur didepan pintu kamar Kenan. Dia gelisah dan bingung harus melakukan apa. Pintu kamar Kenan sedikit terbuka sehingga memudahkan nya untuk mengintip ke dalam. Oceana menggerutu sebal saat ruangan kamar Kenan sangat gelap dan membuat nya sulit untuk melihat apa yang terjadi di dalam. Oceana menghela napas, dia harus berani untuk masuk ke dalam. Oceana menarik napas lalu membuang nya dengan perlahan, dia sedang berusaha untuk rileks. Ia membuka pintu kamar Kenan dengan lebar dan masuk ke dalam. Oceana menekan tombol lampu sehingga ruangan itu menjadi terang. Oceana menyipit kan matanya karena cahaya lampu. Oceana ter batuk saat menghirup sebuah asap. Dia membuka matanya dan terkejut saat melihat Kenan merokok dan dimeja kaca terdapat satu botol sampanye. Oceana melangkahkan kakinya dengan cepat menuju Kenan."Belum tidur, honey?" tanya Kenan yang sadar akan keberadaan Oceana. Oceana m
Read more
035
****Hari masih pagi buta matahari bahkan belum muncul, namun Oceana sudah bangun dan membersihkan apartment. Setiap hari Oceana melakukan hal tapi karena dia sakit kemarin membuatnya di manja oleh Kenan sehingga dia tidak melakukan pekerjaan apapun. Oceana sudah menyapu dan mengepel lantai. Dia juga sudah memasak makanan untuk sarapan. Sekarang giliran dia untuk mencuci pakaian.Oceana sudah mengumpulkan pakaian kotor miliknya dan dia akan mengambil pakaian kotor milik Kenan. Dia membuka pintu kamar Kenan dan masuk, dia tersenyum saat melihat Kenan yang masih tertidur diatas ranjang.Oceana berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil pakaian kotor. Dia memindahkan pakaian kotor Kenan ke dalam keranjang. Wajah Oceana terkejut saat menemukan sesuatu. Tangan Oceana bergetar saat memegang hoodie Kenan yang penuh darah. Oceana bingung kapan Kenan melakukannya? Bukankah tadi malam saat dia tidur Kenan juga ikut tertidur?. "Apa yang ka
Read more
036
****Kepala Kenan berpikir dengan keras tentang seseorang yang meneror Vanetta. Berbagai pertanyaan bersarang dikepalanya, tentang siapa yang melakukan itu dan mengapa harus Vanetta yang menjadi sasarannya. Kenan menghela napas kepalanya sangat pusing. Dia membuka pintu apartmentnya dan terkejut saat mendengar tawa perempuan. Dia melihat kearah runag tengah dimana para gadis tengah menonton film sambil memakan berbagai cemilan. Kenan tersenyum saat melihat Oceana yang begitu ceria, namun seketika senyumnya luntur saat dia menyimpan prasangka buruk kepada Oceana. "Lio!!!" panggil Oceana dan langsung berlari menghampiri Kenan, kemudian memeluknya. Kenan membalas pelukan Oceana dengan ragu. Dia menatap Oceana datar namun bibirnya memaksa nya untuk tersenyum walaupun tipis. "Urusan kamu udah selesai?" tanya Oceana saat Kenan tak kunjung mengeluarkan suara. Kenan tersentak dan mengangguk. "Bagus deh kala
Read more
037
****Setelah Kenan dan Oceana sampai di dalam kamar Kenan, mereka berdua hanya diam sampai akhirnya Kenan menjambak rambut Oceana dengan kuat. "Lio, sakit ...," rintih Oceana yang sudah menangis.Kenan menatap rambut panjang Oceana yang sedang dia jambak. Perkataan Vanetta kembali terulang dan dia mendengarnya dengan jelas. Kenan tidak suka ini, dia tidak mau pikirannya mengatakan kalau Oceana lah dalang dari semua ini. Dia akan menjauh Oceana dari semua bukti yang dikatakan oleh Vanetta.Kenan melepaskan jambakannya, dia menunduk memikirkan bagaimana cara untuk menjauhkan Oceana dari semua bukti yang Vanetta katakan. Lagi pula mengapa semua bukti yang Vanetta katakan mengarah kepada Oceana. "Aku tanya lagi sama kamu, kemana kamu tadi malam?" tanya Kenan lirih. Oceana tidak menjawab dia malah membuang mukanya enggan menatap Kenan. Kenan mendongak saat tidak mendengar jawaban dari mulut Oceana. "Kam
Read more
038
****Dua hari berlalu, namun wajah Oceana tetap pucat. Pandangan nya selalu kosong seperti tidak ada kebahagiaan. Zanna dan Adera bingung mengapa Oceana masih pucat?"Ana," panggil Adera dengan lirih.Oceana menoleh kearah Adera, dia tersenyum membuat Adera juga ikut tersenyum, namun senyum itu tidak pernah bertahan lama. "Na, lo kenapa? Lo kok kayak lemes banget sih?" tanya Zanna khawatir. Oceana menggeleng."Bisa tinggalkan gue sendiri?" pinta Oceana pada Zanna dan Adera.Zanna dan Adera saling tatap, jika mereka meninggalkan Oceana sendiri, Kenan akan marah pada mereka dan itu tidak baik untuk mereka. "Kita enggak bisa biarin lo sendiri, Na." Zanna menatap Oceana sedih. Oceana menghela napas. "Please ... Sekali aja lagian gue juga dikamar, jendela balkon juga udah dikunci kan. Handphone gue juga udah disita sama Kenan, jadi gue bisa apa? Gue cuma pengen sendiri aja. Please, tinggalkan gue sendiri." Zann
Read more
039
****"Oceana!"Oceana mendongak dan melihat bu Ria yang memanggilnya. Oceana berjalan menuju bu Ria. Bel istirahat sudah berbunyi dan dia tidak tahu mengapa bu Ria memanggilnya. "Iya bu, ada apa?" tanya Oceana saat tiba di depan bu Ria.Bu Ria menyerahkan beberapa lembar kertas yang sepertinya adalah contoh soal tahun lalu. Oceana mengambilnya dengan bingung. "Tolong kamu fotocopy kan di luar ya soalnya mesin fotocopy sekolah rusak dan sedang diperbaiki," ucap bu Ria meminta tolong.Oceana mengangguk. "Berapa rangkap bu?" tanya Oceana."Masing-masing rangkap dua puluh," jawab bu Ria. Oceana mengangguk. "Nih uang nya!" Bu ria menyerahkan beberapa lembar uang kepada Oceana. Oceana mengambilnya dan menyimpannya di saku seragam nya. "Saya tunggu di kantor ya," ujar bu Ria dan langsung pergi. Oceana membalikkan tubuhnya menuju tempat duduk nya. "Di suruh ngapain?" tanya Zanna saat Oceana sudah tiba
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status