All Chapters of Era Baru: Chapter 11 - Chapter 20
284 Chapters
Rombongan Orang
Setelah melakukan pertapaan selama beberapa waktu, Barata tidak lagi merasa asing dengan energi yang ada di dalam pusaka. Di atas batu, Barata diselimuti aliran energi yang kuat, dan energi itu terus masuk ke dalam tubuhnya. Lantas dia mendapatkan kembali kekuatan yang dulunya menghilang. Pada saat itulah dia percaya jika energi itu merupakan tenaga dalam yang beberapa waktu lalu menghilang. Begitu ia mengonfirmasi hal itu, dia menjadi lebih paham akan kekuatan yang bisa ia gunakan. “Kekuatan ini terbagi menjadi tahapan tertentu. Ilusi yang aku gunakan sewaktu melawan monster singa itu merupakan tahapan kedua yang cukup kuat, tetapi bukan yang paling menakutkan. Tetap Hukuman Ilahi yang paling berbahaya dari keterampilan di pusaka ini. Tahap awal hanya bisa memengaruhi satu orang saja, sedangkan tahap kedua mampu memengaruhi area sekitarnya, tahap ketiga mampu digunakan untuk melukai lawan secara langsung, dan yang terakhir, itu yang paling mengerikan. Betapa kuasany
Read more
Meninggalkan Penduduk di Gua
“Tuan Pendekar, namaku Bowo. Aku yang memimpin rombongan ini. Kami dari Desa Soman. Letaknya tidak jauh dari Lembah Iblis ini, Tuan Pendekar. Kami terpaksa masuk kemari karena tidak ada pilihan lain. Beberapa hari lalu, kami melihat sosok yang menakutkan. Dia tidak bisa dibunuh meskipun kami menusuknya dengan parang ataupun sabit. Dia tidak bisa mati, dan tak lama setelah itu, ada banyak dari mereka yang datang dan mengejar kami,” ucap Bowo—Kepala Desa Soman. Setelah itu, lelaki itu juga mulai menjelaskan apa yang dia temui. Monster dengan wujud seekor anjing, dan beberapa makhluk aneh lainnya serta sebuah bangunan yang tak pernah mereka lihat. Banyak korban berjatuhan ketika mereka meninggalkan desa. Awalnya, rombongan ini berjumlah ratusan orang. Akan tetapi, banyaknya orang dalam rombongan ini menarik perhatian entitas bernama Zombie. Jadi, mereka terpaksa berhadapan dengan puluhan makhluk itu. Rombongan yang awalnya berjumlah ratusan menurun secara drasti
Read more
Mengambil Sumber Daya
Barata menggenggam kuat-kuat parang di tangannya. Dia melihat gerakan setiap lawannya dengan tatapan hati-hati. Belasan Zombie mendekatinya, dan ia segera mengubah gerakannya. Dia meninggalkan posisinya dengan cepat, lalu mengayunkan parangnya. Saat ketiga penduduk biasa yang dia bawa melihat gerakannya, ketiga penduduk itu melihat Barata seperti bergerak dari dua arah yang berbeda seolah-olah tubuhnya terbagi menjadi dua, menyerang para zombie dari dua sisi. Beberapa Zombie yang bergerak ke arah Barata, dan mencoba menggapainya. Zombie-Zombie itu tertebas, tapi mereka tidak mati. Para Zombie itu terus bergerak meskipun mereka memiliki tubuh yang terbelah, dan lagi meski tanpa kaki ataupun tangan sekalipun. Mereka masih terus mengejar Barata. Wajah zombie-zombie itu menunjukkan tampilan kengerian dan terdistorsi karena rasa sakit. Hal itu membuat para penduduk yang mengikuti Barata bergidik ngeri. “Mereka tidak mati walaupun aku menebasnya? Tubuh mere
Read more
Menemukan Pilar Ilahi Lainnya
Setelah mencoba membujuk orang-orang yang bersembunyi, dan bujukannya membuahkan hasil. Barata mendapati lonjakan kekuatan di mana sebelumnya dia hanya bersama tiga orang saja, kini bertambah menjadi belasan orang. Saat melihat mereka, Barata tak terlalu bersemangat. Dia tahu arti akan bertambahnya orang-orang ini di mana dia akan lebih sibuk lagi. Tentunya setelah dia melihat orang-orang ini, dia tidak membiarkan mereka diam saja. Barata segera membagi tugas untuk mereka. Dia memerintahkan mereka untuk mengambil segala sesuatu yang bisa digunakan, yakni benda-benda yang terbuat dari besi ataupun baja, gerobak, bahan pangan, pakaian, dan juga perabotan. Ketika Barata memerintahkan mereka untuk mencari benda-benda itu, Barata pergi untuk memantau area sekitarnya. Tidak mungkin baginya untuk diam saja. Barata mengamati area sekitarnya. Beberapa rumah yang terlihat usang pun dia masuki, sedangkan mereka yang mendapatkan tugas mengambil sumber daya hanya
Read more
Pusaka Batu Api
Barata menciptakan sebuah ilusi di mana ada sebuah suara yang kuat menghantam tanah di salah satu titik di sekitar zombie-zombie yang pada akhirnya menuntun zombie-zombie itu ke titik suara itu.Selain itu, dia juga tidak melupakan keberadaan monster anjing dengan api di kepalanya, dia memperhatikan mereka yang mencoba untuk mendekatinya. Barata tak terlalu memikirkan para zombie itu karena mereka bukanlah bahaya yang mengancam, melainkan monster anjing inilah yang membuat dia merasakan ancaman nyata.Barata mendekati monster itu dengan belati di tangannya, dia mengambil sikap bertahan yang juga dapat melancarkan serangan balik. Barata mengawasi pergerakan monster anjing yang berlari ke arahnya.“Ilusi suara itu tidak memberikan efek apapun pada monster anjing itu ... ini sedikit menyebalkan, aku tidak bisa mengubahnya. Tak apa, zombie-zombie itu tidak akan terlalu membahayakan dan membatasi ruang gerakku. Aku hanya perlu menghabisi monster-monster anjing
Read more
Penemuan Baru
Ada sebuah tekanan yang besar layaknya sebuah gunung menghantam Barata. Dia merasa seperti sedang menahan sesuatu yang sangat berat di kedua pundaknya yang juga memaksanya untuk tunduk. “Ugh!!!”Tanpa Barata sadari ia mengeluarkan suara yang tak biasa. Tekanan itu datang secara tiba-tiba, dan mengejutkan dirinya di saat ia baru saja membuka pintu. Barata segera berbalik, dan gerakannya masihlah cepat walau dia berada dalam kondisi buruk.“Sensitivitas monster ini jauh di atas mereka yang aku lawan tadi. Sial!!! Aku terlalu ceroboh. Seharusnya aku menghabisinya sebelum membuka pintu ini.”Barata masih menggenggam parang di tangannya kuat-kuat. Dia bergerak menyamping menghindari injakan kaki monster itu. Barata memutar tubuhnya saat dia melangkah ke samping sembari menebaskan parang di tangannya.Tidak ada waktu baginya untuk berpikir mengelak lagi. Barata tahu kalau monster ini tid
Read more
 Energi Kehidupan
 Ada sebuah tekanan besar layaknya sebuah gunung tengah menghantam Barata. Dia merasa seperti sedang menahan sesuatu yang sangat berat di kedua pundaknya yang juga memaksanya untuk tunduk.“Ugh …."Tanpa Barata sadari, ia mengeluarkan suara yang tak biasa. Tekanan itu datang secara tiba-tiba, dan mengejutkan dirinya di saat ia baru saja membuka pintu. Barata segera berbalik. Gerakannya masihlah cepat walau dia berada dalam kondisi buruk.“Sensitivitas monster ini jauh diatas mereka yang aku lawan tadi. Sial! Aku terlalu ceroboh. Seharusnya aku menghabisinya sebelum membuka pintu ini.”Barata masih menggenggam parang di tangannya kuat-kuat. Dia bergerak menyamping menghindari injakan kaki monster itu. Barata memutar tubuhnya saat dia melangkah ke samping sembari menebaskan parang di tangannya.Tidak ada waktu lagi baginya berpikir untuk mengelak. Barata tahu kalau monster ini tidak ak
Read more
Menghadapi Roh Pusaka Batu Api
Langkah kaki Barata begitu berat. Saat ia baru akan masuk, Barata merasakan sensasi dingin dan sejuk. Namun, begitu kakinya menyentuh lantai, rasa panas yang teramat menggerayangi kakinya, dan menjalar naik ke seluruh tubuh.“Huft ... Huft ... panas ini semakin terasa saat aku berada dekat dengan altar. Apakah pusaka ini begitu kuat atau hanya aku saja yang lemah? Kalau begini, aku tidak bisa menyentuh altar itu dan mengambil pusaka yang terletak di tengah-tengah batu. Sialan!” gerutu Barata.Dia begitu kesal saat berjalan mendekati altar. Meskipun langkah kakinya menjadi pelan saat dia semakin dekat dengan altar, dia tetap memaksakan diri untuk terus maju dan tetap berjalan. Rasa sakit yang disebabkan oleh rasa panas itu membuat Barata meringis kesakitan.Ketika dia berada beberapa senti dari altar dan batu merah itu, Barata merasakan panas semakin menyengat dan bertambah panas. Dia meletakkan tangannya ke tengah-tengah batu
Read more
Kembali ke Lembah Iblis I
Barata kembali menyusuri jalan yang sebelumnya ia lewati, dan dia berjalan menuju ke Desa Soman. Ketika Barata melihat mayat-mayat monster anjing, dia memikirkan satu hal yang penting tentang mayat ini, tidak lain tidak bukan ialah daging monster.Dia menatap ke arah mayat monster anjing itu dengan pemikiran tertentu. Apakah daging monster ini beracun? Bisakah daging itu dimakan? Apa efek samping bila manusia biasa memakannya? Kulitnya bisa digunakan sebagai pakaian bahkan armor.Barata tenggelam dalam pikirannya sendiri tentang mayat monster di sekitarnya ini. Dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan dengan mayat-mayat ini. Dia juga khawatir bila meninggalkan mayat-mayat ini akan memiliki risiko yang tinggi. Tentu saja, dengan banyak kemungkinan ini, Barata tidak langsung mengambil keputusan, tapi memikirkannya terlebih dahulu.Sembari berpikir dan berjalan menuju ke Lembah Iblis, Barata memperhatikan sekitarnya. Dia juga memikirkan bagaimana
Read more
Kembali Ke Lembah Iblis II
Barata memperhatikan para pengungsi yang mulai bertahan di posisinya, dan bersiap-siap untuk bertarung melawan para zombie yang bergerak dengan gerakan menakutkan. Wajah para zombie begitu intimidatif dan membuat orang-orang yang melihatnya menjadi merinding.Gigi-giginya terlihat jelas dengan air liur yang bercampur dengan darah menetes dari sela-sela gigi serta mulutnya. Selain itu, mereka bergerak dalam posisi yang tidak nyaman untuk dilihat, tapi kecepatannya relatif tinggi. Mereka terus mendekat, dan tekanan yang para zombie bawa begitu besar hingga membuat para pengungsi menjadi gemetar.Barata muncul dengan aura yang terpancar, meskipun wajah serta posisi tubuhnya menunjukkan postur kelelahan. Namun, dia tidak begitu merasakan lelah serta sakit yang masih menderu-deru di dalam dirinya. Barata sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, dan saat ini, dia juga menemukan kesempatan lainnya. Jadi, dia tidak merasakan semua rasa itu.Langka
Read more
PREV
123456
...
29
DMCA.com Protection Status