All Chapters of Era Baru: Chapter 31 - Chapter 40
284 Chapters
Pertempuran Para Penyintas I
Barata melihat para pejuangnya membawa gerobak yang berisi peralatan, senjata, dan juga bahan pangan. Ketika dia melihat para pejuang membawa peralatan tersebut, dia merasa cukup senang karena ini adalah sebuah kemajuan untuk perkumpulannya. Situasi perkumpulannya cukup buruk karena kekurangan orang ataupun peralatan dan persenjataan.Maka dari itu, di saat dia melihat para pejuangnya membawa satu gerobak yang penuh dengan peralatan, persenjataan, dan bahan pangan. Dia benar-benar merasa senang. Barata segera memerintahkan para pejuang untuk membawa keluar jarahan mereka, dan dia juga bergegas mendekati Sopo Barungan yang duduk sambil merenung.“Bagaimana? Apa kau menerima tawaranku?” tanya Barat pada Sopo Barungan yang termenung.Dia tidak ingin berada di tempat itu terlalu lama karena dia merasa itu bukan hal yang bijak. Dengan kebisingan yang dia buat beberapa saat lalu, sudah sewajarnya bila ada monster ataupun zombie yang datan
Read more
Pertempuran Para Penyintas II
Barata merasakan udara di sekitarnya berubah menjadi lebih padat dan berat. Bau darah yang tersebar di udara benar-benar tercium dengan mudahnya, dan hal itu menandakan bila ada sebuah pertempuran di dekat lokasi tersebut. Barata mencoba untuk tetap tenang selagi dia memperhatikan keadaan di sekitarnya. Dia juga menitikberatkan pandangan matanya pada satu titik.“Tetap waspada, dan jangan bertindak terlalu jauh. Kalian harus bersiap untuk menghadapi lawan yang benar-benar menakutkan ini. Aku tidak tahu apakah kedua kelompok ini bertarung karena mereka berselisih paham atau memang ada tujuan tertentu yang hendak mereka raih. Satu hal lagi, kita juga tidak tahu apakah mereka memiliki seorang Kontraktor atau tidak.”“Sopo Barungan, kau akan menjadi salah satu kunci dari pertempuran ini karena aku percaya ini adalah panggung yang khusus di siapkan untuk dirimu. Pikirkan saja, mengapa kita akan melihat sebuah peristiwa semacam ini dan di
Read more
Menyerah
Pertempuran pun menjadi semakin sengit setelah Barata mengucapkan kata-kata tersebut. Dia tidak memberikan kemudahan pada para pejuangnya, dan dia memberikan tekanan yang hebat pada mereka. Alhasil, semua itu menjadi menakutkan. Siapapun yang ada di sana pasti bisa merasakan tekanan yang dia keluarkan. Barata mengawasi pertempuran dengan tenang, dan mengamati seluruh situasi sambil memperhitungkan persentase kemenangannya. “Mereka bukan orang-orang biasa. Kedua orang yang memimpin orang-orang ini memiliki pengalaman yang tidak sedikit. Mereka sudah sangat terbiasa dengan pertarungan, dan darah bukan sesuatu yang asing untuk mereka. Tampaknya, mereka adalah mantan perampok atau penyamun. Ini akan menjadi pengalaman yang bagus untuk Supono dan dua pria lainnya. Sopo Barungan juga bisa merasakan sebuah tanggung jawab,” gumam Barata.Tangannya tak pernah berhenti mengayunkan parangnya. Dengan bilah yang tumpul, dia terus membuat orang-orang
Read more
Membawa Para Pengungsi I
Sopo Barungan melaksanakan tugas yang Barata berikan dengan baik. Dia sama sekali tidak menunjukkan ketidakbecusan dalam menyelesaikan tugasnya, melainkan dia melakukannya dengan sempurna. Anak panah di tangannya telah merenggut banyak nyawa hari ini, dan dia sama sekali tidak merasa bersalah atas tindakannya itu.“Kau melakukannya dengan sangat baik, Sopo Barungan. Mereka akan tahu bila keputusan mereka untuk menyerah ialah keputusan yang terbaik. Saat ini, kita membutuhkan banyak tenaga di berbagai bidang. Mereka bisa menjadi bantuan yang sangat baik. Tidak mungkin untukku membunuh mereka semua karena mereka adalah salah satu sumber daya yang sangat kita perlukan,” ucap Barata saat dia menepuk pundak Sopo Barungan.Barata mengerti betul akan nafsu membunuh Sopo Barungan yang masih sangat tinggi. Dia tahu bila adrenalin seseorang tidak akan menurun setelah berhenti membunuh, malahan adrenalinnya akan bertambah. Hal ini sedang terjadi pada Sopo
Read more
Membawa Para Pengungsi II
Perjalanan tak berlangsung lama, dan mereka tiba di sebuah area yang cukup tertutup serta memiliki beberapa pertahanan dasar, meski hanya kayu-kayu ringan yang dibuat mirip seperti pagar. Pada waktu mereka tiba di sana, Barata tak melihat banyak aktivitas. Namun, dia melihat ada banyak orang yang menempati area tersebut karena dia melihat ada banyak jejak kaki di area tersebut.“Sopo Barungan, Supono, Surip, dan kalian semua harus tetap waspada. Kita tidak tahu apakah tempat ini aman atau tidak. Mungkin saja tempat ini tidak lagi di tempati oleh orang-orang melainkan ditempati monster ataupun zombi. Meski ini hanya sebuah kemungkinan, tetap saja kita perlu berhati-hati dan waspada. Demi keberlangsungan hidup kita sendiri, kita tidak bisa bertindak gegabah atau kita akan terjebak dalam situasi yang sangat buruk,” ucap Barata dengan suara yang pelan.Sopo Barungan, Supono, Surip, dan yang lainnya mengangguk. Mereka merasa bila apa yang dikatakan B
Read more
Membawa Para Pengungsi III
Barata tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam kepuasan. Meskipun dia sudah melihat orang-orang yang menempati area tersebut keluar. Dia sama sekali tidak merasa senang karena dia melihat mereka keluar dengan perasaan yang tak terkatakan. Entah mengapa, dia merasa seperti mereka sedang berada di bawah sebuah ancaman. Awalnya dia pikir hal ini terjadi karena dirinya, tapi setelah dia memperhatikannya lebih teliti lagi. Barata merasa bila mereka bersikap seperti ini karena mereka berada dalam tekanan.Dia tak memberitahu yang lain, dan tetap beranjak masuk ke dalam area itu dengan tenang. Tak ada kegugupan di matanya, bahkan dia merasakan ketenangan sewaktu dia mendekati beberapa orang di sana. Memang dia tenang, tapi Supono dan Surip benar-benar tegang karena mereka merasakan tekanan yang tak terlihat dari beberapa titik.Supono melangkah ke samping dan mendekati Surip lalu dia membisikkan beberapa hal. Dalam bisikan itu, dia berkata, “Surip, apa kau
Read more
Kembali
Tindakan Barata terbilang cepat dan mengejutkan. Mereka yang melihat tindakan Barata pun tidak bisa tidak merasa ngeri. Kepala yang menggelinding di bawah kaki Barata sudah menunjukkan betapa kejam dirinya. Barata menatap semua orang, dan dia memberikan sebuah senyum yang tak biasa terutama pada orang-orang yang menyerah padanya ataupun pada mereka yang masih memiliki keinginan untuk membuat masalah. Mereka tidak berpindah dari posisinya setelah merasakan tatapan Barata yang cukup dingin dan tajam. Sopo Barungan, Surip, dan Supono juga tak melakukan banyak hal setelah mereka menyelesaikan pertarungannya. Mereka hanya menunggu instruksi yang akan diberikan oleh Barata. Selain perintah dari Barata, mereka tidak akan beranjak dari tempatnya. Mereka benar-benar menunjukkan sebuah kedisiplinan yang tinggi. “Biarkan mereka bertemu dengan keluarganya. Tugas kalian hanya mengambil alih senjata mereka, menjarah sumber daya di sini dalam bentuk apapun. Lantas, kalian j
Read more
Perubahan di Lembah Kehidupan
Barata dan Sopo Barungan menyudahi tindakan itu sehingga kecanggungan yang sebelumnya ada tersapu oleh angin. Barata segera membawa mereka menuju ke area Gua atau area tempat tinggal Perkumpulan Lembah Kehidupan. Saat mereka berjalan menyusuri hutan kecil di dalam lembah itu, Barata melihat beberapa titik atau spot yang cocok untuk dijadikan sebagai area pemantauan di mana di tempat itu pantas untuk dibangun sebuah menara pemanah.Pandangan matanya terus beralih dari satu area ke area lainnya saat mereka berjalan menuju ke Gua. Barata mencoba untuk memindai kembali seluruh area Lembah Kehidupan, terutama lokasi yang berada dekat dengan Gua. Dengan temuannya beberapa waktu lalu, dia merasa bila situasi di permukaan tidak akan sebaik beberapa saat lalu. Jadi, dia perlu memastikan keamanan seluruh wilayahnya dengan benar sebelum memutuskan untuk kembali ke permukaan.“Barungan, aku membutuhkanmu untuk melatih beberapa pria agar mereka menjadi seorang pem
Read more
Pembagian Tugas
Ketika dia berada di dalam gua, Barata mulai menulis beberapa idenya yang masih belum bisa dia realisasikan termasuk hukum yang akan dia gunakan. Dia menulis semua itu cukup lama dan Bowo yang mana seseorang yang berada di posisi penting menungguinya. Barata juga merasakan kehadirannya, tapi dia tak memedulikannya karena seluruh konsentrasinya berada pada buku yang ada di depan matanya.Setelah beberapa jam berlalu, Barata mengarahkan pandangan matanya pada Bowo yang berada di sekitarnya sekaligus Sopo Barungan yang kebetulan masuk ke dalam Gua setelah selesai memilih pria-pria yang akan dia latih menjadi seorang pemanah. Barata sama sekali tidak merasa buruk setelah berkutat dengan buku di depannya selama berjam-jam. Dia malah merasa segar dan pikirannya terbuka. Barata melemaskan kedua bahunya sebelum meminta kedua orang itu duduk.“Seperti yang kalian lihat, aku sedang merumuskan beberapa hal terkait dengan keadaan di tempat ini. Selain kita
Read more
Memulai
Mereka bertiga segera meninggalkan area gua, dan mereka memindai area di sekitar gua untuk mencari lokasi atau area yang cocok untuk dijadikan tempat latihan bagi para pria yang terpilih. Barata memfokuskan seluruh energinya untuk membangun tempat ini menjadi lebih layak untuk ditempati dan dia juga harus memikirkan keamanan dari wilayah ini. Sebuah pertahanan kokoh akan menghasilkan sebuah tempat yang aman.Barata sangat meyakini satu hal, yakni kekuatan terbaik bukanlah kekuatan yang terlihat mata melainkan kekuatan yang tak kasat mata. Dia ingin memberikan hal itu pada mereka yang mengikutinya, sehingga dia memikirkan sebuah pertahanan yang kokoh dan sulit tertembus sebelum membangun sebuah pemukiman. Satu demi satu hal perlu dia lakukan untuk memberikan rasa aman pada mereka, dan dia melakukannya mulai dari saat ini.Sopo Barungan melihat ada beberapa area yang cukup lapang dan luas. Area semacam itu sangatlah cocok untuk digunakan sebagai tempat latiha
Read more
PREV
123456
...
29
DMCA.com Protection Status