All Chapters of Superhero, Inc. (Bahasa Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
30 Chapters
Teen War
Orang-orang berlarian ke luar mall. Aku mengikuti mereka. Heboh. Orang-orang berteriak histeris. Aku celingak-celinguk mencari batang hidung mungil Raia, cewek yang aku kencani.Lalu aku melihat seorang penjahat super yang menyandera warga sipil. Penjahat super dari golongan remaja. Makin banyak saja remaja yang terjerumus pergaulan bebas.Sesaat kemudian, tiba-tiba ada salju. Anak-anak girang mendapati salju turun dari langit. Apalagi ini salju betulan, bukan sterefoam yang diparut oleh tim kreatif suatu acara tivi.Datanglah Four Seasons. Lengkap dengan jubah warna ungunya yang berkibar-kibar.“Lepaskan dia!” seru Four kepada si remaja salah gaul.“Ah, padahal aku mengharapkan superhero lain yang datang,” keluh si remaja salah gaul sambil mendorong bebas sanderanya. Kebetulan sanderanya cantik seperti Sandra Dewi.Four langsung menodongkan pistol kejut kepada si remaja salah gaul. Sejurus kemudian, si remaja sa
Read more
Four Seasons
Di saat aku dikurung di gudang, tanpa menunggu aku mengalami puber kedua, Four Seasons dan Jump Scare datang dengan berteleportasi. Aku langsung menerbitkan senyum sumringah melihat sosok dua superhero cakep itu. Kalau begitu, aku tak perlu gebrak-gebrak pintu minta dikeluarkan.“Jika kau bertanya kenapa kami bisa tahu tempatmu disekap, tanyakan padanya,” ucap Jump Scare mempersilahkanku bertanya pada Four.Four tampak pusing sesaat setelah diajak berteleportasi. Tapi karena wajahku seolah menagih jawaban, Four angkat bicara.“Yah, sewaktu menyerang Rocket Skater dengan badai salju di depan mall tadi, aku sempat menanamkan benda ini di keningnya,” terang Four Seasons sembari memamerkan benda seukuran tahi lalat komikus Tahilalats Nurfadli Mursyid. “Benda ini bisa menempel di bagian tubuh manusia seperti tahi lalat. Dan aku bisa melacak keberadaan manusia tersebut melalui aplikasi di ponsel pintarku.”“Oke. I see,&
Read more
Twist
Raia adalah jawaban dari plobemaku bersama Nona. Raia bisa sedikit mengalihkan perhatianku dari ‘mengganggu’ Nona. Skripsi? Sama sekali tidak membantu. Yang ada aku jadi angin-anginan dalam menggarap skripsi sejak putus dengan Nona.Ceritaku bersama Raia bermula ketika teman kampusku yang bernama Bimo mengenalkan Raia kepadaku. Kebetulan aku dan Bimo dapat dosen pembimbing yang sama. Saat menunggu giliran bimbingan, kami selalu menyisihkan waktu untuk curhat. Boy talks lah istilah kerennya.“Nih, add temen gue, Bro. Mumpung masih jomblo. Mantannya nggak ada yang ganteng kok. Jadi, lo bisa sedikit pede pas pedekate,” ucap Bimo kala itu.Terpampanglah sebuah profil Facebook dengan nama Raia Tamara. Dan aku tertarik melihat foto profil Raia yang manyun-manyun manja khas pose anak muda.Dikompori Bimo, aku semang
Read more
Twister
Aku melihat Nona dalam wujud Miss Cloudy, tampak marah. Sampai dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Sehingga kekuatannya yang mengendalikan dirinya. Pohon di sebelahku pun jadi sasaran petir nyasar dari awan olahannya. Untung, meleset. Kalau sampai tersambar, bisa gosong badanku.Kemudian Nona berjalan pergi dengan hidung kembang-kempis seperti banteng ngamuk. Aku pun buru-buru minta izin ke belakang kepada Raia yang sedang sibuk memadamkan pohon yang terbakar karena tersambar petir.“Aneh. Tiba-tiba ada petir di siang bolong,” kata Raia sambil mendatangkan musim dingin di sekitar kami. Hujan turun memadamkan api pada pohon yang terbakar.“Oh ya, aku permisi ke belakang sebentar ya.” Kataku sebelum ngacir.Aku mengejar Nona yang berjalan menuju toilet. Sebelum masuk toilet cewek, aku mencegahnya.“Tunggu, Nona!” panggilku membuatnya berhenti, lalu berbalik ke arahku.“Jangan panggil nama itu, bo
Read more
Library of Love
Sebelum mendapat order dari masyarakat yang butuh pertolongan, aku memutuskan cuti. Sebab untuk 24 jam ke depan, aku tidak mau diganggu. Kini aku mengetik surat permohonan cuti di komputer kantor. Ketika aku tekan tombol print, Budak Getah nongol.“Kita harus segera melakukan penyerangan ke Evil Factory,” ujar Budak Getah sambil memijat-mijat bahuku. Pasti ada maunya.“Buat?” tanyaku sambil menanda-tangani surat permohonan cuti.“Ya buat ngambil kekuatan Jump Scare lagi,” jawab Budak Getah.“Benar juga sih. Tapi sebelum itu, aku mau ambil cuti dulu.” Aku menunjukkannya surat permohonan cuti tepat di mukanya yang bulat seperti tempayan.“Kamu mau kemana?” tanya Budak Getah.“Aku juga belum tahu. Tapi aku perlu menenangkan diri dan menyelesaikan masalahku di luar kasus-kasus di Superhero Inc,” jawabku dengan nada tenang.“Tapi kasus Jump Scare ini termasuk gaw
Read more
Opera
Aku sudah tidak bisa berpikir jernih di kondisi seperti ini. Dari mana Raia tahu jika aku menemui Nona? Ini rumit sekali. Aku mengalihkan pandangan dari jendela ke wajah Nona yang bertanya-tanya.“Yang barusan itu Four Seasons, kan?” tanya Nona.Aku mengangguk dengan senyum kecut.“Kejar,” saran Nona. “Jangan membuat cewek salah paham lagi.”“Tapi…” Hatiku seakan masih ingin tinggal di dekat Nona. Aku sama sekali tidak ingin beranjak pergi.“Ayo, jadilah lelaki. Kamu harus bertanggung-jawab,” ucap Nona sambil mendorong badanku keluar perpus.Aku membatu.“Apa perlu aku pinjami kamu payungku? Biar kamu bisa terbang untuk mengejar dia?” Nona menyodorkan payung andalannya.“Oke, oke. Aku akan kejar dia.” Kataku akhirnya. “Tapi kita masih bisa berteman, kan?”“Tentu saja.” Nona tersenyum.Entah kenapa, No
Read more
Soul Exchange
Selesai bimbingan skripsi, aku nongkrong sambil minum teh botol di depan sebuah halte. Aku menyaksikan sebuah mobil tua tidak sengaja menyenggol spion mobil mewah. Yang punya mobil mewah langsung keluar. Seorang mas-mas berbadan gede bak binaragawan. Aku yakin mas-mas ini bisa menggoyangkan dadanya seperti Agung Hercules.“Keluar kamu! Bisa nyetir nggak sih?” Mas-mas binaragawan marah besar sambil mengetuk kaca mobil tua yang sempat menyenggol mobilnya.Yang keluar adalah seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun. Matanya sayu. Punggungnya bungkuk. Rambutnya gondrong warna cokelat model belah tengah. Dia memakai headphone segede gaban.“Ganti spion gue!” ucap mas-mas binaragawan sambil menarik kerah si mata sayu.Si mata sayu hanya diam saja ditindas begitu. Aku jadi tidak tega melihatnya.
Read more
Sly Plan
Aku mengeluarkan katapel dari tas. Gadget yang lupa dipakai Mas Andre yang kini jadi Super Plant. Lalu aku ambil sebiji permen dari dashboard mobil. Aku menyipitkan mata ketika membidik Mas Andre yang cekikikan di pohon jambu monyet. Mas Andre siap-siap mau lompat ke pohon berikutnya.Dengan kekuatan dan kecepatan berlipat, melesatlah biji permen bening itu ke arah Mas Andre. Permen itu tepat mengenai jidatnya. Meledak.“Alamak!” ucap Mas Andre yang kehilangan keseimbangan ketika terpleset batang bohon.Mas Andre jatuh dari pohon dan tak sadarkan diri. Dengan badan gedeku, aku bopong Mas Andre masuk ke dalam gedung Superhero Inc. Satpam langsung membukakan pintu ketika aku mengatakan ingin bertemu Rock Ice.***Aku masuk ke ruangan Rock Ice dengan membawa tubuh Super Plant gadungan yang ta
Read more
Soul and The Collector
Ternyata minimarket yang menjadi tempat nongkrong Soul dan The Collector adalah tempat kerjaku dulu. Tapi teman-teman kerjaku tidak akan mengenaliku sebab aku sekarang terjebak dalam badan berotot. Selain itu, aku juga memakai jenggot palsu, kacamata hitam dan topi koboi. Aku sengaja memakai penyamaran ini agar The Collector tidak mengenali wujud Mas Andre yang kini aku rasuki.“Bang, beli kebab. Dikasih keju sama telor dua biji. Nggak pakai acar, nggak pakai sambel,” pesan The Collector.“Siap, Mas!” jawab penjual kebab seraya meracik bahan-bahan membuat kebab.“Tapi, ingat, aku tidak akan bayar. Sebab aku ini penjahat,” kata The Collector menghentikan senyum di wajah penjual kebab.Posisiku saat ini di balik gerobak tahu pedas untuk bersembunyi. Aku bersembunyi bersama tukang parkir. Aku gemas d
Read more
Gloomy Weather
“Kazam!” teriak Jump Scare. “Super Plant, awas!”Bersama dengan kemunculan seseorang bernama Kazam, tiga orang lainnya menyerang Budak Getah, Jump Scare dan Rock Ice secara bersamaan. Orang-orang di sekitar minimarket pun kabur menyelamatkan diri. Tersisa lahan parkir kosong sebagai arena pertempuran.---“Kamu lawanku, Super Plant. Biarkan teman-temanmu melawan anak buahku!” Kazam membanting tubuhku dengan satu tangannya.Aku yang tersungkur, buru-buru melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tanaman rambat dari tangan. Tanaman itu melesat hebat ke arah Kazam. Namun Kazam bisa menangkapnya dan membuatnya mendadak layu.Kekuatan macam apa itu?“Dua temanku itu memang bodoh. Tapi aku tidak!” ucap Kazam sambil menunjuk ke arah Soul dan The Collector yang ma
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status