All Chapters of LOVE & DESTINY: Chapter 61 - Chapter 70
75 Chapters
Kamu Dimana?
Di Jakarta…‘TING! TONG!’            Mikaela berulang kali menekan bel apartemen Willy. Dia baru saja dari Gereja dan tidak mendapati keberadaan Willy disana. Akhirnya, wanita itu mendatangi apartemen Willy tapi sepertinya tidak seorang pun di dalam. Sudah hampir setengah jam menekan bel tapi tidak ada jawaban. Pintu sama sekali tidak terbuka. Mikaela masih belum menyerah! Dia berulang kali menghubungi Willy namun tidak diangkat.“Willy, kamu ada dimana? Kenapa kamu seperti menghindar dariku?” tanya Mikaela karena benar-benar merasa bingung.“Mikaela, apa William ada disini?” tanya Marcel yang menyusuli istrinya kemari.“Tidak ada! Bagaimana aku bisa menemukannya, Marcel? Dia ada dimana? Aku juga terkejut mengetahui dari asistenku kalau dia sudah menyerahkan surat pengunduran diri dua Minggu yang lalu. Kita terlalu sibuk sampai tidak tahu bagaim
Read more
Rasa Iri
Mansion Buana            Di pagi hari yang cerah, keluarga Buana kini sedang berkumpul untuk sarapan. Semua anggota keluarga lengkap, kecuali Marcel dan keluarganya. Entah kenapa, keadaan mansion besar menjadi sepi semenjak Marcel dan Mikaela benar-benar memutuskan untuk hidup mandiri tanpa mereka. Ya, walaupun sudah menikah dengan Michael, masih ada rasa iri di hati Michelle. Dia merasa seperti sampah yang dibuang oleh Marcel lalu dipungut oleh Michael.            Memang, Michael sangat mencintainya. Dia ingin bahagia dengan kebahagiaan Marcel bersama keluarganya, tapi tetap saja tidak bisa. Dia memang memiliki perasaan yang lembut, tapi ketidakadilan yang dia rasakan membuatnya berubah. Dia ingin menguasai segalanya dan tidak rela Mikaela benar-benar bahagia.“Pa, apa posisiku hanya sebatas General Manager di Perusahaan? Kenapa papa tidak memba
Read more
Ingin Menghancurkan
Perusahaan Buana“Jadi ini kamu yang masak?” tanya Marcel menerima bekal yang dibawakan istrinya. Ya, kebetulan Mikaela mengatur jadwal hanya setengah hari di Kampus.“Ayo cicip! Aku membuatnya selama berjam-jam, lho!” suruh Mikaela menyodorkan bekal yang dia masak sendiri kepada suaminya. Bentuknya terlihat cantik dan rapi. Marcel yakin Mikaela membuatnya dengan sepenuh hati. Marcel tersenyum lalu mengambil sesendok makanan itu. Dia langsung memasukkannya ke mulutnya dan mengunyahnya.‘Astaga! Kenapa rasanya bisa begini?’ pikir Marcel sambil dengan terpaksa mengunyah makanan yang sudah masuk ke mulutnya itu.“Gimana? Enak tidak? Aku lihat resepnya di internet, lho!” tanya Mikaela penasaran dengan pendapat Marcel soal masakannya.“Kamu kalau masak tidak dicicipi dulu, ya?” tanya Marcel balik.“Enggak, aku mau kamu jadi yang pertama memakan masakan buatanku sendiri! Eh, Willy t
Read more
Konspirasi di Mulai
Perusahaan Buana            Michael mendatangi ruangan Direktur sambil membawa beberapa berkas untuk menyerahkan kekuasaan untuk dirinya. Marcel sangat terkejut ternyata adiknya bertindak sangat terburu-buru seperti ini.“Cepat tanda tangani! Kau memang akan melakukan apapun buatku kan, kakak?” suruh Michael hanya dibalas tatapan heran oleh Marcel.“Kakak harap kamu bisa menjaga Perusahaan ini dengan baik. Semua ini memang diberikan papa kepadaku, tapi kamu juga punya hak. Tapi Mike, apa setelah ini kamu sudah puas?” tanya Marcel sebelum menandatangani surat-surat itu.“Puas, ya? Aku tidak tahu, tapi kepuasanku yang sebenarnya adalah ketika aku mengambil semua yang kau miliki. Karena sedari kecil, kau memiliki apa yang tidak kumiliki. Kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarga Buana adalah milikmu dulu. Tapi sekarang, aku akan mengambil semua harta ini buatku.&rdqu
Read more
Ingin Membalas
Di taman…            Mikaela sudah menunggu cukup lama hari ini. Lagi-lagi Willy tidak datang kesini. Wanita itu kemudian menghela napasnya lalu berdiri. Dia akan pulang dan akan datang besoknya lagi. Dia selalu berharap bahwa Willy akan memang kembali padanya. Tiba-tiba, dua orang pria menahan tangan kanan dan kirinya.“Siapa kalian?” tanya Mikaela dengan nada agak berteriak. Tentu saja dia tak diam saja. Dia berusaha melepaskan diri dengan melawan dua pria itu.“Kau pikir kau hebat?” mereka langsung menarik paksa wanita itu untuk mengikuti mereka ke mobil. Yang satunya juga membekap Mikaela dan dengan cepat membawa pergi wanita itu dari taman. Tapi seseorang melihat apa yang mereka lakukan terhadap wanita itu lalu mengikuti mereka.“Astaga nona! Kau ini cantik sekali ternyata! Si bos ada urusan apa denganmu ya?” ujar salah satu preman itu sambil memandangi
Read more
Menyadarkan
“Apa yang kau rencanakan?” tanya Willy dengan nada menyidik. Michelle hanya tersenyum meremehkan kepada Willy,”Apa yang bisa kau lakukan? Terserah aku, dong? Memangnya kamu mau apa, William?”.            Willy tak habis pikir bagaimana bisa Michelle berpikir untuk menyakiti Mikaela. Maka dia menyudutkan Michelle sambil mencengkram kedua sisi bahu wanita itu.“Padahal menurutku kau adalah orang baik, kau menolong seseorang yang bahkan tidak kau kenali. Tapi kenapa kau sekejam ini padanya? Apa yang dia lakukan padamu?” Willy masih tak terima dengan perlakuan Michelle pada Mikaela.“Dia merebut suamiku!” jawab Michelle dengan keras tapi Willy dapat melihat kesedihan dimata wanita itu.“Dia tidak melakukan itu, nona Michelle. Bukannya Marcel sendiri yang memilih untuk bertanggung jawab atas kesalahannya kepada Cassie maksudku Mikaela? Kamu sedih saat orang tuamu meninggalkan dirimu, apa tidak bisa kamu b
Read more
Menolong Mikaela
Di gudang penyekapan…‘Buaghhh!!’“Arrgghh!” teriak preman itu ketika Willy menghajarnya.“Dimana bu Michelle, ya?” gumam salah seorang preman ketika sadar tidak ada Michelle disini.“Jangan melamun!” ucap Willy langsung menendang keras perut preman itu. Mereka ternyata tidak sedikit. Ada sekitar delapan orang, yang bermunculan hingga saat ini.‘Ajaib sekali aku bisa menggerakkan tubuhku dengan ringan seperti ini? Apa ini mukjizat-Mu? Kalau pun aku mati setelah ini, aku ikhlas ya Tuhan! Karena aku bisa melindungi Cassie-ku.’ Batin Willy sambil konsenterasi menghajar para preman itu dengan heroik.            Setelah beberapa belas menit menghajar mereka, Willy meregangkan otot-ototnya karena erasa agak bugar. Dengan cepat, dia langsung membuka pintu tempat dimana Mikaela disekap. Dia agak kesulitan karena tidak ada kuncinya.“Dimana kalian menaruh kuncinya?” tanya Willy pada para
Read more
Tidak Mati Sendirian
Mikaela terus menatap nanar pada Willy yang sudah tak berdaya dihadapannya. Dia tidak menyangka bahwa Willy harus terluka bahkan dihabisi di depan matanya. Perlahan, Mikaela menyentuh wajah pria itu yang penuh dengan darah. Tatapannya masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Pria itu memang sudah tidak sadar sama sekali.“Dia sudah mati! Sial sekali ya, dia berusaha melindungi istri orang dan malah mati.” Ejek Raymond sambil berjalan mendekati Mikaela. Sedangkan wanita itu menghapus air matanya tanpa peduli jika tangannya kini berlumuran darah Willy. Wajahnya pun jadi ikut terkena darah pria itu.“Sekarang hanya tinggal kita disini. Masih berharap Marcel datang?” tanya Raymond dengan kini sudah berjongkok tepat dihadapan Mikaela.‘Willy? Benarkah kau sudah pergi?’ batin Mikaela bertanya-tanya lalu mendongak untuk membalas tatapan Raymond. Saat melihat wajah Mikaela yang sudah pucat dan berlumuran darah, otomatis pria itu a
Read more
Kehilangan Cinta Pertama
Rumah Sakit            Mikaela kini langsung berlari ke arah IGD dimana Willy dibawa oleh para dokter. Dia ingin masuk, tetapi tak diperbolehkan karena dokter tengah melakukan operasi. Mikaela terus-menerus melihat Willy dari pintu kaca sambil menangis. Perasaannya begitu hancur saat melihat Willy badi begini karena menyelamatkan dirinya.            Marcel benar-benar terluka melihat istrinya terpuruk saat ini. Dia langsung meraih Mikaela dan memeluk wanita itu. Wanita itu masih terus menangis dalam pelukannya. Marcel tahu kalau Mikaela memang pasti akan sangat  terluka jika melihat Willy jadi tak berdaya, apalagi kemungkinan wanita itu melihat semua kejadiannya di depan matanya.“Mikaela, kumohon tenanglah!” Marcel berusaha menenangkan Mikaela sambil mengelus-elus punggung wanita itu.“Hiks! A-aku yang menyebabkannya hiks
Read more
Duka Mikaela
Di Pemakaman            Mikaela masih saja terduduk disamping makam Willy dan tidak mau bergerak dari nisannya. Semua orang sudah pergi, tapi dia masih disitu bersama Marcel. Suaminya tak lelah terus menemaninya disini. Wanita itu jelas masih berduka karena kepergian sosok yang sangat penting dalam hidupnya.“Mikaela, kita pulang dulu, ya! Kamu belum makan dua hari ini. Sejak di rumah sakit sampai saat ini kamu hanya meminum air. Kamu bisa sakit.” Bujuk Marcel pada Mikaela. Wanita itu malah menggeleng dengan wajahnya yang masih pucat. Dia masih bersandar sambil memandangi wajah Willy yang tersenyum di foto.“Selena juga sangat merindukanmu, ini juga sudah mau hujan, kita pulang dan besok kemari lagi.” Marcel masih belum menyerah.“Kamu pulang saja dulu Marcel. Sampaikan permintaan maafku pada Selena. Aku masih mau disini. Aku tidak peduli jika hujan, aku masih ingin disi
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status