All Chapters of LOVE & DESTINY: Chapter 31 - Chapter 40
75 Chapters
Kebenaran yang Terungkap
Setelah pulang mengurus pekerjaan dengan Michael, saat ini Michelle sedang menemui Nadya di rumah sakit biasa. Dia sudah menghubungi Marcel kalau mereka tidak bisa bertemu di basement. Jadi dia menyuruh Marcel langsung ke rumah sakit “Bagaimana Marcel? Apa hubungan kalian ada kemajuan?” tanya Nadya pada Michelle. “Tentu saja! Selama sebulan lebih dia mengabaikan istrinya. Aku sih gak masalah dia bersikap baik dengan putrinya. Sekarang tinggal masalah Michael!” jawab Michelle. “Aku tahu sejak awal Marcel itu memang sangat mencintaimu. Dia tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja, apalagi kamu sedang hamil walau bohongan sih.” ucap Nadya merasa rencananya berhasil menyatukan sahabatnya kembali dengan suaminya. “Thanks ya, karena kamu aku bisa punya harapan kembali dengan Mas Marcel. Tapi saat ini aku harus benar-benar berhati-hati sih.” ujar Michelle membuat Nadya mengerutkan keningnya. “Hati-hati kenapa?” Nadya ingin tahu. “Aku sedang d
Read more
Ciuman Perpisahan
Marcel melepas pelukan Michelle dan menatap dalam wanita itu. Wanita yang menjadi cinta pertamanya. Wanita yang dia perjuangkannya tanpa memedulikan omongan orang. Wanita yang mau menemaninya dalam keadaan apapun. Dia sadar kalau memang dia sangat mencintai Michelle. Tapi saat ini, perasaan itu sudah terkikis perlahan karena keadaan. Michael sang adik yang sangat dia sayangi ternyata mencintai wanita ini. Ada juga Selena yang adalah putri kandungnya juga ibunya, Mikaela. Mereka berdua mengalami ketidakadilan selama bertahun-tahun karena keegoisannya. ‘Semua ini memang harus berakhir.’ pikir Marcel lalu meraih wajah Michelle. Pria itu mempertemukan bibir mereka dan berciuman untuk yang terakhir kalinya. Tanpa sadar, ada dua orang yang tengah melihat mereka dengan tatapan terluka. ‘JDERRR!!!’ suara petir menjadi tanda awal masalah besar yang akan hadir. Beberapa saat yang lalu… “Mikaela, kamu sudah pulang? Mama baru saja mengurus Kartu Kelu
Read more
Hubungan yang Dingin
            Paginya, Mikaela bersiap untuk pergi ke kampus sembari menyiapkan Selena. Dia tidak tahu kenapa Marcel sepagi ini dan juga tidak mau tahu. Entah kenapa, rasanya agak sepi saat tidak ada yang lain disini. “Astaga! Tidak ada persediaan makanan apapun disini! Aku pesan aja deh.” gumam Mikaela kesal saat melihat di dapur sama sekali tidak ada persediaan makanan. Ya jelas saja sih, apartemen itu kosong selam tiga tahun. Dan memang, apartemen besar ini atas nama Marcel yang merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke-20.  Tak lama, Mikaela mendengar suara bel apartemen berbunyi. Tentu saja atensinya teralihan sehingga dia beranjak kesana. “Maaf, saya tadi membeli sarapan untuk kita. Nanti saya akan belanja dan mempekerjakan beberapa pelayan disini.” jelas Marcel sambil menenteng sebuah kantung makanan lalu masuk ke dalam. Wanita itu diam saja dan mengabaikan Marcel. Dia sama sekali tidak peduli mau ada mak
Read more
Kesalahpahaman
Universitas Esa Unggul             Marcel saat ini sedang berada diparkiran kampus. Dia sengaja menunggu Mikaela disini karena masih ingin meminta kesempatan pada wanita itu. Marcel tidak akan pernah menyerah sebelum dia menyelesaikan semuanya. Itu adalah prinsip hidupnya. Tak lama, dia melihat Mikaela keluar dari kampus dan dengan cepat dia menghampiri wanita itu. “Mikaela!” panggilnya. Tentu saja, wanita itu terbelalak melihat kehadirannya saat ini. Tapi wanita itu malah buang muka dan terus berjalan menghindarinya. “Maafkan aku, Mikaela! Jangan seperti ini terus! Selena akan menjadi korban.” ujarnya lagi sambil mengejar wanita itu. Tapi Mikaela masih diam tidak mengacuhkannya. “Mikaela!” Marcel terpaksa menarik pergelangan tangan istrinya itu. Karena emosi, Mikaela langsung memutar dan memblok gerakan Marcel. Pria itu diam saja. Sebenarnya, dia bisa membalas karena serangan Mikaela bukan apa-ap
Read more
Ingin Meninggalkan Semua
Apartemen, Podomoro City Mikaela POV             Aku sangat kesal dengan sikap ayah yang menuduhku sepihak dan seakan-akan berpikir Marcel yang selama ini sabar menghadapiku. Aku yakin 100% kalau Marcel tidak akan pernah membuka kebusukannya didepan Papa. Dia berusaha sebaik mungkin membelaku tapi tanpa menyudutkan dirinya sendiri. “Huh, licik sekali!’ tentu saja aku kesal.             Sekarang aku tinggal mencari nomer apartemen Willy yang ada di lantai 25. Aku agak terkejut akan satu hal. Ternyata, saat ini kami adalah tetangga, karena kami berada di gedung yang berbeda. Aku tidak tahu apa yang ingin kulakuan saat ini, tapi yang pasti aku ingin bertemu dengan Willy. Hanya dialah yang mengerti diriku. Sesampainya didepan apartemennya, aku langsung menekan belnya. Tak butuh waktu lama menunggunya keluar dari dalam. “Cassie? Kamu sudah
Read more
Gugatan Mikaela
UNIVERSITAS ESA UNGGUL             Marcel kini berada di halaman parkiran kampus. Dia ingin masuk, tapi semua pintu masuk sudah ditutup. Tadi untuk masuk ke sini saja dia harus menyogok satpam. Bahkan dari luar terlihat tidak ada ruangan yang lampunya menyala. “Mikaela, kamu sebenarnya ada dimana? Tidak mungkin kamu disini! Apa saat ini kamu ada bersama… William?” gumam Marcel langsung tertuju pada Willy. Tapi sialnya, dia sama sekali tidak memiliki kontak Willy. “Akhh! Sial! Mikaela, apa kamu baik-baik saja saat ini? Aku sangat khawatir padamu!” Marcel merasa benar-benar khawatir akan keadaan Mikaela. Dia tentu saja merasa sangat berdosa pada wanita itu. Akhirnya, Marcel menghela napas lelah. “Mungkin kamu perlu menenangkan diriku dulu. Semoga kamu baik-baik saja Mikaela.” Marcel akhirnya memilih kembali ke apartemennya setelah berusaha mencari sang istri, ya walaupun tidak berhasil. Mans
Read more
Rasa tidak Ikhlas?
Marcel sudah kehabisan kesabaran karena Mikaela kunjung tak mau mengacuhkannya. Dia sengaja datang lagi ke kampus untuk menemui Mikaela. Mereka harus bicara karena dia tidak mau masalah ini terus menerus menghantui mereka. “Mikaela! Akhirnya kamu keluar juga! Kita harus bicara! Kamu kemana saja dari semalam?” ujar Marcel saat melihat Mikaela sudah keluar dari ruangannya. “Kenapa kau kemari? Kita tidak punya urusan apapun untuk dibicarakan, dan saya sibuk!” Mikaela lagi-lagi menghindari dirinya. Marcel langsung menahan dan membawa Mikaela ke dalam ruang kerja wanita itu supaya tidak ada yang mendengar perdebatan mereka. “Mikaela! Papa sangat berharap kita bisa bertahan demi Selena. Kamu jangan egois seperti ini. Saya merasa bersalah padamu! Jangan memikirkan dirimu sendiri sekarang!” ujar Marcel kesal dengan tingkah Mikaela saat ini. “Cukup ya, Marcel! Aku tidak mau menjadi aksesoris berjalan untuk memperbaiki pamormu. Kau takut disebut pria brengsek?
Read more
Perasaan yang Tersirat
“Mikaela! Apa yang kau lakukan disini?” suara Marcel tiba-tiba mengejutkan Mikaela. Walaupun samar, Mikaela tahu dengan jelas kalau itu adalah Marcel. Tentu saja Marcel tahu posisi wanita itu karena pelacak yang dia pasang pada handphone Mikaela. Marcel langsung terbang kesini tatkala tahu Mikaela berada ditempat seperti ini. “Marcel? Kau ngapain hik!” Mikaela malah nanya balik ketika Marcel kini sudah ada dihadapannya. “Kalian jangan jadikan ini tontonan! Bawa bajingan ini ke rumah sakit! Lagipula, luka itu sama sekali tak sepadan dengan tingkah brengsekmu. Pergilah!” ucap Marcel sambil menyerahkan banyak rupiah bernilai seratus ribu kearah pria yang kurang ajar tadi. “Hahahahahaha! Kau lucu Marcel hik! Kau bilang dia brengsek, memangnya kau disebut apa hik!” tawa Mikaela saat mendengar dan melihat cara Marcel memperlakukan pria yang sudah dia lumpuhkan tadi. “Ayo pulang!” Marcel kemudian menarik tangan Mikaela. “Gak mau!! Hik! Tolong
Read more
Ketenangan
            Beberapa hari berlalu begitu saja. Tetap saja Mikaela menghindari setiap Marcel mengajaknya berbicara. Wanita itu pergi sepagi mungkin dan pulang semalam mungkin, ya kadang gak pulang. Marcel masih memberinya waktu sebelum sidang pertama gugatan perceraian Minggu depan. Marcel tidak mau mengekangnya dulu dan membiarkannya sendiri untuk sementara waktu.            Marcel saat ini berada di Perusahaannya, akhir pekan terlewat begitu saja. Biasanya, mereka bersama Selena mencari waktu untuk keluarga. Tapi sayang, Adinata melarang baik Marcel atau pun Mikaela bertemu putri mereka. Adinata takut kalau mental Selena akan rusak mengetahui kenyataan kalau kedua orang tuanya ingin berpisah. Marcel kini sedang berdiskusi dengan pengacaranya untuk membahas soal mediasi.“Pak Marcel, saat mediasi nanti pastikan bapak bersikap benar-benar menyesali segala
Read more
Sesuatu yang Baru Terungkap
Mansion Djuanda             Mikaela datang bersama Willy ke mansion keluarganya. Dia kemudian masuk dan ternyata ayahnya sedang bermain dengan putrinya di ruang tamu. Saat melihat ibunya, Selena langsung berlari untuk memeluk Mikaela. “Mamaaa!!” teriak gadis kecil itu. Mikaela langsung berjongkok untuk menerima pelukan putrinya. Mikaela langsung memeluk erat Selena karena sudah berminggu-minggu dia tidak bertemu putri semata wayangnya itu. “Sayang… bagaimana kabarmu? Kamu makan dengan teratur? Opah, uncle dan aunty baik sama kamu?” tanya Mikaela bertubi-tubi pada Selena. “Baik kok ma! Dicini ada kak Steve dan Tasya. Celena cenang tapi lindu cama mama.” jawab Selena dibarengi kerinduan kepada sang ibu. Lalu, perhatian gadis kecil itu teralihkan kala melihat Willy yang berdiri disitu. “Om baik!” Dia melepas pelukan Mikaela dan berlari menuju Willy. Dengan senang hati, Willy langsung memeluk
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status