Semua Bab LOVE & DESTINY: Bab 21 - Bab 30
75 Bab
Kebohongan Michelle
Mereka bertiga sedang berkumpul di meja makan, tak lama Michael dan Michelle pulang setelah berjalan-jalan. “Baru sampai? Ayo makan malam.” ajak Marcel kepada mereka. Keduanya pun duduk sambil mengambil piring dan seperti biasa Michelle menyiapkan makanan Michael. “Kakak tahu? Kencan kami hari ini menyenangkan. Kami bertemu dengan teman-teman kuliah dulu. Walau akhirnya, Michelle malah sibuk dengan sahabat-sahabatnya. Padahal kemarin juga baru bertemu, bukan.” ujar Michael membuat Michelle terkejut. Dia tak menyangka Michael masih mengingat kebohongannya yang bilang kalau dia bertemu dengan teman-temannya beberapa hari lalu. Marcel dan Michelle bertatapan diam-diam mendengar ucapan Michael barusan. “Itu biasa, namanya juga wanita. Sekalinya berjumpa, banyak hal yang ingin diceritakan. Tapi sayangnya, sebagian besar sahabatku pada sibuk. Hanya satu yang ada di dekatku.” balas Mikaela mendengar ujaran Michael barusan. “ Maaf  ya Mike, kamu marah ya
Baca selengkapnya
Rasa Bimbang
Marcel POV                Aku masih terdiam disini. Aku merasa diriku tidak pantas menghadapi Mikaela. Aku tidak sanggup mengatakan bahwa aku meminta perceraian padanya. Hubungan kami baru saja dimulai. Kami sudah mulai menerima satu dengan yang lain, tapi aku tidak bisa mengabaikan Michelle dan anak kami di dalam kandungannya. Anak itu memiliki hak yang sama dengan Selena mendapatkan ayahnya. Tapi, jika aku dan Mikaela berpisah, Selena pasti tidak akan menganggapku ayahnya lagi.                Mungkin Mikaela akan sedikit kecewa, tapi menemukan cinta bukan hal sulit buatnya. Apalagi ada William disisinya, tapi aku tidak bisa membayangkan jika selena memanggil ‘Papa’ pada orang lain. Rasanya sangat sakit, tapi tidak mungkin aku bisa memenangkan hak asuh putriku. Aku akan kalah dari berbagai sisi. “Apa yang harus aku 
Baca selengkapnya
Perubahan Sikap
Semenjak hari itu, sikap Marcel benar –benar berubah. Dia mulai mengacuhkan Mikaela dan tidak mau mengatakan sepatah katapun pada wanita itu. Tentu saja, Mikaela penasaran akan apa yang sebenarnya dipikirkan suaminya itu. Tapi, dia berusaha mengerti perasaan Marcel dan memilih mengabaikan sikap pria itu. Saat ini, mereka berada dikamar dan masih diam satu sama lain. Di depan Selena, mereka terlihat harmonis, tapi mereka kembali lagi ke titik nol seperti pertama kali. “Aku tidak tahan lagi, Marcel! Jelaskan sesuatu!” pinta Mikaela menuntut jawaban pada Marcel. Pria itu menatap datar pada Mikaela sambil kembali memainkan ponselnya. “Apa sih yang kamu lihat disitu? Marcel? Kau ini kenapa, sih?” kesal Mikaela berusaha menarik Handphone Marcel. Tiba-tiba pria itu berdiri dan menarik handphonenya dari wanita itu. Pria iyu kemudian pergi tapi Mikaela menahannya. “Mau kemana?” tanya Mikaela sambil menahan tangan suaminya. “Ada urusan pekerjaan. Akhir-akhir in
Baca selengkapnya
Perayaan Ulang Tahun
               Sesudah merayakan bersama Willy, Mikaela pulang menuju rumah ayahnya tentu saja karena mendapat telpon untuk datang ke sana. Biasanya Marcel akan memerhatikannya dengan menjemputnya sepulang kerja, tapi seminggu terakhir ini Marcel tampak tidak memedulikannya sama sekali. Akhirnya, dia membawa mobilnya sendiri untuk bekerja. Sesampainya di rumah keluarga Djuanda, Mikaela turun dari mobilnya. Dia terus berpikir akan sikap Marcel, tidak ada komunikasi sebelum tidur ataupun dongeng. Dia menghela napas saat teringat tidak ada Marcel saat ini. Harusnya pria itu lebih memerhatikannya, apalagi ini hari spesialnya. “KEJUTAN!!!” teriak banyak orang ketika Mikaela membuka pintu rumahnya. Ternyata, disitu ada ayah, kakaknya dan kakak iparnya, Selena serta beberapa sahabatnya. Mikaela langsung tersenyum dan berterima kasih kepada mereka semua. “Carol!! How are you?” tanya Mikaela pada salah satu
Baca selengkapnya
Menyentuh Milik Orang
Mikaela POV Setelah memberi kata sambutan, Marcel turun untuk menyambut para tamu dan meninggalkan aku sendirian. Ya, sendirian! Apa dia tidak berinisiatif mengenalkanku pada semua koleganya? Ah, sudahlah! Temannya juga laki-laki semua, mungkin dia takut ada yang seperti si Raymond sialan itu. ‘Aku akan sudut sana sajalah.’ pikirku sambil berjalan ke balkon di sudut sana. Ah, aku juga mau makan kue sambil menunggu Marcel siap meladeni tamunya. Jadi, aku mengambil piring kecil berisikan cake yang lezat dan sebuah garpu cantik yang kemungkinan bahannya dari perak. Sejujurnya, aku sangat suka cake apalagi buatan Willy. Aku pun menikamati kue sambil melihat kebawah. ‘Kapan Willy datang, ya?’ pikirku menunggu kedatangan Willy. Setidaknya kalau ada dia, aku bisa bercerita dan tidak bosan. “Kau sombong sekali ya, Mikaela.” sebuah suara berat dibelakangku sontak membuatku berbalik. Sialan, kenapa si Raymond itu kesini. “Kau bahkan tak membalas uluran
Baca selengkapnya
Warna dalam Kehidupan William
Podomoro City Apartement Willy POV             Aku terus kepikiran tentang apa yang baru saja menimpa Mikaela. Aku sama sekali tidak habis pikir dengan si bajingan bernama Raymond itu. Rasanya emosiku meluap saat mengingat bagaimana dia mencoba menyentuh Mikaela. “Ukhh!” aku merintih saat merasakan tubuhku gemetar karena mulai emosi. Pikiranku jadi panas dan harusnya aku tidak boleh banyak pikiran. Aku pun melangkahkan kakiku menuju meja kerjaku yang berisi obat-obatan yang biasa kuminum. “Harusnya aku tidak boleh terlalu lelah bahkan keluar malam-malam seperti ini. Tapi, kalau aku tidak ada, entah bagaimana keadaanmu Cassie.” gumamku setelah meminum obat-obatanku. Rasanya gemetar dan nyeri di kepalaku mulai mereda. Meski begitu, aku masih terus memikirkan soal apa yang terjadi sebenarnya dibalik pernikahan Marcel dan Mikaela. Entah kenapa aku sangat penasaran dan benar-be
Baca selengkapnya
Ingin Merebut
UNIVERSITAS ESA UNGGUL             Tak terasa waktu berlalu begitu saja, kejadian itu sudah berlalu sekitar seminggu dan semuanya berhasil ditutup rapi oleh keluarga Djuanda dan Buana. Mikaela kini sedang berada di ruangan Rektornya sambil memeriksa file-file yang berhubungan dengan kampus. Dia sudah berhari-hari tidak masuk dan tentu saja banyak pekerjaan menumpuk disini. “Hahhh!! Selesai juga… sebagian dulu lah.” Mikaela merenggangkan otot-otot tangannya sambil menyusun pekerjaannya yang sudah selesai.Lalu dia menandai yang belum selesai. Dia jadi sering lembur karena pekerjaannya yang menumpuk. Diapun melihat jam tangannya dan agak terkejut ternyta sudah jam 7 malam. “Oh my God! Ini rekor lembur terlamaku! Okay, aku pulang dan mastiin kalau Selena dah makam malam.” Mikaela langsung membereskan meja kerjanya dan mengambil tasnya untuk bergegas pulang. Dia keluar dan mengunci ruang dekan. Ternyata, saat
Baca selengkapnya
Kepolosan Mikaela
Mansion Keluarga Buana “Apa kabar semuanya? Kami pulang!” Ribka datang dengan perasaan senang memasuki mansionnya. Mereka sudah puas berlibur di Paris dengan sang suami. “Mama? Mari makan malam.” ajak Mikaela pada kedua mertuanya. Ribka dan Elmand saling melihat kini mansion ini penuh kehangatan karena merasa semuanya baik-baik saja. “Nenek! Kakek!” teriak Selena berlari kearah Ribka dan Elmand. Tentu saja, mereka langsung memeluk cucu mereka itu. “Kami sangat merindukanmu sayang. Oh iya, kami bawa oleh-oleh ya. Masing-masing sudah ada namanya.” Ribka menunjukkan banyak kotak yang adalah oleh-oleh untuk keluarganya. “Makasih ya, ma!” ucap Marcel berterima kasih mewakili semuanya. Setelahnya, mereka pun makan malam dengan tenang dan bercengkrama bersama.             Setelah makan malam bersama, seperti biasa Marcel dan Mikaela menidurkan putri mereka. Sebenarnya, Mikaela agak heran
Baca selengkapnya
Pernyataan Cinta Tersirat
Perusahaan Buana             Marcel kini baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan ingin langsung pulang. Lagian, tidak ada janjian dengan dokter kandungan Michelle hari ini. Sebenarnya, Marcel sangat ingin hidup tenang, tapi rasanya mungkin tidak bisa. Yang ada, dia hanya akan hidup dalam penyesalan yang tak berujung. Tiba-tiba handphonenya bordering menampilkan pesan dari Mikaela. ‘Aku pergi ke pantai Carita sama teman-temanku. Maaf ya sudah berbohong, tapi kamu kelihatan gak peduli sih. Jadi aku melakukan apapun yang aku mau. Oh iya, aku disini sampai tiga hari. Terserah kamu sih, mau kasih tahu Papa atau Mama. Yang penting, aku sudah melakukan sesuai yang kau minta.’             Entah kenapa, Marcel sangat kesal membaca pesan dari istrinya itu. Wanita itu seperti sengaja membuatnya kesal tapi seketika dia sadar kalau memang dialah akar dari sikap M
Baca selengkapnya
Lamaran Michael
          Waktu terus berlalu begitu saja, tapi hubungan yang baru dimulai itu seperti akan segera kandas. Baik Elmand dan Ribka menyadari bahwa hubungan pernikahan putra sulung mereka seperti tak punya harapan. Mikaela saat ini lebih suka lembur dan tidak mau makan bersama mereka. Sedangkan Marcel hanya diam saja dengan tindakan istrinya itu.             Tapi disisi lain, Michelle adalah satu-satunya orang yang senang dengan situasi ini. Ini tentu saja semakin menguntungkan dia. Karena hanya tinggal sebentar lagi, dia akan benar-benar menjadi istri sepenuhnya Marcel Buana. Terlihat dia sedang berjalan dengan gembira di kantor ini. Michael sama sekali tak mencurigainya, ah memang dia cukup pintar menyembunyikan segalanya. Tak lama, handphonenya berdenring dan menampilkan nama Michael. “Ya, ada apa Mike? Aku baru saja sampai.” jawab Michelle. “Cepatlah naik ke rooftop, ada yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status