All Chapters of My Girl is mine: Chapter 31 - Chapter 40
58 Chapters
Perbaiki Kancing Bajumu, Sebelum Aku Yang Memperbaikinya
 "Mandi," ucapku melihat Adnan yang sedang meregangkan kepalanya di bawah matahari pagi yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi."Kakak ini selalu--""Saya hitung sampai tiga, kalau kamu gak mau mandi, saya gendong dan memandikanmu. Satu, du--"Brak!Aku terkekeh begitu Adnan langsung berlari masuk ke dalam kamar dan menutup pintu belakang dengan kasar."Sekalian aja pintu kamar mandinya lepas, biar saya bisa melihatmu!" teriakku masuk ke dalam rumah."Aku akan mencekikmu, Pak Reyndad!" bentak Adnan dari dalam kamar dan lagi-lagi aku dibuat tertawa terbahak-bahak.Sementara aku menyiapkan sarapan pagi karena bibi tidak masuk karena sedang berhalangan sakit. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain memberinya waktu sampai tubuhnya benar-benar pulih.****Aku sudah sibuk di dapur sejak lima belas menit lalu, menyuruh bawahanku untuk membelikan bahan makanan seperti daging, susu, telur dan sayur.
Read more
Duri dan Benalu di Kehidupanku
 Adnan menggelengkan kepalanya ribut lalu memberontak agar tubuhnya menjauh dari tubuhku. Aku mengeratkan pelukanku pada pinggangnya seraya menatap wajahnya lekat membuat ia salah tingkah.Adnan menutup mulutnya dengan sebuah tangan dan tangan lainnya beralih pada perutnya. Seketika keluarlah suara yang membuat ia harus mengeluarkan sesuatu dari dalam perutnya tersebut.Aku melepaskan pelukanku dan kakinya melangkah menuju kamar mandi. Aku mengikutinya dari belakang lalu membantunya untuk mengeluarkan isi dalam perutnya dengan memijat tengkuknya lembut."Kamu masuk angin?" tanyaku menatap wajahnya yang memerah."Ah, mungkin saja," jawabnya sambil membersihkan bibirnya dengan air yang mengalir di wastafel. Adnan tidak mengeluarkan apa-apa dari dalam mulutnya, hanya saliva saja membuatku heran."Kita ke dokter saja," ajakku."Tidak, aku takut jarum suntik."&nbs
Read more
Hukuman Untukmu
 Aku melangkahkan kaki menuju ke arah Adnan dan Fero yang sedang berpelukan lalu menarik tangan Adnan dengan kasar hingga mereka terkejut, Adnan menatapku dengan wajahnya yang sembab, penuh air mata."Pulang!" Aku menarik tangannya, tapi langkahku terhenti karena ada seseorang yang menghentikan langkahnya dengan cara menarik tangan Adnan."Lepaskan!" bentakku."Lepaskan tangan itu." Aku menarik tubuhnya seraya menatap tajam ke arah Fero."Lepas, Fer," pintanya. Fero melepaskan genggamannya lalu aku kembali menarik tubuh Adnan secara kasar untuk masuk ke dalam mobil.***Sampai di rumah, aku berjalan mendahuluinya dan duduk di bibir ranjang menatap Adnan dengan brigas yang memilih berdiri di ambang pintu."Jadi, Fero itu pelarian?" tanyaku padanya."Bukan."Dirinya kembali terisak membuatku jengah menatap gadis ini. Aku menarik
Read more
Kakak Pake Pasta Gigiku?
 Tak berselang lama, mereka datang dan Cinta duduk tepat di sampingku. Sementara Adnan duduk di sebrang, sesekali aku melirik ke arahnya yang tengah fokus menatap layar televisi."Adnan, ayo tidur," ajakku dan berjalan menuju kamar mendahuluinya."Aku tidur dulu ya, Cin."Masih terdengar suaranya yang sedang berpamitan pada Cinta saat aku masuk ke dalam kamar dan membersihkan wajah ke kamar mandi.Aku melihat Adnan yang sudah berbaring di ranjang. Tapi, sebelum aku menyusulnya, terlebih dahulu aku mengeringkan wajah dengan handuk bersihkan dan duduk di punggung ranjang."Apa kamu tidak mau minta maaf?" tanyaku menatap punggungnya.Seketika ia berbaling badan dan menatap langit-langit kamar."Kemaren itu, aku gak sengaja ketemu sama Fero dalam keadaan menangis. Ya udah, aku lampiasin ke dia. Langian ini juga salah Kakak."Aku hanya diam mencerna kata-katanya."Ya, tapi Kakak gak sempat berpelukan," sindirku.
Read more
Kamu Habisin 10 juta?
 Sesampainya di depan Kafebay, Adnan dan Yayuk turun dari mobil. Mereka berjalan masuk menuju lantai 1 karena tempat itu sudah dikhususkan untuk mereka semua.Mereka melihat kedatangan Yayuk dan Adnan. Saling berpelukan dan saling bertegur sama. Adnan sangat merindukan teman sekelasnya terutama Yayuk, gadis itu sekarang sudah bekerja menjadi manager di salah satu perusahaan yang ia geluti."Hei, Adnan. Kamu itu istrinya Pak Reyndad yang punya perusahaan Adipratama Corp?" tanya gadis berambut pirang."Iya," jawab Adnan sambil tersenyum ramah."Wah, ternyata takdirmu manis juga, ya?""Adnan sangat beruntung bisa memiliki suami yang tampan, mapan dan dia itu dulu direbut oleh beberapa wanita.""Sangat beruntung sekali kamu.""Kapan aku bisa mendapatkan suami bergelar CEO atau Presdir atau direktur utama?"Adnan menanggapinya dengan tersenyum."Mana makanannya?" tanya Yayuk, ia menarik tangan Adnan
Read more
Sekitar 20,5 Miliar
 Pagi ini, Reyndad sudah sampai di kantornya. Alazka menunggu kedatangan sang CEO di dalam ruangan."Kkamja."Reyndad memegang dadanya saat ia melihat Alazka tengah duduk di sofa. Ia begitu terkejut."Ada apa?" tanya Reyndad."Pelelangannya dipercepat mulai hari ini, mereka sangat mengiginkan properti itu," ucap Alazka dengan wajah sedih. Mungkin ia takut jika Reyndad marah karena waktu itu adalah mereka yang tentukan. Bukan Reyndad."Ya sudah, lebih cepat lebih baik."Reyndad berjalan menuju meja kebesarannya sambil membuka jas lalu ia gantungkan di punggung kursinya."Apa kau tak marah?""Buat apa?" tanya Reyndad heran."Ah, baiklah. Saya akan menyiapkannya." Alazka keluar dari ruangan dengan wajah gembiranya. Sementara Reyndad menggelengkan kepala melihat rekan kerjanya itu.***Alazka menjemput Reyndad ketika para orang penting itu sudah sampai di kantor. Reyndad dan Alaz
Read more
Reyndad Mual
Selesai makan malam, Reyndad kembali menyuguhkan Adnan beberapa potong buah. Ia teringat akan satu hal."Sayang, hari ini ada pasar malam di desa RW sebelah. Pergi yuk," ajak Adnan."Kamu tahu dari mana?" tanya Reyndad tanpa mengalihkan atensinya ke layar televisi."Tadi aku beli sayur di gerobak Mang Ujang, ya dapat cerita dari Ibu-ibu," jawab Adnan. Reyndad sempat berpikir, tak ada salahnya jika mereka pergi ke acara tersebut, toh Adnan juga perlu refreshing dan menghirup udara segar juga."Boleh."Adnan bertepuk tangan saking gembiranya lalu mereka bersiap-siap menghadiri acara tersebut.Adnan menenteng tas mungil cantik di bahunya, ia sekarang mengenakan gamis hijau muda senada dengan hijabnya, tak lupa dengan rompi sampai pahanya.Sementara Reyndad mengenakan baju kaos putih dipadukan dengan jaket kulitnya. Ia seperti anak ABG umur 18 tahun sekarang."Yuk." Reyndad meng
Read more
Pasta Gigiku Habis!
 Pagi hari, Adnan memberikan satu selimut untuk Bi Ima yang sedang bekerja di dapur. Beliau mengucapkan terima kasih banyak dan menerima pemberian Adnan.Mereka mulai menyiapkan sarapan bersama, Reyndad yang melihat sang istri sedang berkutat di dapur, tersenyum manis melihat pemandangan tersebut. Selain manis, ia juga rajin.Selesai sarapan, Reyndad menjalankan mobilnya menuju kantor. Mereka menyapa Reyndad sambil menundukkan kepalanya.Alazka yang melihat Reyndad segera berlari mengerjarnya yang sudah menduduki meja kerja."Selamat pagi," sapa Alazka seraya masuk ke dalam ruangannya."Pagi," balas Reyndad sambil membuka berkas yang sudah tergeletak di meja kerjanya."Semua karyawan sangat bahagia sekarang. Ternyata properti itu sangat laris dan terjual dengan harga mahal, ya," ucap Alazka mendudukkan tubuhnya di sofa."Itu juga berkat Anda, Tuan Alazka," kata Reyndad. Alazka yang mendengarnya terkekeh pelan, bisa-bisany
Read more
Adnan Hamil
 PoV Reyndad1 bulan kemudian, terjadi kesalahan mengenai pembagian gaji karyawanku. Alazka menjelaskan secara detail saat kami menaiki lift dari lantai 11 menuju lantai 2 di mana bagian keuangan berada di sana."Angel sudah 2 hari ini tidak masuk kantor."Aku menatap ke arah Alazka dengan tajam. Tapi, aku juga tidak boleh berpikiran negatif tentangnya.Karena dialah saham-sahamku melonjak naik 89 persen.Sampainya di lantai 2, kami langsung memasuki pintu ruangan yang tertulis 'Badan Keuangan'."Bagaimana bisa ini terjadi?" tanyaku pada staff keuangan."Ti-tidak tahu, Pak. Minggu lalu, Angel yang memegang komputer dan beberapa sahamnya." Altar berucap sambil menundukkan kepala."Kalian cek semua CCTV-nya!" perintahku berjalan keluar ruangan. Aku dan Alazka berjalan menuju lantai 5 di mana saham-sahamku disimpan oleh Alazka.***Aku menekan sandi lalu melihat sebagian uang disimpan sudah raib. Entah s
Read more
Tetaplah Seperti Ini
 "Ada pencuri yang mau membobol jendela di ruang televisi," jawabku seraya membuka lemari dan menyimpan benda tersebut di laci."Kakak, sejak kapan Kakak simpan pistol itu?""Hanya sekedar berjaga-jaga saja."Aku mengambil ponsel di nakas untuk menelfon Jong Ru.Dia tidak mengangkat panggilanku, aku memilih untuk mengirim pesan padanya bahwa ada dua orang pencuri di rumahku.[10 menit yang lalu, aku melihat dua orang pencuri yang mau membobol jendela di ruang televisi, tapi aku sudah menuntaskan mereka dan sekarang tengah sekarat di samping halaman.]Send.Aku meletakkan ponsel di nakas dan kembali berbaring di ranjang."Biar itu menjadi urusan Jong Ru, sepupu laki-laki jauh," ucapku. Aku menarik Adnan agar segera berbaring dan melupakan kejadian ini.***Pagi hari, Bi Ima sangat terkejut dan berteriak histeris ketika ia melihat dua orang yang sudah sekarat di sana."Biarkan
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status