All Chapters of My Girl is mine: Chapter 21 - Chapter 30
58 Chapters
Ini Kamar Kita
 "Ayo."Adnan dan Cinta melepaskan pelukan mereka. Adnan menatap Reyndad berdiri di ambang pintu dapur, ia menghapus air mata yang membasahi pipinya dengan kasar lalu menganggukkan kepala. Silvia dan Cinta melepas kepergian mereka sampai ke gerbang rumah.***Di perjalanan, Adnan hanya diam tanpa sepatah kata, sementara Reyndad juga diam harus memulai pembicaraan mereka dari mana."Apa rumahnya jauh?"Reyndad menatap Adnan sekilas sambil tersenyum tipis."Tidak. Cuman 65 menit sampai. Tapi, kalau ke kantor butuh waktu 20 menit aja," jawab Reyndad.Adnan kembali diam dan memfokuskan pandangannya ke depan.***1 jam kemudian, mobil BMW hitam itu berhenti tepat di depan gerbang yang menjulang tinggi. Di sana ada sebuah istana berwarna putih berlantai 3.Reyndad turun dari mobil untuk membuka gerbang dan kembali masuk ke dalam mobil. Mobil tersebut bergerak tepat di depan rumah."Ayo."Reyndad
Read more
Termasuk Saya?
 "Sudah selesai," seru Reyndad, Adnan menatap makanan tersebut dengan tatapan aneh karena ia belum pernah memakan makanan khas negeri ginseng tersebut.Reyndad menyuapi Adnan, tapi respon Adnan hanya diam tak membuka mulutnya."Bisa dimakan kok, sayang," ucap Reyndad lalu Adnan menerima suapannya."Hem, enak banget."Adnan mengambil piring yang berisi kimchi buatan Reyndad. Tapi, Reyndad malah menariknya ke tengah-tengah mereka."Saya juga mau makan.""Kakak buat lagi aja.""Gak bisa dong.""Gak bi--"Cup.Ucapan Adnan terhenti ketika Reyndad mencium pipi sebelah kanan."Kenapa? Mau lagi?""Makan berdua aja."Reyndad tersenyum gemas melihat Adnan berubah karena ia mencium pipinya. Reyndad menyuapi dirinya dan juga Adnan yang hanya diam dan menerima perlakuan Reyndad padanya.Setelah selesai, seorang wanita paruh baya mengetuk pintu rumah mereka, Adnan d
Read more
Itu 'kan Kemejaku?
 Pukul 20.00 WIB, aku masuk ke dalam kamar mendapati Adnan yang sudah berbaring di ranjang membelakangiku. Aku meletakkan jas kantor di kepala kursi, membuka dasi dan kancing kemeja lalu membersihkan diri menggunakan air panas.Selesai mandi, aku menatap wajah baby facenya saat tertidur serta bibir plum yang belum pernah kusentuh hingga saat ini.Saat aku menarik selimut, tiba-tiba tubuhnya berbalik menghadapku seraya meletakkan lengan kiriku sebagai bantalan untuk kepalanya. Aku tersenyum melihat tingkahnya yang seenak jidat, tapi aku menyukainya."Selamat tidur gadis kelinci," gumamku seraya menyatukan keningku pada keningnya dan menghirup aroma dari tubuhnya.'Apa dia memakai skincare? Harum sekali wajahnya,' monologku sambil merapatkan tubuhnya pada tubuhku dan aku menyusul gadis ini ke alam mimpi setelah membaca ayat sebelum menutup mata.****Pagi hari, aku merasakan lenganku sanga
Read more
Kenapa Masih Gemetaran Gitu?
Pukul 21.00 WIB, Park Jong Ru membuka pintu kamar melihat keadaan Reyndad yang masih berbaring di ranjang single dengan kedua matanya yang sudah terbuka."Pulanglah, istrimu sudah menunggu kedatanganmu," ucap Park Jong Ru.Reyndad menoleh ke arah Park Jong Ru membuat air matanya jatuh tanpa permisi."Aku takut bertemu dengannya. Pasti dia marah dan kecewa menatap keadaanku yang seperti ini," ujar Reyndad."Kalau kamu gak pulang, istrimu tambah kesal dibuatnya."Akhirnya Reyndad mengalah dan pulang ke rumah. Di perjalanan pulang, ia mengendari mobil dengan lambat dengan air mata yang terus menetes.Ia membuka kunci pintu rumah dan masuk tak lupa ia menguncinya kembali.Baru tadi pagi ia bermesraan dengan istrinya dan kini datang sebuah gelombang di mana membuat ia sangat marah.Ceklek.Reyndad menatap seorang gadis yang tengah menunggu kehadirannya di atas ranjang dengan memainkan ponse
Read more
Kamu Udah Gemukan
 1 jam kemudian, Adnan meletakkan kepala Reyndad dengan hati-hati karena sekarang sudah menunjukkan pukul 10 pagi, sementara dirinya belum mandi dan rambutnya masih diikat tanpa di sisir terlebih dahulu. Setelah selesai, ia menatap wajah damai Reyndad yang terkena sinar matahari pagi, ia menutup tirai jendela dari kepala sampai dada dan membiarkan selebihnya terkena sinar matahari tersebut.Adnan menggenggam tangan kekar Reyndad yang berkeringat, ia mengambil tissue di meja rias lalu mengelap pelipis, wajah, leher, dan punggung tangan Reyndad yang basah akibat keringat Reyndad keluar. Itu artinya pria tersebut akan lekas sembuh dari demamnya.Adnan keluar dari kamar untuk mengambil vakum penyedot debu untuk membersihkan kamarnya. Adnan menyuruh Bi Ima agar ia membersihkan lantai atas karena jika Bi Ima mengerjakan semuanya, ia tidak bisa bergerak walau di rumah.Reyndad juga tidak bisa menolak permintaan Adnan, toh
Read more
Goes to South Korea
 PoV ReyndadAku menjemput Adnan tepat pada pukul 16.00 WIB. Tapi, sebelum itu aku mencicipi kue buatan Ibu Adnan. Aku memberi masukan agar kue buatannya dijual secara online agar ada pelanggan dan dia mendapatkan keuntungan yang besar.Mereka setuju dengan ucapanku dan aku membawa Adnan pulang ke rumah. Sampai di rumah, Adnan juga sangat ingin membuat dessert coklat atau dessert lainnya. Aku tak melarangnya dan membiarkannya untuk berinovasi sendiri. Adnan duduk di ranjang sambil menatap layap pipih tersebut sementara aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Setelah selesai, Adnan menggunakan kamar mandi tersebut.Kami melaksanakan rutinitas salat magrib dan isya' lalu keluar dari kamar berpapasan dengan Bi Ima berpamitan pulang."Wah, Bi Ima masak banyak hari ini," ucapku memandang beberapa masakan Bi Ima yang tergeletak manis di atas meja makan.
Read more
Jangan Aneh-aneh
 Di perjalanan, Adnan mulai meregangkan genggaman tangannya di tanganku, ia mulai merasakan rileks saat melihat awan di atas. Matanya membesar dan tangan mungil itu menyentuh kaca pesawat."Boleh difoto gak?"Aku menganggukkan kepala lalu mengeluarkan camera khusus dan Adnan membidiknya. Adnan juga mengarahkan kamera tersebut pada kami untuk melakukan pose yang lucu, kesal dan tersenyum bahagia."Berarti Kakak sering dong bolak-balik Indonesia ke Korea?" "Iya, tapi itu dulu. Sekitar 3 tahun yang lalu."Aku mulai memesan makanan dan minuman agar Adnan tidak merasa kelaparan dan sekaligus menikmati pemandangan di atas awan."Saya pesan nasi goreng, dessertnya lava cake chocolate, minumannya susu coklat." Pramugari tersebut berjalan meninggalkanku untuk membuatkan pesanan, aku memanggil pramugari dari Indonesia agar Adnan paham dengan apa yang kuminta.****10 jam berlalu, kami
Read more
Masih Pusing?
 Makan malam, kami hanya berbincang ringan diselingi dengan lelocun Papa pada Adnan. Aku tersenyum melihat kedekatan Papa dan Adnan--menantu cantiknya itu.Setelah selesai makan malam, aku mengajak Adnan untuk berkeliling kota Seoul memakai pakaian tebal, tak lupa dengan hijabnya.Kami berjalan kaki berdua menuju Namsan Seoul Tower karena Adnan ingin berfoto ria. Aku dan Adnan menaiki tower tersebut, tidak terlihat lelah di raut wajahnya. Sampainya di atas Tower Namsan, ia langsung membidik kota Seoul yang dipenuhi dengan bintang dan lampu jalan kota yang sangat indah.Lalu aku mengajaknya untuk memakan khas Korea yaitu bulgogi. Setelah pesanan sampai di atas meja restoran, aku memotong kecil daging sapi yang sudah dipanggang dan diberi bumbu lalu menyelimuti daging sapi tersebut dengan selada."Makan pake daun?" tanya Adnan."Konon, katanya kalau makan pake selada itu lebi
Read more
Kamu Masih Bujangan
 Aku merengkuh tubuhnya ke dalam pelukanku seraya melihat ke arah ponselnya yang sedang menayangkan video masak-nasak membuat dessert."Kamu mau buat itu?" tanyaku."Rencananya. Tapi, belum ada waktu," jawabnya."Ya udah, bobok. Udah malam, besok saya mau kerja." Aku membaringkan tubuhnya di ranjang dan menyelimutinya bersamaan dengan diriku. Hari ini, salju masih turun, mungkin sekitar 2 Minggu ke depan.Aku menatap ke arah Adnan yang belum juga menutup matanya."Mikirin apa?" tanyaku membuat ia menoleh."Gak, andai aja aku bisa main salju di luar. Tapi, kondisi badan gak memungkinkan."Aku terkekeh pelan mendengar penuturannya. Aku mendekapkan tubuh mungilnye ke pelukan hangatku dan mengecup pelipisnya."Bisa kok, kalo suhu tubuhmu normal kamu bisa melakukannya," jawabku membuat Adnan tersenyum bahagia.Kami menutup mata mengabaikan salju yang masih enggan untuk be
Read more
Ayo Mandi
 Pagi ini, aku mengajarkan Adnan untuk bermain papan seluncur di taman. Tidak terlalu ekstrim, tapi menurutku ini cocok untuk seorang pemula seperti Adnan.Aku memperlihatkan berbagai gaya dalam muluncur di atas bukit bersalju dengan menggunakan papan seluncur."Bisa?" tanyaku.Adnan mengangukkan kepalanya dan berdiri dari duduknya di atas salju. Aku mempelajari caranya menggunakan tongkat sky dan gaya peluncuran nanti.Adnan hanya diam menatapku dan ia mulai dengan langsung meluncur, otomatis ia terjatuh tengkurap di atas salju. Aku tertawa dan berlari ke arahnya dan membantunya untuk berdiri."Hati-hati dong, sayang." Aku membersihkan pakaiannya dari butiran salju yang melekat lalu mengajarkannya menggunakan sepatu roda.Adnan memang tidak mahir dalam permainan ini, aku hanya bisa menuntunnya dan kadang aku juga melepaskan tanganku dari tangannya membuat ia merengek dan takut jatuh.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status