All Chapters of Love in Revenge: Chapter 11 - Chapter 20
23 Chapters
Bertemu Dengannya
 Vallery langsung bungkam mendengar ucapan Darren, kedua matanya kembali memandang wajah Darren yang fokus menatap ponselnya.  "Sangat tampan," ucap Vallery dalam hatinya.  "Katakan pada supir kau akan turun di mana," ucap Darren tanpa menoleh kepada Valley sedikitpun.  "Aku turun di sini saja," ucap Vallery.  Padahal ini masih jauh menuju ke rumahnya, Vallery tidak ingin terus bersama Darren karena dia merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya saat berdekatan dengan Darren.  "Jangan menatapku seperti itu, jika kau ingin turun ya turun saja," ucap Darren.  "Kenapa dia bisa tau kalau aku sedang menatapnya," ucap Vallery dalam hatinya.  "Jangan memakiku di dalam hatimu," ucap Darren.  "Cih ... kau terlalu percaya diri Mr. Darren,"  ucap Vallery.  "Benarkah?" tanya Darren dengan alis yang terangkat.  "Kau punya indra ke enam?" tanya Vallery  Plet
Read more
Khalfani Junior
Darren yang merasa sangat muak berhadapan dengan Merlin mulai melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi Aiden mencegahnya.  "Jangan cegah aku Opa, aku sangat muak berhadapan dengan wanita ular seperti dia," ucap Darren.  Neila yang tidak mengerti apa-apa, hanya menjadi pendengar perdebatan antara mereka.  "Kau adalah pewaris tunggal dan pemilik yang sebenarnya kekayaan ini, jadi bukan kau yang pergi dari sini, tapi orang yang tidak tau diri yang harus pergi," ucap Aiden dengan nada datar. Tangan Merlin mengepal kuat mendengar apa yang diucapkan oleh Aiden, raut wajahnya terlihat memerah karena menahan amarah.  "Seharusnya kau tunjukkan wajah itu kepada anakku jangan kepadaku, apa kau tidak malu sudah membuat kekacauan ini?" tanya Elma dengan tatapan seolah-olah ingin membunuh Merlin.  "Apa kesalahanku kepada kalian? Kenapa kalian sangat membenci aku?" tanya Merlin dengan suara dibuat memelas.  "Cih ...
Read more
Darren vs Vallery
  "Oma, Opa aku pergi dulu," ucap Niela, setelah berpamitan dia pergi mengikuti Darren.  "Hati-hati, Nak," ucap Elma.  "Apa ini akan berhasil?" tanya Aiden.  "Entahlah, aku tidak tau, kita coba saja lihat bagaimana perkembangannya," jawab Elma.  "Apakah saat aku muda sikapku sama seperti dia?" tanya Aiden.  "Kau memang menyebalkan, tapi tidak seperti dia, Khalfani junior itu sangat-sangat menyebalkan," Aiden tertawa mendengar jawaban Elma.  "Walaupun aku sangat menyebalkan, kau sangat mencintai aku sampai saat ini," ucap Aiden jahil.  "Haiish ... jangan membicarakan hal itu, kita sudah tua dan tidak pantas mengumbar cinta," ucap Elma.  "Kita memang harus terus mengumbar cinta agar di mansion ini penuh dengan cinta lagi seperti dulu, tidak seperti sekarang yang ada hanya ketegangan dan perseteruan, entah kapan ini akan berakhir," ucap Aiden.  "Semoga dengan kehadiran Niela
Read more
Duka Niela
  "Siapa dia?" tanya Darren lirih saat melihat seorang pria paruh baya masuk ke rumah Niela. Pria itu terlihat seperti menahan amarah.  "Apa peduliku," ucap Darren kembali fokus menatap layar ponselnya.  BRAAK  "DASAR WANITA MURAHAN, KE MANA SAJA KAU, HUH?" tanya pria itu nyalang.  Suaranya sampai terdengar keluar, Darren kembali menghentikan kegiatannya lalu menajamkan penglihatan dan pendengarannya.  "Aku baru pulang bekerja," terdengar samar-samar suara Niela yang ketakutan dari dalam.  "Kau pikir aku bodoh? Aku sudah mencarimu ke rumah sakit, temanmu mengatakan kau sudah pulang sejak sore, pergi ke mana dulu kau? Apa mencari pria seperti ibumu?" tanyanya lagi.  "Tidak Dad, aku hanya pergi ke ...."  "Anak kurang ajar, tidak tau diuntung," ucapnya lagi bersamaan dengan suara pekikan Niela.  Darren yang masih mendengarkan keributan di dalam, segera keluar dari mobilnya,
Read more
Keyakinan yang Goyah
  "Apa kalian sedang menyembunyikan sesuatu dari kami?" tanya Elma dengan pandangan yang memicing.  "Ti ... Tidak, Oma," jawab Niela gugup.  "Lalu kenapa kedua sudut bibirmu lebam?" tanya Elma.  "A ... Aku terbentur Oma, ya terbentur."  "Astaga ... Dasar bodoh, mana mungkin orang terbentur tepat di sudut bibir," ucap Darren lirih dengan gemas karena kebodohan Niela.  "Kau yakin jika itu karena terbentur?" tanya Elma.    "Oma, ini sudah waktunya minum obat, lebih baik kita pergi ke kamar, setelah itu Oma istirahat," ucap Niela mengalihkan pembicaraan.  "Ya, kali ini kau selamat, Oma tau kalau kau mengalihkan pembicaraan," ucap Elma, lalu Niela mendorong kursi roda Elma menuju kamar.  Darren juga memutar langkahnya menuju lift, untuk ke lantai tiga di mana kamarnya berada, tapi langkahnya dicegah oleh Aiden.  "Ada apa lagi Opa? Aku sangat lelah hari ini," ucap Da
Read more
Perlakuan Darren
 "Benar-benar wanita ular, ilmu apa yang dia gunakan hingga pria itu sangat mempercayainya, ingin sekali aku melmelenyapkannya sekarang juga. Tapi semuanya belum terbongkar," ucap Darren seraya melepas dasi dan jas yang ia gunakan.  Setelah itu Darren masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya, banyak kejadian yang ia alami hari ini.   Bertemu dengan Niela gadis lugu yang diam saja ketika dirinya dianiaya dan sekarang gadis itu tinggal seatap dengannya. Dirasa cukup segar, Darren segera menghentikan aktifitasnya di kamar mandi menuju walk in closet, setelah itu Darren duduk di tepi ranjang, tangannya terulur mengambil foto Liora yang terpajang di atas nakas.  "Lio, gadis lugu itu mirip denganmu, tapi sayangnya dia sangat lemah tidak sepertimu yang berani," ucap Darren seraya membelai foto Liora.  "Banyak janji yang belum sempat aku penuhi kepadamu, maafkan aku, Honey. Aku tidak akan menjadi pengecut lagi seperti dulu, aku aka
Read more
Menyeramkan Lebih dari Hantu
 BRAAK   Darren menutup pintu kamar Niela dengan sangat kencang, membuat Niela terkejut.  "Dasar pria menyebalkan, kau tidak tau jika banyak wanita yang ingin memiliki tubuh langsing seperti aku," pekik Niela tapi Darren tidak mungkin akan mendengarnya.  "Terima kasih, kau telah menyelamatkan aku," ucap Niela lalu mengunci pintu kamarnya karena takut Darren akan kembali dan benar-benar membuat Niela melayaninya.  Setelah itu, Niela menutup jendela dan tirai, Niela baru merasakan sakit di sekujur tubuh karena perbuatan ayahnya.  "Syukurlah, setidaknya aku tidak akan disiksa lagi oleh daddy," ucap Niela, lalu mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mulai terlelap.***    "Vallery," gumam Darren seraya menatap langit-langit kamarnya dengan kedua tangan yang menopang kepalanya.  "Cantik," gumam Darren lagi, "astaga ... kenapa aku terus membayangkan wajah dia," uca
Read more
Albert vs Vallery
  Darren melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota di pagi hari yang masih belum terlalu padat, pandangannya memicing saat melihat wanita di halte menggunakan pakaian formal, dan membawa sesuatu di tangannya.  "Tahan Darren, jangan berhenti di hadapan dia," ucap Darren.   Darren berhasil melewati wanita itu, tapi baru beberapa meter Darren memundurkan kembali mobilnya dan berhenti tepat di hadapan wanita itu.  "Ah sial ... kenapa kau tidak bisa diajak bekerja sama," umpat Darren. Lalu dia menurunkan kaca mobilnya.  "Haish ... sepagi ini kenapa aku harus bertemu denganmu," umpat Vallery.  "Diam bodoh, kau mau ke mana?" tanya Darren.    "Mencari pekerjaan," jawab Vallery.  "Masuklah!" perintah Darren.  "Tidak mau, kau pasti akan meledekku," ucap Vallery.  "Ya sudah jika kau tidak mau, sebenarnya aku bisa memberimu pekerjaan," ucap Darr
Read more
Tak Asing
  Mata Darren memicing saat melihat wanita yang ada di foto itu, wajah wanita yang ada di sana sangat familiar untuk Darren.  "Kau kenal dia?" tanya Aiden.  "Sebentar," jawab Darren dengan tetap mengamati foto itu dengan seksama.  "Haiish ... menebak siapa dia saja, kau sangat lambat, Darren," ucap Aiden gemas. "Bukan seperti itu Opa, aku tidak yakin jika dia wanita yang aku maksud," ucap Darren.  "Lalu menurutmu dia siapa?" tanya Aiden.  "Dia Grace, dokter yang menangani mom di rumah sakit," jawab Darren, lalu Darren kembali menatap foto itu, mungkin saja dia salah melihat.  "Astaga, ternyata kau sangat lambat berpikir Darren," ucap Aiden.  "Ada apa, Opa?" tanya Darren.  "Dia itu adik ibumu," jawab Aiden dengan gemas.  "What? Mommy memiliki adik?" tanya Darren.  "Ya, Opa baru mengetahui dua minggu yang lalu," jawab Aiden.  "Pantas saja
Read more
Bertentangan Dengan Hati
  "Kau sudah jatuh cinta, Mr. Khalfani!"  "Astaga!" Darren memekik karena terkejut merasa mendengar suara serupa bisikan. "Lio," ucap Darren lirih. "Liora sudah tidak ada, Darren," ucap Albert yang mendengar gumaman Darren.  "Dia masih ada di dalam hidupku," ucap Darren, Albert hanya menghela nafas panjang mendengar ucapan Darren yang belum bisa lepas dari Liora.  "Ada apa kau menghubungiku tadi?" tanya Albert.  "Grace itu adik kandung ibuku," jawab Darren.  "Sudah ku duga," ucap Albert.  "Cari tau tentang dia," ucap Darren.  "Sudah aku lakukan," ucap Albert.  "Sejak kapan?" tanya Darren.  "Sejak aku menduga hal itu," jawab Albert.  "Ternyata kau cepat tanggap, aku kira kau hanya memikirkan ...."  "Wanita!" sela Albert. Darren mengangkat bahunya.  "Wanita membuatku selalu cerdas," ucap Albert dengan menyeringai.
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status