Share

Khalfani Junior

Darren yang merasa sangat muak berhadapan dengan Merlin mulai melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi Aiden mencegahnya.

  "Jangan cegah aku Opa, aku sangat muak berhadapan dengan wanita ular seperti dia," ucap Darren.

  Neila yang tidak mengerti apa-apa, hanya menjadi pendengar perdebatan antara mereka.

  "Kau adalah pewaris tunggal dan pemilik yang sebenarnya kekayaan ini, jadi bukan kau yang pergi dari sini, tapi orang yang tidak tau diri yang harus pergi," ucap Aiden dengan nada datar.

 Tangan Merlin mengepal kuat mendengar apa yang diucapkan oleh Aiden, raut wajahnya terlihat memerah karena menahan amarah.

  "Seharusnya kau tunjukkan wajah itu kepada anakku jangan kepadaku, apa kau tidak malu sudah membuat kekacauan ini?" tanya Elma dengan tatapan seolah-olah ingin membunuh Merlin.

  "Apa kesalahanku kepada kalian? Kenapa kalian sangat membenci aku?" tanya Merlin dengan suara dibuat memelas.

  "Cih ... sangat menjijikan, wanita murahan," ucap Darren mendecih.

  "Darren!" pekik suara bariton seorang pria, semuanya menoleh ke arah pemilik suara itu.

  Merlin langsung berbalik dan memeluk suaminya yang baru saja tiba, Jordhan menatap nyalang kepada Darren yang sudah memaki Merlin.

  "Aku sudah katakan, bersikap baik kepada ibumu!" bentak Jordhan.

  "Dia bukan ibuku, dia hanya istrimu!" ucap Darren tajam.

  "Sudahlah, jangan memaki Darren lagi dia tidak bersalah aku sangat mengerti, Darren pasti tidak mau menerima aku sebagai ibu sambungnya karena dia sangat mencintai ibunya, aku cukup tau diri," ucapan Merlin membuat Jordhan semakin menatap nyalang kepada Darren.

  "Kau dengar apa yang diucapkan oleh wanita yang sudah kau maki?" tanya Jordhan.

  "Aku tidak butuh pembelaan darinya, aku tidak akan termakan tipu muslihat yang dia lakukan, aku tidak sebodoh yang kau kira," ucap Darren seraya melayangkan tatapan tajam kepada Merlin.

 "Bawa dia pergi dari sini, sebelum aku benar-benar muak dan menyeret kalian keluar dari sini," ucap Aiden datar kepada Jordhan.

  "Kalian terlalu memanjakan anak ini Mom, Dad, itulah yang membuat dia semakin liar," ucap Jordhan lalu membawa Merlin menuju kamar mereka.

  "Andaikan aku bisa berjalan, sudah aku pastikan dia tidak akan selamat dari tamparanku," ucap Elma.

  "Duduklah, Darren," ucap Aiden.

 Darren pun kembali duduk menuruti perintah kakeknya.

  "Niela, maafkan untuk kejadian tadi, kau pasti merasa tidak nyaman," ucap Elma.

  "Tidak apa Nyonya, seharusnya saya yang tau diri dan tidak berada di antara kalian," ucap Niela.

  "Jangan panggil aku Nyonya, panggil aku Oma dan panggil suamiku Opa, seperti pria es itu memanggil kami," ucap Elma.

  "Tapi Nyonya ...."

  "Kau sudah tau jika aku tidak suka dibantah," ucap Aiden.

  "Lebih baik kita makan sekarang, kalian pasti lapar," ucap Elma.

  Lalu Niela pun mendorong kursi roda Elma menuju ruang makan.

  "Apa yang oma dan Opa inginkan?" tanya Darren yang masih duduk berdua dengan Aiden.

  "Hanya memperkenalkan dia kepadamu," jawab Aiden.

  "Bohong," ucap Darren.

  "Kenapa harus berbohong, oma memang memerlukan perawat pribadi, dan Opa membayar dia untuk menjadi perawat oma, dia salah satu perawat terbaik yang ada di rumah sakit sana," ucap Aiden dengan santai, padahal di dalam otaknya sudah tersusun rencana yang sangat baik.

  "Aku pikir kalian ...."

  "Akan menjodohkan kau dengan dia?" tanya Aiden menyela.

  "Ya ... Seperti yang sudah-sudah," ucap Darren.

  "Aku sudah bosan menjodohkan bongkahan es sepertimu," ucap Aiden lalu beranjak dari tempatnya, "ayo makan, setelah itu kau jangan pergi lagi, tinggal lagi di sini."

  "Tidak, Opa!"

  "Darren!" ucap Aiden seraya melayangkan tatapan tajam kepada Darren.

  Darren hanya menghela nafasnya dengan panjang lalu kedua pria itu pun berjalan menuju ruang makan, di sana Aiden melihat Niela dengan telatennya menyiapkan makanan dan obat untuk Elma.

  "Kalian duduk," ucap Elma.

  Lalu keduanya duduk, dengan Darren tetap memasang wajah tanpa ekspresi.

  "Niela, bisa tolong ambilkan makanan juga untuk Darren?" tanya Elma.

  "Tentu ...."

  "Tidak perlu, aku bisa sendiri," ucap Darren menyela Niela.

  "Diamlah Darren, turuti saja perintah Oma," ucap Elma.

  Dengan tangan sedikit bergetar, Niela mengambilkan makanan untuk Darren. Elma dan Aiden saling pandang dan tersenyum tipis melihat pemandangan itu.

  "Bukankah mereka terlihat cocok?" tanya Elma berbisik seraya memberikan makanan kepada Aiden.

  "Ya, semoga saja gadis pilihamu bisa mencairkan gunung es itu," jawab Aiden, lalu pandangannya beralih kepada Niela yang diam mematung.

 "Apa kau tidak ingin makan juga?" tanya Aiden.

  "Maaf Tuan ... Maksudku Opa, aku ...."

  "Kami mengundangmu datang ke sini untuk mengajakmu makan bersama, dan membicarakan kontrak kerjamu, Niela," ucap Aiden menyela jawaban Niela.

 "Kontrak kerja, maksud anda?" tanya Niela.

  "Makanlah dulu, nanti akan aku jelaskan," jawab Aiden.

  Niela pun duduk dan mereka mulai menikmati makanan, Niela dan Elma sesekali bertukar cerita, jangan ditanya lagi bagaimana ekspresi Darren, selalu dingin dengan wajah datar.

  Selesai makan malam mereka duduk di sofa karena Aiden ingin membicarakan masalah yang serius kepada mereka.

  "Aku sudah meminta pihak rumah sakit agar kau yang menjadi perawat pribadi istriku, dan ini kontrak kerjamu, lakukan pekerjaanmu dengan baik," ucap Aiden seraya memberikan map yang dibawa oleh asistennya kepada Niela.

  "Tapi bagaimana kontrakku dengan pihak rumah sakit?" tanya Niela.

   

  "Kau bodoh atau bagaimana? Jika Opa mengatakan sudah membicarakan ini dengan pihak rumah sakit, itu artinya kau tidak memiliki urusan lagi di sana," jawab Darren gemas.

  "Darren, jaga ucapanmu," ucap Elma.

  "Apa yang harus ku jaga?" tanya Darren.

  Elma hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Darren yang tidak bisa bersikap ramah kepada wanita selain dirinya dan Kyra.

  "Diamlah, Darren!" ucap Aiden tajam, lalu beralih kepada Niela yang nampak serius membaca kontrak kerjanya.

  "Bagaimana kau setuju?" tanya Aiden.

  "Apa anda serius dengan bayaran ini?" tanya Niela yang sempat tercekat melihat nominal uang yang akan dia dapatkan setiap bulannya.

  "Kenapa? Apa lima ribu dolar setiap bulan tidak cukup? Aku bisa menambah lagi jika pekerjaanmu sangat memuaskan," ucap Aiden.

  "Tidak Tuan, ini lebih dari cukup, pihak rumah sakit tidak memberikan bayaran sebanyak ini kepadaku," jawab Niela.

  "Baiklah, kau bisa mulai bekerja besok, kemasi pakaianmu dan kau harus tinggal di sini," ucap Aiden.

  "Sekarang, Tuan?" tanya Niela.

  "Ya sekarang, Darren yang akan mengantarmu," jawab Aiden.

  "Tidak Opa, aku harus pulang," ucap Darren.

  "Kau tidak akan pergi ke mana-mana Darren, mulai sekarang Opa tidak ingin mendengar alasan apapun, jangan pedulikan wanita itu kau tetap pewaris tunggal Royal, serahkan tanggung jawab perusahaanmu kepada Albert, dan kau mulai ikut mengelola Royal," ucap Aiden tajam.

  "Ck ... aku tidak ingin bekerja sama dengan dia, Opa," ucap Darren.

  "Sampai kapan? Sampai Opa mati kau tidak akan mengelola Royal?" tanya Aiden.

  "Aku masih ingin mengelola perusahaanku Opa, tidak semudah itu memberikan kepercayaan kepada Albert sepenuhnya," ucap Darren.

  "Opa beri waktu enam bulan, lebih dari itu Opa tidak ingin mendengar alasan lagi, sekarang pergi antar Niela," ucap Aiden.

  "Biar dia diantar supir saja," ucap Darren.

  "Tidak Darren, Oma tidak akan mempercayakan Niela kepada orang lain. Bagi Oma, Niela sama sepertimu, kau juga tau kalau Oma sangat ingin memiliki anak dan cucu perempuan," ucap Elma.

  "Aku bisa pergi sendiri, Oma," ucap Niela, dia tidak ingin melihat Darren dan Elma berdebat karena dirinya.

  "Oma dengar, dia bisa pergi sendiri," ucap Darren.

  "Hari menjelang malam, sangat berbahaya jika wanita pergi sendirian, kau sangat tau bagaimana keadaan malam hari di kota ini," ucap  Elma.

  Dengan kesal Darren lalu beranjak dari tempatnya dan melirik sekilas kepada Niela yang masih diam.

  "Kau jadi pergi atau tidak? Aku tidak hanya mengurusimu," ucap Darren tajam.

 

  "Astaga ... pantas saja selama ini tidak ada wanita yang dekat denganmu, sikapmu sangat menyebalkan, Khalfani junior," ucap Elma dengan gemas.

*** Bersambung ***


Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status