Semua Bab TAWANAN CINTA CEO: Bab 91 - Bab 100
145 Bab
91
“Li, jika benaran mau tidur! Aku bukankan kamar hotel untukmu,” tawar Nelson Jong dengan hati cemas. Pandangan gelap dari Chris, langsung ke arah Nelson Jong. “Aku hanya bercanda! Ayo pulang ke perusahan,” balas Lily dengan senyuman manisnya. Kedua orang yang berdiri sejak tadi tanpa di persilahkan duduk. Mereka berdua menatapi Lily dengan tatapan menusuk dan terdapat hawa kebencian. Lily menaikkan sudut bibirnya sesaat. Ia punya rencana lebih jahat lagi untuk mempermalukan Lisa dan Merick Sangrei. "Saya tidak ingin menganggu, jadi saya pamit untuk pulang. Terimakasih atas makan malamnya," Lily berdiri dari tempat duduknya untuk pamit pulang ke perusahaan untuk mengambil mobil James Holland yang masih terparkir di sana. "Aku juga ada urusan," timpal Nelson Jong yang ikut pamitan untuk pergi. Kemudian menyusul langkah kaki Lily secara tergesah-gesah. Chris yang di tinggalkan sendirian, ia bukannya mempersilahkan kedua orang di hadapannya untuk duduk. Sebaliknya menulis tanda tang
Baca selengkapnya
92
Lisa yang tidak mengerti arah pembicaraan kedua orangtuanya, ia hanya memikirkan bagaimana cara agar bisa tidur dengan Chris untuk semalam dan berlanjut ke hari berikutnya. Sejak, kejadian di kapal sampai sekarang. Lisa masih belum puas, jika tidak mendapatkan Chris. Apalagi, mendapatkan Chris lebih tertarik pada Lily. Semakin menambah rasa iri dan dengki Lisa kepada Lily. “Lihat saja pembalasanku,” gumam Lisa yang sibuk dengan pikiran sendiri dan tidak menghiraukan apa yang di katakan oleh kedua orang tuanya. *** Pagi hari, Chris merasa kepalanya berat dan rasa di perutnya tidak nyaman sekali. "Apa yang terjadi padaku," gumam Chris yang berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Berulang kali Chris mencoba mengingat, tapi rasa mual di perutnya semakin menjadi-jadi "Apakah aku kena karma?" batin Chris yang bertanya-tanya dan berjalan dengan langkah kaki sempoyongan ke arah toilet dengan rasa sakit kepala yang hampir pecah. Hueeekkkkk Tetiba Chris muntah hebat di dalam toilet
Baca selengkapnya
93
Chris menatapi wanita di hadapanya dengan tatapan kesal. “DIAM KAU!” bentak Chris dengan suara nyaring yang memecah telinga. Lisa yang terkejut akan bentakkan Chris sampai tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali. Perasaan Chris yang campur aduk dan juga kesal melihat wanita dengan make up norak di hadapannya. Chris lebih memilih masuk ke dalam mobil, kemudian mengemudikan mobilnya menuju ke apertemen. Di dalam apertemen mewah, Chris yang tidak bisa mengontrol emosinya. Ia melampiaskan kekesalan di dalam hati dengan membanting semua yang ada di dalam apertemen. “Sial…. Sialan,” pekik Chris yang kembali mendadak mengila. *** Musim dingin di hari pertama. Lily melihat isi pesan dari James Holland dan membalas pesan video dengan perasaan bahagia. “Semua akan baik-baik saja dan aku kagen padamu,” ucap Lily yang menepuk wajahnya, kemudian menekan kata kirim. Memastikan pesan itu sudah terkirim kepada James Holland, Lily berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Selama
Baca selengkapnya
94
Nafas Lily semakin tersengal dengan siksaan dari Chris yang tidak kunjung berakhir. Chris masih belum bersedia melepaskan Lily, ia kembali memulai ronde berikutnya untuk mendapatkan kepuasan. Teriakkan kesakitan dari Lily, saat menerima barang panas itu kembali ke dalam tubuhnya. Semakin menyiksa, ukuran yang terasa lebih besar dari barusan. Sesak, penuh dan nyeri. Itulah yang di rasakan Lily pada area bawahnya yang di hentakkan oleh Chris secara kuat saat ini. Namun, rasa itu perlahan-lahan menghilang. Di gantikan ke nikmatan. Seperti orang yang berlomba mencapai finish. Lily dan Chris mengejar perlepasan bersamaan. Keandaan ranjang menjadi tidak berbentuk lagi akibat panasnya hubungan persetubuhan keduanya. Chris yang sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, memilih untuk pergi dengan meninggalkan Lily sendiri di dalam kamar seperti yang ia lakukannya selama ini. Untuk pertama kali, Lily terbangun dengan segar bugar. Karena Chris tidak melakukan kekerasan dalam hubungan intim
Baca selengkapnya
95
“Diam kau, lonte tua tidak laku!” pekik Nana dengan memperlihakan wajah seramnya. Seketaris Kirana tidak mau perduli dengan apa yang terjadi pada Nana, selain menaikan kacamatanya dan kembali mengerjakan tugas yang sudah bertumpuk. Setelah Nana memindahkan barangnya dan berjalan ke divisi dua. Ia sambut dengan tawa dan sindiran oleh para staff. Termasuk Jane yang terkekeh renyah. “Enak toh, jadi bawahan sekarang ha ha ha” tawa garing Jane mengisi ruangan devisi dua yang sebagai sambutan untuk mengejek Nana. Sebelum sebuah tamparan dari Nana melayang di wajah Jane. Jane sudah keburu menahan pergelangan Nana. “Jangan lupa, peraturan membully di perusahan ini! tapi, aku berbaik hati dan tidak melaporkan mu kepada CEO Chris” Jane terkikih renyah dengan cibirannya ke Nana. “Lihat saja pembalasan aku kedepannya,” geram Nana yang menghempaskan tangannya yang di tahan oleh Jane. Chris yang di dalam kantor, tidak bisa mengerjakan apa pun. Ia memilih keluar dari dalam kantor dengan memb
Baca selengkapnya
96
Belum selesai Chris menanggis, tetiba sebuah mulai terdengar dari saku celana Chris. “Siapa sih,” pekik Chris yang kesal bukan main dan ingin memaki-maki si penelpon yang di anggap tidak ada sopan santun sama sekali. Melihat nama yang tertera, Niat Chris untuk meluapkan kekesalan di dalam hatinya menjadi sirna. Ia segera menekan tombol hijau untuk menerima pangilan tersebut, “Keberadaan wanita yang anda cari sudah ketemu, Tolong cek pesan secepat mungkin!” Salah satu orang yang di tugaskan Chris mencari keberadaan Lily telah menemukan hasil dan mengirimkan foto Lily yang menatapi cake mahal di salah satu mall. “Lily,” Chris yang melihat pesan dari orang yang di tugaskan untuk mencari keberadaan Lily sampai tidak percaya denga napa yang ia lihat. Tidak ingin membuang waktu, Chris langsung terbang ke tempat tujuan tersebut. Hati Chris berbunga-bunga mekar. Penderitaannya berakhir, ia menemukan Lily sedang sibuk membaca novel dan memakan banyak cake di salah satu café elit. Tanpa pe
Baca selengkapnya
97
“Itu...” pandangan mata Lily ke arah berapa orang yang melewati mobil Chris. Senyuman Chris semakin lebar setelah tau maksud Lily. Ia langsung menekan tombol mobilnya dan kaca hitam pekat menutup semua pintu mobil. Sehingga apa yang mereka berdua lakukan di dalam sana tidak ada yang tahu. “Jangan mendesah keras, aku akan cepat menyelesaikannya. Kau hanya perlu menikmati,” bisik Chris di telinga Lily. Lily bagaikan kena sihir oleh kata Chris atau karena dirinya ingin memberikan kenikmatan terbaiknya kepada Chris. Sebagai berakhirnya kontrak mereka berdua. Lily berusaha mendorong pria tersebut untuk pergi dari atas tubuhnya, sedangkan Chris semakin dalam mendorong benda keras dan panas ke dalam area bawah Lily. “Hentikan,” tolak Lily yang tidak ingin Chris memasuki tubuhnya. “Lebih baik kau diam,” ucap Chris yang memposisikan benda itu dan dengan berapa kali hentakkan sampai ke dalam yang membelah tubuh Lily. Lily merasakan sakit yang luar biasa dengan perut yang terasa nyeri, sed
Baca selengkapnya
98
Selain pandangan mata Chris yang menatapi Lily dengan emosi setinggi seperti bom nuklir siap meletus. Pandangan Chris juga ke arah James Holland yang berapa kali melap bibir Lily dengan tisu. Hal ini, semakin menambah api kecemburuan Chris pada pria sialan yang tidak di ketahui namanya itu. Deg. “Cemburu... mungkinkah?” batin Chris terkejut dengan sendirinya. Nelson Jong yang dari tadi mengamati Chris sampai mata menyipit melihat sikap Chris yang benar-benar gusar dan bertingkah tidak wajar setiap kali melihat pria asing bersama Lily. “Chris, kau makan sendiri. Aku ada urusan!” Nelson Jong yang langsung berdiri dari kursinya. “Kau mau kemana?” tanya Chris gusar yang di tinggalkan sendirian. “Mau sapa Lily dan pria berambut putih itu,” balas Nelson Jong yang penasaran tinggi. Penasaran dengan sikap Chris dan penasaran pada pria yang selalu bersama Lily belakangan ini. “Ngpaian, huh.” tukas Chris sinis. Nelson Jong yang tidak perduli dengan celoteh Chris, ia berjalan ke arah Lil
Baca selengkapnya
99
Mobil Ferrari hitam berhenti dis gedung apertemen kumuh. Sebelum keluar dari dalam mobil, Lily memeluk tubuh James Holland dengan erat. “Sampai besok dan jaga kesehatan! Ingat, hidupkan pemanas ruangan. Sebentar lagi sudah musim dingin,” nasehat James Holland. “Iya dan aku tunggu kamu besok pagi,” balas Lily dengan kecupan di pipi James Holland. Wajah James Holland langsung memerah karena senang dan malu. Jemarinya menyentuh sebelah pipinya dan mengamati Lily berjalan masuk ke dalam lobi apertemen. *** Chris yang sudah selesai mengeluarkan semua penderita di perutnya. Ia berjalan keluar dari dalam toilet dengan tampang lesu. Nelson Jong menatapi Chris dengan tatapan jijik. Chris menulikan kedua telinganya, ia berjalan menghampiri Nelson Jong yang bersandar di depan wastafel. “Cuci tangannya, banyak kuman mematikan?” perintah Nelson Jong. “Tak perlu di ingatkan, aku memang mau mencuci tangan sampai bersih. Lagian kuman tidak akan membuat kau mati,” protes Chris yang tidak terim
Baca selengkapnya
100
Melihat sikap Lily yang ramah dan tidak banyak tanya. Kirana memutuskan untuk menceritakan apa yang terjadi dan kenapa Nana bisa di pindahkan ke jabatan yang rendah seperti sekarang ini. “Apa?” pekik Lily dengan suara nyaring. Lily tidak percaya, Chris akan segitu parah dalam menghukum para staff yang melanggar aturan atau bersikap sewenang-wenang di dalam perusahan SAG. “Jangan di bahas lagi, ayo kerja!” perintah Kirana yang tidak suka bergosip di saat jam kerja, “Iya, akan aku selesaikan pekerjaan ini secepatnya,” balas Lily dengan senyuman manis. Di dalam hati, Lily mengutuk Chris berlipat-lipat dengan menaikkan jabatan kerjanya. “Bukannkah ini sama saja membuat orang lain curiga dengan hubungan kita berdua,” batin Lily yang mengerutu akan keputusan bodoh Chris yang d anggap menyusahkan dan tidak bermutu. *** Di apertemen mewah, Chris yang mendengar kabar Lily sudah masuk kerja dari pihak resepsionis. “Benarkah?” Chris berusaha memastikan dirinya tidak salah dengar. “Anda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status