Lahat ng Kabanata ng My Cold Husband Is A CEO: Kabanata 31 - Kabanata 40
51 Kabanata
Part 30
Elgan kembali ke kamar setelah ia mengembalikan mangkuk sup ke dapur. Ia kembali ke kamar dengan membawa segelas ia di tangannya. Lagi-lagi Elgan menggerutu dalam hati saat menatap Cia yang kini melayangkan seutas senyum kepadanya. Bukanya Elgan tidak suka dengan senyum gadis itu, tidak! Ia malah sudah mengakui jika senyum Cia adalah senyum terindah yang pernah ia lihat selama hidupnya. Ck! Hanya saja, Elgan merasa takut, takut dirinya akan hanyut pada pesona gadis itu dan akan berujung penyesalan. No! Elgan tidak ingin itu, ia masih setia dengan kekasihnya."Kamu perhatian banget sih, Sayang. Aduuuh aku jadi tambah cinta deh." Cia menatap Elgan dengan genit.Cinta? Huh!, Elgan mendengus."Minum." Tukasnya. Cia menerima segelas air itu dengan semangat, ia bahkan langsung menghabiskan air itu dengan sekali teguk."Makasih, Sayang." Cia menyerahkan kembali gelas yang telah kosong tersebut kepada Elgan. "Udah kan? Masih mau ngadu la
Magbasa pa
Part 31
Cia terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menerpa wajahnya dari sela-sela gorden. Angin pagi bertiup sepoi-sepoi menimbulkan rasa sejuk yang lumayan membuatnya harus mengeratkan selimut. Cia menguap lebar menghilangkan kantuk yang masih menyerangnya. Tidak biasanya ia bangun sesiang ini. Cia mendudukkan dirinya dan meraih ponselnya yang berada di atas nakas lalu melihat jam yang ada di benda pipih itu.08:27, ini rekor terbaru Cia bangun tidur. Cia kembali meletakkan ponselnya lalu merapikan rambutnya yang terasa berantakan. Cia menerawang jauh lalu mengulum senyum cerah sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia tidak sanggup menahan tawanya. Bantu aku mencintaimu.Benarkah Elgan berkata begitu? Cia samar-samar mendengar ucapan pria itu kemarin malam, tapi, apakah itu nyata atau hanya imajinasinya saja? Seperti yang sering ia bayangkan akhir-akhir ini."Aku pasti akan membantumu, Sayang." Cia menatap foto Elgan yang ada di dind
Magbasa pa
Part 32
Elgan beserta para bodyguardnya berpencar untuk mencari infomasi yang bersangkutan dengan Amora. Kini pria itu telah berada di dalam mobil hitam yang dikemudi oleh salah satu anak buahnya. Elgan beserta rombongannya sampai sekitar dua jam yang lalu dan Elgan langsung membagi tugas kepada para bawahannya.Berdasarkan informasi yang diberitahu oleh Nadin, Elgan menyusuri kota Columbus untuk mencari Amora dan membawa wanita itu bersamanya."Tuan, dari informasi yang kita terima, nona Amora ada disekitar sini." Ujar pria bersetelan hitam yang kini mengemudi mobil."Hm, pelankan laju mobilnya, kita harus mengintainya dari sini." Tegas Elgan. Tatapannya yang tajam menyusuri jalanan kota Columbus. Tekatnya sangat besar agar bisa menemukan Amora. Kali ini Elgan sangat yakin jika dirinya pasti dengan mudah dapat menemukan wanita itu.Di daerah yang sama, Amora merasakan jantungnya mencelos saat melihat dua pria berpakaian hitam berdiri di hadapannya. Bagaimana bis
Magbasa pa
Part 33
Jakarta, Indonesia       Sudah hampir seminggu Elgan pergi tanpa kabar meninggalkan Cia. Keadaan wanita itu tidak bisa dibilang baik-baik saja saat ini, karena faktanya hati dan pikirannya sedang gelisah memikir keberadaan Elgan. Semenjak kemarin Cia sudah berulang kali mencoba menghubungi nomor Elgan. Namun, tidak ada satu pun panggilannya yang dijawab oleh suaminya itu. Pagi ini Cia kembali merasa kosong saat ia bangun dari tidur lelapnya, sama seperti beberapa hari yang lalu. Saat ia tertidur karena terlalu lama menunggu kepulangan Elgan dari kantor. Namun, apa yang ia dapatkan pagi harinya? Cia bahkan tidak menemukan siapa pun di apartemen, menandakan jika Elgan tidak pulang malam itu. Tidak! Bukannya malam itu, tapi malam-malam berikutnya Elgan juga tidak pulang ke apartemen mereka. Cia merasa kecewa karena Elgan tidak memberi kabar hingga saat ini. Jika pun memang suaminya itu sedang sibuk dengan pekerjaannya, seharusnya ia
Magbasa pa
Part 34
  Seorang pria berbalut jas hitam datang ke ruang inap Amora dan menerobos masuk, memberontak para bodyguard yang menjaga di depan pintu. Syam ikut masuk menyusul pria itu. Elgan mengurai pelukannya lalu menatap pria asing yang kini berdiri di ambang pintu. Ia menatap datar pria itu yang kini balik menatapnya dengan tajam."Ma-af, Tuan. Kami sudah mencegahnya tapi dia-," Elgan mengacungkan telapak tangannya menghentikan ucapan bodyguarnya, Syam. Syam menunduk takut lalu undur diri dari hadapan Elgan yang kini tampak menahan amarah. Siapa pria yang telah lancang mengusik privasinya?"Siapa kau?" Desis Elgan tajam menatap pria berambut pirang itu.Pria itu mendengus kesal."Tidak perlu tau siapa aku. Aku kesini hanya ingin mengambil milikku." Desisnya tak kalah tajam.Apa katanya? Miliknya? Ck! Yang benar saja.Pria itu mengalihkan tatapannya dari Elgan lalu menatap Amora dengan tajam. Ditatap seperti itu membuat Amor
Magbasa pa
Part 35
Setelah selesai memasukkan semua pakaian dan kebutuhan pribadinya ke dalam koper, Cia bergegas turun ke basement dengan menaiki lift. Tadi saat keluar dari kamar, Cia masih mendapati keberadaan Niko di tempatnya semula, bahkan pria itu tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya. Ternyata temannya itu tidak ingin membiarkannnya kesusahan seorang diri karena membawa koper yang isinya lumayan berat. Cia melirik Niko yang kini mengemudi di sampingnya. Semburat lelah tampak jelas di wajah pria itu jika ditelisik lebih dalam. Walaupun merasa kecewa, Cia tidak akan sanggup mendiami Niko yang sudah banyak membantunya. Sampai sekarang, Cia terus bertanya-tanya apakah Nadin sudah mengetahui dan mau menerima kabar tentang pernikahannya dengan Elgan. Melihat reaksi Nadin beberapa hari yang lalu saat di restoran, membuat Cia takut kalau Nadin akan membencinya dan beranggapan kalau ia telah merebut Elgan dari Amora."Maaf, tadi gue udah bicara kasar sama lo." Ujar Cia
Magbasa pa
Part 36
Helicopter yang membawa Elgan dan Amora telah mendarat di atas gedung perusahaan pria itu setelah tadi melakukan transit di bandara Soekarno-Hatta. Elgan keluar dari heli disusul oleh Amora yang berjalan di belakangnya. Dengan senyum cerah, Amora menatap punggung Elgan yang tampak kokoh di tempatnya. Membiarkan Elgan berjalan di depannya, Amora lantas menarik nafas dalam lalu menatap sekelilingnya. Dari bangunan tinggi itu, Amora dapat dengan jelas melihat putihnya awan dan luasnya kota Jakarta. Amora juga dapat melihat puncak-puncak bangunan yang tingginya tidak kalah dari bangunan yang ia berpijak kini.Amora mengangguk-angguk pelan, akhirnya apa yang ia inginkan dapat kembali terwujud. Akhirnya ia lepas dari jangkauan Harvey, walaupun sebelumnya ia sudah putus asa untuk bisa lari dari genggaman mafia kejam itu. "Mora, ayo turun." Suara Elgan menyadarkan Amora dari rasa leganya yang amat membuncah. Wanita itu lantas langsung berlari kecil untuk menyus
Magbasa pa
Part 37
Cia menangis terisak di dalam pelukan hangat Elgan. Pelukan yang sangat ia rindukan selama beberapa hari ini akhirnya dapat ia rasakan kembali. Dengan tangisan terisaknya, Cia membalas pelukan Elgan dan semakin menekankan kepalanya pada dada bidang suaminya itu.Di depan mereka, Amora menatap keduanya dengan tatapan yang sulit dipercaya. mulutnya menganga dengan tangan yang terkepal erat. Apa-apaan ini? Pikirnya.Amora merasa sakit saat melihat Elgan memeluk wanita lain di tubuhnya, rasa itu seakan menyadarkannya jika semuanya telah berubah. Elgannya pasti telah banyak menjalani kehidupan baru tanpa dirinya. Hal itu membuat Amora semakin merasa sadar jika keputusannya dulu bukanlah pilihan yang tepat. Seharusnya dulu ia memilih tetap tinggal dan terus bertahan bersama Elgan walaupun sesuatu telah menimpanya. Seharusnya dulu ia  bisa lebih mengesampingkan ego serta rasa malunya dan juga tidak mempercayai iming-iming yang dijanjikan Harvey."Hussstt..." Elgan me
Magbasa pa
Part 38
Kepercayaan! Bisa diibaratkan dengan sebuah guci yang utuh. Indah dipandang dengan harganya yang relatif mahal. Orang-orang mempercantik rumah mereka dengan meletakkan guci di tempat-tempat tertentu, agar guci tersebut berfungsi seperti seharusnya dan jauh dari jangkauan kehancuran. Apabila guci yang indah tadi terjatuh dari tempatnya, maka akan hancur menjadi kepingan-kepingan kramik yang buruk. Seperti itu lah ibarat kepercayaan Cia kepada Elgan. Kepercayaan yang selama ini ia jaga kini hancur saat seseorang merusaknya, hancur berkeping-keping hingga tidak bisa lagi dibentuk seperti semula. Kepercayaan itu tidak secantik sebelumnya.Cia merutuki nasibnya yang sangat menyedihkan. Disela-sela tangisnya, Cia menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit, seolah terhimpit oleh sesuatu yang berat. Cia menatap Elgan dengan nanar dan penuh kekecewaan. Bukan kali ini saja pria itu menyakitinya, tidak! Elgan bahkan sudah berulangkali menggoreskan luka di hatinya yang kerapkali pria itu ta
Magbasa pa
Part 39
    Di rumah besar berlantai dua yang berada di jalan Sentosa itu tengah terjadi ketegangan. Tepatnya di ruang tamu, empat orang bersahabat itu saling melemparkan tatapan tajam.Elgan berdiri di samping sofa dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku. Rahangnya masih saja mengeras melihat Amora yang kini berada dalam pelukan Nadin. Darah yang mengalir di pelipis wanita itu sudah hilang dibersihkan oleh Nadin."Nik, bawa dia pergi dari sini." Tanpa melihat Niko yang berdiri di dekat Nadin, Elgan berujar pelan sambil menatap Amora sinis.Sekarang Elgan mulai bertanya-tanya, mengapa dulu ia bisa mencintai perempuan seperti Amora? Huh! Memikir itu membuat Elgan merasa dirinya benar-benar bodoh. "Nggak! Aku gak mau pergi dari sini! Kamu udah janji nerima aku tinggal di rumah kamu! Aku gak mau pergi!" Sanggah Amora mendahului Niko yang baru saja hendak mengeluarkan suaranya."Persetan dengan janji itu. Aku gak nerima tamu yang sifatnya b
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status